Anda di halaman 1dari 20

Akibat Rupturnya

Malformasi Vaskular
Intrakranial (IVM)
Selama Asfiksia
Mekanik

Farhah Millata Hanifa G99181029


Fathia Sri Mulyani G991902020
Dhea Qiasita G99181019
Fauziah Nurul Laili G991902021
Membekap dan pencekikan manual tidak jarang
terjadi pada kekerasan dalam rumah tangga
terhadap perempuan. Kami melaporkan wanita
berusia separuh baya yang dibekap dan dicekik
secara manual oleh suaminya dan kemudian
meninggal karena perdarahan subarachnoid
akibat pecahnya pembuluh darah intrakranial,
dari asfiksia mekanis langsung. Dalam studi
kasus ini, kami menggaris bawahi pentingnya
ketelitian otopsi dalam kasus asfiksia mekanik
dan perdarahan intrakranial.. Angiografi
postmortem adalah penunjang yang berharga
untuk mendeteksi otopsi patologi vaskular.


ABSTR
3 Pendahuluan

▹ Kekerasan dalam rumah ▹ Kematian asfiksia langsung atau


tangga : sebuah pola perilaku tertunda dapat berkembang
dengan paksaan dan melalui mekanisme :
kekerasan sengaja pada (1) asfiksia akibat oklusi jalan
sebuah kontinum, biasanya napas
dilakukan oleh pasangan
intim. (2) iskemia otak disebabkan oleh
▹ Insiden pembekapan dan obstruksi arteri
pencekikan manual masing- (3) hipoksemia serebral akibat
masing dilaporkan 68% dan penyumbatan vena, atau
79% dalam kasus kekerasan
dalam rumah tangga. (4) disritmia jantung akibat
stimulasi
saraf vagal atau sinus
karotis.
4 Laporan
Kasus
Seorang wanita 50 tahun ditemukan tewas di
rumah sewaan di mana dia tinggal bersama
suaminya. Korban mengalami kekerasan dalam
rumah tangga di tangan suaminya menurut
kesaksian dari anggota keluarga dan teman-
temannya. Dua hari setelah penemuan mayat,
pemeriksaan forensik eksternal dilakukan. Kematian
dikaitkan dengan asfiksia mekanis konsisten
dengan pembekapan dan pencekikan manual. Sang
suami dicurigai telah membunuh istrinya. Namun,
pria itu membantah tindakan kriminal tersebut. Dia
berulang kali mengklaim bahwa korban masih
hidup setelah dibekap dan dicekik secara manual.
5 TEMUAN OTOPSI
▹ Tinggi badan 162 cm, dan
berat 54 kg
▹ Perdarahan petechial punctate
yang tersebar dalam
konjungtiva palpebra kanan
▹ Tanda kuku terlihat di
permukaan bibir dan di sekitar
mulut, terutama terlihat di sisi
kanan
6 TEMUAN OTOPSI
▹ Tanda bengkak dan ungu tua di
sisi kanan wajah, disertai oleh
memar violet seukuran ujung jari
di atas pipi kanan.
▹ Beberapa memar violet linier dan
seukuran ujung jari diamati di sisi
kanan submandibular dan daerah
leher anterior
▹ Tidak ada tambahan cedera pada
pemeriksaan eksternal
A. Diseksi lapis demi lapis yang terpisah mengungkapkan
perdarahan kecil dalam jaringan subkutan dan otot leher kanan
atas.
B. Adanya area pendarahan di daerah perilaryngeal di sisi kiri
perichondrium tiroid dan sisi kanan kapsul bedah posterior.
C. Tulang rawan laring dan tulang hyoid masih utuh, dan tidak ada
7 kerusakan yang terlihat di arteri karotis.
8 TEMUAN OTOPSI
▹ Pemeriksaan otak
mengungkapkan adanya tanda
perdarahan subaraknoid basilar.
▹ Hilangnya perlahan gumpalan
darah di dasar otak gagal
mengonfirmasi lokasi
perdarahan.
▹ Tidak ada tanda perdarahan
ekstradural atau subdural, dan
tidak ada bukti fraktur tengkorak.
9 TEMUAN OTOPSI
▹ Pemeriksaan mikroskopis
cahaya: beberapa dinding
pembuluh darah tidak memiliki
otot polos dan lamina elastis
▹ Tidak ada bukti deposit
hemosiderin, kecuali ada
perdarahan sebelumnya.
▹ Organ internal lainnya tidak
menunjukkan temuan yang lain.
▹ Analisis toksikologi postmortem
negatif untuk obat-obatan umum
dan racun.
10 DISKUSI
▹ Pendarahan petekie, salah satu tanda klasik
asfiksia (akibat dari adanya penimbunan karena
oklusi vena jugularis dan rupture kapiler di kulit.)
▹ Petechiae muncul pada 89% kasus pencekikan
manual dan juga terjadi pada kematian jantung
dan serebrovaskular
▹ Patolog forensik biasanya menekankan otopsi,
pendeteksian tanda-tanda asfiksia dan cedera
leher, yang berhubungan dengan intensitas dan
durasi tekanan serangan.
11 DISKUSI

Kekuatan 5 kg Ketika sirkulasi Minimal 10


diperlukan karotis gagal detik terus
untuk kompresi selama 4 menerus
lengkap arteri menit atau kompresi vena
karotis, sekitar lebih diperlukan
2 kg untuk vena kerusakan untuk
jugularis, dan 8 otak yang menghasilkan
hingga 12 kg ireversibel petekie.
untuk obstruksi dapat terjadi.
jalan napas.
12 DISKUSI

Fraktur tulang laring juga bisa


mengarah pada kekerasan leher yang
intens. Menurut Travis et al,10 gaya
statis rata-rata untuk patah kartilago
tiroid dan krikoid masing-masing
adalah 15,8 dan 20,8 kg.
13 DISKUSI

▹ Plattner et al9 mengusulkan


kategorisasi pencekikan dalam 3
derajat keparahan (Ringan,
sedang dan berat, mengancam
jiwa).
▹ Cedera jaringan lunak yang lebih
dalam dan struktur faring / laring,
tanda-tanda kongesti, dan gejala
hipoksia serebral dapat diamati
mengancam jiwa
14 DISKUSI

Dalam studi kasus ini, Pencekikan  area Kongesti wajah kanan


dibekap terbukti perdarahan di jaringan dan petechiae
dengan lecet kuku dan subkutan dan otot di konjungtiva palpebra
memar di permukaan kanan atas leher, sisi kiri adalah tanda klasik
bibir dan di sekitar perichondrium tiroid, dan kongesti vena dalam
mulut. sisi kanan kapsul bedah kasus asfiksia
posterior.

Tidak ada tanda-tanda Di dalam kasus,


perdarahan dalam pendarahan
chemoreceptor dan subarachnoid yang fatal
pressoreceptor  dari ruptur IVM
menyingkirkan terjadinya terdeteksi di dalam
cardiac reflex rongga tengkorak.
15 DISKUSI
Malformasi vaskular Sebagian besar
intrakranial : berupa malformasi
kelompok heterogen arteriovenous (43,8%)
kelainan pembuluh atau malformasi
darah yang meliputi kavernosa (31,2%).11
malformasi IVM terdeteksi di 36
arteriovenous otak dari 1003 otopsi atau
dan dura, malformasi setara 359 per 10.000
kavernosa, malformasi populasi (3,59%)
vena, dan
telangiectasis kapiler.
16 DISKUSI
Faktor risiko Aktivitas fisik sedang
perdarahan IVM : sampai ekstrim
malformasi terkait dengan
arteriovenous peningkatan tekanan
serebral dengan darah dan 2,7x lipat
perdarahan peningkatan risiko
sebelumnya, lokasi perdarahan
dalam, dan terkait subaraknoid spontan,
aneurisma terutama dari
aneurisma dan IVMs
yang pecah
17 MEKANISME
Tahap awal asfiksia Stres biomekanik
Membekap dan korban kesulitan bernafas Gangguan drainase meningkat melebihi batas
mencekik : faktor risiko diikuti perubahan dan vena  peningkatan elastisitas pembuluh IVM
ruptur IVM yang ruptur kontraktilitas  dalam pernapasan  pembuluh pecah 
dan kematian peningkatan pernapasan dan detak jantung perdarahan fatal
detak jantung. subaraknoid.

2 4 6

1 3 5 7

Kekuatan pada mulut & Kompresi leher  Peningkatan


leher  memengaruhi menghambat vena tekanan arteri
pernapasan & detak keluar dari kepala
jantung  fluktuasi peningkatan tekanan
tekanan darah. vena.
18 DISKUSI
▹ Pemeriksaan histopatologis : pembuluh
basal di sekitar hematoma bervariasi
dalam kaliber dan ketebalan dinding,
dengan muscularis dan lamina elastic
yang tipis atau tidak teratur  sesuai
dengan diagnosis IVM.
▹ Angiografi postmortem : alat berharga
dalam kasus perdarahan intracranial
19

SIMPULAN
Kematian disebabkan oleh
perdarahan subarakhnoid
massif yang timbul akibat dari
IVM yang ruptur.
THANKS!
For the attention

Anda mungkin juga menyukai