“Inkontinensia
Urin”
Kelompok 12
Agonis adrenergik
Farmakologis Golongan
a
Estrogen topikal
Antagonis
adrenergik
Setiati S, Pramantara IDP. Inkontinensia Urin dan Kandung Kemih Hiperaktif. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. Jakarta: Interna Publishing;
2015:3774.
Non farmakologi:
Setiati S, Pramantara IDP. Inkontinensia Urin dan Kandung Kemih Hiperaktif. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. Jakarta: Interna
Publishing; 2015:3774.
Setiati S, Pramantara IDP. Inkontinensia Urin dan Kandung Kemih Hiperaktif. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. Jakarta: Interna
Publishing; 2015:3774.
obesitas
Husnah. 2012. Tatalaksana Obesitas. Aceh: Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Volume 12 Nomor 2 Agustus 2012.
pneumonia
Dahlan Z. Pneumonia. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2015:1610.
Diabetes melitus
• Lifestyle modification
• Hyperglycemic lowering agents
• Insulin
• Kontrol gula darah , hindari pemakaian metformin dan obat-
obat sulfonilurea dengan masa kerja panjang. Jadi dapat diganti
dengan Thiazolidine, DPP 4 dan insulin
• Target HbAIC untuk DM tipe 1 0,2 diatas nilai normal tertinggi, untuk
DM tipe 2 adalah 6%
Rochmah, Wasilah. Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2015: 2420.
hipertensi
Non Farmakologi
• Modifikasi gaya hidup
• Berhenti merokok
• Pengendalian berat badan
• Mengurangi stres mental
• Pembatasan konsumsi garam & alkohol
• Asupan Na untuk usia >70 tahun 1200 mg
Farmakologi
• Prinsip : start low go slow
• Hipertensi yang disertai DM dapat diberikan ARB menurunkan resistensi insulin
• Thiazid dan loop diuretik tidak diberikan karena dapat menyebabkan hiperurisemia
Suhardjono. Hipertensi pada usia lanjut. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. Interna Publishing; 2015.
osteoartritis
Edukasi
Tatalaksana
Penurunan BB
OA
Farmakologis Analgetik
Soeroso J, Isbagio H, Kalim H, Broto R, Pramudiyo R. Osteoartritis. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. Jakarta: Interna Publishing;
2015:3199.
Pertanyaan
Obat-obatan
Inkontinensia akut &penyakit yg
diderita
Inkontinensia
Tipe urgensi
Tipe stress
Inkontinensia
Tipe overflow
kroni/persisten
Tipe fungsional
Tipe campuran
W. Sudoyo Aru, Setiyohadi Bambang, dkk. Inkontiensia Urin Kandung Kemih Hiperaktif. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed.IV jilid 3. Jakarta:
pusa penerbit departemen IPD FK-UI. 2006.
2. Faktor resiko terjadinya IU
Referensi:
-Biswas B, Bhattacharyya A, Dasgupta A, Karmakar A, Mallick N, Sembiah S. Urinary Incontinence, Its Risk Factors, and Quality of Life: A Study among Women Aged 50
Years and above in a Rural Health Facility of West Bengal. J Midlife Health. 2017;8(3):130‐136. doi:10.4103/jmh.JMH_62_17
-R, Amelia. 2020. Prevalensi dan Faktor Resiko Inkontinensia Urin pada Lansia Panti Sosial Tuna Werdha (PSTW) Suatera Barat. Bagian Histologi, Fakultas Kedokteran,
Universitas Baiturrahmah, Padang, Indonesia
-Seputra, D. M. C. Saraswati. 2019. Hubungan Tingkat Inkontinensia Urin dengan Derajat Depresi pada Pasien Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werda Wana Seraya
Denpasar. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Departemen/KSM Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP
Sanglah Denpasar. Jurnal Medika Udayana, Vol. 8 No.8, Agustus.
-Sari, Hasni Kemala. Utama, B. Indra, Bachtiar, H. 2016. Perbedaan Level Rerata Kekuatan Otot Dasar Panggul Sebelum dan Setelah Persalinan Spontan Pada Kelompok
Inkontinensia Urin dan Kelompok Normal. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang. Volume 1, Nomor 1.
3. Hubungan riwayat melahirkan dengan keluhan utama
Persalinan atau Terjadi tekanan
Riwayat peregangan pada secara berulang
multipara abdomen yang memperlemah otot-
terlalu lama otot dasar panggul
Stress
inkontinensia
• Herida, Lina. 2012. Pencegahan Inkontinensia Urin Pada Ibu Post Partum. Fakultas Ilmu Keperawatan. Universitas Indonesia.
• Hermie Tendean. Urinary Detection In Post-Monopause Age. Bagian Obstetri dan Ginekologi. Fakultas Kedokteran Universitan Sam
4. Hubungan umur dengan inkontinensia
Salah satu masalah yang tersering pada lansia adalah Inkontinensia Urin. Inkontinensia
urin adalah kondisi yang ditandai oleh defek spingter kandung kemih atau disfungsi
neurologis yang menyebabkan hlangnya control terhadap buang air kecil.
Alasan utama terjadinya ketidakstabilan kandung kemih pada usia lanjut adalah
terdapat beberapa kerusakan persarafan yang mengakibatkan seseorang tidak mampu
mencegah kontraksi otot kandung kemih secara efektif (otot detrusor) dan mungkin juga
dipersulit oleh masalah lain, seperti keterbatasan gerak atau konfusi, keinginan untuk miksi
yang datang sangat cepat.
Pada wanita, usia lanjut juga berakibat menurunnya tahanan pada uretra dan muara
kandung kemih. Ini berkenaan dengan berkurangnya kadar estrogen dan melemahnya
jaringan/otot-otot panggul karena proses-proses melahirkan apalagi bila disertai tindakan
berkenaan dengan persalinan tersebut.
Silay K, Akinci S, Ulas A, Yalcin A, Silay YS, Akinci MB, et al. Occult urinary incontinence in elderly women. 2016;447–51.
5. langkah langkah diagnosis
Anamnesis:
Sejak kapan? Seberapa lama ?
Sering ?
pemfis:
Bagaimana pancaranya ?
Inspeksi : revelant kondisi
Apakah dapat merasakan buli
medis
bulinya penuh?
Pemfis abdomen
Keluhan tambahan ?
Pemeriksaan buli-buli
Apakah riwayat penyakit Pemeriksaan stress dengan
sebelumnya diminta batuk secara keras
Adakah obat yang sedang
Pemeriksaan otot-otot panggul
dikonsumsi ?
Pemeriksaan neurologis
Riwayat kebiasaan
Pemeriksaan rektal
Riwayat persalinan ? Riwayat Pemeriksaan bowel
BB ?
Pemeriksaan cognitive dan
Riwayat hubungan seksual ? mood
Mobilitas pasien ?
Riwayat trauma ? Operasi?
Tallis RC.; Fillit HM. (eds): Brocklehurst’s textbook of geriatric medicine and gerontology, ed 6, London, 2006, Churchill Livingstone.
Pemeriksaan penunjang:
Buku harian kandung kemih
Toilet akses
Metabolik survei (elektrolit, kalsium, glukosa, dan nitrogen urea Ukur
volume residu urin)
Urinalisis
USG ginjal
Uroflowmetry untuk pria yang dicurigai adanya obstruksi uretra
Cystoscopy
Tallis RC.; Fillit HM. (eds): Brocklehurst’s textbook of geriatric medicine and gerontology, ed 6, London, 2006, Churchill Livingstone.
6. Pencegahan sesuai skenario
Darmojo B. 2009. Geriatri Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Edisi Keempat. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
7. Hubungan riwayat penyakit dengan inkontinensia urin
Pneumonia DM
Komplikasi fisiologis,
Batuk mikrovaskular, neurologi
diabetes
Peningkatan tekanan
intrabdominal • Kerusakan persarafan kandung
kemih
• Perubahan fungsi otot dietrusor
Mencegah penutupan sfingter uretra • Disfungsi urotelial
Inkontinensia urin
Chai,T, Rickey, L. Conn’s Current Therapy: Urinary Incontinence. Hal.1057-1060. Elsevier, Inc. 2018.
Phelan, S., et.al. Clinical Research in Diabetes and Urinary Incontinence: What We Know and Need to Know. 2009.
8. Hubungan riwayat pengunaan obat dengan IU
Buku ajar Boedhi darmojo Geriatri (ilmu kesehatan Usia lanjut). Edisi ke 5. Badan penerbit fakultas kedokteran universitas indonesia
9. Perspekstif Islam
Q.S Ar-Rum : 54
Artinya:
Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu
menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang
dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.
Ayat ini menjelaskan bahwa manusia itu saat masih bayi berada dalam kondisi lemah, bahkan sebelum itu mereka dalam
ketiadaan. Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, yakni pada masa bayi. Kemudian dia menjadikan kamu
setelah keadaan lemah itu menjadi kuat dan berdaya, yakni pada masa dewasa, sehingga kamu dapat melakukan banyak hal,
kemudian dia menjadikan kamu setelah kuat dan berdaya itu lemah kembali dan beruban, yakni masa tua. Demikianlah, dia akan
terus menciptakan apa yang dia kehendaki, antara lain menciptakanmu dari lemah menjadi kuat dan sebaliknya. Dan dia maha
mengetahui atas segala pengaturan ciptaan-Nya, mahakuasa atas segala sesuatu yang dia kehendaki, termasuk
membangkitkanmu kembali dari kematian.
Terima
Kasih