Anda di halaman 1dari 15

Pelaksanaan fisioterapi pada

kasus asma bronkiale


M.Taufik arifin
Nensiana aplisia
Rahma wulan suci
Definisi
• Asma adalah suatu gangguan pada saluran bronkhial dengan ciri
bronkhospasme atau kontraksi pada saluran pernapasan, asma
merupakan penyakit kompleks yang dapa diakibatkan oleh faktor
biokimia, endokrin, infeksi, otonomik, dan psikologi. Gejala asma terdiri
dari dipsnea, batuk dan mengi. Gambaran klinis penderita asma yaitu
meliputi gambaran objektif: kondisi pasien seperti sesak napas parah
dengan ekspirasi memanjang disertai wheezing, dapat disertai batuk
dengan sputum kental dan sulit dikeluarkan, bernapas dengan
menggunakam otot-otot napas tambahan, sianosis; takikardi; gelisah dan
pulsus paradoksus, fase ekspirasi memanjang disertai wheezing.
Gambaran subjektif yaitu pasien mengeluhkan sukar bernapas, sesak dan
anoreksia. gambaran psikososial yaitu pasien merasakan cemas, mudah
tersinggung dan kurangnya pengetahuan pasien terhadap situasi
penyakitnya
• Nama : An. D
• Umur : 8 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Pelajar
• No. RM : 190667145
• Keluhan Utama :
• Pasien mengeluh sesak napas hampir setiap hari pada 1 minggu ini, selama
3 bulan terakhir.
 
• Riwayat Penyakit Sekarang :
• Tanggal 29 Agustus 2019 pasien dibawa oleh orang tua ke RS Respira
Yogyakarta dengan keluhan pasien batuk dan disertai sesak napas pada
pagi hari dan malam hari terutama saat suhu udara dingin, pasien juga
merasa sesak saat terkena paparan debu dan asap rokok, pasien sudah
menjalani pengobatan selama 3 bulan terakhir ini di RS Respira Yogyakarta
dan mulai di konsulkan untuk menjalani terapi fisioterapi di rawat jalan
sejak tanggal 16 september 2019.
• Faktor yang memperberat kondisi pasien:
• Pada saat ini pasien mengeluh sesak saat berjalan jauh dan menaiki anak
tangga, dan duduk ditepi bed.
• Faktor yang meringankan kondisi pasien:
• Pada saat istirahat sambil berbaring pasien merasa keluhan sesaknya hilang.
• Riwayat Penyakit Penyerta
• Sebelumnya pasien belum pernah mengalami penyakit serupa.

• Riwayat Keluarga dan Status Sosial


• Riwayat Keluarga : keluarga pasien ada yang memiliki penyakit
serupa dengan pasien yaitu kakek dari ayah pasien, dan pasien
merupakan anak pertama dari 2 bersaudara dan masih tinggal
bersama orang tuanya.
• Lingkungan tempat tinggal : tempat tinggal pasien berdasarkan
keterangan dari orang tua, memiliki sirkulasi udara yang kurang
baik karna berdempetan dengan rumah tetangga sehingga tidak
terlalu banyak sinar matahari yang masuk kedalam rumah dan
kurangnya ventilasi udara, dan lingkungan sekitar rumah pasien
banyak yang merokok termasuk ayah pasien.
HR : 92 x / menit TB :110 cm
RR: 34 x / menit BB:18 kg
BP: 110/60 mmHg IMT : 15,7 (Normal)
SpO2 : 98%
T : 36 oC

• Inspeksi / Observasi
• Statis : wajah pasien tampak pucat, tidak tampak clubbing finger, dan tak tampak sianosis, postur tubuh pasien
cenderung kifosis.
• Dinamis : Saat pasien mencoba untuk duduk ditepi bed pasien sedikit terengah-engah dan pola napas pasien
cenderung pernapasan dada dengan ritme yang cepat dan dangkal.

• Pemeriksaan auskultasi dengan stetoskop


• Terdengar suara wezzing pada paru lobus bawah segmen anterior sisi kiri

• Pemeriksaan perkusi
• Saat diketuk dengan jari terapis pada seluruh area lapang paru pasien terdengar suara redup.
 
• Palpasi
• Teraba spasme pada otot scalenei sisi dextra dan sinistra, otot upper trapezius, otot sternocleido mastoideus sisi
dextra dan sinistra, posisi trakea deviasi ke dextra, gerak sangkar thorax pasien cenderung asimetris pada dada
sisi sinistra lebih lambat saat inspirasi, peremitus terasa getaran minimal bagian paru kiri lobus atas segmen
belakang.
• Pemeriksaan gerak
• Pemeriksaan Gerak Dasar (Gerak aktif/pasif/isometrik fisiologis)

• Gerak aktif
• Pada pemeriksaan gerak aktif pasien mampu melakukan tanpa keterabatasan lingkup gerak sendi
maupun kekakuan pada cervical dan shoulder kedua sisi tubuh pasien.

• Gerak pasif
• Pada pemeriksaaan gerak pasif pada ekstremitas atas dan ektremitas bawah pasien dapat digerakan
oleh terapis secara full ROM tanpa keterbatasan gerak sendi maupun kekakuan pada cervical dan
sholder kedua sisi tubuh pasien

• Gerak isometrik
• Pada pemeriksaan gerak isometrik pada shoulder kiri dan kanan, pasien dapat mengerakan dengan
melawan tahanan sedang dari terapis.

• Muscle Test
• Tidak dilakukan pemeriksaan MMT pada pasien

• Neurological Test
• Tidak dilakukan pemeriksaan neurogical test
• Kemampuan Fungsional dan Lingkungan Aktivitas
• Kemampuan fungsional
• Pasien tidak mengalami kesulitan apapun pada saat
beraktivitas sehari-hari seperti bermain, bersekolah, dan lain
sebagainya.
• Lingkungan aktivitas
• Lingkungan aktivitas saat dirumah maupun dijalan sangat
mendukung proses penyembuhan pasien karena pasien
sangat dijaga dari berbagai jenis polusi udara seperti asap
rokok, asap kendaraan, debu, asap dari bakar sampah, dan
lain sebagainya.
• Pemeriksaan Spesifik
• Pemeriksaan derajat sesak nafas dengan Borg Scale
• Derajat sesak ringan dengan nilai 2
• Pemeriksaan fungsional dengan London Chest Activity Daily Living (LCADL)
Keterangan skor :
Deskripsi Kegiatan Nilai 1. Saya tidak melakukan kegiatan
Perawatan diri  
1. Memakai handuk setelah mandi 1
ini
2. Memakai pakaian (T-Shirt, jaket)   2. Saya tidak mengalami sesak
3. Memakai sepatu/kaos kaki 1
4. Mencuci rambut/keramas   nafas saat melakukan kegiatan
1
1
tersebut
3. Saya mengalami sesak nafas
Aktivitas di rumah  
1. Merapikan tempat tidur 0
ringan saat melakukan kegiatan
2. Mengganti sprei 0 tersebut
3. Membersihkan jendela 0
4. Menyapu 0 4. Saya mengalami sesak nafas
5. Menyiapkan makanan 0
6. Membersihkan debu 0 berat saat melakukan kegiatan
tersebut
Aktivitas fisik  
1. Menaiki tangga 2 Karena sesak nafas saya tidak
2. Membungkuk 1 melakukan kegiatan ini lagi dan
Aktivitas waktu luang  
1. Berjalan disekitar rumah 1
tidak ada yang bisa membantu
2. Pergi keluar rumah 1 5. Karena sesak nafas saya tidak
3. Berbicara 1
melakukan kegiatan ini lagi dan
Total 10
saya membutuhkan seseorang
untuk membantu saya
•Pemeriksaan ekspansi thoraks dengan midline

Lokasi Inspirasi Ekspirasi Selisih


Axilla 53 cm 52 cm 2 cm
ICS 4 52 cm 50 cm 2 cm
Proc. 50 cm 49 cm 1 cm
Xypoide
us
       

•Pemeriksaan LGS aktif dengan goniometer

Bidang Region Dekstra Sinistra


gerak
Sagital Cervical S: 45°- 0°- 40° S: 44°- 0°- 40°
Frontal Cervical F: 45°- 0°- 45° F: 45°- 0°- 45°
Rotasi Cervical R: 50°- 0°- 50° R: 50°- 0°- 43°
Sagital Should S: 50- 0°-145° S: 50°- 0°-145°
er
Frontal Should F: 142°- 0°- 10° F: 142°- 0°-10°
er
Transfers Should T: 30°- 0°- 135° T: 30°-0°- 135°
al er
Rotasi Should R:90°-0°-80° R: 90°-0°-82°
er
Pemeriksaan LGS pasif dengan goniometer

Bidang gerak Region Dekstra Sinistra


Sagital
Sagital Cervical
Cervical S: 45°-
S: 45°- 0°-
0°- 44°
44° S: 44°-
S: 44°- 0°-
0°- 43°
43°
Frontal
Frontal Cervical
Cervical F:
F: 45°- 0°- 45°
45°- 0°- 45° F:
F: 45°- 0°- 45°
45°- 0°- 45°
Rotasi Cervical R: 50°- 0°- 52° R: 50°- 0°- 50°
Rotasi
Sagital Cervical
Shoulder S:R:55-
50°- 0°- 52°
0°-148° R: 55°-
S: 50°- 0°-146°
0°- 50°
Sagital
Frontal Shoulder
Shoulder F: 144°- 0°- 10° S:
F: 55°-
144°-0°-146°
0°-10°
Frontal
Transfersal Shoulder F: 144°-0°-
T: 30°- 0°-135°
10° F: 144°- 0°-10°
T: 30°-0°- 135°
Rotasi
Transfersal Shoulder T:R:90°-0°-82°
30°- 0°- 135° T:R:30°-0°-
90°-0°-82°
135°
Rotasi Shoulder R:90°-0°-82° R: 90°-0°-82°
• Impairment
• Nyeri dada (b28011)
• Kedalam respirasi (b4402)
• Penumpukan mukus (b4501)
• Sesak nafas/tachypnoea (b4400)
• Spasme m. scalene, m. sterno cledomastoideus, m. upper trapezius (s7104) / (s43038).
• Functional limitation
• Berjalan dan bergerak (d450-469)
• Beraktivitas terbatas (d6), berjalan terbatas (d4500)
• Participation restriction
• Edukasi lingkungan dan latihan ( e5851)

• Tujuan Jangka Panjang


• Meningkatkan kemampuan fungsional sampai pasien mampu beraktivitas secara mandiri tanpa ada keluhan sesak napas.

• Tujuan Jangka Pendek


• Mengurangi sesak nafas
• Mengurangi spasme pada otot scalanei, upper trapezius, sternocleidomastoideus
• Mengurangi sputum pada lobus posterior segmen anterior paru kiri pasien

• Teknologi Intervensi Fisioterapi


• Deep breathing exercise
• Diafragmatic breathing exercise
• Stretching m. scalenii, m. sterno cleidomastoideus, m. upper trapezius
• Expansion thorax
• Postural drainage
• Edukasi
• RENCANA EVALUASI
• Pemeriksaan derajat sesak nafas dengan Borg Scale
• Pemeriksaan ekspansi thoraks dengan midline
• Pemeriksaan panjang otot dengan goneometer
• Pemeriksaan vital sign
•  
• PROGNOSIS
• Quo ad Vitam: bonam
• Quo ad Sanan : bonam
• Quo ad Fungsionam : bonam
• Quo ad Cosmeticam : bonam
•Pemeriksaan derajat sesak nafas dengan Borg Scale

T1 T2 T3

2 1 1

•Pemeriksaan ekspansi thoraks dengan midline pada terapi ketiga didapati hasil ;

Lokasi Inspirasi Ekspirasi Selisih


Axilla 54 cm 52 cm 3 cm
ICS 4 53 cm 50 cm 3 cm
Proc. 50 cm 48 cm 2 cm
Xypoideus

•Pemeriksaan panjang otot dengan midline


Otot Saat   Saat  
posisi posisi
netral diulur

  Kanan Kiri Kanan Kiri

Scalanei 11 cm 11 cm 15 cm 13 cm

Sternocleidomastoideus 13 cm 13 cm 14 cm 12 cm
•Pemeriksaan vital sign

Vital sign T1 T2 T3

Tekanan 110/60 110/70 100/70

darah mmHg mmHg mmHg

Heart rate 92x/menit 97x/menit 95x/menit

Respirator 34x/menit 32x/menit 28x/menit

y rate

SpO2 98% 99% 99%

HASIL TERAPI AKHIR


Seorang pasien bernama An D usia 8
tahun dengan diagnosis medis asma bronkial.
Setelah mendapat penanganan fisioterapi
sebanyak 3 kali dan di dapatkan hasil :
Penumpukan sputum berkurang
Spasme m. sternocleidomastoideus, m.
scelenei, m. upper trapezius pada kedua sisi
berkurang
Penurunan derajat sesak napas dari skala 3
(sedang) menjadi skala 2 (ringan).
 

Anda mungkin juga menyukai