Anda di halaman 1dari 31

FILSAFAT ILMU, KEBE

NARAN DAN PENJELA


JAHANNYA

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
HAKIKAT FILSAFAT ILMU
Cornelius Benjamin (dalam The Liang Gie,19:58) memandang filsafat ilmu sebagai cabang dari filsafat yang
secara sistematis menelaah sifat dasar ilmu, khususnya mengenai metoda, konsep-konsep, dan pra-anggapan
nya, serta letaknya dalam kerangka umum dari cabang-cabang pengetahuan intelektual.

Filsafat ilmu merupakan penerusan pengembangan filsafat pengetahuan. Objeknya ialah ilmu pengetahuan
yang mana saat setiap ilmu berubah mengikuti perkembangan zaman dan keadaan.
Sistematika filsafat dibagi menjadi:
Ontologi
Membicarakan hakikat, objek, dan struktur filsafat.
Contoh: Objek apa yang ditelaah ilmu? Bagaimana wujud hakiki dari objek tersebut?
Bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya tangap manusia?

Epistemologi
Membahas cara memperoleh dan ukuran kebenaran pengetahuan filsafat.
Contoh: Bagaimana proses yang memungkinkan diperolehnya pengetahuan yang berupa ilmu?
Bagaimana prosedurnya? Hal apa saja yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan
pengetahuan yang benar? Apa yang dimaksud dengan kebenaran? Dan seterusnya.
Aksiologi
Mendiskusikan masalah kegunaan filsafat dan cara filsafat menyelesaikan masalah yang
dihadapi.
Contoh: Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu? Bagaimana kaitan antara cara mengguna-
kan ilmu dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan objek yang ditelaah
berdasarkan pilihan-pilihan moral?
HAKIKAT KEBENARAN
Your Picture Here

Kebenaran merupakan suatu hal yang mutlak diperlukan untuk membuktikan


suatu kebenaran dari teori apapun pengetahuan yang kita dapatkan.
●Kebenaran merupakan suatu bentuk dari rasa ingin tahu setiap individu.
Kebenaran merupakan suatu hal yang mutlak diperlukan untuk membuktikan suatu
● Rasa ingin tahu terbentuk dari adanya kekuatan akal yg dimiliki manusia.
kebenaran dari teori apapun pengetahuan yang kita dapatkan.
YangKebenaran
● merupakan
selalu ingin suatu
mencari, bentuk dari serta
memahami, rasa ingin tahu setiap individu
memanfaatkan kebenaran
● Rasa ingin tahu terbentuk dari adanya kekuatan akal yg dimiliki manusia. Yang
yangselalu
telahingin
ia dapatkan dalam hidupnya.
mencari, memahami, serta memanfaatkan kebenaran yg telah ia
dapatkan dalam hidupnya.

Menurut para ahli filsafat kebenaran itu bertingkat-tingkat, bahkan bersifat


hierarkis. Kebenaran yang satu di bawah kebenaran lain ada :
● Kebenaran Relatif & Mutlak (absolut)
● Kebenaran alami & Ilahi
● Kebenaran Khusus Individual & Umum Universal
Your Picture Here

Ukuran kebenaran yaitu berpikir merupakab suatu aktivitas manusia untuk


menemukan kebenaran. Apa yg disebut benar oleh seseorang belum tentu
benar bagi orang lain, oleh karena itu diperlukan suatu ukuran atau kriteria
kebenaran.

Batas pengetahuan juga menjadi menjadi landasan dalan teori kebenaran.


Batas pengetahuan sendiri adalah pengetahuan yang memiliki keluasan
wilayah secara tertentu. Pengetahuan dibatasi oleh pancaindera manusia.

Pengetahuan manusia bersumber pada indra manusia, dan hasil pengetahu-


an itu disebut debagai pengetahuan indriawi/pengetahuan empiris dan
non-indriawi.
KRITERIA KEBENARAN ILMIA
H
Beberapa Teori Tentang Kebenaran
[Jujun .S Suriasumantri (2010) dan Louise Kattsoff (2006)]

Teori Koheresi (the coherence theory of truth)


Teori ini sering disebut the consistense theory of truth. Suatu pernyataan dianggap benar
bila bersifat koheren/konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Teori koheresi yaitu pendalaman dan kelanjutan yang teliti dari teori korespondensi, teori
ini tidak bertentangan dengan teori korespondensi.

Paham ini biasanya dianut oleh pendukung idealisme, seperti: F.H. Bradley (1846-1924).
Teori ini sudah ada sejak pra-Socrates, lalu dikembangkan oleh Benedictus Spinoza dan
George Hegel.

Teori Korespondensi (the correspondence theory of truth)


Teori ini kadang disebut the accordance theory of truth. Suatu keadaan benar
bila ada kesesuaian antara arti yang dimaksud suatu pernyataan atau
pendapat dengan objek yang dituju/dimaksud oleh pernyataan atau pendapat
itu. Kebenaran dapat dinilai dengan membandingkan antara preposisi
dan fakta yang berhubungan.

Teori ini sering dianut oleh realisme atau empirisme.


Teori Pragmatik (the pragmatic theory of truth)
Teori ini kadang disebut inherent theory of truth. Suatu proposisi bernilai benar apabila
mempunyai konsekuensi yang dapat digunakan (bermanfaat). Tujuan utama pragmatism
yaitu agar manusia selalu ada di dalam keseimbangan, untuk itu manusia harus mampu
melakukan penyesuaian dengan tuntutan lingkungan. Akibat atau hasil yang
memuaskan menurut kaum pragmatis:
• Sesuai dengan keinginan atau tujuan
• Sesuai dengan keterujian/eksperimen
• Ikut membantu dan mendorong perjuangan untuk tetap eksis

Teori ini diperkenalkan oleh Charles S. Pierce (1914-1939) dan diikuti oleh William
James dan John Dewey (1852-1859). James menekankan bahwa suatu ide itu benar
terletak pada konsekuensi, pada hasil tindakan yang dilakukan. Teori Dewey mengetahui
segala nya melalui praktik dalam problem solving.

Teori Performatif (the performative theory of truth)


Kebenaran diputuskan atau dikemukakan oleh pemegang otoritas tertentu. Kebenaran
performatif dapat membawa kepada kehidupan sosial yang rukun, kehidupan
beragama yang tertib, adat yang stabil, dan sebagainya.
Teori Struktural (the structural theory of truth)
Suatu teori dikatakan benar jika teori itu berdasarkan pada paradigma atau perspektif
tertentu, dan ada komunitas ilmuwan yang mengakui atau mendukung paradigma
ini.
Paradigma yaitu apa yang dimiliki bersama oleh anggota suatu masyarakat sains.
Fungsi dari paradigm yaitu sebagai keputusan yuridiktif yang diterima dalam hukum
yang tidak tertulis.
JENIS DAN SIFAT
KEBENARAN ILMIAH
Jenis Kebenaran Ilmiah

Ontologikal Epistemologikal Semantikal

Kebenaran sebagai sifat Kebenaran dalam Kebenaran yang terdapat


dasar yang melekat kepada hubungannya dengan serta melekat di dalam tutur
segala sesuatu yang ada pengetahuan manusia. kata dan bahasa.
maupun diadakan.
Sifat Kebenaran : Berkaitan dengan kualitas pengetahuan
Dimana setiap pengetahuan ditilik dari jenis pengetahuan yang
dibangun, yaitu:
(a) ordinary knowledge
(b) pengetahuan ilmiah, telah menetapkan objek yang khas dengan
menerapkan metodologi yang disepakati ahli
(c) pengetahuan filsafat, pendekatannya melalui metodologi
pemikiran filsafat
(d) pengetahuan agama, bersifat dogmatis yang selalu dihampiri
oleh keyakinan.
Berkaitan dengan sifat dari bagaimana cara seseorang
membangun pengetahuan

Berkaitan atas ketergantungan terjadinya pengetahuan


Dari hubungan antara subjek dan objek mana yang lebih dominan
(subjektif-objektif)
Konrad Kebung Memberikan Sifat Esensial Kebenaran Ilmiah :

1. Rasional-Logis, dimana kebenaran dapat dicapai berdasarkan kesimpulan


logis/rasional dari premis tertentu.

2. Empiris, kebenaran ilmiah perlu diuji dengan kenyataan yang ada, karena
sekalipun suatu pernyataan dianggap benar secara logis, perlu dicek apakah
pernyataan tersebut juga benar secara empiris.

3. Pragmatis, berusaha menggabungkan kedua sifat kebenaran sebelumnya.


CARA MENDAPATKAN KEBE
NARAN ILMIAH
CARA MENDAPATKAN KEBENARAN ILMIAH
Jujun S. Suriasumantri Mengidentifikasi Pendekatan ini dalam 6 Hal : Pendekatan Religius
Sebagai konsekuensi manusia merupakan
Pendekatan Empiris
makhluk yang menyadari bahwa alam semesta
Dengan memperdayakan seperangkat beserta isinya ini diciptakan dan dikendalikan
indera manusia yang berfungsi oleh kekuatan kodrati, yaitu Tuhan.
sebagai penghubung dirinya
dengan dunia nyata.

Pendekatan Rasional Pendekatan Otoritas


Dengan mengandalkan kemampuan Usaha dalam memperoleh kebenaran
manusia yang dapat menangkap ide/ dilakukan dengan dasar pernyataan
prinsip tentang sesuatu, yang pada dari pihak yang memiliki otoritas.
akhirnya sampai pada kebenaran
rasional.
Pendekatan Ilmiah
Pendekatan Intuitif Bertumpu pada dua anggapan dasar:
Pengetahuan didapatkan tanpa (a) kebenaran dapat diperoleh dari
melalui proses penalaran pengamatan;
tertentu. (b) gejala itu timbul sesuai dengan
hubungan yang berlaku.
CARA MENDAPATKAN KEBENARAN ILMIAH
Fuad Ikhsan Mengatakan Ada 2 Cara Memperoleh Pengetahuan Non-Ilmiah:

1. Akal Sehat, serangkaian konsep dan bagan yang memuaskan untuk keguna-an praktis bagi manusia
2. Prasangka, dengan akal sehat orang cenderung ke arah perbuatan generali- sasi yang terlalu dipaksakan,
sehingga hal ini disebut prasangka.
3. Pendekatan Intuitif, memberikan pendapat berdasarkan atas “pengetahuan” yang langsung, atau didapat
dengan cepat melalui proses yang tidak disadari/tidak dipikirkan terlebih dahulu.
4. Pendekatan Kebetulan dan Coba-Coba, diperoleh tanpa rencana dan tidak pasti.
5. Pendapat Otoritas Ilmiah dan Pikiran Ilmiah, biasanya dapat diperoleh dari seseorang yang telah menempuh
pendidikan formal tertinggi, pendapat mereka sering dipandang benar tanpa memerlukan pengujian.
Cara Memperoleh Pengetahuan Ilmiah
Berupa kegiatan penelitian ilmiah dan dibangun atas teori ini. Teori yang ditemukan harus dapat diuji
kelayakannya. Artinya, jika penelitian ulang dilakukan dengan langkah-langkah serupa pada kondisi
yang
sama, maka akan diperoleh hasil yang sama atau hampir sama. Untuk sampai pada kebenaran ilmiah ini,
harus melewati 3 tahapan berpikir ilmiah, yaitu:

Skeptik Analitik Kritis

ditandai oleh cara orang dalam ditandai oleh cara orang dalam ditandai dengan orang yang
menerima kebenaran informasi/ melakukan setiap kegiatan, selalu berupaya mengembangkan
pengetahuan tidak langsung selalu menimbang setiap kemampuan menimbang setiap
diterima begitu saja, namun permasalahan, mana yang permasalahan secara objektif.
berusaha menanyakan bukti tiap relevan mana yang menjadi
pernyataan yang diterima. masalah utama.
KETERKAITAN ANTARA FILSA
FAT ILMU DAN KEBENARAN
Setiap orang yang berfilsafat berupaya untuk menemukan
Kebenaran yang hakiki. Untuk menemukan kebenaran
ternyata sangat relatif, tergantung pada kapasitas ilmu yang
dimiliki oleh orang itu.
Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu merupakan bidang pengetahuan campuran yang perkembangannya
tergantung pada hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antara filsafat dan
ilmu yang pemahaman keduanya sama-sama penting.

Dalam perkembangannya filsafat ilmu telah menjadi disiplin tersendiri yang dalam
memperoleh kebenaran menggunakan empat alur pemikiran filsafati yaitu:
1. Alur rasional (thinking)
2. Empiris (sensing)
3. Intuisi (feeling)
4. Kepercayaan (believing)

Oleh karena itu kebenaran yang diperoleh manusia bersifat relatif, tergantung cara
memperoleh yang digunakan.
Hubungan antara Ilmu dan Filsafat

Terdapat kesamaan (kesesuaian) antara ilmu dan filsafat adalah keduanya


menggunakan berpikir reflektif dalam upaya menghadapi atau memahami fakta
dunia dan kehidupan.
Baik filsafat maupun ilmu bersikap :
1. Kritis
2. Berpikiran terbuka
3. Sangat peduli pada kebenaran
4. Perhatiannya pada pengetahuan terorganisasi dan sistematis
Filsafat, Ilmu, dan Teknologi

Seiring berjalannya waktu banyak kebenaran ilmiah di masa lalu yang tidak dapat
diterima lagi oleh manusia karena telah ditemukan ilmu yang lebih bisa dipercaya.
Namun sifat pregmatis dari ilmu ini bukan hanya merupakan sebuah kekurangan,
namun juga kelebihan. Ilmu yang membuat kita mampu menciptakan teknologi yang
canggih.
Sebagai manusia yang modern kita harus mau membuka diri terhadap ilmu yang terus
berkembang dan menghasilkan teknologi yang sangat maju namun kita juga tidak
boleh
mendewakan ilmu.
PENJELAJAHAN ILMU DAN B
ATAS-BATASNYA
Batas penjelajahan ilmu yaitu ketika manusia berhenti berpikir untuk mencari pengetahuan,ilmu didapatkan dari
Penjelajahan pengalaman manusia, sehingga jika manusia memulai penjelajahannya pada pengalaman manusia dan
akan berhenti di batas pengalaman manusia. Metode yang digunakan ialah menyusun yang telah teruji (empiris).
Surajiwo (2009)

Ilmu tidak mempelajari persoalan tentang surga Ilmu berkembang sangat cepat, karena adanya
dan neraka; sebab-musabab kejadian terjadinya faktor utama yang mendorong perkembangannya
manusia, karena kejadian tersebut di luar jangkauan yaitu faktor sosial dari komunikasi ilmiah yang
pengalaman manusia. membuat penemuan individual segera diketahui
dan dikaji oleh anggota masyarakat ilmuwan
Fungsi ilmu sendiri dalam kehidupan manusia yaitu: lainnya. Penemuan tersebut akan segera diteliti
sebagai alat pembantu dalam menanggulangi masalah kebenarannya oleh kalangan ilmiah karena
yang dihadapi. prosedur untuk menilai kebenarannya (validity)
telah diketahui dan disetujui oleh seluruh
kalangan Ilmuwan.
Penjelajahan ilmu hanyalah pengalaman manusia yang dapat diperoleh melalui panca indera.
Ini mengindikasikan bahwa ilmu seseorang mencapai pada batasnya ketika ia harus
meninggalkan dunia tersebut. Bahkan dalam pembatasan pengalaman manusia pun, ilmu
hanya berwenang dalam menentukan benar/salahnya suatu pernyataan.

Pengetahuan dikumpulkan oleh ilmu dengan tujuan untuk menjawab permasalahan kehidupan
sehari-hari yang dihadapi manusia. Pemecahan permasalahan dengan mengontrol gejala alam
yang didasarkan pada penguasaan pengetahuan yang menjelaskan peristiwa itu.

Penetapan lingkup batas penelaahan keilmuwan yang bersifat empiris ini, konsisten dengan
asas epistemologi keilmuwan yang mensyaratkan adanya verifikasi secara empiris dalam
proses penemuan dan penyusunan pernyataan yang bersifat benar secara ilmiah.

Telaah ilmiah juga didasari oleh asumsi (didasarkan oleh pengalaman) yang relevan dengan
bidang dan tujuan pengkajian disiplin dari suatu ilmu itu sendiri
Mengapa ilmu hanya mempelajari hal-hal yang berada dalam
jangkauan pengalaman manusia?

1. Fungsi Deskriptif 2. Fungsi Prediktif. 3. Fungsi Pengendalian


Fungsi ilmu dalam Fungsi ilmu dalam membuat Fungsi ilmu dalam
menggambarkan objeknya perkiraan tentang apa yang menjauhkan atau menghindar
secara jelas, lengkap dan akan terjadi berkenaan dari hal-hal yang tidak
terperinci. dengan objek telaahnya. diharapkan, serta
mengarahkan pada hal-hal
yang diharapkan.
Dilihat dari sudut objek, setiap ilmu dibedakan menjadi:

Objek Formal Objek Material


Pusat perhatian ilmuwan dalam Semua fenomena yang
penelaahan objek ada di dunia ditelaah
material/kajian terhadap objek sebagai ilmu.
material atas dasar sudut
pandang tertentu.
Ilmu merupakan pengetahuan yang
mencoba menafsirkan alam ini
sebagaimana adanya.
Karena itu kita tidak bisa
melepaskandiri dari masalah Dalam usaha untuk memecahkan
didalamnya. masalah, ilmu mencari
Dalam menghadapi masalah tertentu, penjelasan mengenai
tahap ontologis manusia mulai permasalahan yang dihadapi agar
menentukan batas-batas eksistensi dapat mengerti hakikat
masalah itu, yang memungkinkan permasalahannya.
manusia mengenal wujud masalah
kemudian menelaah dan mencari
jawaban dari permasalahan yang
terjadi.
Ruang Jangkauan Pengalaman Manusia

Filsafat Alam Filsafat Moral

Rumpun Ilmu Alam Ilmu Sosial

Ilmu Alam Ilmu Hayat Sosiologi Psikologi Ilmu Politik


Antropologi Ekonomi

Anda mungkin juga menyukai