Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH AKTIVITAS INDUSTRI

TERHADAP KUALITAS SUNGAI DAN TANAH


SERTA UPAYA PENGENDALIAN PENCEMARANNYA
(Studi Kasus pada Sungai Klampok, Kecamatan Bergas,
Kabupaten Semarang, Jawa Tengah)

Penyusun:
Penyusun:
Wisnu Prayogo Jurusan Teknik Lingkung
Sri Hastutiningrum Fakultas Sains Terap
Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyaka
Yuli Pratiwi
Latar Belakang

L okasi Kabupaten Pencemaran air B eberapa kelainan


Semarang sungai pada tanaman
Kabupaten Semarang sebagai lokasi Sungai Klampok adalah sungai yang Ditemukannya padi yang tercemar
yang cukup strategis dan menjadi menjadi badan air penerima buangan limbah memiliki rasa dan warna yang
salah satu faktor pendorong air limbah dari sejumlah industri di berbeda dari padi umumnya
perkembangan industri Kecamatan Bergas
Tujuan Penelitian
1. Menganalisis kualitas Sungai Klampok sebagai akibat adanya pengaruh beban pencemar oleh
air limbah industri dengan parameter debit, DO, BOD, COD, TSS, suhu, pH, dan logam
berat (Cu, Fe, Pb, dan Zn).
2. Menganalisis kualitas tanah sebagai akibat adanya pengaruh pencemaran Sungai Klampok
dengan menganalisis parameter pH dan logam berat (Cu, Fe, Pb, dan Zn).
3. Mengetahui hubungan kelimpahan unsur logam berat (Cu, Fe, Pb, dan Zn) dengan tipe batuan
yang ada di sekitar Sungai Klampok dan unsur penyusun tanah dengan melakukan kajian
literatur, terutama dari segi stratigrafi.
4. Mengetahui kelayakan Sungai Klampok dan tanah di sekitarnya serta merekomendasikan
konsep pengelolaan lingkungan yang sesuai sebagai upaya pengendalian pencemaran.
Metode Penelitian

Analisis Deskriptif Studi Literatur Variabel Penelitian

Analisis deskriptif dilaksanakan Studi literatur dilaksanakan untuk memperoleh


dengan pendekatan kuantitatif, informasi yang berhubungan dengan topik
kondisi kualitas Sungai Klampok penelitian, orientasi lapangan, menentukan
dan tanah di sekitarnya, serta lokasi penelitian, menentukan obyek, dan titik
rekomendasi upaya pengendalian pengambilan sampel penelitian, pengumpulan
pencemaran sungai dan tanah data primer dan data sekunder, serta
menganalisis data
Variabel Penelitian

Variabel Bebas Variabel Terikat Jenis dan Sumber Data

Variabel bebas meliputi kadar Varibel terikat adalah kadar


logam berat sampel sungai logam berat sampel tanah
Kebutuhan data
No. Jenis Data Metode Sumber
a. Data Primer
Hasil pengujian kualitas air sungai akibat
beban pencemaran limbah industri dengan
1. parameter BOD, COD, TSS, DO, pH, Observasi Sungai dan Industri
suhu, debit air dan logam berat (Cu, Fe,

Jenis dan
Pb, dan Zn)
Hasil pengujian kualitas tanah terhadap
2. Observasi Tanah
logam berat (Cu, Fe, Pb, dan Zn)
Formasi batuan yang ada di sekitar sungai Batuan Sungai dan
3. Observasi

Sumber
dan tanah Tanah
Wawancara,
4. Kebijakan pengendalian pencemaran air BLH, Masyarakat
observasi
b. Data sekunder

Data
Kec. Bergas, Dinas
Profil industri, kependudukan, curah
1. Studi pustaka Perindustrian, Dinas
hujan, peta rupa bumi/Peta RBI
Pertanian, Bappeda
2. Hasil pemantauan kualitas air sungai 2016 Studi pustaka BLH, KPPT
3. Hasil pemantauan kualitas tanah 2016 Studi pustaka BLH, literatur
4. Hasil pemantauan formasi batuan 2016 Studi pustaka Literatur
Peraturan Perundangan tentang
5. Studi pustaka BLH
Pengendalian Pencemaran Air dan Tanah
6. Dok. UKL-UPL dan sebagainya Studi pustaka BLH, KPPT
Pengambilan Sampel

Air Sungai Tanah


Sampel sungai diambil dengan menggunakan Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan
jerigen plastik berkapasitas 2 liter, dengan menggunakan alat pengeduk tanah seperti tabung yang
cara menceplupkan jerigen plastik ke dalam terbuat dari pipa paralon dan skop. Tanah dilubangi
sungai sampai penuh. Jerigen diberi label dan dengan kedalaman tertentu. Sampel kemudian
ditambahkan H2SO4 sampai mencapai pH 2. dipindahkan ke dalam wadah plastik, dan diberi label.
Sampel dijaga suhunya dibawah -4oC.
Metode Analisis Parameter

No. Analisis Satuan Perlakuan Peralatan


1. pH - Potensiometer pH meter
2. TSS mg Gravimetri Timbangan analitik
3. DO mg/L Titrimetri winkler Peralatan titrasi
4. BOD mg/L Titrimetri Peralatan titrasi
5. COD mg/L Spektrofotometrik Spektrofotometer
6. Logam berat ppm AAS Spektrofotometer AAS
Teknik Analisis Data
Analisis beban pencemar oleh outlet industri
a. Data hasil analisis dibandingkan

1 3
dengan baku mutu air limbah Menghitung daya tampung dan daya pulih beban
sesusai jenis industri pencemar pada Sungai Klampok dengan Metode
b. Beban pencemar sebenarnya Streeter Phelps
BPAj = (CA)j x DA x f
c. Beban pencemar maksimum
BPMj = (BPm)j x Pb x f Menganalisis hubungan pencemaran sungai terhadap

4
kelimpahan unsur logam pada tanah dengan
menggunakan softwere Statistical Package for the
Analisis kualitas sungai dan tanah: Social Scieances (SPSS) yaitu uji regresi linear
sederhana.

2
𝐶 𝑖𝑗 𝐶 𝑖𝑗

5
( )2 𝑀+ ( )2 𝑅 Menganalisis rekomendasi pengendalian pencemaran
Sungai : ඨ 𝐿 𝑖𝑗 𝐿 𝑖𝑗
Sungai Klampok dan tanah disekitarnya dengan
2
menggunakan Analisis SWOT.
Tanah: Mengacu rekomendasi
Pickering dan Kneze
Kualitas Air Limbah
Industri C; 9.52

Industri A
Minuman Ringan
Beban Pencemaran (kg/hari)

BOD
COD Industri B
Industri A; 3.59 TSS Minuman Beralkohol
Industri B; 2.66
Industri A; 2.31 Industri C; 2.11
Industri C; 1.83
Industri A; 1.12
Industri B;Industri
0.86 B; 0.73
Industri C
Jamu
Outlet IPAL
Kualitas Sungai Klampok
Hasil pengukuran kualitas Sungai Klampok
dibandingkan dengan baku mutu kriteria mutu
air kelas menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 82 Tahun 2001 untuk mengetahui
sejauh mana tingkat pencemaran terjadi.
Sungai Klampok adalah jenis sungai yang belum
diperuntukkan kelasnya. Dengan belum
ditetapkannya kriteria kelas air bagi Sungai
Klampok, maka menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 82 Tahun 2001, Sungai Klampok dapat
menggunakan baku mutu untuk kriteria air
Kelas II yaitu air yang peruntukannya dapat
digunakan untuk sarana/prasarana kegiatan
rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar,
peternakan, air untuk mengairi pertanaman,
dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.
Kualitas Sungai Klampok
Metode Streeter Phelps

D0 Dc DO BOD
Titik Tc DO BODc Lo tc xc
(mg/L (mg/L pada tc optimum
pencampuran (ºC) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (hari) (km)
) ) (mg/L) (mg/L)

2 12,19 0,29 8,14 15,00 8,16 0,83 3,07 5,81 2,64 2,22

Keteran
gan
BODc : BOD pada titik pencampuran sungaidan output IPAL industri (mg/L)
Lo : BOD ultimat pada titik pencampuran t=0 (mg/L)
Tc : temperatur pada titik pencampuran (°C)
Do jenuh : kelarutan jenuh oksigen dalam air pada berbagai temperatur pada tekanan udara 760 mmHg (mg/L)
Tc : critical point, waktu kritis saat DO sungaimencapai titik terendah (hari)
Xc : jarak tempuh hingga terjadi critical point (km)
Dc : defisit oksigen kritis (mg/L)
DO pada tc : konsentrasi DO pada tc = Do jenuh – Dc (mg/L)
BOD optimum : BOD maksimum pada sungaisebelum terjadi defisit oksigen (mg/L)
Status Mutu 1. Meskipun nilai parameter BOD, COD, TSS, dan
Cu melebihi baku mutu peruntukan air Kelas II,
Sungai Klampok namun nilai parameter DO, pH, Pb, dan Zn cukup
baik, sehingga nilai parameter yang melebihi
baku mutu tersebut tidak cukup signifikan dalam
mengubah tingkat pencemaran pada ST1 .
ST3; 5.47 2. Peningkatan status mutu air dari tercemar
ST2; 5.18
ringan (nilai IP 1,0 – 5,0) menjadi tercemar
sedang (nilai IP 5,0 – 10,0) terjadi pada ST2
(daerah tengah sungai) dan ST3 (daerah hilir).
ST1; 3.48 3. Tingginya nilai IP didominasi oleh besarnya nilai
pada parameter BOD, TSS, Cu, dan Zn pada ST2
Nilai Pij

dan ST3.

Titik Sampling
Pij =

Analisis Kualitas Tanah


ST2; 637 ST3; 616 ST4; 633

Nilai (mg/L)
pH
Cu
Fe
ST1; 144 Pb
Zn
ST1;
ST1; 60.84 ST2;
ST2; 40.79
ST1; 01.26
ST1; ST3;
ST3; 60.75
ST2; 01.33
ST2; ST4;
ST4; 50.79
ST3; 02.22
ST3; ST4; 01.19
ST4;

Titik Sampling Bagian Kanan

Nilai masing-masing parameter logam berat pada ST2; 685 ST3; 663 ST4; 645
sampel tanah lebih tinggi bila dibandingkan dengan

Nilai (mg/L)
ST1; 462 pH
konsentrasi parameter yang sama pada air sungai. Hal Cu
ini memungkinkan telah terjadinya pengendapan dan Fe

akumulasi logam berat oleh sungaidalam kurun waktu


Pb
ST1;
ST1; 60.95 ST2;
ST2; 40.84
ST1; 00.97
ST1; ST3;
ST3; 60.84
ST2; 01.77
ST2; ST4;
ST4; 60.83
ST3; 01.17
ST3; ST4; 01.26 Zn
ST4;
yang cukup lama. Titik Sampling Bagian Kiri
Pij =

Upaya Pengendalian Pencemaran

Analisis SWOT
Pij =

Kesimpulan
4. Hasil analisis SWOT terhadap indikator
1. Outlet ketiga industri setiap harinya menyumbang pengendalian pencemaran Sungai Klampok, yaitu
BPAj pada Sungai Klampok 5,28 kg BOD; 15,77 kg kajian penetapan kelas air dan daya tampung sungai
COD; dan 3,68 kg TSS. Kondisi ini mengakibatkan sesuai peruntukannya, peningkatan frekuensi
kenaikan konsentrasi sejumlah parameter dari hulu pengawasan dan pemantauan aktivitas industri dan
ke hilir sehingga kualitas sungai tidak memenuhi kualitas sungai, serta pemberian sanksi hukum
baku mutu air kelas II, serta daya tampung alami maupun local reward kepada industri yang mengelola
BOD maksimum sungai terlampaui. lingkungan hidup.
2. Hasil uji kualitas sungai maupun tanah dan hasil 5. Hasil analisis SWOT terhadap indikator
analisis SPSS membuktikan bahwa pencemaran pada pengendalian pencemaran tanah, yaitu berlaku bijak
Sungai Klampok berpengaruh terhadap penurunan dalam penggunaan bahan kimia pertanian, melakukan
kualitas tanah. sosialisasi serta membina para petani untuk
3. Penurunan kualitas tanah tidak secara spesifik mengembangkan pertanian organik yang lebih ramah
dipengaruhi oleh jenis batuan penyusun tanah. lingkungan, dan menetapkan baku mutu tanah, serta
ambang batas unsur hara tanaman oleh instansi
terkait.
1. Alaerts, G. dan Santika, S.S. (1987). Metoda Penelitian Air. Surabaya.
Usaha Nasional.
2. Anonim. (2016). Laporan Pemantauan Pelaksanaan UKL UPL. Ungaran.
3. Anonim. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun
2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Sungai.
4. Hidayat, A. (2012). Regresi Linear Sederhana dengan SPSS.
Https://www.statistikian.com /2012/08/regresi-linear-sederhana-dengan-
spss.html. Diakses pada tanggal 13 Februari 2017.
5. Knezek, B.D. dan Rllis, B.G. (1980). Essential Micronutrient IV: Copper,
Iron, Manganese and Zinc. in B.E. Davies (Ed.). Applied Trace Elements.
New York. John Wiley & Sons.
6. Pickering, W. (1980). Cadmium in the Environment. New York. John
Wiley.
7. Priyambada, A. (2008). Analisa Pengaruh Perbedaan Fungsi Tata Guna
Lahan terhadap Beban Cemaran BOD Sungai (Studi Kasus Sungai Serayu,
Jawa Tengah). Jurnal Presipitasi, Vol. 5 No. 2, 55-62.
8. Zakaria, I. (2015). Sungai Klampok Tercemar, 8 Pabrik Disorot Terkait
Pencemaran Limbah. Diakses pada tanggal 16 April 2016.

Daftar Pustaka ILT FTSP UII


TERIMAKASIH

ILT FTSP UII

Anda mungkin juga menyukai