Di susun Oleh :

Dr. Ir. Budiyono, BMuE, M.Si

Mata Kuliah : Infrastruktur Wilayah
PRODI TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH & KOTA
 PENGERTIAN

 DRAINASE, ADALAH PRASARANA YANG BERFUNGSI MENGALIRKAN AIR PERMUKAAN KE BADAN AIR
PENERIMA ATAU BENDUNGAN RESAPAN BUATAN.

 DRAINASE PERKOTAAN, ADALAH DRAINASE DI WILAYAH KOTA YANG BERFUNGSI MENGENDALIKAN

KELEBIHAN AIR PERMUKAAN, SEHINGGA TIDAK MENGGANGGU MASYARAKAT DAN DAPAT
MEMBERIKAN MANFAAT BAGI KEGIATAN KEHIDUPAN MANUSIA.

 SISTEM DRAINASE UTAMA, ADALAH SISTEM DRAINASE PERKOTAAN YANG MELAYANI KEPENTINGAN
SEBAGIAN BESAR WARGA MASYARAKAT ATAU JARINGAN SALURAN DAN PERLENGKAPANNYA YANG
BERFUNGSI MENERIMA ALIRAN DRAINASE SISTEM LOKAL UNTUK DIBAWA KE BADAN AIR PENERIMA

 SISTEM DRAINASE

 SISTEM DRAINASE LOKAL, ADALAH SISTEM DRAINASE PERKOTAAN YANG MELAYANI

KEPENTINGAN SEBAGIAN KECIL WARGA MASYARAKAT ATAU YANG MELAYANI KEPENTINGAN
SEBAGIAN KECIL MASYARAKAT ATAU JARINGAN SALURAN DAN PERLENGKAPANNYA YANG
BERFUNGSI MENGUMPULKAN AIR HUJAN YANG JATUH PADA SUATU KAWASAN/AREAL
TERTENTU (DAERAH PERMUKIMAN, PERDAGANGAN, INDUSTRI, DLL) UANG AKAN DIBAWA KE
SISTEM JARINGAN UTAMA.
  SISTEM DRAINASE TERPISAH, ADALAH SISTEM DRAINASE YANG MEMPUNYAI
JARINGAN SALURAN PEMBUANGAN YANG TERPISAH DENGAN AIR PERMUKAAN
ATAU AIR LIMBAH.
 SISTEM DRAINASE GABUNGAN, ADALAH SISTEM DRAINASE YANG
MEMPUNYAI JARINGAN SALURAN PEMBUANGAN YANG SAMA, BAIK UNTUK AIR
PERMUKAAN MAUPUN AIR LIMBAH YANG DIOLAH.

 PERMASALAHAN DRAINASE

 BEBERAPA PERMASALAHAN BANJIR ATAUGENANGAN YANG TERJADI DI PERKOTAAN

SAAT INI PADA UMUMNYA ADALAH AKIBAT :
 HUJAN LOKAL.
 KARENA KURANG BERFUNGSINYA SARANA DAN PRASARANA DRAINASE YANG ADA,
ANTARA LAIN DISEBABKAN KARENA : MENURUNNYA PELAYANAN DRAINASE,
OPERASI DAN PEMELIHARAAN YANG BELUM MEMADAI.
 PENGARUH PASANG AIR LAUT
 BANJIR/GENANGAN INI TERUTAMA TERJADI PADA “DAERAH KOTA BAWAH”
(DEPREASI AREA), SEBAGAI AKIBAT DARI MENURUNNYA POROSITAS MUKA
TANAH DAN PERUBAHAN GARUS PANTAI YANG MENDEDAK KE LAUT.
 BANJIR ATAU LUAPAN SUNGAI.
 INI AKIBAT CURAH HUJAN YANG RELATIF TINGGI DI DAERAH HULU, KOEFISIEN
PENGALIRAN (RUN OFF) YANG MAKIN BESAR AKIBAT PEMBANGUNAN YANG PESAT
DAN PERUBAHAN FUNGSI TATA RUANG PENGGUNAAN LAHAN.
 PENANGANAN DRAINASE PERKOTAAN
 MENINGKATKAN PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN PRASARANA DAN
SARANA DRAINASE UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LINGKUP HIDUP DAN
MENJAGA KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP.
 MENINGKATKAN CAKUPAN PELAYANAN PRASARANA DAN SARANA DRAINASE
MELALUI PERLUASAN PEMBANGUNAN.
 MENINGKATKAN PERAN SERTA SWASTA DAN MASYARAKAT.
 PENINGKATAN PEMANFAATAN, OPERASI DAN PEMELIHARAAN PRASARANA
DAN SARANA DRAINASE YANG TELAH DIBANGUN MELALUI PEMANTAPAN
KELEMBAGAAN DAN PENINGKATAN SUMBERDAYA MANUSIA.
 MENYELENGGARAKAN PEMBANGUNAN PRASARANA
DAN SARANA DRAINASE YANG TERJANGKAU OLEH
MASYARAKAT LUAS SAMPAI KEPADA YANG BERPENGHASILAN RENDAH.
 PEMANTAPAN DAN PENGENDALIAN PERANGKAT PERATURAN DAN
PERUNDANG-UNDANGAN PENDUKUNG.
 PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN DRAINASE YANG BERWAWASAN
LINGKUNGAN DAN BERKELANJUTAN.

 SASARAN PENANGANAN
SASARAN PENANGANAN DRAINASE MENDASARKAN 2 (DUA) KRITERIA, YAITU
KRITERIA KOTA DAN KRITERIA KAWASAN.
A. KRITERIA KOTA :
 KOTA BESAR / METRO
 KOTAMADYA ATAU IBUKOTA KABUPATEN
 KOTA-KOTA STRATEGIS
 KOTA-KOTA LAIN YANG MEMPUNYAI KRITERIA :
 KOTA YANG MEMPUNYAI PROGRAM PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA (RS),
RUMAH SANGAT SEDERHANA (RSS) DAN ATAU PENANGANAN PROKASIH.
 KOTA YANG MEMPUNYAI KEPADATAN DIATAS 200 JIWA PER Ha.
 KOTA YANG MEMPUNYAI PERTUMBUHAN EKONOMI DIATAS 5% PER TAHUN.

B. KRITERIA KAWASAN :
 KAWASAN YANG SELALU TERGENANG SECARA RUTIN ATAU KRONIS.
 KAWASAN PERMUKIMAN RS/RSS
 KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERMUKIMANMENENGAH
 KAWASAN PROKASIH
 KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH
 KAWASAN YANG STRATEGIS DARI ASPEK SOSIAL
EKONOMI
C. STRATEGI PENANGANAN DRAINASE :
ASPEK TEKNIS YANG HARUS DILAKUKAN DALAM STRATEGI PENANGANAN
DRAINASE ADALAH MELALUI TAHAPAN PERENCANAAN, TAHAPAN PEMBANGUNAN
FISIK, DAN TAHAPAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN.

1. TAHAPAN PERENCANAAN

 DALAM MEMBUAT SUATU PERENCANAAN (DESIGN) INI HARUS

MEMPERTIMBANGKAN ASPEK TEKNIS (HIROLOGI, HIDROLIK DAN
STRUKTUR) DAN NON-TEKNIS (BIAYA, PELAKSANAAN, OPERASIONAL DAN
PEMELIHARAAN).

 PENYEDIAAN/PEMBUATAN OUTLINE PLAN (RENCANA INDUK) UNTUK

SELURUH DAERAH PERKOTAAN TERUTAMA KOTA METRO DAN BESAR
PERLU DIRENCANAKAN SECARA KOMPREHENSIF.

 PENYEDIAAN/PEMBUATAN OUTLINE PLAN (RENCANA GARIS BESAR)

MELIPUTI SELURUH DAERAH PERKOTAAN TERUTAMA DAERAH
PERKOTAAN YANG MEMERLUKAN PENANGANAN SEGERA.

 PENYEDIAAN / PEMBUATAN DETAILED ENGINEERING DESIGN

(PERENCANAAN TEKNIS TERINCI), MELIPUTI SELURUH PEKERJAAN SIPIL,
SELURUH JENIS GAMBAR DAN ASPEK PEMBIAYAAN.

 PENYIAPAN LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN DRAINASE DILAKSANAKAN

SEBELUM PEKERJAAN KONSTRUKSI.
2. TAHAPAN FISIK
 TAHAPAN INI MERUPAKAN IMPLEMENTASI DARI DETAILED
ENGINEERING DESIGN DENGAN MENGIKUTI PERATURAN KONSTRUKSI
YANG UMUM DIPAKAI DAN DISETUJUI INSTANSI YANG BERWENANG,
SEPERTI :
 MENINGKATKAN ATAU MENORMALISASI KAPASITAS DAN STRUKTUR
SALURAN YANG ADA UNTUK MENANGGULANGI GENANGAN KRONIS
PADA KOTA-KOTA STRATEGIS.
 MEREHABILITASI SISTEM PENGGELONTORAN (FLUSHING) DENGAN
PEMBANGUNAN SISTEM BARU MAUPUN MEREHABILITASI SISTEM
YANG ADA UNTUK MENANGGULANGI KOTA-KOTA DI DAERAH PASANG
SURUT.
 MENGEMBANGKAN SISTEM PEMOMPAAN DENGAN MEMBANGUN
STASIUN POMPA, PENYEDIAAN MOBILE PUMP, PORTABEL PUMP DAN
STATIONARY PUMP UNTUK MENANGGULANGI GENANGAN BAIK
PERMANEN MAUPUN SEMENTARA.

3. TAHAPAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN

 PADA TAHAPAN INI AGAR MENGIKUTI PERATURAN OPERASI DAN
PEMELIHARAAN YANG BERLAKU DAN DISETUJUI OLEH INSTANSI YANG
BERWENANG.
 PEMBAGIAN FUNGSI DAN WEWENANG TANGGUNG JAWAB DRAINASE
DAN PENGENDALIAN BANJIR.
 PEMBAGIAN FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB DRAINASE DAN
PENGENDALIAN BANJIR MENURUT KEPMEN PU NO. 239/1987 ADALAH
SEPERTI TERLIHAT PADA GAMBAR.
 METODA RUMUSAN PERENCANAAN DAN
PENGEMBANGAN DRAINASE

RUMUSAN KUANTITATIF YANG DIGUNAKAN ADALAH :

FORMULA RASIONAL

DEBIT BANJIR KOTA DENGAN SIMBOL Q

Q = 0,278 Cs. CIA DIMANA :

Q = DEBIT BANJIR RENCANA KOTA

C = KOEFISIEN RUN OFF
Cs = KOEFISIEN PENYIMPANAN
I = INTENSITAS HUJAN (mm/Jam)
A = LUAS DAERAH ALIRAN (CHARMENT AREA)
 PEMBAGIAN FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
( Kepmen PU No. 239 / 1987 )

Sistem Drainase Lokal

Pengendalian Banjir

Tersier

Drainase sekunder

Batas Perkotaan Drainase

Primair