• DISENTRI AMUBA :
• A.MAKROSKOPI :
• - Frekuensi defekasi 6-8 x sehari
• - Volume defekasi banyak , bau menyengat
• - Konsistensi tdk melekat pd wadah
• - Warna : merah tua, bersifat asam
• B.MIKROSKOPI :
• - Tampak E.histolytica
• - Leco jarang, Eri berkelompok tdk bercampur dg tinja
• - Terdapat kristal Charcot-Leyden
• - Tdk tampak atau tdk ada sel makrofag
• DESENTRI BASILER
• A.MAKROSKOPI :
• - defekasi > 10 x, Vol: sedikit, tdk berbau
• - Darah bercampur rata dg feses, sering hanya
terdiri dr lendir n darah
• - Lendir keruh, merah muda
• - Melekat pada wadah
• B.MIKROSKOPI :
• - Tidak tampak
• - Lekosit banyak/kelompok
• - Eritrosit bercampur rata dg feses
• - Tidak ditemukan kristal Charcot-Leyden
• - Banyak sel makrofag dg inti mengalami
degenerasi ( kariolisis )
• Masa inkubasi : 4 – 5 hari
• Amubiasis akut : Feses mengandung darah
dan lendir, harus dibedakan dg disentri basiler
• Akut : terjadi ulkus-ulkus
• Kronis : terdapat ulkus dan regenerasi jaringan
Amebiasis Intestinal (A. Usus, A. Kolon)
• DIARE:
• 1.Cair
• 2. Diare sedikit-sedikit
INDIKASI PEMERIKSAAN
• Indikasi pem tinja secara umum :
• -gangguan traktus gastro intestinal ( sembelit,
berak darah dan lendir, ikterus, diare,
gastrointestinal krn kuman mis : Salmonella
dsb ) , penyebab yang bukan kuman ( ulkus
peptikum, karsinoma, invasi parasit, )
PROSES SAMPLING
• 1.Cara memperoleh dapat berupa :
• Sampel Sewaktu
• Sampel 24 jam
• 2.Cara memperoleh dapat dilakukan dengan:
• Spontan (pakai pencahar )
• Rectal Swab ( t.u pada bayi )
• 3.Persiapan Penderita
• - Terangkan cara penampungan dan apa yg
akan diperiksa
• - Penderita diminta untuk defekasi pada
penampung feses bermulut lebar
• -Hindarkan berkemih ditempat penampungan.
• -Hindarkan meletakkan kertas toilet pada
penampung karena akan berpengaruh
terhadap hasil
• 4. Pengambilan
• Unt mendapatkan sampel yang memenuhi
syarat , perlu diperhatikan hal-hal:
• - feses harus dikumpulkan pada tempat yang
kering, bersih, bebas urine dipindahkan ke
penampung dengan spatel
• - Untuk mendapatkan hasil yang terbaik ,
sampel harus segera dikirim ke laboratorium
pemeriksa
• - Sampel terbaik adalah yang baru
• - Pengumpulan sampel harus dilakukan
sebelum terapi antibiotika dan diambil
sesegera mungkin saat sakit
• - Jumlah feses yang dipakai pemeriksaan
secukupnys saja
• - Tidak boleh menggunakan feses yang
ditampung di kloset atau terkontaminasi
barium
• Labelling
PEM. MAKROSKOPIS
• Meliputi:
• Warna, Bau, Konsistensi, Darah, Lendir
• A.Warna
• Normal : kuning muda
• Patologis :
• Kuning hijau : diare berat
• Hitam : perdarahan tractus gastrointestinal
atas
• Warna Dempul : penurunan pigmen empedu
yang masuk ke usus dan juga krn obstruksi
saluran empedu
• Warna merah : perdarahan traktus
gastrointestinalis bagian bawah
• Factor Perancu :
• 1. Kuning sampai kuning hijau pada bayi yang
minum susu mengalami gangguan flora
usus atau mendapat antibiotik
• 2. Hijau : makan sayur
• 3. Hitam atau coklat tua : makan obat zat besi
, bismuth, makan cherry atau daging yang
berlebihan
• 4. Pucat : makanan sedikit daging tau
mengkonsumsi susu
• 5. Tanah liat: asupan lemek berlebih,
menggunakan barium sinar-X
• 6. Merah : obat , salisilat, sirup tetrasiklin,
buah-buahan
• B.Darah
• - Darah segar :
• kasus : Hemoroid, Ca Colon, Disentri amuba
• - Darah tidak segar :
• kasus : varises esofagus, ulkus peptikum,
karsinoma traktus gastrointestinal, radang
usus halus
• C.Lendir
• - kental pada permukaan feses konstipasi
spastik, kolitis.
• - Lendir dan darah pada permukaan feses
neoplasma atau iritasi pada rektum
• - Lendir dg nanah dan darah disentri
basiler, kolitis ulseratif, Ca Colon dengan
ulserasi, TBC usus.
• D.Konsistensi
• - Normal : ukuran feses dan konsistensi
menggambarkan keadaan lumen dan
mobilitas kolon.
• - Diare :
• dengan lendir dan darah : amebiasis, tifoid,
kolera, tifus abdominalis.
• - Keras:
• absorbsi cairan yang meningkat , defekasi
yang ditahan.
• E. Bau dan pH
• Bau dipengaruhi oleh pH feses
• Normal:
• pH feses netral sampai sedikit basa
• Tengik :
• Banyak terdapat lemak
PEM .MIKROSKOPIS
• Tujuan :
• Untuk menemukan protozoa, larva dan telur
cacing
• Menggunakan reagen lugol 1-2 %, eosin 1-2 %
• 1.Epitel
• berasal dari dinding usus sebelah distal
dapat ditemukan dalam kondisi normal.
• - Jumlah menjadi banyak peradangan
dinding usus
• 2. Leukosit
• Normal : ditemukan beberapa sel leukosit
• - jumlah >> : kolitis ulseratif kronik, disentri
basiler kronik, abses, fistula pada rektum,
anus.
• - Jumlah >> dan berbentuk polinuklear:
shigellosis, salmonellosis, diare karena E.coli
• - Diare tanpa kenaikan leukosit kolera, diare
krn keracunan makanan, virus, parasit Giardia
lambia, toksigenik
• 3.Eritrosit
• Normal : tidak dijumpai
• Positif eritrosit : terdapat lesi pada kolon,
rectum, anus
• 4. Makrofag
• Normal : tidak dijumpai
• 5. Kristal
• - kristal Charcot Leyden penderita
eusinofilia
• - hematoidin pada kasus perdarahan
• 6. Sel Ragi
• Normal : sisa makanan hampir selalu
ditemukan dapat berupa serat otot, daun,
sayur dsb
• Berbagai Bahan Pemeriksaan
• 1.Tinja : E.hist0lytica, E.coli, B.coli, G.lambia,
Isospora belli, E.nana.
• 2. Bahan aspirasi duodenum: G.lambia
• 3. Cairan serebrospinal : Naegleria, T.gondii,
Trypanosoma
• 4. Eksudat urugenital : T.vaginalis
• 5. Urin : T.vaginalis
• 6.Darah : Plasmodium
• 7.Cairan kel limfe : Trypanosoma, L.donovani,
T.gondii
• 8. Cairan pungsi hati : E.histolytica
• 9. Sputum : T.gondii
• 10. Inokulasi : T.gondii ( hewan coba ),
Leismania, Trypanosoma
• ==============000000000==============
METODE PEMERIKSAAN
• Ada 3 metode pemeriksaan langsung yang
biasa dipakai unt pemeriksaan protozoa usus:
• 1. Pemeriksaan Dengan Garam Faal
cara ini dapat dipakai untuk pemeriksaan
bentuk stadium tropozoit dan kista.
• 2. Pemeriksaan dengan Larutan Eosin
• Cara ini untuk pemeriksaan bentuk stadium
tropozoit dan bent kista
Sediaan harus tipis sehingga warnanya merah
jambu muda, bila tidak bararti sediaan terlalau
tebal.
3. Pemeriksaan dg larutan Iodium (larutan Lugol)
R/ : Iodium ............. ......................... 5 gr