Anda di halaman 1dari 35

MODUL 2

MALNUTRISI ENERGI PROTEIN


BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG ANAK
Tutor : dr. Nur Fadhillah Khalid
KELOMPOK 12
• Rahmi Hidayanti Pelu 110 2017 0014
• Fitri Alfiah Zahrah 110 2017 0017
• Vivi Deviyana 110 2017 0019
• Andi Herawati 110 2017 0021
• Ni’ma Sahabuddin 110 2017 0041
• Moh. Yusril 110 2017 0052
• Nurlana Zamaun 110 2017 0162
• Melly Syafrida Putri 110 2017 0163
• Nita Ramdhani 110 2017 0164
• Asmin110 2017 0167
Seorang bayi perempuan, umur 7 bulan, dibawa
ibunya ke Puskesmas dengan keluhan berak encer
dengan frekuensi >3 kali sehari sejak 1 bulan yang
lalu. Riwayat pemberian makan: ASI diberikan
sampai usia 3 bulan, selanjutnya diberi susu kental
SKENARIO 1 manis sampai sekarang. Riwayat kelahiran: BBL
2800 g, PBL 46 cm, LK 33 cm. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan: BB 4200 g, PB 52 cm, LK 39 cm.
Anak tampak pucat. Tampak adanya wasting dan
baggy pants. Daerah sekitar anus tampak
berwarna kemerahan. Skor dehidrasi 14 dan Hb 7
g/dl. Status imunisasi HepB0 dan Polio1.
KATA SULIT

1.Wasting : Suatu keadaan kekurangan gizi akut yang banyak terdapat di


daerah dengan sosial-ekonomi rendah yang dapat disebabkan oleh asupan
nutrisi yang inadekuat dan adanya penyakit

2.Baggy pants : Otot paha mengendor


KATA KUNCI
1.Bayi perempuan, 7 bulan
2.Berak encer dengan frekuensi > 3 kali sehari sejak 1 bulan yang lalu
3.Riwayat pemberian makan: ASI diberikan sampai usia 3 bulan, selanjutnya
diberi susu kental manis sampai sekarang
4.Riwayat kelahiran: BBL 2800 g, PBL 46 cm, LK 33 cm
5.Pada pemeriksaan fisik didapatkan: BB 4200 g, PB 52 cm, LK 39 cm
6.Anak nampak pucat dan nampak adanya wasting dan baggy pants.
7.Skor dehidrasi 14 dan Hb 7 g/dl.
8.Status imunisasi HepB0 & Polio1
Analisis Data

- Identitas pasien - Pada usia 7 bulan


Nama: - BB 4200 gram (berada pada -3 SD)
Umur: 7 bulan PB 52 cm (berada pada -3 SD, menandakan
Jenis kelamin: perempuan anak tsb pendek)
- Riwayat lahir LK 39 cm (normal 49 cm, menandakan LK
BB 2800 gram (Normal: 2500-4000 gr) anak kecil)
PB 46 cm (Normal: 48-53 cm) skor dehidrasi 14
LK 33 cm (Normal: 33-38 cm) HB 7/dl (normal ≥ 11, menandakan anak
tersebut mengalami anemia)
imunisasi HepB0 & Polio1
PERTANYAAN

1. Bagaimana klasifikasi dari malnutrisi ?


2. Jelaskan interpretasi status gizi berdasarkan skenario !
3. Bagaimana klasifikasi derajat dehidrasi & kadar Hb ?
4. Bagaiaman hubungan ASI non-ekslusif dengan gangguan pertumbuhan ?
5. Jelaskan perbedaan kandungan ASI & susu kental manis !
6. Jelaskan etiologi diare berdasarkan skenario & hubungannya terhadap pemberian susu kental manis !
7. Bagaimana patomekanisme antar gejala dengan skenario ?
8. Bagaimana komplikasi dari malnutrisi beserta patomekanismenya ?
9. Bagaimana langkah - langkah diagnosis pada skenario ?
10. Diagnosis banding berdasarkan skenario !
11. Bagaimana penatalaksanaan berdasarkan skenario ?
12. Bagaimana prespektif Islam berdasarkan skenario !
1. Klasifikasi Malnutrisi

Kwashiorkor Marasmus-Kwashiorkor
Marasmus Kwashiorkor adalah kondisi yang diakibatkan Marasmus kwashiorkor
Marasmus adalah kondisi kronis oleh kekurangan protein yang dikaitkan dengan
adalah suatu kondisi
yang disebabkan oleh kekurangan penurunan berat kompartemen proteinviseral,
dan hypoalbuminemia yang kekurangan energi dan
energi atau kalori makanan yang menyebabkan edema yang umum . protein.
berkelanjutan. Gejala klinis:
Gejala Klinis:
Gejala klinis: -Penampilan seolah-olah seperti anak gemuk
(gemukair) - Gabungan dari tanda
-Wajah seperti orangtua -Bentuk muka bulat seperti bulan (moon face) marasmus dan kwashiorkor
-Sering terdapat penurunan -Penurunan kesadaran (lebih sering dari anak -Gangguan pertumbuhan
kesadaran dengan marasmus)
- Edema pada seluruh tubuh -Crazy pavement dermatosis
-Kulit kering,dingin dan kendor
- Otot-otot mengecil, anak berbaring terus- -Rambut tipis, pirang dan
-Otot-otot mengecil sehingga menerus
mudah dicabut
tulang-tulang terlihat jelas -Anak sering menolak segala jenis makanan
- Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut
-Muka seperti orangtua
-Sering disertai diare atau
konstipasi -Gangguan kulit berupa bercak merah dan - Edema hanya pada anggota
meluas dan berubah menjadi hitam terkelupas gerak bagian bawah
-Tekanan darah, frekuensi jantung -Kulit kering, hiperpigmentasi dan bersisik, serta
dan frekuensi ada tanda lain crazy pavement dermatosis
pernafasan berkurang -Pembesaran hati (hepatomegali)
-Terlihat tulang belakang lebih
menonjol dan kulit dipantat
berkeriput (baggy pant)

Referensi :
Manary MJ, Trehan I. 215 - Protein-Energy Malnutrition. Twenty Fifth Edition. Elsevier Inc.; 2018. doi:10.1016/B978-1-4557-5017-7.00215-4.
Tim Adaptasi Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jilid 1. Jakarta : Depkes RI. 2010. Hal 377
2. Status Gizi Anak

Referensi :
Interpretasi : di bawah -3 SD = gizi buruk
Tim Adaptasi Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jilid 1. Jakarta : Depkes RI. 2010. Hal 377
Kemenkes RI. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta : Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. 2011. Hal 1,23.
Interpretasi : di bawah -3 SD = Perawakan sangan pendek
Referensi :
Tim Adaptasi Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jilid 1. Jakarta : Depkes RI. 2010. Hal 377
Kemenkes RI. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta : Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. 2011. Hal 1,23.
Referensi :
Tim Adaptasi Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jilid 1. Jakarta : Depkes RI. 2010. Hal 377
Kemenkes RI. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta : Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. 2011. Hal 1,23.
• Berdasarkan skenario anak berumur 7 bulan dengan berat badan
adalah 4200 gr . Menurut z-score berat badan anak berada pada <-3
SD artinya anak mengalami gizi buruk. Karena seharusnya berat badan
anak adalah :
• Umur (bulan) +9 = 7 + 9
2 2
• = 16/2
• =8
• Jadi, seharusnya berat anak saat ini adalah 8000 gr atau 8 kg
Referensi :
Tim Adaptasi Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jilid 1. Jakarta : Depkes RI. 2010. Hal 377
Kemenkes RI. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta : Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. 2011. Hal 1,23.
Interpretasi : di bawah -2 SD / di bawah zona hijau = microcephal (lingkar kepala
kurang dan normal)
Referensi :
Tim Adaptasi Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jilid 1. Jakarta : Depkes RI. 2010. Hal 377
Kemenkes RI. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta : Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. 2011. Hal 1,23.
3. Derajat Dehidrasi

Referensi :
Adin, M.Archietobias. 2016. Diare Akut dan Dehidrasi Ringan Sedang+Hipokalemia. Fakultas Kedokteran. Universitas Lampung.
WHO. Haemoglobin concentrations for the diagnosis of anaemia and assessment of severity..
Klasifikasi Hb menurut WHO

Referensi :
Adin, M.Archietobias. 2016. Diare Akut dan Dehidrasi Ringan Sedang+Hipokalemia. Fakultas Kedokteran. Universitas Lampung.
WHO. Haemoglobin concentrations for the diagnosis of anaemia and assessment of severity..
Klasifikasi Hb menurut WHO

Anak-anak, 6 - 59 bulan ≥ 11,0


Anak-anak, 5 - 11 tahun ≥ 11,5
Anak-anak, 12 - 14 tahun ≥ 12,0
Pria dewasa ≥ 13,0
Wanita dewasa tidak hamil ≥ 12,0
Wanita dewasa hamil ≥ 11,0

Referensi :
Adin, M.Archietobias. 2016. Diare Akut dan Dehidrasi Ringan Sedang+Hipokalemia. Fakultas Kedokteran. Universitas Lampung.
WHO. Haemoglobin concentrations for the diagnosis of anaemia and assessment of severity..
4. Hubungan ASI non-eksklusif terhadap pertumbuhan bayi
Nutrisi terbaik bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya adalah ASI. Hasil
penelitian menunjukan hubungan signifikan antara pemberian ASI dengan
pertumbuhan bayi. bahwa sebesar 73,3% bayi yang mendapatkan ASI eksklusif
mempunyai pertumbuhan yang normal, sedangkan bayi yang tidak diberikan ASI
eksklusif sebesar 37,1% mempunyai pertumbuhan yang kurang, Umumnya bayi
yang memperoleh ASI eksklusif mengalami pertumbuhan yang pesat pada usia 2-3
bulan selain itu akan mencapai kondisi yang optimal selama 6 bulan pertama bagi
pertumbuhan bayi dalam memenuhi gizi yang normal. Kondisi tersebut bisa
disebabkan karena kandungan nutrisi ASI Eksklusif berbeda dengan susu formula
maupun susu kental manis.

Referensi :
Fitri, Dian Insana, Eva Chundrayetti, and Rima Semiarty. "Hubungan pemberian ASI dengan tumbuh kembang bayi umur 6 bulan di Puskesmas Nanggalo." Jurnal Kesehatan
Andalas 3.2 (2014).
5. Perbedaan Kandungan ASI & Susu Kental Manis
Komposisi/100ml ASI Susu kental manis

Protein 1,1 gr 8,2 gr

Lemak 4,5 gr 10 gr

Karbohidrat 7,1 gr 5,5 gr

Mineral

Na 16 mg 25 mg

K 53 mg 100 mg

Ca 33 mg 275 mg

P 14 mg 209 mg

Fe 0,05 mg 0,2 mg

Vitamin

A 182 IU 510 IU

C 5 mg 1 mg

E 180 kkal 336 kkal

Tiamin 0,01 mg 0,05 mg

Referensi : Hans Demmelmair, PhD, Berthold Koletzko, MD, PhD .Variation of Metabolite and Hormone Contents in Human Milk. Elsevier on April 19, 2018
6. Etiologi diare berdasarkan skenario & hubungannya terhadap pemberian susu
Etiologic Agent
Clostridium difficile
kental manis ! Salmonella enterica, Shigella spp, Campylobacter spp

Salmonella enterica serovars Typhi and Paratyphi (enteric fever)

Shiga toxin-producing Escherichia coli


Yersinnia spp, Plesiomonas spp, Edwardsiella tarda,
Bakteri
Staphylococcus aureus, E.coli (enterotoxigenic, enteroinvasive,
enteropathogenic, enteroaggregative)

Clostridium perfringens
Bacillus cereus, S. aureus
Clostridium botulinum

Entamoeba histolytica; Blastocystis hominl;

Dientamoeba histolytica; Balantidium coli, Giardia lamblia;


nematodes (generally not associated with diarrhea) including Ascaris
lumbricoides, Strongyloides stercoralis, Trichuris trichiura,
Protozoa hookworms; cestodes (tapeworms); trematodes (flukes)

E. histolytica
G. lamblia
Cryptosporidium spp
Cyclospora cayetanensis, Cystoisospora belli
Microsporidia (now classified as a fungus)
Calicivirus (norovirus, sapovirus); enteric adenovirus;
enterovirus/parechovirus; rotavirus
Rotavirus, enteric adenovirus
Virus Enteric adenovirus; enterovirus/parechovirus
Cytomegalovirus
Andi L. Shane, MD, dkk.. 2017. IDSA Infectious Diseases Society of America Clinical Practice Guidelines for the Diagnosis and Management of Infectious Diarrhea. Oxford University Press for the Infectious Diseases Society of America
Selain itu terdapat beberapa yang menyebabkan resiko terjadinya diare
yaitu:
• Tidak diberikan ASI secara penuh untuk waktu 4-6 bulan .
• Penggunaan botol susu yang tidak bersih dapat memudahkan kuman
masuk ke dalam botol pada saat susu dimasukan ke dalam botol susu.
• Penggunaan air minum yang tercemar bakteri dari feses, hal ini
disebabkan karena tangan ibu yang tercemar atau terkontamiasi oleh
bakteri mengenai air sewaku mengambil air dari tempat
penyimpanan.

Referensi : Hans Demmelmair, PhD, Berthold Koletzko, MD, PhD .Variation of Metabolite and Hormone Contents in Human Milk. Elsevier on April 19, 2018.
7. Patomekanisme gejala
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan osmotic,
akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekana
osmotic dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam
rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
Gangguan motilitas usus juga merupakan salah satu dari timbulnya berak encer (diare)
dimana terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan sehingga timbul diare.
Akibat dari diare akan terjadi beberapa hal seperti kehilangan air (dehidrasi) dimana
dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari masukan (input). Selain
dehidrasi, diare juga mengakibatkan gangguan gizi yaitu terjadi penurunan berat badan
dalam waktu singkat.

Referensi : Depkes RI. 2007. Keputusan Menteri Kesehatan RI No ; 900/MENKES/VII/2007. Jakarta


8. Komplikasi Malnutrisi

1. Gangguan Asupan Vitamin


2. Gangguan Asupan Mineral
3. Beberapa Organ Tubuh; Saluran Cerna

Referensi:
Anarashi Kazumiya.2016. Patofisiologi Malnutrisi.All Rights Reserved.
Tri Nata. 2014. Komplikasi Penyakit Malnutrisi. http://eprints.ums.ac.id
Referensi: Anarashi Kazumiya.2016. Patofisiologi Malnutrisi.All Rights Reserved.
Tri Nata. 2014. Komplikasi Penyakit Malnutrisi. http://eprints.ums.ac.id
9. Langkah-Langkah Diagnosis

Anamnesis lanjutan
(untuk mencari
penyebab dan rencana
Anamnesis (untuk
tatalaksana Pemeriksaan fisik
kegawatdaruratan)
selanjutnya, dilakukan
setelah kedaruratan
ditangani)

Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan


antropometri

Referensi :
1. Departemen Kesehatan Ri, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina Gizi. 2011. Bagan Tata Laksana Anak Gizi Buruk Buku I. Jakarta:Departemen Kesehatan
2. World Health Organization.2009.Pelayaan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Pedoman Bagi Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten/Kota.Jakarta:WHO
Faktor resiko BBLR

Faktor ibu Faktor janin Faktor plasenta


• Umur&lt;20tahundanumur&gt;35tahun), • Hidroamnion • penyakitvaskuler
• Paritas(kurangdari2danlebihdari4), • Kehamilanganda • kehamilan ganda, dan
• Keadaansocial • Kelainankromosom • tumor.
(golongansocialekonomirendah,tingkatpendidikanrendah, • Infeksi.
statusbekerjadanperkawinanyangtidaksah).
• Malnutrisi,
• Penyakitdariibuantaralain
toxemiagravidarum,perdarahanantepartum,

Referensi :
1. Primadi, Aris (2013). Buku Indonesia Menyusui. Ikatan Dokter Anak Indonesia
2. Tripathy, P. (2014). Clinical characteristics & morbidity pattern among Low Birth Weight Babies. International Journal of Scientific and Research
Publications, Volume 4 Issue 4. 1-4
10. Diagnosis Banding
Marasmus Kwarsiorkor Marasmus-Kwarsiorkor

Definisi Marasmus
malnutrisi
adalah
protein
bentuk
kalori,
Kwarsiorkor adalah suatu
bentuk malnutrisi protein yang
Marasmus-Kwashiorkor adalah salah satu
kondisi dari kurang gizi berat yang gejala
terutama akibat kekurangan berat disebabkan oleh asupan klinisnya merupakan gabungan dari
kalori berat dan kronis, paling karbohidrat yang normal atau marasmus, yaitu kondisi yang disebabkan
sering terjadi selama tahun tinggi dan asupan protein yang oleh kurangnya asupan energi, dan
pertama kehidupan. inadekuat. kwashiorkor, yaitu kondisi yang
disebabkan oleh kurangnya asupan
protein sehingga gejalanya disertai edema

Etiologi 1. Faktor sosial dan ekonomi Masukan protein tidak cukup bernilai • Diet
biologis yang baik:
2. Faktor lingkungan yaitu 1.Tidak tersedianya makanan secara • Faktor sosial
tempat tinggal yang padat 2.Anak tidak cukup mendapat • Kepadatan penduduk
3. Pemberiaan ASI yang tidak makananbergizi seimbang.bergizi • Infeksi
seimbang.
adekuat 3.Pola makan yang salah. • Kemiskinan
Penyerapan protein yang terganggu :
1.Diare kronik
2.Kehilangan protein
abnormal:proteinuria(nefrosis),infeksi,pen
darahan dan luka bakar
3.Kegagalan mensintesis protein seperti
pada penyakit hati kronik.
Marasmus Kwarsiorkor Marasmus-Kwarsiorkor

Patofisiologi Kekurangan makanan->tubuh berusaha


untuk mempertahankan kebutuhan hidup
Tubuh kekurangan protein→A.Amino
dalam serum ↓→pembentukan albumin
Kelebihan asupan karbohidrat dan respon penyesuaian
untuk asupan protein rendah ->deposit protein
dan memenuhi kebutuhan pokok atau oleh hepar ↓→edema Protein tubuh dimobilisasikan -> Sintesis albumin menurun ->
energi-> kemampuan tubuh untuk ↓→gangguan pembentukan lipoprotein hipoalbuminemia dengan edema. Fatty liver juga
beta →gangguan transport lipoprotein
mempergunakan karbohidrat, protein, dan beta →gangguan transport lemak dari berkembang secara sekunder, mungkin, untuk
lemak sangat penting untuk hati ke depot lemak→Akumulasi lemak lipogenesis dari asupan karbohidrat berlebih dan
mempertahankan glukosa (karbohidrat)- dalam hepar. mengurangi sintesis apoliprotein. Akhirnya, kerusakan
>kemampuan tubuh untuk menyimpan radikal bebas telah diusulkan sebagai faktor penting
karbohidrat sangat sedikit (25 jam akan dalam munculnya KEP edematous. Kejadian ini
kekurangan)-> katabolisme protein terjadi didukung dengan konsentrasi plasma yang rendah akan
->hasilkan asam amino yang diubah jadi metionin, suatu precrusor dari sistein, yang diperlukan
karbohidrat dihepar dan ginjal-> selama untuk sintesis dari faktor antioksidan major,
puasa jaringan lemak dipecah jadi glutathione.
as.lemak, gliserol, dan keton bodies-
>tubuh akan mempertahankan diri jangan
sampai memecah protein lagi

Manifestasi Klinis 1. Penampilan wajah seperti orang tua,
terlihat sangat kurus
Kwashiorkor ditandai dengan edema,
umumnya seluruh tubuh, terutama pada •
Gabungan dari tanda marasmus dan kwashiorkor
Gangguan pertumbuhan
2. Perubahan mental dan sangat punggung kaki, wajah membulat (moon • Crazy pavement dermatosis
cengeng face) dan sembab, pandangan mata sayu, • Rambut tipis, pirang dan mudah dicabut
3. Kulit kering, dingin dan mengendor, rambut tipis, kemerahan seperti warna
keriput rambut jagung, mudah dicabut tanpa • Muka seperti orang tua
4. Lemak subkutan menghilang hingga rasa sakit dan mudah rontok, perubahan • Edema hanya pada anggota gerak bagian bawah
turgor kulit berkurang status mental, apatis, dan rewel,
5. Otot atrofi sehingga kontur tulang pembesaran hati, otot mengecil
terlihat jelas (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada
6. Kadang-kadang terdapat bradikardi posisi berdiri atau duduk, kelainan kulit
7. Tekanan darah lebih rendah rendah berupa bercak merah muda yang meluas
dibanding anak sehat dan sebayanya dan berubah warna menjadi coklat
kehitaman dan terkelupas (crazy
pavement dermatosis), sering disertai
penyakit infeksi (akut), anemia dan diare
Marasmus Kwarsiorkor Marasmus-Kwarsiorkor

Pemeriksaaan Pemfis: pengukuran TB dan BB, IMT


Pem.Lab: Glukosa darah, elektrolit, Hb,
pemfis : Pertumbuhan yang terganggu
Perubahan
Ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala klinis serta
pengukuran antropometri. Anak didiagnosis gizi buruk
Diagnostik dan albumin mental:cengeng,apatisPerubahan
mental:cengeng,apatis Edema
apabila :
BB/TB <-3 SD atau < 70% dari median (marasmus)
ringan/berat. Gejala gastrointestinal:
anoreksia, diare. Perubahan rambut Edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh
Perubahan kulit, Perubahan kulit crazy tubuh (kwashiorkor : BB/TB >-3 SD atau marasmus-
pavement dermatosiscrazy,Pembesaran kwashiorkor: BB/TB <-3SD) Jika BB/TB atau BB/PB
hati Hipokalemia Infeksi tidak dapat diukur, gunakan tanda klinis berupa anak
Pem.Lab : Darah perifer lengkap Fungsi tampak sangat kurus (visible severe wasting) dan tidak
hati Gula darah Elektrolit K,Na,Cl X-Foto mempunyai jaringan lemak di bawah kulit terutama
thoraxX- Urinalisis Feses rutin pada kedua bahu, lengan, pantan dan paha; tulang iga
terlihat jelas, dengan atau tanpa adanya edema.

Penatalaksanaan 1. Pengobatan atau pencegahan


hipoglikemia
Terdapat 10 langkah tindakan pelayanan
pada gizi buruk, yaitu mencegah dan
1.
2.
Pengobatan/Pencegahan hipoglikemia
Pengobatan/Pencegahan hipotermia
2. Pengobatan atau pencegahan mengatasi hipoglikemia, mencegah dan 3. Pengobatan/Pencegahan dehidrasi
hipotermi mengatasi hipotermia, mencegah dan 4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
3. Mencegah dan mengatasi mengatasi dehidrasi, memperbaiki
hipotermia gangguan keseimbangan elektrolit, 5. Pengobatan/Pencegahan infeksi
4. Memperbaiki gangguan mengobati infeksi, memperbaiki 6. Koreksi defisiensi mikro nutrien
keseimbangan elektrolit kekurangan zat gizi mikro, memberikan 7. Memberikan makanan untuk stabilisasi dan
5. Mengobati infeksi makanan untuk stabilisasi dan transisi, transisi
6. Memperbaiki kekurangan zat gizi memberikan makanan untuk tumbuh 8. Membreikan makanan untuk tumbuh kejar
mikro kejar, memberikan stimulasi untuk 9. Berikan stimulasi sensorik dan dukungan
7. Memperbaiki makanan untuk tumbuh kembang, dan mempersiapkan emosional
stabilisasi&transisi untuk tindak lanjut di rumah yang 10. Tindak lanjut di rumah
8. Memberikan makanan untuk masing-masing dibagi dalam 4 fase, yaitu
tumbuh kejar fase stabilisasi, fase transisi, fase
9. Memberikan stimulasi untuk rehabilitasi, dan fase tindak lanjut.
tumbuh kembang
10. Mempersiapkan untuk tindak lanjut
dirumah
11. Penatalaksanaan
Anemia
Preparat diberikan lebih baik dalam bentuk multivitamin, yaitu selain mengandung
besi dan asam folat, juga mengandung vitamin A, vitamin C, Pemberian dapat
dilakukan beberapa kali dalam setahun.
Dosis pemberian adalah sebagai berikut :
- 30 mg unsur besi dan 0,125 mg asam folat, disertai 2500 IU vitamin A pemberian
diberikan sekali seminggu selama 2 bulan
- Dibutuhkan waktu 2 - 4 minggu untuk menyembuhkan anemia dan 1-3 bulan
setelah kadar Hb kembali normal untuk mengembalikan persediaan besi tubuh.

Referensi: Tim Adaptasi Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jilid 1. Jakarta : Depkes RI. 2010
Referensi : Tim Adaptasi Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jilid 1. Jakarta : Depkes RI. 2010
Bila gejala klinis sudah tidak ada dan bb anak sudah mencapai 80% bb/u, dapat dikatakan anak
sembuh.
Peragakan kepada orangtua :
- Pemberian makan yang sering dengan kandungan energi dan nutrien yang padat
- Terapi bermain terstruktur.
Sarankan:
- Membawa anaknya kembali untuk kontrol secara teratur:
 Bulan i : 1x/minggu
 Bulan ii : 1x/2 minggu
 Bulan iii : 1x/bulan.
- Pemberian suntikan/imunisasi dasar dan ulangan (booster)
- Pemberian vitamin a setiap 6 bulan.
Referensi : Tim Adaptasi Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jilid 1. Jakarta : Depkes RI. 2010

 
• QS. Al- Baqarah : 233

Artinya :
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan
penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak
dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya
dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum
dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu
ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran
menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan.” 
• Dari penjelasan ayat tersebut, sudah jelas bahwa seorang ibu diperintahkan Allah untuk menyusui
anaknya sampai berusia 2 tahun (sekalipun keadaan ibu bayi itu sudah bercerai dengan suami). Karena
waktu 2 tahun itu tak disangsikan adalah jatah dan hak sempurna bagi sang bayi. Di balik penjelasan al-
Qur`an itu, tak diragukan tentu ada maksud yang ideal dan sempurna. Selama kurun waktu dua tahun
itu, bayi mudah terserang penyakit dan kandungan ASI bisa melawan serangan penyakit yang hendak
menyerang tubuh sang bayi. Jadi, jika menginginkan waktu ideal penyusuan bagi sang bayi sebaiknya
dilakukan selama kurun waktu dua tahun. Karena ASI ternyata memiliki manfaat besar membentuk
perkembangan intelensia, rohani serta perkembangan emosional sang bayi. Dalam dekapan sang ibu
ketika menyusui bayinya, sang bayi bisa bersentuhan langsung dengan ibunya dan mendapat kehangatan
kasih sayang dan rasa aman. Tak mustahil, jika pada tahun pertama pertumbuhan bayi sangat rentan
terhadap penyakit. Jadi sang bayi itu butuh perawatan dan perlindungan ekstra dari ibu dan ASI ternyata
mengandung sel-sel darah putih dan sejumlah faktor anti-infektif yang membantu melindungi bayi dari
infeksi. ASI juga mengandung antibody terhadap berbagai infeksi yang pernah dialami ibu sebelumnya.
Karena itu, sangat disayangkan jika semua ibu tidak bisa memberikan ASI esklusif pada bayinya. Memang
banyak faktor dan sebab yang mempengaruhi sang ibu tidak bisa menyusui anaknya. Sebagian besar ibu
telah menggantikan ASI dengan susu formula dan susu hewan lainnya, dan tidak heran jika saat temuan
peneliti mengatakan susu formula dan makanan bayi terkontaminasi bakteri, sebagian ibu pun dicekam
dengan rasa takut dan panik. Jika para orangtua mengindahkan perintah al-Qur’an yang diperkuat hasil
penelitian medis, maka tidak akan ada kepanikan dan kekhawatiran. Karena dalam ASI tidak terkandung
bakteri justru mengandung aneka gizi yang menunjang pertumbuhan sang bayi juga dapt menjadi
penyangkal dari serangan penyakit.
• Kak alvi (11020150043) klp 6: etiologi utama diare? Pemeriksaan
penunjang dan alasannya? Terapi dehidrasinya apa?
• Nasywan (11020170106) klp 14: dari scenario anak tsb masuk di
klasifikasi apa?
• Dedy Kurniawan (11020170006) klp 6: bagaimana jika pada hari 1-2
pengobatan belum menunjukkan tanda-tanda keberhasilan?

Anda mungkin juga menyukai