Anda di halaman 1dari 17

MYOMA UTERI

PENDAHULUAN
Tumor jinak pada jaringan otot polos uterus.
Jenis tumor uterus yang paling sering.
20% dari wanita berumur 35 tahun menderita myoma uteri
walaupun tidak disertai gejala-gejala.
2-3 kali lebih sering pada wanita kulit hitam daripada wanita
kulit putih
Berasal dari myometrium uteri atau lebih jarang dari serviks.
Tumor ini tak hanya terdiri dari jaringan otot polos namun juga
terdiri dari elastin, kolagen, dan matriks protein ekstraselular.
Kumpulan tersebut disebut sebagai leiomyomata dan sering
juga disebut myoma.
Dapat bersifat tunggal atau ganda.
Mencapai ukuran besar (100 pon).
Konsistensi keras dengan batas kapsel yang jelas,
sehingga dapat dilepaskan dari sekitarnya.
Dilihat dari gambaran mikroskopis, ia terdiri dari sel-
sel otot spindle dan penampangnya terbentuk “whorl
like trabeculation yang khas” (seperti konde). Sel-
selnya berukuran sama besar.
KLASIFIKASI
Lokalisasi:
Cervical (lebih jarang)
Corporal
Posisi myoma terhadap lapisan uterus:
Myoma submucosa: 5%.
Interstitial atau intramural.
Subserosa atau subperitoneal.
PERUBAHAN SEKUNDER
Degenerasi hyalin.
Degenerasi kistik.
Kalsifikasi.
Infeksi dan suppurasi.
Nekrose.
Degenerasi lemak.
Degenerasi sarcomateus.
ETIOLOGI
Belum jelas.
Estrogen?
Akan tetapi, myoma dikatakan mengandung reseptor estrogen
dalam konsentrasi yang lebih tinggi dari miometrium sekitarnya
tetapi dalam konsentrasi yang lebih rendah dari endometrium.
Progesteron meningkatkan aktivitas mitosis myoma pada
wanita muda. Progesteron memungkinkan untuk pembesaran
tumor dengan downregulating apoptosis pada tumor.
Estrogen dapat berkontribusi untuk pembesaran tumor
dengan meningkatkan produksi ekstraseluler matriks.
GEJALA
Tidak selalu memberikan gejala.
Tumor massa di perut bawah.
Perdarahan. Biasanya dalam bentuk menorrhagi.
Nyeri.
Akibat tekanan = Pressure effect.
Gejala-gejala sekunder:
Anemia.
Lemah.
Pusing-pusing.
Sesak nafas.
Erythrocytosis pada myoma yang besar.
DIAGNOSIS DAN DD
Dengan pemeriksaan ginekologis, dapat ditemukan
adanya pembesaran uterus dengan konsistensi kenyal
padat, berbatas jelas, permukaannya berbenjol-benjol
dan pada umumnya multipel.
Pemeriksaan penunjang bisa dilakukan USG,
histeroskopi; kuretase pada pasien yang disertai
gangguan haid terutama pada usia agak tua
(menyingkirkan hiperplasia endometrium atau
adenokarsinoma endometrium).
Differensial diagnosis dari myoma uteri, antara lain:
Tumor ovarium yang solid (myoma subserosa).
Uterus gravidus.
Endometriosis interna.
Hipertrofi myometrium:
PENGOBATAN
Pengobatan tergantung pada besarnya tumor, adanya keluhan atau
komplikasi, umur dan paritas pasien.
Bila ukuran uterus sama atau kurang dari kehamilan 12 minggu,
tanpa disertai penyulit, dilakukan observasi. Dilakukan pengawasan
berkala setiap 6 bulan sekali. Bila terjadi pembesaran atau timbul
komplikasi dilakukan tindakan pembedahan.
Bila fungsi reproduksi masih diperlukan (masih menginginkan anak)
dan teknis memungkinkan dilakukan miomektomi.
Bila fungsi reproduksi sudah tidak diperlukan, pertumbuhan tumor
cepat, tumor besar dan multipel, dapat dilakukan histerektomi.
Pada pasien yang menolak pembedahan dan tanpa keluhan dapat
dicoba diberikan terapi hormon seperti progesteron dan GnRH
analog.
PENYULIT
Perdarahan.
Torsi (pada tumor bertangkai).
Infeksi.
Degenerasi merah, degenerasi ganas (miosarkom).
Infertilitas.
MYOMA DAN KEHAMILAN
Myoma mungkin menurunkan fertilitas tapi tidak jarang
ditemui kasus myoma dengan persalinan dan disusul
dengan persalinan normal.
Dapat dilakukan myomektomi untuk membesarkan
kemungkinan kehamilan. Angka kehamilan setelah
myomektomi 25—40%.
Berhasil atau tidaknya myomektomi bergantung pada:
Besarnya.
Tumor soliter atau multipel.
Lokalisasinya dalam hubungan dengan cornu dan
endometrium.
Pengaruh myoma uteri pada kehamilan:
Kemungkinan abortus lebih besar.
Dapat menimbulkan kelainan letak.
Dapat menyebabkan placenta previa dan placenta
accreta.
Dapat menimbulkan inertia uteri.
Jika letaknya dekat pada cervix dapat menghalangi
jalan lahir.
Dapat menimbulkan perdarahan postpartum.
Pengaruh kehamilan pada myoma:
Myoma pada umumnya membesar dalam kehamilan.
Dapat terjadi komplikasi seperti degenerasi merah
karena gangguan peredaran darah yang menimbulkan
gejala nyeri di perut bagian bawah disertai demam dan
leukositosis.
Dalam myoma dengan kehamilan, sedapat mungkin
diambil sikap konservatif  kemungkinan perdarahan
hebat dan juga kemungkinan abortus.
Operasi terpaksa dilakukan apabila ada penyulit yang
menimbulkan gejala akut atau karena myoma sangat
besar.
Jika myoma menghalangi jalan lahir dilakukan sectio
caesarea disusul dengan hysterektomi, tapi kalau akan
dilakukan enucleasi lebih baik ditunda sampai
sesudah nifas.
DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran


Universitas Padjadjaran Bandung. Ginekologi.
Bandung: Eleman. 1983.
RS dr. Hasan Sadikin, Bagian Obstetri dan Ginekologi
FK Unpad. Pedoman Diagnosis Terapi Obstetri dan
Ginekologi. Bandung. 2005.
DeCherney, Alan H. CURRENT: Obstetric &
Gynecologic Diagnosis & Treatment. Houston:
Appleton & Lange, 1994.

Anda mungkin juga menyukai