Anda di halaman 1dari 33

KONSTITUSI

FUNGSI NEGARA
1. FUNGSI PERTAHANAN DAN KEAMANAN
2. FUNGSI PENGATURAN DAN KETERTIBAN
3. FUNGSI KESEJAHTERAAN DAN
KEMAKMURAN
4. FUNGSI KEADILAN MENURUT HAK DAN
KEWAJIBAN
NEGARA WAJIB MELINDUNGI SEMUA RAKYATNYA
TANPA KECUALI.

PRESIDEN AMERIKA SERIKAT JOHN F. KENNEDY

“ JANGAN TANYAKAN APA YG BISA NEGARA


BERIKAN KEPADAMU, TETAPI TANYAKAN APA YG
BISA KAU BERIKAN KEPADA NEGARA.”
Struktur Politik Indonesia.
1. Suprastruktur politik yaitu : Kehidupan politik pemerintahan yang berkaitan
dengan kehidupan lembaga-lembaga negara, fungsi dan wewenang serta
hubungan kewenangan antar lembaga negara yang ada.
Suprastruktur politik Indonesia sebagai berikut :

Legislatif MPR = DPR + DPD


A
UU P
B
Eksekutif Presiden/wapres + N
/
Kabinet
K
E
U
A
Yudikatif Kekuasaan kehakiman N
MA, MK dan KY G
A
N

Eksaminatif BPK
Lembaga yang berkaitan dgn Konstitusi

a. Mahkamah Agung(MA)
Memberikan pertimbangan kepada presiden tentang pemberian Grasi ( Analisa Pro
Kontra Kasus pemberian grasi Presiden kepada pelaku kasus Narkoba ), Amesti,
Abolisi dan Rehabilitasi yg merupakan hak prerogatif presiden dlm bidang hukum
1. Grasi adalah pengampunan dari kejahatan dan hukuman yang
terkait dengannya. Hal ini diberikan oleh seorang kepala negara,
seperti raja atau presiden, atau oleh otoritas gereja yang kompeten
yang berarti mengurangi hukuman kejahatan tanpa memaafkan
kejahatan itu sendiri.

2. Amnesti (dari amnestia Yunani,yang artinya dilupakan) adalah


tindakan legislatif atau eksekutif di mana suatu negara
mengembalikan orang-orang yang mungkin telah bersalah karena
melakukan kejahatan terhadap pihak yang tidak bersalah. Hal ini
mencakup lebih dari maaf. Kata Amnesti memiliki akar yang sama
dengan amnesia.

3. Abolisi adalah tindakan penghapusan atau pembatalan, dimana


pengadilan belum memberikan putusan.

4. Rehabilitasi Pengembalian hak seseorang, misalnya nama baik.

5. Remisi pembatalan lengkap atau sebagian dari hukuman


kejahatan, sementara masih dianggap bersalah karena melakukan
kejahatan.Dengan kata lain : pemotongan masa tahanan.
• b. Mahkamah Konstitusi ( MK )
Melakukan uji terhadap UUD 1945, Menyelesaikan
konflik antar lembaga Negara
Melakukan pembubaran partai politik yang melakukan
pelanggaran thd UUD 1945

• c. Komisi Yudisial ( KY )
Berwenang merekrut dan menyeleksi calon hakim
agung
PENGERTIAN DAN DEFINISI KONSTITUSI

• Pengertian Konstitusi adalah peraturan tertulis


maupun tidak tertulis yang mengatur
pemerintahan.
• Pada tahun 1998 saat Presiden Soeharto turun
dari jabatannya dan mengangkat BJ. Habibie
menjadi Presiden mengucapkan Sumpah
Presiden dihadapan ketua MA yang disaksikan
oleh ketua MPR dan DPR, hal ini tidak diatur
UUD 1945.
PENGERTIAN KOSTITUSI
• Istilah konstitusi berasal dari bahasa Perancis
constituer yang berarti “membentuk”
Pemakaian istilah konstitusi dimaksudkan ialah
“pembentukan suatu negara atau menyusun
dan menyatakan aturan suatu negara”,
• sedang istilah UU berasal dari bahasa Belanda
gronwet. Wet diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia berarti “ UUD dan gron berarti tanah
atau dasar “
Dalam Ilmu politik makna Constittution
mengandung arti yg lebih luas yaitu :

“ Keseluruhan dari peraturan-peraturan


baik yang tertulis maupun tidak tertulis
yang mengatur secara mengikat cara-cara
bagaimana sesuatu pemerintahan
diselenggarakan dalam suatu masyrakat “
PENDAPAT AHLI TTG KONSTITUSI

L.J Van Apeldo berpendapat konstitusi memuat aturan tertulis dan


tidak tertulis,sedangakn UUD merupakan bagian tertulis dari
konstitusi.
Sri sumantri menyamakan arti keduanya sesuai dengan pratek
ketatanegaraan di sebagaian besar negara-negara di dunia
termasuk Indonesia.
E.C.S wade mengartikan UUD adalah naskah yg memberikan rangka
dan tugas pokok dari badan-badan suatu negara dan
menentukan pokok-pokok kerja badan tersebut.
Herman Heller

a. Konstitusi mencerminkan kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai


suatu kenyataan(mengandung arti politik dan sosiologis)
b. Konstitusi adalah suatu kesatuan kaidah yg hidup dalam
masyarakat ( mengandung arti hukum atau yuridis )
c. Konstitusi adalah kesepakatan yang ditulis dalam suatu naskah sebagai
undang-undang yang tertinggi yang berlaku dalam suatu negara.

.
Dengan memeperhatikan beberapa pendapat diatas
maka konstitusi :

1.Suatu kumpulan kaidah yang memberikan pembatasan


kekuasaan kepada para penguasa .
2.Suatu dokumen tentang pembagian tugas dan petugasnya
sekaligus dari suatu sistem politik
3. Suatu gambaran dari suatu lembaga-lembaga negara.
4. Suatu gambaran yang menyangkut masalah hak asasi
manusia
HAKEKAT DAN FUNGSI KONSTITUSI

Pada hakekatnya konstitusi atau UUD berisi tiga hak


pokok :
a. Adanya jaminan hak-hak asasi manusi dan warga
negaranya
b. Ditetapkan susunan ketatanegaraan suatu negara
yang bersifat fundamental
c. Adanya pembagian dan pemabatasan tugas
ketatanegaraaan yang juga bersifat fundamental
FUNGSI KONSTITUSI
Fungsi Konstitusi merupakan “tali” pengikat antara
setiap warga negara dengan lembaga negara dalam
kehidupan bernegara. Secara umum fungsi konstitusi
sbb:
1. Tata aturan dalam pendirian lembaga-lembaga yang
permanen(sufrastuktur dan infrastruktur).
2. Tata aturan dalam hubungan antara negara dengan
warga negara serta dengan negara lain.
3. Sumber hukum dasar yang tertinggi.
SECARA KHUSUS FUNGSI KONSTITUSI BAGI
NEGARA DEMOKRASI DAN KOMUNIS

NEGARA DEMOKRASI NEGARA KOMUNIS


1. Membatasi kekuasan 1. Sbg cermin kemenangan-
pemerintah sedemikian rupa kemenangan yg telah dicapai
sehingga penyelenggaraan dlm perjuangan kearah
kekuasaan tidak absolut masyarakat komunis.
2. Sebagai cara yang efektif 2. Sbg pencatatan formal (legal)
sebagai pembagian kekuasaan dari perjuangan yg telah
dicapai.
3. Sebagai perwujutan hukum yg
3. Sbg dasar hukum untuk
tertinggi (supremasi hukum)
perubahan masyarakat yg
yang harus ditaati oleh dicita-citakan dan dapat diubah
masyarakat maupun penguasa setiap kali ada pencapaian
kemajuan dalam masyarakat
komunis.
DINAMIKA PELAKSANAAN KONSTITUSI
DI INDONESIA
1. UUD 1945 berlaku 18 agustus 1945 sampai 27
Desember 1949.
2. UUD RIS berlaku 27 Desember 1949 sampai 17 agustus
1950
3. UUDS berlaku 15 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959
4. UUD 1945 berlaku 5 Juli 1959 sampai 1966
5. UUD 1945 tahun 1966 sampai 1999
6. UUD 1945 Amandemen 1999 sd 2002,
7. Dari tahun 2002 sampai sekarang belum ada
amandemen.
Sistem Pemerintahan

Sistem pemerintahan negara dibagi


menjadi dua klasifikasi besar, yaitu:

1. Sistem Pemerintahan Presidensial;


2. Sistem Pemerintahan Parlementer.
• Klasifikasi sistem pemerintahan presidensial dan parlementer
didasarkan pada hubungan antara kekuasaan eksekutif dan
legislatif.
• Sistem pemerintahan disebut parlementer apabila badan
eksekutif sebagai pelaksana kekuasaan, eksekutif mendapat
pengawasan langsung dari badan legislatif.
( Kerajaan Inggris, Belanda, India, Australia, Malaysia)
• Sistem pemerintahan disebut presidensial apabila badan
eksekutif berada di luar pengawasan langsung badan legislatif.
(AS,Pakistan,Argentina,Filiphina,Indonesia)
Sistem Pemerintahan di Indonesia

1. Sistem Pemerintahan Negara Indonesia


Berdasar UUD 1945 sebelum Diamandemen.
2. Sistem Pemerintahan Negara Indonesia
Berdasar UUD 1945 sesudah Diamandemen
Sistem Pemerintahan Negara Indonesia
Berdasar UUD 1945 sebelum Diamandemen.
1. Indonesia adalah Negara yang berdasar atas
hukum (rechtsstaat)
2. Sistem Konstitusional.
3. Kekuasaan tertinggi di tangan MPR
4. Presiden adalah penyelenggara pemerintah
Negara yang tertinggi di bawah MPR.
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.
6. Menteri Negara adalah pembantu presiden,
dan tidak bertanggung jawab terhadap DPR.
7. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas.
Berdasarkan 7 kunci pokok tersebut, sistem
pemerintahan Indonesia menurut UUD 1945
menganut sistem pemerintahan Presidensial.

Sistem pemerintahan ini dijalankan semasa


Orde Baru dibawah kepemimpinan Presiden
Soeharto.
Ciri dari sistem pemerintahan Presidensial
ini adalah adanya kekuasaan yang amat
besar pada lembaga kepresidenan.
Pada saat sistem pemerintahan ini, kekuasaan
Presiden berdasar UUD 1945 adalah sebagai berikut :

1. Pemegang kekuasaan eksekutif.


2. Pemegang kekuasaan sebagai kepala pemerintahan.
3. Pemegang kekuasaan sebagai kepala Negara.
4. Panglima tertinggi dalam kemiliteran.
5. Berhak mengangkat & melantik para anggota MPR dari utusan daerah
atau golongan.
6. Berhak mengangkat para menteri dan pejabat Negara.
7. Berhak menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian
dengan Negara lain.
8. Berhak mengangkat duta dan menerima duta dari Negara lain.
9. Berhak memberi gelaran, tanda jasa, dan lain – lain tanda kehormatan.
10. Berhak memberi grasi, amnesty, abolisi, dan rehabilitasi
Dampak negative yang terjadi dari sistem
pemerintahan yang bersifat Presidensial
1. Terjadi pemusatan kekuasaan Negara pada satu lembaga,
yaitu presiden.
2. Peran pengawasan & perwakilan DPR semakin lemah.
3. Pejabat – pejabat Negara yang diangkat cenderung
dimanfaat untuk loyal dan mendukung kelangsungan
kekuasaan presiden.
4. Kebijakan yang dibuat cenderung menguntungkan orang –
orang yang dekat presiden.
5. Menciptakan perilaku KKN.
6. Terjadi personifikasi bahwa presiden dianggap Negara.
7. Rakyat dibuat makin tidak berdaya, dan tunduk pada
presiden
Dampak Positif yang terjadi dari sistem pemerintahan
yang bersifat Presidensial

1. Presiden dapat mengendalikan seluruh


penyelenggaraan pemerintahan.
2. Presiden mampu menciptakan pemerintahan yang
kompak dan solid.
3. Sistem pemerintahan lebih stabil, tidak mudah jatuh
atau berganti.
4. Konflik dan pertentangan antar pejabat Negara dapat
dihindari.
Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasar UUD
1945 Setelah Diamandemen (1999 – 2002)

Pokok – pokok sistem pemerintahan ini adalah sebagai berikut:


1. Bentuk Negara Kesatuan dengan prinsip otonomi yang luas
2. Bentuk Pemerintahan adalah Republik.
3. MPR bukan lembaga tertinggi lagi.
4. Presiden adalah kepala Negara sekaligus kepala pemerintahan.
5. Kabinet atau menteri diangkat oleh Presiden dan bertanggung
jawab kepada Presiden.
6. Parlemen terdiri atas dua (Bikameral), yaitu DPR dan DPD.
7. Kekuasaan Legislatif lebih dominan
8. Presiden dan wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat
9. Presiden tidak dapat membubarkan DPR
Beberapa variasi dari sistem pemerintahan
Presidensial di Indonesia setelah amandemen
1. Presiden sewaktu – waktu dapat diberhentikan MPR
atas usul dan pertimbangan dari DPR.
2. Presiden dalam mengangkat Pejabat Negara perlu
pertimbangan dan/atau persetujuan DPR.
3. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu
perlu pertimbangan dan/atau persetujuan DPR.
4. Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam
hal membentuk undang – undang dan Hak Budget
(anggaran).
Sistem Pemerintahan Parlementer
1. Badan legislatif atau parlemen adalah satu satunya badan
yang anggotanya dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum.
Parlemen memiliki kekuasaan besar sebagai badan perwakilan
dan lembaga legislatif.
2. Anggota parlemen terdiri atas orang- orang dari partai politik
yang memenangkan pemilihan umum. Partai politik yang
menang dalam pemilihan umum memiliki peluang besar
menjadi mayoritas dan memiliki kekuasaan besar di parlemen.
3. Pemerintah atau kabinet terdiri atas para menteri dan
perdana meteri sebagai pemimpin kabinet. Perdana menteri
dipilih oleh parlemen untuk melaksanakan kekuasaan
eksekutif. Dalam system ini, kekuasaan eksekutif berada pada
perdana meteri sebagai kepala pemerintahan.
4. Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen dan dapat
bertahan sepanjang mendapat dukungan mayoritas anggota
parlemen. Hal ini berarti bahwa sewaktu- waktu perlemen
dapat menjatuhkan kabinet jika mayoritas anggota
parlemen menyampaikan mosi tidak percaya kepada
kabinet.
5. Kepala Negara tidak sekaligus sebagai kepala pemerintahan.
Kepala pemerintahan adalah perdana menteri, sedangkan
kepala negara adalah presiden/sultan/raja
6. Sebagai imbangan, parlemen dapat menjatuhkan kabinet.
Kepala Negara dapat membubarkan parlemen. Dengan
demikian, presiden/ raja atas saran perdana menteri dapat
membubarkan parlemen. Selanjutnya, diadakan pemilihan
umum lagi untuk memebentuk parlemen baru.
Kelebihan dan kelemahan
Kelebihan
• Pembuatan kebijakan dapat ditangani secara cepat karena
terjadi menyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif.
Hal ini disebabkan kekuasaan eksekutif dan legislatif berada
pada satu partai atau koalisi partai.
• Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan
kebijakan publik jelas.
• Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap
kabinet sehingga kabinet menjadi berhati – hati dalam
menjalankan pemerintahan.
Kekurangan
• Kedudukan badan eksekutif/ kabinet sangat tergantung pada
mayoritas dukungan parlemen sehingga sewaktu- waktu kabinet
dapat dijatuhkan oleh parlemen.
• Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bisa
ditentukan berakhir sesuai dengn masa jabatannya karena
sewaktu- waktu kabinet dapat bubar.
• Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila
para anggota kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari
partai mayoritas. Karena pengaruh mereka yang besar di
parlemen dan partai, anggota kabinet dapat menguasai
parlemen.
• Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan- jabatan
eksekutif. Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen
dimanfaatkan dan menjadi bekal penting untuk menjadi menteri
atau jabatan eksekutif lainnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai