Anda di halaman 1dari 68

Dasar-Dasar Perpajakan

Tahukah Anda?

Begitu BESAR nya ketergantungan APBN thd PAjak

Sumber : Diolah dari data APBN 2010-2016. Kemenkeu


Tahukah Anda?

Semakin TINGGI nya APBN dan Pajak

Sumber : Diolah dari data APBN 2010-2016. Kemenkeu


Tahukah Anda?

Begitu KECIL nya tax ratio di Indonesia


Tax Ratio
Uraian (data dalam triliyun) 2009 2010 2011 2012 2013
GDP (current Ratio) 5606,2 6446,85 7419,19 8229,44 9083,97
A State Tax Revenue 619,92 723,31 873,71 980,52 1077,31
B Local Tax Revenue 45,13 56,01 78,74 95,05 102,54
C Natural Resource Revenue 138,96 168,83 213,82 225,84 226,41
Tax Ratio
A + B + C to GDP Ratio 14,34% 14,71% 15,72% 15,81% 15,48%
A + B to GDP Ratio 11,86% 12,09% 12,84% 13,07% 12,99%
A to GDP Ratio 11,06% 11,22% 11,78% 11,91% 11,86%
Sumber : Diolah dari data DJP
Tax ratio

Sumber: Data APBN dan OECD diolah dari Harian Seputar Indonesia, 2011
Tahukah Anda?
Begitu RENDAH nya kepatuhan pajak di Indonesia
Tingkat Kepatuhan Pajak
No Uraian satuan 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah Penduduk juta orang 245,40 248,80 252,20 255,46
2 WP terdaftar juta orang 22,03 24,35 27,39 30,04
3 WP Wajib SPT juta orang 17,66 17,73 18,36 18,16
4 Realisasi SPT juta SPT 9,24 9,42 10,3 10,21
5 Ratio Kepatuhan % (4:3) 52,32% 53,13% 56,10% 56,22%
6 WP Bayar juta WP 1,07 1,09 1,13 1,17
7 Ratio Bayar /SPT masuk % (6:4) 11,53% 11,60% 10,94% 11,45%
8 Ratio Bayar / Wajib SPT % (6:3) 6,03% 6,16% 6,14% 6,44%
Sumber : Diolah dari data DJP & BPS
Tahukah Anda?
Kinerja Penerimaan Pajak BELUM memuaskan

Penerimaan Pajak Dalam Triliyun Rupiah


Tahun Rencana Realisasi pencapaian
2012 885,03 836,23 94,49%
2013 995,21 921,21 92,56%
2014 1.072,38 984,90 91,84%
2015 1.294,25 1.055,00 81,51%
Sumber : Diolah dari data DJP
Definisi: (Pasal 1 UU KUP No.16 Th 2009)

 Pajak: Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara


yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
Intinya:
1. Kontribusi Wajib kepada negara
2. Berdasarkan Undang-Undang
3. Tanpa jasa timbal balik secara langsung
4. Digunakan negara untuk kemakmuran rakyat
5. Dapat dipaksakan
Pengertian Pajak

Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H


iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan undang-undang (yang
dapat dipaksakan) dengan tidak
mendapat jasa timbal (kontraprestasi),
yang langsung dapat ditunjukkan dan
yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum
(Dasar-dasar hukum pajak dan
pajak pendapatan 1990:5)
PENGERTIAN PAJAK

Prof.Dr.P.J.A.Adriani
Iuran kepada negara (dapat dipaksakan) yang
terutang oleh yang wajib membayarnya menurut
peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali
yg langsung dpt ditunjuk dan gunanya adalah untuk
membiayai pengeluaran pengeluaran umum
berhubungan dengan tugas negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan
Mr. DR. N. J. Feldmann
Pajak adalah prestasi yang dilaksanakan oleh
dan terutang kepada Pengusaha (menurut
norma-norma yang ditetapkannya secara umum),
tanpa adanya kontra-prestasi, dan semata2
digunakan untuk menutup pengeluaran2 umum.
PERBEDAAN PAJAK

 RETRIBUSI
Mendapat
kontraprestasi
langsung

Unsur yang melekat pada pengertian retibusi adalah:


1. Pemungutan retribusi harus berdasarkan undang-undang.
2. Sifat pemungutannya dapat dipaksakan
3. Pemungutannya dilakukan oleh negara
4. Digunakan untuk pengeluaran bagi masyarakat umum
5. Kontraprestasi langsung dapat dirasakan oleh pembayar retribusi
PERBEDAAN PAJAK

 SUMBANGAN
Yang mendapat manfaat
penerima sumbangan

 Sumbangan tidak diartikan untuk kepentingan


pengeluaran2 yang dikelola oleh pemerintah,tetapi
dilaulan oleh dan untuk kepentingan sekelompok
masyarakat tertentu dan tidak memerlukan dasar hukum
pungutannyaberdasarkan UU serta unsur
pelaksanaannya pun tidak ada
 Sumbangan pungutannya tidak berdasarkan UU tetapi
lebih bersifat gotong royong
Pajak Perusahaan

Dipotong
PPh 23 atas
penghasilan jasa
Badan
Memotong
PPh 21
atas gaji

PPN atas
PBB penyerahan
Penghasilan Meterai barang/jasa
BPHTB
Beban yang dapat dikurangkan Pajak Daerah
Penghasilan kena pajak
X tarif pajak
Pajak terutang 1thn fiskal
Kredit pajak Lapor
• Angsuran pajak (PPh25) KPP
• Dipotong pihak lain (22,23)
• Pajak luar negeri (24) Setor
Pajak kurang/lebih bayar (29/28 Kas negara
PAJAK dalam Perusahaan
 Pajak atas Penghasilan Perusahaan
 Dibayar langsung oleh perusahaan :
• Angsuran pajak (PPh 25)
• Pembayaran pajak akhir tahun (PPh 28/29)
 Dipotong oleh pihak lain (final, tidak final, 22, 23)
 Laporan laba rugi akan mempengaruhi jumlah beban pajak dan di Neraca  utang
pajak / pajak dibayar dimuka
 Kewajiban memotong pajak pihak lain (with holding tax)
 Pajak atas penghasilan yang diterima pihak lain (21, 23, 26)
 PPN  pajak atas penyerahan barang / jasa kena pajak
 Tidak muncul dalam laporan laba rugi, tetapi di Neraca sebagai utang atau pajak
dibayar dimuka
 Pajak Lainnya
 PBB, pajak daerah, PPnBM  beban
 Pajak atas pengalihan hak atas tanah dan bangunan (BPHTP)
 Pajak Daerah
 Bea Materai
14
PAJAK untuk Individu
 Pajak atas Penghasilan Perusahaan
 Dibayar langsung oleh perusahaan :
• Angsuran pajak (PPh 25)
• Pembayaran pajak akhir tahun (PPh 28/29)
 Dipotong oleh pihak lain (final, tidak final, 22, 23)
 Kewajiban memotong pajak pihak lain (with holding tax)
 Orang pribadi sebagai pengusaha atau yang mempekerjakan pihak lain
 Pajak atas transaksi  PPN
 Pajak Lainnya
 PBB, pajak daerah, PPnBM  beban
 Pajak atas pengalihan hak atas tanah dan bangunan (BPHTP)
 Pajak Daerah
 Bea Materai

15
Perbedaan Pajak dan Akuntansi -1

PSAK Undang-Undang

AKUNTANSI PAJAK

PERBEDAAN

Permanen Temporer

Penelitian: Pajak Tangguhan:


Book tax Gap  Aktiva/utang
 Beban/Pendapatan
Eff Tax Rate
16
Fungsi Pajak

 Budgetair  sumber
penerimaan utama
 Reguler  PPnBM
Minimun keras, PPh
pengusahan kecil lebih
rendah,
 Redistribusi
 Demokrasi
Azas pajak
 EQUALITY  Pajak  CONVINIENCE  tidak
adil dan merata menyulitkan, Pay as
 Adil secara vertikal you earn,
 Adik horisontal ex:withholding system

 ECONOMY 
efisien ex:self
assesment
 CERTAINTY  tidak
sewenang-wenang,
Adam Smith dalam
berdasarkan undang-
An Inquiri into the
undang yang dilaksanakan nature and cause of
the wealth of nations
Azas Pemungutan

Azas Menurut Falsafah Azas yuridis


Hukum Hukum pajak harus
 Teori Asuransi memberikan
(melindungi) jaminan hukum 
 Teori Kepentingan UU
 Teori daya pikul Azas untuk memungut
 Teori Bakti  Azas tempat tinggal
Azas ekonomi
 Teori azas daya beli  Azas kebangsaan
Negara  perekonomian  Azas sumber
meningkat. Pajak tidak
menghambat ekonomi
TEORI ASURANSI

Benarkah ?

 Pembayaran pajak
disamakan dengan
pembayaran premi.
 Masyarakat seakan
mempertanggungjaw
abkan keselamatan
dan keamanan
jiwanya kepada
negara.
TEORI KEPENTINGAN

 Negara melindungi
kepentingan harta dan
jiwa warga negara
dengan
memperhatikan beban
yang harus dipungut
dari masyarakat
TEORI GAYA PIKUL

 Tiap orang dikenakan pajak


dengan bobot yang sama (adil)
sesuai dengan daya pikul:
 Unsur Obyektif (besarnya
penghasilan)
 Unsur Subyektif (besarnya
pengeluaran)
TEORI GAYA BELI

 Pajak untuk memelihara


kepentingan masyarakat
 Pajak ditekankan untuk
fungsi mengatur
TEORI BAKTI

 Pajak dianggap sebagai


bentuk bakti rakyat kepada
negara
 Teori kewajiban pajak mutlak.
 Pada jaman kerajaan,
pajak=ulubekti sebagai
bentuk kesetiaan rakyat pada
raja. Raja=wakil Dewa
HUKUM PAJAK

Kumpulan peraturan-peraturan yang


mengatur hubungan antara pemerintah
sebagai pemungut pajak dan rakyat
sebagai pembayar pajak
PEMBAGIAN HUKUM PAJAK

HUKUM PAJAK MATERIAL

mengatur tentang obyek


pajak, subyek pajak, besar HUKUM PAJAK FORMAL
pajak yang dikenakan timbul
dan hapusnya utang pajak tata cara untuk
dan hubungan hukum antara mewujudkan hukum
pemerintah dan WP material menjadi
kenyataan
UU PPh dan UU PPN
UU KUP, UU PPSP,
UU Pengadilan Pajak
Ilustrasi Hukum Formal:
Surat Administratif

Keterangan SPT SKP STP

Definisi Surat untuk Surat keterangan Surat untuk


pelaporan, berupa SKPKB, menagih pajak dan
perhitungan, dan SKPKBT, SKPLB, sanksi administrasi.
pembayaran pajak SKPN.
terutang.
Fungsi Pelaporan dan Alat koreksi, sarana Alat koreksi pajak
pertanggungjawab mengenakan sanksi, terutang, sarana
an penghitungan dan alat menagih mengenakan
jumlah pajak pajak. sanksi, dan alat
terutang, menagih pajak.
pembayaran
sendiri,
pemotongan.

27
KEDUDUKAN HUKUM PAJAK

 Hukum Perdata  Hukum Pidana


Mencari dasar Adanya sanksi atas
kemungkinan kealpaan dan
pemungutan atas kesengajaan terhadap
kejadian,keadaan dan WP yang melanggar
perbuatan hukum yang
peraturan
bergerak dalam
lingkungan perdata
Ilustrasi Ketentuan Pidana:
(Pasal 38 UU No. 16 Tahun 2009)

 Karena kealpaan
 Tidak menyampaikan SPT; atau
 Menyampaikan SPT, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap,
atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar, sehingga
dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara .
 Dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan/ atau denda paling
tinggi 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
dibayar.

29
Ilustrasi Ketentuan Pidana:
(Pasal 38 UU No. 16 Tahun 2009)

 Kesalahan Disengaja
 Tidak mendaftarkan diri, atau menyalahgunakan NPWP; atau
 Tidak menyampaikan SPT; atau
 Menyampaikan SPT dan atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak
lengkap; atau
 Menolak untuk dilakukan pemeriksaan; atau
 Menolak memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang
palsu atau dipalsukan seolah-olah benar; atau
 Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan, tidak memperlihatkan
atau tidak meminjamkan buku, catatan atau dokumen lainnya; atau
 Tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut, sehingga dapat
menimbulkan kerugian pada pendapatan negara.
 Dipidana paling lama 6 (enam) tahun dan atau denda paling tinggi 4 (empat) kali
jumlah pajak yang terutang yang tidak atau kurang dibayar.

30
Hutang pajak

 Saat timbul hutang pajak


 Materiil : saat diberlakukannya UU
 Formal : saat ditagih / ditetapkan oleh
fiskus
 Berakhirnya utang pajak
 Pembayaran
 Kompensasi
 Daluwarsa
 Pembebasan / penghapusan
Jenis Pajak

Pajak

Golongan Sifat Lemb.


Pemungutnya

Pajak Pajak
Subyektif Obyektif

Pajak pajak tdk Pajak Pusat Pajak


Langsung langsung Daerah
(prop&ka
b/Kota)
PAJAK PENGHASILAN
.
Pengenaan pajak di Indonesia

Negara Daerah

PPH : UU. No. 7 Th. 1983 Dasar hukum Pajak Daerah & Retribusi:
diubah UU. No. 16Th 2009 UU No. 18 Th. 1997
diubah UU. No. 28 Th. 2009
PPN dan PPnBM: UU. No. 8 Th. 1983
diubah UU. No. 42 Th. 2009

Bea Meterai: UU. No. 13 Th. 1985

PBB: UU. No. 12 Th. 1985


diubah UU. No. 12 Th 1994

BPHTB: UU. No. 21 Th. 1997


diubah UU. No. 20 Th. 2000
Perlawanan Pajak

 PASIF

 Struktur Ekonomi
 Sistem Pemungutan
 Moral dan  AKTIF
Intelektual penduduk

 Tax Avoidance
 Tax Evasion
CARA(STELSEL) PEMUNGUTAN PAJAK

 Stelsel
 Fiktif  PPh ps 25
 Riil  PPh ps 21, 23
 Campuran  PPh ps 29

Pembayaran Angsuran PPh 25 (fiktif) Penghitungan


Pemotongan pajak oleh pihak lain (PPh 21, 22, 23, 24) kembali
PPh ps 29
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK

 Sistem pemungutan
 Official assessment  SKP, PBB
 Self assessment  PPh tahunan
 Withholding system  PPh 21, 23,
YURISDIKSI PEMUNGUTAN PAJAK

 Azas pemungutan pajak


 Domisili / tempat tinggal
 Sumber
 Kebangsaan
TARIF PAJAK

PRESENTASE TARIF STRUKTUR TARIF

1. MARGINAL 1. PROPORSIONAL (PPN)


2. EFEKTIF 2. PROGRESIF :
progresif progresif
Progresif degresif
3. DEGRESIF
4. TETAP (materai)
Tarif tetap

No Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Tarif


1 1 juta 6.000
2 2 juta 6.000
3 3.450.000 6.000
4 100.000.000 6.000

Contoh: Bea Materai


Tarif Proporsional

N Dasar Pengenaan Tarif Utang Pajak


o Pajak (DPP)

1 1000 10% 100


2 20.000 10% 2000
3 500.000 10% 50.000
4 100.000.000 10% 10.000.000

Contoh: PPN, PPh 26 (20%), PPh 23


(15%, 2%), PPh Badan
Tarif progresif

 Tarif progresif proporsional


 Tarif Progresif-Progresif
 Tarif progresif-Degresif
 Tarif degresif
Tarif Progresif Proporsional

N Dasar Pengenaan Pajak Tarif Kenaikan tarif


o (DPP)

1 s/d 50 juta 5% -
2 Di atas 50 jt s/d 250 jt 15% 10%
3 250 jt s/d 500 jt 25% 10%

Contoh: PPh 21
Tarif Progresif Progresif

N Dasar Pengenaan Pajak Tarif Kenaikan tarif


o (DPP)

1 s/d 50 juta 10% -


2 Di atas 50 jt s/d 100 jt 15% 5%
3 Di atas 100 jt 30% 15%

Contoh: PPh Badan hingga tahun 2008


Tarif Progresif Degresif

N Dasar Pengenaan Pajak Tarif Kenaikan tarif


o (DPP)

1 50 juta 10% -
2 100 jt 15% 5%
3 200 jt 18% 3%
4 250 jt 19% 1%
Tarif Degresif

N Dasar Pengenaan Pajak Tarif


o (DPP)

1 50 juta 30%
2 100 jt 15%
3 200 jt 10%
UNDANG-UNDANG KUP

UU Nomor 6 Tahun 1983

+
UU Nomor 9 Tahun 1994

+
UU Nomor 16 Tahun 2000

+
UU Nomor 28 Tahun 2007

+
UU Nomor 16 Tahun 2009

46
Sumber: Ida Zuraida, Pusdiklat Pajak
Ketentuan khusus CIRCUMNAVIGATION UU KUP
32, 34, 35, 35A, 36, 36A,
36B, 36C, 36D, 37, 37A

Tindak pidana perpajakan


38, 39, 39A, 40, 41, 41A, 41B, 41C, 43, 43A, 44, 44A

Subjektif objektif

Pembukuan Pembayaran pajak Pelaporan pajak


& pencatatan 9, 10, 11 3, 4, 5, 6, 7, 8
Ketentuan
Umum 28
Pasal 1

NPWP/PKP
2, 2A Pemeriksaan pajak
29, 29A, 30, 31
Wajib Pajak

Ketetapan
12, 13, 13A, 14,
15, 16

Ketentuan Imbalan bunga Restitusi Upaya Hukum Penagihan pajak


Penutup 17, 17A, 17B, 17C, 17D, 17E16, 25, 26, 26A, 27, 36 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24
27A
48, 49, 50
Sumber: Agus Suharsono, Pusdiklat Pajak
SUBJEK PAJAK
MEWAKILI DIRI
• orang pribadi , (atau) SENDIRI
warisan yang belum terbagi
sebagai satu kesatuan BISA SALAH
SATU , DUA
SBG PEMOTONG
menggantikan yang berhak, PAJAK
ATAU TIGA-
TIGANYA
• badan, dan
• bentuk usaha tetap. SBG PEMUNGUT
PAJAK

SP DALAM NEGERI SP LUAR NEGERI

Orang Pribadi
• bertempat tinggal di
Indonesia spln  ketika
spln  ketika punya
punya
objek
objek dari dn  wpdn
dari dn 
• berada di Indonesia >
183 hari (dalam JW BUT ? wpdn
12 bulan)  diperlakukan
 diperlakukan sbg
sbg
• berada di Indonesia
Orang Pribadi
• Selain WPDN
?? badan
badan
dan mempunyai niat
untuk bertempat
tinggal di Indonesia badan
• Selain WPDN
badan
• yang didirikan atau
bertempat kedudukan
di Indonesia

Warisan belum terbagi


Ketentuan khusus CIRCUMNAVIGATION UU KUP
32, 34, 35, 35A, 36, 36A,
36B, 36C, 36D, 37, 37A

Subjektif objektif

apa NPWP itu?


Ketentuan
Umum
bagaimana
Pasal 1
memperolehnya?
NPWP/PKP
2, 2A

Wajib Pajak

Sumber: Agus Suharsono, Pusdiklat Pajak


NPWP

Nomor Pokok Wajib Pajak


adalah nomor yang
diberikan kepada Wajib
Pajak sebagai sarana
dalam administrasi
perpajakan yang
dipergunakan sebagai
tanda pengenal diri atau
identitas Wajib Pajak dalam
9 digit Kode WP
melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakannya. 3 digit Kode KPP

3 digit Kode Cab


Wajib NPWP

Wajib Pajak Orang Orang Badan Badan Bendahara


Pribadi Pribadi Pemerintah
Bilamana non Usahawan Pembayar Pemotong Pemotong
usahawan Pek. Bebas Pemotong Pemungut Pemungut
& Pemungut
Ph>PTKP
Kapan akhir bln 1 bln 1 bln sebelum
plg lambat berikut stlh usaha setelah pendirian melakukan
stlh dimulai pemot/put
Ph>PTKP
di KPP tmp tinggal tmp tinggal tmp kedudukan tmp kedudukan
mana & tmp usaha & tmp usaha
Tata Cara Pendaftaran

www.pajak.go.id

Formulir
Pendaftaran
WP

Langsung/
via
Pos/Kurir
Dokumen kelengkapan

Wajib Pajak Orang Orang Badan Badan Bendahara


Pribadi Pribadi Pemerintah
Bilamana non Usahawan Pembayar Pemotong Pemotong
usahawan Pek. Bebas Pemotong Pemungut Pemungut
& Pemungut
Dokumen KTP Ph>PTKP
(WNI) + Akte Perjanjian KTP
fotokopi Paspor, dok. Izin pendirian JO +
KITAS,KITA usaha + NPWP + NPWP Penunjukan
P (WNA) Pegurus Pegurus Bendahara
+dok. Izin +dok. Izin
usaha usaha
CIRCUMNAVIGATION UU KUP

Subjektif objektif

Pembukuan Pembayaran pajak Pelaporan pajak


& pencatatan 9, 10, 11 3, 4, 5, 6, 7, 8
Ketentuan
Umum 28
Pasal 1

NPWP/PKP
2, 2A

Wajib Pajak

Sumber: Agus Suharsono, Pusdiklat Pajak


55
56
57
Surat Pemberitahuan (SPT)

surat yang oleh Wajib Pajak PPh Pasal 21 dan Pasal 26


digunakan untuk melaporkan PPh Pasal 22
penghitungan dan/atau PPh Pasal 23 dan Pasal 26
pembayaran pajak, objek PPh Pasal 25
pajak dan/atau bukan objek PPh Pasal 4 ayat 2
PPh Pasal 15
pajak, dan/atau harta dan
PPN (Form 1111 & 1111DM)
kewajiban PPN bagi Pemungut (Form 1107
PUT)
untuk
untuk suatu
suatu
untuk
untuk suatu
suatu Thn
Thn Pjk
Pjk - SPT Tahunan PPh WP Badan (SPT
Masa
Masa pajak
pajak /Bgian
/Bgian Tahun
Tahun 1771 dan SPT 1771$)
Pajak
Pajak - SPT Tahunan PPh WP Orang
Pribadi (SPT 1770, 1770S dan
SPT
SPT 1770SS)
SPT
SPT Masa
Masa Tahunan
Tahunan
CIRCUMNAVIGATION UU KUP

Subjektif objektif

Pembukuan Pembayaran pajak Pelaporan pajak


& pencatatan 9, 10, 11 3, 4, 5, 6, 7, 8
Ketentuan
Umum 28
Pasal 1

NPWP/PKP
2, 2A Pemeriksaan pajak
29, 29A, 30, 31
Wajib Pajak

Ketetapan
12, 13, 13A, 14,
15, 16

Sumber: Agus Suharsono, Pusdiklat Pajak


Pasal 12 UU KUP
(1) Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan,
dengan tidak menggantungkan pada adanya surat ketetapan
pajak.
(2) Jumlah Pajak yang terutang menurut Surat Pemberitahuan yang
disampaikan oleh Wajib Pajak adalah jumlah pajak yang terutang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
(3) Apabila Direktur Jenderal Pajak mendapatkan bukti jumlah pajak
yang terutang menurut Surat Pemberitahuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tidak benar, Direktur Jenderal Pajak
menetapkan jumlah pajak yang terutang.
Pemeriksaan

Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan


mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan
secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
PENERBITAN SKP

Verifikasi Pemeriksaan Pemeriksaan Ulang Pemeriksaan Bukper


Lap. hasil Verifikasi Lap. hasil Pemeriksaan Lap. hasil Pemeriksaan Ulang Lap. Pemeriksaan Bukper

Nota Penghitungan

DIRJEN PAJAK
dapat menerbitkan:

surat ketetapan pajak


untuk suatu Masa pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak

SKPKB SKPKBT SKPN SKPLB

STP 62
CARA PENYAMPAIAN SURAT KETETAPAN PAJAK

SECARA
surat ketetapan Tanda Terima
LANGSUNG
pajak

DIRJEN Bukti Pengiriman WAJIB


POS
PAJAK Surat PAJAK

PERUSAHAAN
Bukti Pengiriman
JASA EKSPEDISI
ATAU JASA KURIR Surat

63
Pengalaman Tax Amnesty
Indonesia :
1. 2008  sunset policy  pembetulan SPT  berapapun
bayar bebas  sanksi tidak diterapkan, tidak diperiksa
• peningkatan WP 5, 36 juta
• peningkatan penerimaan Rp 7,46 T
• Target penerimaan tercapai
• Tahun 2009 sd 2015  kepatuhan dan kinerja DJP tidak terlalu
menggembirkan
2. 2015  tahun pembinaan WP  pembetulan  sanksi
dihapus  bayar sesuai ketentuan  masih bisa
diperiksa  tidak terlalu banyak respon  penerimaan
pajak tidak tercapai
3. 2016  tax amnesty  “penarikan dana” untuk investasi
 ????
Pengalaman Tax Amnesty
Penerimaan diperoleh Karakteristik

Negara Tahun Estimasi (juta desain u/ desain u/ diikuti


diikuti penegakan Implementasi
% dari GDP menarik harta mengurangi penyesuaian
dollar) hukum pertama kali
LN underground tarif pajak
Argentina 1987 - - No No Yes No No
Belgia 1984 - - No No Yes Yes No
Columbia 1987 93 0,3 Yes Yes No Yes Yes
Perancis 1986 1610 0,22 No No Yes No Yes
India 1981 1000 0,54 No No Yes Yes No
Irlandia 1988 750 2,55 Yes Yes No Yes No
Sumber : diadopsi dari Wyles, 1989. Effectiveness of Tax Amnesty program in Selected Countries
Kunci keberhasilan Tax Amnesty
1. tax amnesty sebagai program atau kesempatan
“langka”
2. Diikuti kebijakan tambahan atau ikutan
• Peningkatan penegakan hukum yang lebih
tegas
• Perubahan tarif pajak
• Peningkatan kapasitas deteksi pemerintah
3. Aspek kekuatan politis mendukung
4. Trust pada pemerintah cukup baik
Sumber : diadopsi dari Wyles, 1989. Effectiveness of Tax Amnesty program in Selected Countries
Ada
pertanyaan?

67

Anda mungkin juga menyukai