Anda di halaman 1dari 21

Tentang Kebenaran Ilmu

Disusun oleh :
Septiana Dwi Lestari
12030119420067
Nurul Anggraeni 12030119420070
Pembahasan

01 Teori Kebenaran Filsafat

02 Tingkat Kebenaran

03
Pendekatan Mencari Kebenaran

04 Hakikat Fakta dan Kebenaran


A. Teori kebenaran perspektif
filsafat
Ada dua macam kenyataan (fakta)
Proses berfikir hanya mungkin terjadi
kenyataan yang disepakati dan
pada suatu fakta atau sesuatu yang
kenyataaan yang didasarkan atas
mempunyai fakta. Artinya proses
pengalaman kita sendiri. berfikir tidak bisa berjalan selain
fakta terindera
Ilmu juga memiliki dua pendekatan
terhadap kenyataan atau fakta Ilmu pengetahuan berawal pada
(reality) baik agreed reality maupun kekaguman manusia akan alam baik
penalaran rasional menemukan besar maupun kecil
kenyataan.
Kebenaran dibagi menjadi tiga.
Kenyataan setiap orang mempunyai Epistemologikal, ontological,
keinginan bersifat normal yakni kebenaran semantical
mengenai prediksi masa depan
1. Pengertian fakta dan
kebenaran
Fakta adalah apa yang membuat pernyataan
menjadi benar atau salah.

Menurut Plato dan Aristoteles , kebenaran


adalah pernyataan yang dianggap benar itu
bersifat koheren atau konsisten dengan
pertanyaan sebelumnya

Kebenaran bersifat relatif, artinya apa yang


dianggap seseorang benar, belum tentu orang
lain menganggap benar
2. Teori- teori kebenaran

Teori Teori
korespondensi Teori kebenaran
Teori kebenaran
Kesesuaian antara koherensi sintaksis
Kebenaran
berdasarkan arti
data dan Pernyataan yang
statement dengan ditegakan atas Pengetahuan memiliki nilai benar
fakta atau ralita keputusan- harus memiliki harus mengikuti
keputusan yang referensi yang aturan sintaksis
telah diketahui dan jelas baku
diakui
Teori- teori kebenaran

Teori Teori kebenaran


kebenaran spritual
Teori
logic Kepercayaan terhadap
pragmatis
Kekacauan tuhan sebagai sumber
bahasa saja dan Proposisi dinyatakan kebenaran mutlak
hal ini benar jika berlaku, harus diyakini
berfaedah dan bisa sepenuh hati
mengakibatkan
suatu dibuktikan
pemborosan kegunaanya, hasil,
akibatnya
3. Sifat kebenaran
Menurut Abbas Hamami Mintaredja, kebenaran dapat
digunakan sebagai suatu benda yang kongkret maupun abstrak

a) Kebenaran berkaitan dengan kualitas pengetahuan


1. Pengetahuan Biasa. Pengetahuan ini memiliki inti kebenaran
yang sifatnya subjektif, artinya amat terikat pada sybjek
yang menegenal
2. Pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah
menetapkan objek yang khas atau spesifik dengan
menerapkan meodologi khas pula.
3. Pengetahuan filsafat, yaitu pengetahuan yang
penedekatannya melalui metodologi filsafat yang sifatnya
mendasar, menyeluruh dengan model pemikiran analitis,
kritis, dan spekulatif
4. Kebenaran pengetahuan yang tekandung dalam
pengetahuan agama, memiliki sifat dogmati
b) Kebenaran dikaitkan dengan sifat atau krakteristik,
bagimana cara atau dengan alat apakah seseorang
membangun pengetahuannya. Implikasi dari dari
pengguna alat untuk memperoleh pengetahuan melalui
alat indra tertentu akan mengakibatkan karakteristik
kebenaran yang dikandung oleh pengetahuan akan
memiliki cara tertentu untuk membuktikannya

c) Kebenaran yang dikaitkan atas


ketergantungan terjadinya
pengetahuan artinya bagaimana
relasi atau hubungan antara subjek
dan objek.
Ada beberapa wujud kebenaran dan
berbeda tingkatan. Perbedaan ini
ditentukan oleh potensi subjek yang
menyadari atau menangkap kebenaran B. Tingkatan Kebenaran
itu.
1. Tingkat indra, Indra adalah gerbang
kesadaran manusia
2. Tingkat ilmiah, pengalaman –
pengalaman yang didasarkan disamping
melalui indera, diolah pula dengan rasio.
3. Tingkat filosofis, kedua tingkat di atas
telah dilalui sebagai tahap pendahuluan
4. Tingkat religius, kebenaran mutlak
yang bersumber dari Tuhan Yang Maha
Esa
C. Pendekatan mencari
kebenaran
1. Pendekatan non ilmiah 2.Pendekatan ilmiah
a) Akal sederhana dan prasangka. Akal Pendekatan ilmiah pada
sederhana dapat menghasilkan umumnya melalui suatu
kebenaran maupun meyesatkan penelitian yang
sedangakan prasangka pada berdasar pada suatu
umumnya diberi konotasi negatif teori tertentu
b) Penemuan kebetulan dan coba-coba.
Kebetulan dengan cara mencoba dan
salah yang dilakukan berkali-kali dan
menemukan materi dan cara yang
sering dilakukan
c) Otoritas dan kekuasaan. Pendapat
mereka sering diterima tanpa diuji
karena dipandang benar.
D. Hakikat fakta dan
kebenaran
Hakikat ialah realitas (real), artinya kenyataan yang
sebenarnya. Jadi hakikat adalah kenyataan yang
sebenarnya sesuatu, bukan keadaan yang berubah

Misal, kepercayaan seorang muslim pada Al-Quran.


Keyakinan itu didasarkan pada keyakinan bahwa Al-
Quran adalah sumber kebenaran. Keterangan tersebut
dijelaskan sendiri dalam beberapa ayat dalam QS an-
nisa (4): 105
Thomas Aquinas

Argumen logis untuk


membuktikan adanya Tuhan
1. Argumen alam ini selalu bergerak, gerak itu tidak mungkin
berasal dari alam itu sendiri.
2. Argumen kausalitas tidak ada sesuatu yang mempunyai
penyebab pada dirinya sendiri sebab itu berasal dari luar
dirinya sendiri.
3. Argumen kemungkinan, alam ini bersifat mungkin ada dan
tidak ada
4. Argumen tingkatan, alam ini ternyata bertingkat-tingkat
5. Argument teologis, ini adalah argumen tujuan
 Banyak fakta sebenernya dapat dibuktikan melalui AL-Quran ataupun lainnya.
 Fakta adalah kenyataan konkret yang dapat ditangkap panca indra dan dapat
dikeahui kebenarannya.
 Kebenaran adalah suatu sifat dari kepercayaan yang diturunkan dari kalimat
yang menyatakan kepercayaan tersebut (Bertrand Russel)
 Hakekat fakta dan kebenaran didasarkan pada keyakinan bahwa Al Quran
adalah sumber kebenaran.
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang
saling berhubungan dan menghadirkan sebuah pandangan sistematis
mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variable,
untuk menjelaskan fenomena alamiah.

 Secara umum, teori merupakan analisis hubungan antara


fakta yang satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan
1. Pemahaman
fakta-fakta. Tentang Teori
 Sedangkan secara lebih spesifik, didalam ilmu sosial terdapat
pula teori sosial.
 Teori sosial adalah sebuah system dari keterkaitan abstraksi
atau ide-ide yang meringkas dan mengorganisasikan
penegtahuan tentang dunia sosial.
 Teori merupakan bagaian dari ideology, tetapi ideology
bukan teori.
 Teori ilmu pengetahuan berarti model atau kerangka pikiran
yang menjelaskan fenomena alami atau fenomena sosial
tertentu.
 Istilah teoritis dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatau
yang diramalkan oleh teori, namun belum pernah
Elemen-elemen
teori
 Konsep, Konsep adalah sebuah ide yang di
ekspresikan dengan symbol atau kata, konsep di bagi
dua yaitu, symbol dan definisi.
 Scope, Konsep ini ada yang bersifat atau ada dalam
scope abstrak dan ada juga yang bersifat kongkret.
 Relationship. Teori merupakan sebuah relasi dari
konsep-konsep atau secara lebih jelasnya teori
merupakan bagaimana konsep-konsep berhubungan.
2. Kajian Tentang Hipotesis
a. Hubungan antara hipotesis dan
teori b. Kegunaan hipotesis

 Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban


sementara terhadap masalah yang masih
bersifat praduga karena masih harus
dibuktikan kebenarannya.  Hipotesis dapat diakatakan sebagai piranti,
 Hipotesis menjadi teruji kebenarannya kerja teori
disebut teori.  Hipotesis dapat di uji dan ditunjukan
 Hypo artinya dibawah, sedangkan thesis kemungkinan benar atau tidak benar atau di
berarti pendirian, pendapat yang falsifikasi
ditegakkan atau kepastian  Hipotesis adalah alat yang besar dayanya
 Hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah untuk memajukan pengetahuan karena
yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri.
ilmiah yang mengiuti kaidah-kaidah
berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan
terarah.
c. Hipotesis dalam penelitian

 hipotesis penting sebagai arah dan pedoman kerja dalam


penelitian, tetapi tidak semua peneliti mutlak harus
memiliki hipotesis.
 Dalam masalah atau tujuan penelitian tampak apakah
penelitian menggunakan hipotesis atau tidak.
 Fungsi penting hipotesis dalam penelitian
1. Untuk menguji teori
2. Mendorong munculnya teori
3. Menerangkan fenomena sosial
4. Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian
5. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang
akan dihasilkan
d. Karakteristik Hipotesis

1. Hipotesis diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk


menjelaskan masalah dan dinyatakan dalam proposisi -proposisi.
2. Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, dalam istilah yang benar
dan secara operasional
3. Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara
empiris dan memberikan gambaran mengenai fenomena yang
diteliti.
4. Hipotesis harus bebas nilai. Nilai-nilai yang dimiliki penelitian dan
preferensi subyektivitas tidak memiliki tempat di dalam pendekatan
ilmiah
5. Hipotesis harus dapat di uji, instrument harus ada yang dapat
menggambarkan ukuran yang valid dari variabel
6. Hipotesis harus spesifik, yang menunjukan kenyataan sebenarnya
7. Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau hubungan antar-
variabel.
e. Tahap pembentukan hipotesis secara umum

1. Penentuan masalah
2. Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer .
3. Pengumpulan fakta.
4. Formulasi hipotesa
5. Pengujian hipotesa, artinya mencocokan hipotesa
dengan yang dapat diobservasi (verifikasi)
6. Aplikasi atau penerapan, apabila hipotesa itu benar
dapat diadakan menjadi ramalan dan ramalan itu
harus terbukti cocok dengan fakta
f. Hubugan hipotesis dan
teori
 Hipotesis ini merupakan suatu jenis proposisi yang dirumuskan sebagai
jawaban tentative atas suatu malalah dan kemudian di uji secara
empiris
 Pernyataan hubungan antara variable, merupakan dugaan sementara
atas suatu masalah yang didasarkan atas hubungan yang telah
dijelaskan dalam kerangka teori
 teori yang tepat akan menghasilkan hipotesis yang tepat
 Hipotesis menghubungkan teori dengan realistis sehingga melalui
hipotesis dimungkinkan dilakukan pengujian atas teori dan bahan
membantu pelaksanaan pengumpulan data yang diperlukan untuk
menjawab permasalahan penelitian
 sumber hipotesis adalah teori sebagaimana disusun dalam kerangka
teoritis.
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai