Anda di halaman 1dari 13

Journal Reading

Acute Upper Airway


Obstruction

PEMBIMBING : dr. Prawito, Sp.An


OLEH:
May Renny Raja Gukguk (19010005)
Elisa Putri (19010010)
Diesmi Gracia Debora Daeli (19010012)
Tata Clarista (19010018)
Santi Patricia Tambunan (19010038)

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU ANESTESI


RSUD DELI SERDANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
2020
Pendahuluan
Dokter harus mempertimbangkan
beberapa faktor termasuk usia, kondisi
pasien, kemampuan untuk tetap dalam
Obstruksi saluran napas atas akut
posisi supine, tingkat dan keparahan
adalah kegawatdaruratan yang
obstruksi, stabilitas tulang belakang
mengancam jiwa dan membutuhkan
cervical, kemampuan ventilasi, dan tingkat
penilaian dan intervensi segera dengan
kecemasan.
kemungkinan kesalahan yang sedikit,
yang menjadi tantangan tersendiri bagi
para dokter.

Penanganan obstruksi saluran


pernapasan atas dengan memahami Dengan perkembangan teknologi
kemungikinan penyebab (infeksi, anestesi dan bedah yang digunakan
inflamasi,traumatis,mekanis dan semakin maju, kini intervensi pengelolaan
iatrogenik) dan memiliki kemampuan obstruksi saluran napas atas akut ini
teknis yang cepat untuk segera telah dimodifikasi. Jurnal ini meninjau
mengamankan jalan napas. kemajuan terbaru yang telah
mempengaruhi pengelolaan obstruksi
saluran napas atas akut.
Anatomi
Pemeriksaan Skala Penilaian Cormack-Lehane
Skala ini hanya mengandalkan visibilitas pita suara pada
Fisik laringoskopi (nilai berkisar dari 1-4, dengan nilai yang lebih
tinggi menunjukkan visibilitas yang lebih buruk).

Faktor-faktor yang berpengaruh


dalam penilaian ini meliputi Wilson Skor
Menggunakan faktor prelaringoskopik (skala 0-10
peningkatan berat badan, digunakan untuk menunjukkan kemungkinan kesulitan
penurunan mobilitas tulang dengan intubasi, dengan skor yang lebih tinggi
menunjukkan kesulitan yang lebih besar).
belakang leher, penurunan
mobilitas rahang,
retrognathia,gigi seri yang
Skor Mallampati
menonjol dan jarak hyomental- Digunakan untuk menilai visibilitas struktur oropharyngeal
thyromental yang lebih pendek dengan mulut terbuka secara maksimal (skala 1-4, dengan
nilai yang lebih tinggi dikaitkan dengan visibilitas yang lebih
berhubungan dengan buruk).
peningkatan kesulitan
dilakukannya intubasi.
Algoritma
Manajemen
Teknologi terbaru dan simulasi
Nasal high-flow oxygen therapy Video laryngoscopy (mis:
(Optiflow, Fisher and Paykel GlideScope [Verathon] dan C-MAC
Healthcare) [Storz])

Oksigen dihangatkan dan


dilembabkan dengan maksimum Menyediakan visualisasi glotis
60 liter permenit dengan dengan kamera dan
memperhitungkan aliran udara
dan tekanan saluran napas pada pencahayaan pada ujung
obstruksi di paru-paru, juga teropong untuk memfasilitasi
memberikan beberapa tekanan
positif pada akhir ekspirasi yang intubasi.
dapat menurunkan kerja
pernapasan terutama pada
pasien dengan obstruksi saluran
napas atas akut.
Teknologi terbaru dan simulasi
Laryngeal mask airway (mis: LMA Airtraq double-lumen video
CTrach [The Laryngeal Mask laryngoscope
Company])

Menggunakan layar, kamera, Alat ini serupa dengan


cahaya dan memiliki lubang video laryngoskopi namun
yang besar sehingga dapat
dapat disinkronkan
dilewati oleh tabung
endotrakeal. dengan smartphone.
Teknologi terbaru dan simulasi
Sugammadex

Dapat digunakan pada pasien yang mengalami blokade


neuromuskular (yang disebabkan oleh rocuronium dan
vecuronium) dan yang tidak dapat di intubasi atau
ventilasi. Tindakan yang cepat dan awal memungkinkan
untuk pasien untuk bernapas spontan. Namun penilaian
lebih lanjut diperlukan untuk menentukan keamanan dan
kesesuiannya untuk pengaplikasian yang luas.
Intervensi Bedah
Krikotiroidotomi atau Trakeostomi
Jika intubasi atau oksigenasi tidak memungkinkan, saluran napas
harus dibuka dengan pembedahan. Yang paling sering dilakukan adalah
trakeostomi karena resiko disfonia (50%) dan stenosis subglotis (2%)
dapat terjadi pada krikotiroidotomi. Namun, untuk dokter yang belum
pernah melakukan trakeostomi, krikotiroidotomi dapat dilakukan untuk
mengamankan jalan napas. Meskipun alat krikotiroidotomi darurat
dapat digunakan untuk tindakan trakeostomi, namun jika dokter tidak
memiliki keahlian untuk melakukan trakeostomi lebih baik alat tersebut
digunakan untuk tindakan krikotiroidotomi.
Kesimpulan
Manajemen obstruksi saluran napas atas akut dimodifikasi
berdasarkan penyebab patofisiologisnya. Pada algoritma sebelumnya
penanganan dilanjutkan dengan ventilasi oksigen aliran tinggi dan tindakan
konservatif, ventilasi bag-mask, intubasi, dan jika diperlukan dilakukan
pembukaan jalan napas dengan pembedahan. Kemajuan pada teknologi
anestesi dan pembedahan dapat meningkatkan kemampuan untuk
pengelolaan jalan napas pada pasien dengan obstruksi saluran napas akut.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai