Anda di halaman 1dari 16

kelompok

Latar belakang
• Menurut WHO setiap tahun di Amerika Serikat
hampir 1.500.000 kasus cedera kepala. Dari jumlah
tersebut 80.000 di antaranya mengalami kecacatan
dan 50.000 orang meninggal dunia. Saat ini di
Amerika terdapat sekitar 5.300.000 orang dengan
kecacatan akibat cedera kepala (Moore & Argur,
2007). Di Indonesia, cedera kepala berdasarkan
hasil Riskesdas 2013 menunjukkan insiden cedera
kepala dengan CFR sebanyak 100.000 jiwa
meninggal dunia (Depkes RI, 2013)
PENGERTIAN
• Menurut Brain Injury Assosiation of America,
2006. Cedera kepala adalah suatu kerusakan
pada kepala bukan bersifat congenital ataupun
degenerative, tetapi disebabkan
serangan/benturan fisik dari luar yang dapat
mengurangi atau mengubah kesadaran yang
mana menimbulkan kerusakan kemampuan
kognitif dan fungsi fisik.
ETIOLOGI
• Cedera kepala disebabkan oleh
– Kecelakaan lalu lintas 
– Jatuh
– Trauma benda tumpul
– Kecelakaan kerja
– Kecelakaan rumah tangga
– Kecelakaan olahraga
– Trauma tembak dan pecahan bom (Ginsberg, 2007)
MANIFESTASI KLINIS
• Cidera kepala Ringan (CKR)
• GCS 13-15
• Kehilangan kesadaran/amnesia <30 menit
• Tidak ada fraktur tengkorak
• Tidak ada kontusio celebral, hematoma
• Cidera Kepala Sedang (CKS)
• GCS 9-12
• Kehilangan kesadaran dan atau amnesia >30 menit tetapi kurang dari 24 jam
• Dapat mengalami fraktur tengkorak
• Cidera Kepala Berat (CKB)
• GCS 3-8
• Kehilangan kesadaran dan atau terjadi amnesia > 24 jam
• Juga meliputi kontusio celebral, laserasi, atau hematoma intracranial
Klasifikasi Cedera Kepala

Berdasarkan    mekanismenya    cedera  kepala dikelompokkan menjadi dua yaitu


• cedera kepala tumpul.  
• Cedera tembus
• Berdasarkan morfologi cedera kepala
•  Laserasi kulit kepala
• Fraktur tulang kepala
• Cedera kepala di area intracranial
• Perdarahan epidural atau epidural hematoma (EDH)
• Perdarahan subdural akut atau subdural hematom  (SDH) akut
•  Perdarahan subdural kronik atau SDH kronik
• Perdarahan intra cerebral atau intracerebral hematom (ICH)
• Perdarahan subarahnoit traumatika (SAH)
• Klasifikasi cedera kepala berdasarkan beratnya
• Cedera kepala ringan dengan nilai GCS 14 – 15
• Cedera kepala sedang dengan nilai GCS 9 – 13
• Cedera kepala berat dengan nilai GCS sama atau kurang dari 8.
PATHWAYS
terlampir
Komplikasi

• Koma
• Kejang/Seizure
• Infeksi
• Hilangnya kemampuan kognitif
• Penyakit Alzheimer dan Parkinson
Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan Laboratorium
• CT-scan
• Foto Rontgen
• MRI
• Angiografi serebral
• Pemeriksaan pungsi lumbal
algoritma
terlampir
Farmakologi Obat Pada Kasus Kritis CKB

• Cairan iv
• antibiotik
• Obat antikejang (misal : fenitoin, dan karbamazepin)
• Antipiretik

• Barbiturat,
• Glukokortikoid (dexamethazone),
• Diuretic osmotic (manitol),
• Obat paralitik (pancuronium),
• THAM (Tris – Hidroksi – metil – aminometana)
Diit Pada Kasus Kritis

• Dukungan Nutrisi Pada Pasien-Pasien Sakit Kritis


• Perhitungan Basal Energy Expenditure ( BEE)
• Persamaan Harris-Benedict:
• Laki-laki: 66,47 + (13,75 x BB) + (5 x TB) - (6,76 x Umur)
• Wanita : 655,1 + (9,56 x BB) + 1,85 x TB) – (4,67 x Umur)
• Rata-rata BEE adalah mendekati 25 kkal/kgbb/hari
• Faktor Stres
• Koreksi terhadap perhitungan kebutuhan energi derajat
• hipermetabolisme :
• * Postoperasi (tanpa komplikasi) 1,00 – 1,30
• * Kanker 1,10 – 1,30
• * Peritonitis / sepsis 1,20 – 1,40
• * Sindroma kegagalan organ multiple 1,20 – 1,40
• * Luka bakar 1,20 – 2,00
• (perkiraan BEE + % luas permukaan tubuh yang terbakar)
• Koreksi kebutuhan energy ( kkal / hari) = BEE x f aktor stres
Makro Dan Mikro Nutrien Dalam Nutrisi

• Karbohidrat
• Karbohidrat merupakan sumber energi yang penting. Setiap gram karbohidrat
menghasilkan kurang lebih 4 kalori. Asupan karbohidrat di dalam diet sebaiknya
berkisar 50% – 60% dari kebutuhan kalori. kecepatan pemberian glukosa pada
pasien dewasa maksimal 5 mg/kgbb/menit
• Lemak
• Komponen lemak dapat diberikan dalam bentuk nutrisi enteral ataupun
parenteral sebagai emulsi lemak. Pemberian lemak dapat mencapai 30% – 50%
dari total kebutuhan. Selama hari-hari pertama pemberian emulsi lemak
khususnya pada pasien yang mengalami stres, dianjurkan pemberian infus
selambat mungkin, yaitu untuk pemberian emulsi Long Chain Triglyseride (LCT)
kurang dari 0,1 gram/kgbb/jam dan emulsi campuran Medium Chain Triglyseride
(MCT)/Long Chain Triglyseride (LCT) kecepatan pemberiannya kurang dari 0,15
gram/kgbb/jam. Kadar trigliserida plasma sebaiknya dimonitor dan kecepatan
infus selalu disesuaikan dengan hasil pengukuran.
Protein (Asam-Asam Amino)
Mikronutrien
Nutrisi Tambahan

Anda mungkin juga menyukai