Anda di halaman 1dari 52

AMUBIASIS

DRH.OCKY DWI S, M.Kes


Habitat Protozoa dlm Tbh Mns
• OTAK : P.falciparum, T.cruzi, T.gambiense
• Pembuluh limfe : T.gambiense
• Tulang sunsum : L.donovani
• Otot Jantung: T.Cruzi
• Limpa ( Lien ) : L,donovani, P.falciparum
• Usus besar : B.coli, E.histolitica
• Usus kecil : G.lambia
• Kulit dan Mucosa : L.doniovani, L.tropica
• Darah : T.gambiense, T.cruzi, P.falciparum,
P.malariae, P.vivax, P.ovale
• Liver: E.histolitica, P.falcviparum, L.donovani
• Paru : E.histolitica
• Mulut,Kulit,Mukosa: L.brasiliensis
• AMUBIASIS : ad/ px/ pd mns yg disbbkan ol/
infeksi Entamuba histolytica, dimanapun lokasi
invasi dan kelainannya. Kelainan dpt terjadi di
usus , atau diluar usus
• DISTRIBUSI AMUBA
• Salah st gx/ amubiasis usus : adanya darah dan
lendir pd tinja penderita, yang disebut sebagai
disentri amuba .
• Bentuk klinis amubiasis yang dikenal adalah :
• 1.Amubiasis intestinal
• 2.Amubiasis ekstra intestinal
• Tinja dpt berupa : cair, lembek, padat
• Pada amubiasis usus kronis : konstipasi
• Pada yang akut : disentri dg nyeri perut,
tenesmus
PERBEDAAN DISENTRI AMUBA DAN BASILER

• DISENTRI AMUBA :
• A.MAKROSKOPI :
• - Frekuensi defekasi 6-8 x sehari
• - Volume defekasi banyak , bau menyengat
• - Konsistensi tdk melekat pd wadah
• - Warna : merah tua, bersifat asam
• B.MIKROSKOPI :
• - Tampak E.histolytica
• - Leco jarang, Eri berkelompok tdk bercampur dg tinja
• - Terdapat kristal Charcot-Leyden
• - Tdk tampak atau tdk ada sel makrofag
• DESENTRI BASILER
• A.MAKROSKOPI :
• - defekasi > 10 x, Vol: sedikit, tdk berbau
• - Darah bercampur rata dg feses, sering hanya
terdiri dr lendir n darah
• - Lendir keruh, merah muda
• - Melekat pada wadah
• B.MIKROSKOPI :
• - Tidak tampak
• - Lekosit banyak/kelompok
• - Eritrosit bercampur rata dg feses
• - Tidak ditemukan kristal Charcot-Leyden
• - Banyak sel makrofag dg inti mengalami
degenerasi ( kariolisis )
• Masa inkubasi : 4 – 5 hari
• Amubiasis akut : Feses mengandung darah
dan lendir, harus dibedakan dg disentri basiler
• Akut : terjadi ulkus-ulkus
• Kronis : terdapat ulkus dan regenerasi jaringan
Amebiasis Intestinal (A. Usus, A. Kolon)

• Amebiasis Kolon Akut


• Gk/ : nyeri perut dan diare (cair, berlendir,
berdarah)
• Frekwensi diare 10x/hari
• Demam <<, anoreksia, BB turun,tinja berdarah
dan << leukosit.
• Amebiasis Kolon Menahun
• Gk/ usus ringan ( tidak enak perut, diare dg
obstipasi)  dapat diikuti oleh reaktifasi
gejala akut secara periodik ( radang usus besar
 kolitis ulserosa amebik), demam,
• Uji serologi  antigen (zat anti) E.histolytica
• Sensitifitas uji serologi zat anti mencapai 75%
• Deteksi antigen mencapai 90% 
mendiagnosa amebiasis menahun.
• Angka kematian mencapai 50%
Amubiasis Hati
• - Umumnya hanya satu abses hati
• -nyeri , terdapat pembesaran hati
• - demam, jaundice
• Komplikasi :
• - Abses pecah dan menyebar ke organ-organ
sekitarnya al:kulit, paru, diafragma, rongga
peritonium, lambung, usus
Diagnosa Laboratorium
• Amubiasis usus akut :
• - Pemeriksaan tinja ( tropozoit + )
• - Pemeriksaan darah ( lekositosis )
• Amubiasis hati:
• - biopsi untuk menemukan tropozoit
• - pemeriksaan tinja untuk menemukan kista
• - pemeriksaan darah ( lekositosis )
• - tes serologi
• - pemeriksaan radiologi
• Amubiasis Paru :
• - pemeriksaan sputum ( tropozoit )
• - tes serologi
• Pengobatan :
• Emetin, Tinidazol, Metronidazol
Gambar macam –macam amubiasis
Amubiasis hati
Amubiasis kulit
Amubiasis kulit
Pencegahan
• Perorangan :
• - memasak air minum dengan benar
• - cegah kontaminasi makanan atau minuman
oleh lalat , lipas atau tikus
• - kebersihan pribadi dan alat-alat mamin
• Masyarakat:
• -pembuangan tinja yang baik, jangan gunakan
tinja sbg pupuk
• - sumber air minum yang baik dan bebas
polusi tinja
• - pengobatan karier.

TERIMAKASIH SMG BERMANFAAT


PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PROTOZOA
OCKY DWI SUPROBOWATI
• PENGUMPULAN BAHAN ( SAMPEL ) TINJA
• Sampel harus dikumpulkan dalam wadah yang
bersih, bermulut lebar dan mempunyai tutup.
• Wadah tidak bocor n tdk merembes
• Untuk sampel tinja tidak boleh tercampur
urin, bebas minyak atau bahan kimia lain
seperti barium.
• Sampel harus diperiksa sesegera mungkin
sebaiknya dalam batas waktu kurang lebih 1 –
2 jam.
• Unt pemeriksaan sampel tinja yang tidak
dapat diperiksa dg segera dapat diberikan
bahan pengawet.
• Terdapat beberapa macam pengawet
diantaranya : Formalin 5 – 10 %, PVA.
• Bila menerima sampel tinja pd wkt
bersamaan , pilih unt didahulukan
pemeriksaaannya adalah : Tinja berdarah a/
berlendir, lembek, padat.
• Sampel tinja sebaiknya disimpan pada
lingkungan yg hangat krn dlm lingkunan dingin
gerak amuboidnya berkurang.
• Buat minimal 3 – 4 preparat untuk diperiksa
• Pada sampel yang diberi pengawet harus
dihomogenkan.
• Berbagai macam metode pemeriksaan yang
ada unt pengerjaannya harus dipilih metode
pemeriksaan sesuai dg tujuan pemeriksaan.
SKALA FESES BRISTOL
• Tipe 1:
• Gumpalan keras terpisah-pisah spt
kacangsusah dibuat preparat
• Tipe 2:
• Bentuk sosis namun menggumpal
• Tipe 3:
• Seperti sosis tapi terdapat retakan
dipermukaan
• Tipe 4:
• Seperti sosis , halus dan lembek/lembut
• Tipe 5:
• Gumpalan lembek dengan tepi yang jelas
• Tipe 6:
• Potongan halus/lembek dengan tepian yang
kasar/tidak merata , konsistensi feses lembek
• Tipe 7:
• Berair tidak ada bagian yang padat seluruhnya
cair.
• Catatan
Jenis 1 dan 2  sembelit
Jenis 3 dan 4  normal
Jenis 5,6,7  berhubungan dg
kecenderungan diare
Komposisi feses : 2/3 air dan bag lain berupa:
1. Sisa makanan yang tidak dapat dicerna
2. Pigmen dan garam empedu
3. Leukosit yang bermigrasi dari aliran darah
• 4.Epitel
• 5. Bakteri
• 6. Material anorganik  kalsium dan fosfat
• 7.Gas

• DIARE:
• 1.Cair
• 2. Diare sedikit-sedikit
INDIKASI PEMERIKSAAN
• Indikasi pem tinja secara umum :
• -gangguan traktus gastro intestinal ( sembelit,
berak darah dan lendir, ikterus, diare,
gastrointestinal krn kuman mis : Salmonella
dsb ) , penyebab yang bukan kuman ( ulkus
peptikum, karsinoma, invasi parasit, )
PROSES SAMPLING
• 1.Cara memperoleh dapat berupa :
• Sampel Sewaktu
• Sampel 24 jam
• 2.Cara memperoleh dapat dilakukan dengan:
• Spontan (pakai pencahar )
• Rectal Swab ( t.u pada bayi )
• 3.Persiapan Penderita
• - Terangkan cara penampungan dan apa yg
akan diperiksa
• - Penderita diminta untuk defekasi pada
penampung feses bermulut lebar
• -Hindarkan berkemih ditempat penampungan.
• -Hindarkan meletakkan kertas toilet pada
penampung karena akan berpengaruh
terhadap hasil
• 4. Pengambilan
• Unt mendapatkan sampel yang memenuhi
syarat , perlu diperhatikan hal-hal:
• - feses harus dikumpulkan pada tempat yang
kering, bersih, bebas urine  dipindahkan ke
penampung dengan spatel
• - Untuk mendapatkan hasil yang terbaik ,
sampel harus segera dikirim ke laboratorium
pemeriksa
• - Sampel terbaik adalah yang baru
• - Pengumpulan sampel harus dilakukan
sebelum terapi antibiotika dan diambil
sesegera mungkin saat sakit
• - Jumlah feses yang dipakai pemeriksaan
secukupnys saja
• - Tidak boleh menggunakan feses yang
ditampung di kloset atau terkontaminasi
barium
• Labelling
PEM. MAKROSKOPIS
• Meliputi:
• Warna, Bau, Konsistensi, Darah, Lendir
• A.Warna
• Normal : kuning muda
• Patologis :
• Kuning hijau : diare berat
• Hitam : perdarahan tractus gastrointestinal
atas
• Warna Dempul : penurunan pigmen empedu
yang masuk ke usus dan juga krn obstruksi
saluran empedu
• Warna merah : perdarahan traktus
gastrointestinalis bagian bawah
• Factor Perancu :
• 1. Kuning sampai kuning hijau pada bayi yang
minum susu  mengalami gangguan flora
usus atau mendapat antibiotik
• 2. Hijau : makan sayur
• 3. Hitam atau coklat tua : makan obat zat besi
, bismuth, makan cherry atau daging yang
berlebihan
• 4. Pucat : makanan sedikit daging tau
mengkonsumsi susu
• 5. Tanah liat: asupan lemek berlebih,
menggunakan barium sinar-X
• 6. Merah : obat , salisilat, sirup tetrasiklin,
buah-buahan
• B.Darah
• - Darah segar :
• kasus : Hemoroid, Ca Colon, Disentri amuba
• - Darah tidak segar :
• kasus : varises esofagus, ulkus peptikum,
karsinoma traktus gastrointestinal, radang
usus halus
• C.Lendir
• - kental pada permukaan feses konstipasi
spastik, kolitis.
• - Lendir dan darah pada permukaan feses 
neoplasma atau iritasi pada rektum
• - Lendir dg nanah dan darah  disentri
basiler, kolitis ulseratif, Ca Colon dengan
ulserasi, TBC usus.
• D.Konsistensi
• - Normal : ukuran feses dan konsistensi
menggambarkan keadaan lumen dan
mobilitas kolon.
• - Diare :
• dengan lendir dan darah : amebiasis, tifoid,
kolera, tifus abdominalis.
• - Keras:
• absorbsi cairan yang meningkat , defekasi
yang ditahan.
• E. Bau dan pH
• Bau dipengaruhi oleh pH feses
• Normal:
• pH feses netral sampai sedikit basa
• Tengik :
• Banyak terdapat lemak
PEM .MIKROSKOPIS
• Tujuan :
• Untuk menemukan protozoa, larva dan telur
cacing
• Menggunakan reagen lugol 1-2 %, eosin 1-2 %
• 1.Epitel
• berasal dari dinding usus sebelah distal
dapat ditemukan dalam kondisi normal.
• - Jumlah menjadi banyak  peradangan
dinding usus
• 2. Leukosit
• Normal : ditemukan beberapa sel leukosit
• - jumlah >> : kolitis ulseratif kronik, disentri
basiler kronik, abses, fistula pada rektum,
anus.
• - Jumlah >> dan berbentuk polinuklear:
shigellosis, salmonellosis, diare karena E.coli
• - Diare tanpa kenaikan leukosit  kolera, diare
krn keracunan makanan, virus, parasit Giardia
lambia, toksigenik
• 3.Eritrosit
• Normal : tidak dijumpai
• Positif eritrosit : terdapat lesi pada kolon,
rectum, anus
• 4. Makrofag
• Normal : tidak dijumpai
• 5. Kristal
• - kristal Charcot Leyden  penderita
eusinofilia
• - hematoidin  pada kasus perdarahan
• 6. Sel Ragi
• Normal : sisa makanan hampir selalu
ditemukan dapat berupa serat otot, daun,
sayur dsb
• Berbagai Bahan Pemeriksaan
• 1.Tinja : E.hist0lytica, E.coli, B.coli, G.lambia,
Isospora belli, E.nana.
• 2. Bahan aspirasi duodenum: G.lambia
• 3. Cairan serebrospinal : Naegleria, T.gondii,
Trypanosoma
• 4. Eksudat urugenital : T.vaginalis
• 5. Urin : T.vaginalis
• 6.Darah : Plasmodium
• 7.Cairan kel limfe : Trypanosoma, L.donovani,
T.gondii
• 8. Cairan pungsi hati : E.histolytica
• 9. Sputum : T.gondii
• 10. Inokulasi : T.gondii ( hewan coba ),
Leismania, Trypanosoma

• ==============000000000==============
METODE PEMERIKSAAN
• Ada 3 metode pemeriksaan langsung yang
biasa dipakai unt pemeriksaan protozoa usus:
• 1. Pemeriksaan Dengan Garam Faal
cara ini dapat dipakai untuk pemeriksaan
bentuk stadium tropozoit dan kista.
• 2. Pemeriksaan dengan Larutan Eosin
• Cara ini untuk pemeriksaan bentuk stadium
tropozoit dan bent kista
Sediaan harus tipis sehingga warnanya merah
jambu muda, bila tidak bararti sediaan terlalau
tebal.
3. Pemeriksaan dg larutan Iodium (larutan Lugol)
R/ : Iodium ............. ......................... 5 gr

Iodium Kalicum (KI) ................... 10 gr


Aquades ................................... 100 ml
Larutan Lugol dapat disimpan paling lama
selama 3 minggu.
• Kendala Yang Sering Terjadi :
• 1.Cara pembuatan reagen yang keliru
• 2. Lupa memberi kode pada bahan / sampel
• 3. Alat yang dicuci kurang bersih sehingga
dapat terjadi kontaminasi
• 4. Listrik terkadang mati sehingga
mengganggu kerja praktikum
• 5. Obyek glass tdk bersih  menimbulkan
efek lemak

• 6. Penggunaan mikroskop yang tidak benar
• 7. Untuk pembuatan preparat hapusan darah
• Pada pengecatannya biasanya kurang
memperhatikan perbandingan antara cat
giemsa induk dengan buffer phosphat
sehingga berpengaruh pada hasil
pengecatannya.
• STANDART OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )
• PRAKTIKUM LABORATORIUM PARASITOLOGI
• Prosedur memasuki laboratorium
parasitologi :
• 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah bekerja
• 2. Gunakan jas praktek ketika akan melakukan
praktikum
• 3. Gunakan sarung tangan
• 4. Gunakan masker
• 5. Tidak boleh makan, minum, dan merokok di
dalam laboratorium terutama pada saat
praktikum
• Prosedur pada saat melakukan praktikum
• 1. Menyiapkan alat yang akan digunakan
untuk praktikum
• 2. Membuat dan menyiapkan reagen yang
akan digunakan untuk praktikum
• 3. Menyiapkan bahan/sampel yang akan
diperiksa. ---- 0000 ----

Anda mungkin juga menyukai