Kwashiorkor Marasmus-Kwashiorkor
Marasmus Kwashiorkor adalah kondisi yang diakibatkan Marasmus kwashiorkor
Marasmus adalah kondisi kronis oleh kekurangan protein yang dikaitkan dengan
adalah suatu kondisi
yang disebabkan oleh kekurangan penurunan berat kompartemen proteinviseral,
dan hypoalbuminemia yang kekurangan energi dan
energi atau kalori makanan yang menyebabkan edema yang umum . protein.
berkelanjutan. Gejala klinis:
Gejala Klinis:
Gejala klinis: -Penampilan seolah-olah seperti anak gemuk
(gemukair) - Gabungan dari tanda
-Wajah seperti orangtua -Bentuk muka bulat seperti bulan (moon face) marasmus dan kwashiorkor
-Sering terdapat penurunan -Penurunan kesadaran (lebih sering dari anak -Gangguan pertumbuhan
kesadaran dengan marasmus)
- Edema pada seluruh tubuh -Crazy pavement dermatosis
-Kulit kering,dingin dan kendor
- Otot-otot mengecil, anak berbaring terus- -Rambut tipis, pirang dan
-Otot-otot mengecil sehingga menerus
mudah dicabut
tulang-tulang terlihat jelas -Anak sering menolak segala jenis makanan
- Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut
-Muka seperti orangtua
-Sering disertai diare atau
konstipasi -Gangguan kulit berupa bercak merah dan - Edema hanya pada anggota
meluas dan berubah menjadi hitam terkelupas gerak bagian bawah
-Tekanan darah, frekuensi jantung -Kulit kering, hiperpigmentasi dan bersisik, serta
dan frekuensi ada tanda lain crazy pavement dermatosis
pernafasan berkurang -Pembesaran hati (hepatomegali)
-Terlihat tulang belakang lebih
menonjol dan kulit dipantat
berkeriput (baggy pant)
Referensi :
Manary MJ, Trehan I. 215 - Protein-Energy Malnutrition. Twenty Fifth Edition. Elsevier Inc.; 2018. doi:10.1016/B978-1-4557-5017-7.00215-4.
Tim Adaptasi Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jilid 1. Jakarta : Depkes RI. 2010. Hal 377
2. Status Gizi Anak
Referensi :
Interpretasi : di bawah -3 SD = gizi buruk
Tim Adaptasi Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jilid 1. Jakarta : Depkes RI. 2010. Hal 377
Kemenkes RI. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta : Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. 2011. Hal 1,23.
Interpretasi : di bawah -3 SD = Perawakan sangan pendek
Referensi :
Tim Adaptasi Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jilid 1. Jakarta : Depkes RI. 2010. Hal 377
Kemenkes RI. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta : Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. 2011. Hal 1,23.
Referensi :
Tim Adaptasi Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jilid 1. Jakarta : Depkes RI. 2010. Hal 377
Kemenkes RI. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta : Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. 2011. Hal 1,23.
• Berdasarkan skenario anak berumur 7 bulan dengan berat badan
adalah 4200 gr . Menurut z-score berat badan anak berada pada <-3
SD artinya anak mengalami gizi buruk. Karena seharusnya berat badan
anak adalah :
• Umur (bulan) +9 = 7 + 9
2 2
• = 16/2
• =8
• Jadi, seharusnya berat anak saat ini adalah 8000 gr atau 8 kg
Referensi :
Tim Adaptasi Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jilid 1. Jakarta : Depkes RI. 2010. Hal 377
Kemenkes RI. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta : Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. 2011. Hal 1,23.
Interpretasi : di bawah -2 SD / di bawah zona hijau = microcephal (lingkar kepala
kurang dan normal)
Referensi :
Tim Adaptasi Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jilid 1. Jakarta : Depkes RI. 2010. Hal 377
Kemenkes RI. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta : Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. 2011. Hal 1,23.
3. Derajat Dehidrasi
Referensi :
Adin, M.Archietobias. 2016. Diare Akut dan Dehidrasi Ringan Sedang+Hipokalemia. Fakultas Kedokteran. Universitas Lampung.
WHO. Haemoglobin concentrations for the diagnosis of anaemia and assessment of severity..
Klasifikasi Hb menurut WHO
Referensi :
Adin, M.Archietobias. 2016. Diare Akut dan Dehidrasi Ringan Sedang+Hipokalemia. Fakultas Kedokteran. Universitas Lampung.
WHO. Haemoglobin concentrations for the diagnosis of anaemia and assessment of severity..
Klasifikasi Hb menurut WHO
Referensi :
Adin, M.Archietobias. 2016. Diare Akut dan Dehidrasi Ringan Sedang+Hipokalemia. Fakultas Kedokteran. Universitas Lampung.
WHO. Haemoglobin concentrations for the diagnosis of anaemia and assessment of severity..
4. Hubungan ASI non-eksklusif terhadap pertumbuhan bayi
Nutrisi terbaik bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya adalah ASI. Hasil
penelitian menunjukan hubungan signifikan antara pemberian ASI dengan
pertumbuhan bayi. bahwa sebesar 73,3% bayi yang mendapatkan ASI eksklusif
mempunyai pertumbuhan yang normal, sedangkan bayi yang tidak diberikan ASI
eksklusif sebesar 37,1% mempunyai pertumbuhan yang kurang, Umumnya bayi
yang memperoleh ASI eksklusif mengalami pertumbuhan yang pesat pada usia 2-3
bulan selain itu akan mencapai kondisi yang optimal selama 6 bulan pertama bagi
pertumbuhan bayi dalam memenuhi gizi yang normal. Kondisi tersebut bisa
disebabkan karena kandungan nutrisi ASI Eksklusif berbeda dengan susu formula
maupun susu kental manis.
Referensi :
Fitri, Dian Insana, Eva Chundrayetti, and Rima Semiarty. "Hubungan pemberian ASI dengan tumbuh kembang bayi umur 6 bulan di Puskesmas Nanggalo." Jurnal Kesehatan
Andalas 3.2 (2014).
5. Perbedaan Kandungan ASI & Susu Kental Manis
Komposisi/100ml ASI Susu kental manis
Lemak 4,5 gr 10 gr
Mineral
Na 16 mg 25 mg
K 53 mg 100 mg
Ca 33 mg 275 mg
P 14 mg 209 mg
Fe 0,05 mg 0,2 mg
Vitamin
A 182 IU 510 IU
C 5 mg 1 mg
Referensi : Hans Demmelmair, PhD, Berthold Koletzko, MD, PhD .Variation of Metabolite and Hormone Contents in Human Milk. Elsevier on April 19, 2018
6. Etiologi diare berdasarkan skenario & hubungannya terhadap pemberian susu
Etiologic Agent
Clostridium difficile
kental manis ! Salmonella enterica, Shigella spp, Campylobacter spp
Clostridium perfringens
Bacillus cereus, S. aureus
Clostridium botulinum
E. histolytica
G. lamblia
Cryptosporidium spp
Cyclospora cayetanensis, Cystoisospora belli
Microsporidia (now classified as a fungus)
Calicivirus (norovirus, sapovirus); enteric adenovirus;
enterovirus/parechovirus; rotavirus
Rotavirus, enteric adenovirus
Virus Enteric adenovirus; enterovirus/parechovirus
Cytomegalovirus
Andi L. Shane, MD, dkk.. 2017. IDSA Infectious Diseases Society of America Clinical Practice Guidelines for the Diagnosis and Management of Infectious Diarrhea. Oxford University Press for the Infectious Diseases Society of America
Selain itu terdapat beberapa yang menyebabkan resiko terjadinya diare
yaitu:
• Tidak diberikan ASI secara penuh untuk waktu 4-6 bulan .
• Penggunaan botol susu yang tidak bersih dapat memudahkan kuman
masuk ke dalam botol pada saat susu dimasukan ke dalam botol susu.
• Penggunaan air minum yang tercemar bakteri dari feses, hal ini
disebabkan karena tangan ibu yang tercemar atau terkontamiasi oleh
bakteri mengenai air sewaku mengambil air dari tempat
penyimpanan.
Referensi : Hans Demmelmair, PhD, Berthold Koletzko, MD, PhD .Variation of Metabolite and Hormone Contents in Human Milk. Elsevier on April 19, 2018.
7. Patomekanisme gejala
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan osmotic,
akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekana
osmotic dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam
rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
Gangguan motilitas usus juga merupakan salah satu dari timbulnya berak encer (diare)
dimana terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan sehingga timbul diare.
Akibat dari diare akan terjadi beberapa hal seperti kehilangan air (dehidrasi) dimana
dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari masukan (input). Selain
dehidrasi, diare juga mengakibatkan gangguan gizi yaitu terjadi penurunan berat badan
dalam waktu singkat.
Referensi:
Anarashi Kazumiya.2016. Patofisiologi Malnutrisi.All Rights Reserved.
Tri Nata. 2014. Komplikasi Penyakit Malnutrisi. http://eprints.ums.ac.id
Referensi: Anarashi Kazumiya.2016. Patofisiologi Malnutrisi.All Rights Reserved.
Tri Nata. 2014. Komplikasi Penyakit Malnutrisi. http://eprints.ums.ac.id
9. Langkah-Langkah Diagnosis
Anamnesis lanjutan
(untuk mencari
penyebab dan rencana
Anamnesis (untuk
tatalaksana Pemeriksaan fisik
kegawatdaruratan)
selanjutnya, dilakukan
setelah kedaruratan
ditangani)
Referensi :
1. Departemen Kesehatan Ri, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina Gizi. 2011. Bagan Tata Laksana Anak Gizi Buruk Buku I. Jakarta:Departemen Kesehatan
2. World Health Organization.2009.Pelayaan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Pedoman Bagi Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten/Kota.Jakarta:WHO
Faktor resiko BBLR
Referensi :
1. Primadi, Aris (2013). Buku Indonesia Menyusui. Ikatan Dokter Anak Indonesia
2. Tripathy, P. (2014). Clinical characteristics & morbidity pattern among Low Birth Weight Babies. International Journal of Scientific and Research
Publications, Volume 4 Issue 4. 1-4
10. Diagnosis Banding
Marasmus Kwarsiorkor Marasmus-Kwarsiorkor
Definisi Marasmus
malnutrisi
adalah
protein
bentuk
kalori,
Kwarsiorkor adalah suatu
bentuk malnutrisi protein yang
Marasmus-Kwashiorkor adalah salah satu
kondisi dari kurang gizi berat yang gejala
terutama akibat kekurangan berat disebabkan oleh asupan klinisnya merupakan gabungan dari
kalori berat dan kronis, paling karbohidrat yang normal atau marasmus, yaitu kondisi yang disebabkan
sering terjadi selama tahun tinggi dan asupan protein yang oleh kurangnya asupan energi, dan
pertama kehidupan. inadekuat. kwashiorkor, yaitu kondisi yang
disebabkan oleh kurangnya asupan
protein sehingga gejalanya disertai edema
Etiologi 1. Faktor sosial dan ekonomi Masukan protein tidak cukup bernilai • Diet
biologis yang baik:
2. Faktor lingkungan yaitu 1.Tidak tersedianya makanan secara • Faktor sosial
tempat tinggal yang padat 2.Anak tidak cukup mendapat • Kepadatan penduduk
3. Pemberiaan ASI yang tidak makananbergizi seimbang.bergizi • Infeksi
seimbang.
adekuat 3.Pola makan yang salah. • Kemiskinan
Penyerapan protein yang terganggu :
1.Diare kronik
2.Kehilangan protein
abnormal:proteinuria(nefrosis),infeksi,pen
darahan dan luka bakar
3.Kegagalan mensintesis protein seperti
pada penyakit hati kronik.
Marasmus Kwarsiorkor Marasmus-Kwarsiorkor
Referensi: Tim Adaptasi Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jilid 1. Jakarta : Depkes RI. 2010
Referensi : Tim Adaptasi Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jilid 1. Jakarta : Depkes RI. 2010
Bila gejala klinis sudah tidak ada dan bb anak sudah mencapai 80% bb/u, dapat dikatakan anak
sembuh.
Peragakan kepada orangtua :
- Pemberian makan yang sering dengan kandungan energi dan nutrien yang padat
- Terapi bermain terstruktur.
Sarankan:
- Membawa anaknya kembali untuk kontrol secara teratur:
Bulan i : 1x/minggu
Bulan ii : 1x/2 minggu
Bulan iii : 1x/bulan.
- Pemberian suntikan/imunisasi dasar dan ulangan (booster)
- Pemberian vitamin a setiap 6 bulan.
Referensi : Tim Adaptasi Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jilid 1. Jakarta : Depkes RI. 2010
• QS. Al- Baqarah : 233
Artinya :
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan
penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak
dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya
dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum
dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu
ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran
menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan.”
• Dari penjelasan ayat tersebut, sudah jelas bahwa seorang ibu diperintahkan Allah untuk menyusui
anaknya sampai berusia 2 tahun (sekalipun keadaan ibu bayi itu sudah bercerai dengan suami). Karena
waktu 2 tahun itu tak disangsikan adalah jatah dan hak sempurna bagi sang bayi. Di balik penjelasan al-
Qur`an itu, tak diragukan tentu ada maksud yang ideal dan sempurna. Selama kurun waktu dua tahun
itu, bayi mudah terserang penyakit dan kandungan ASI bisa melawan serangan penyakit yang hendak
menyerang tubuh sang bayi. Jadi, jika menginginkan waktu ideal penyusuan bagi sang bayi sebaiknya
dilakukan selama kurun waktu dua tahun. Karena ASI ternyata memiliki manfaat besar membentuk
perkembangan intelensia, rohani serta perkembangan emosional sang bayi. Dalam dekapan sang ibu
ketika menyusui bayinya, sang bayi bisa bersentuhan langsung dengan ibunya dan mendapat kehangatan
kasih sayang dan rasa aman. Tak mustahil, jika pada tahun pertama pertumbuhan bayi sangat rentan
terhadap penyakit. Jadi sang bayi itu butuh perawatan dan perlindungan ekstra dari ibu dan ASI ternyata
mengandung sel-sel darah putih dan sejumlah faktor anti-infektif yang membantu melindungi bayi dari
infeksi. ASI juga mengandung antibody terhadap berbagai infeksi yang pernah dialami ibu sebelumnya.
Karena itu, sangat disayangkan jika semua ibu tidak bisa memberikan ASI esklusif pada bayinya. Memang
banyak faktor dan sebab yang mempengaruhi sang ibu tidak bisa menyusui anaknya. Sebagian besar ibu
telah menggantikan ASI dengan susu formula dan susu hewan lainnya, dan tidak heran jika saat temuan
peneliti mengatakan susu formula dan makanan bayi terkontaminasi bakteri, sebagian ibu pun dicekam
dengan rasa takut dan panik. Jika para orangtua mengindahkan perintah al-Qur’an yang diperkuat hasil
penelitian medis, maka tidak akan ada kepanikan dan kekhawatiran. Karena dalam ASI tidak terkandung
bakteri justru mengandung aneka gizi yang menunjang pertumbuhan sang bayi juga dapt menjadi
penyangkal dari serangan penyakit.
• Kak alvi (11020150043) klp 6: etiologi utama diare? Pemeriksaan
penunjang dan alasannya? Terapi dehidrasinya apa?
• Nasywan (11020170106) klp 14: dari scenario anak tsb masuk di
klasifikasi apa?
• Dedy Kurniawan (11020170006) klp 6: bagaimana jika pada hari 1-2
pengobatan belum menunjukkan tanda-tanda keberhasilan?