Anda di halaman 1dari 27

Skrining Fitokimia

Skrining/Penapisan
Fitokimia
Merupakan penelitian pendahuluan yg bertujuan untuk
mengetahui golongan senyawa kimia yg terkandung
dalam tanaman, yg biasanya punya aktivitas biologi,
secara tepat & teliti

Pendekatan secara skrining fitokimia pada hakikatnya


adalah analisis secara kualitatif dari kandungan kimia
yg terdapat di dalam tumbuhan atau bagian tumbuhan
(akar, batang, daun, bunga dan biji) terutama
kandungan metabolit sekunder yang merupakan
senyawa bioaktif seperti alkaloid, antrakuinon,
flavonoid, glikosida jantung, kumarin, saponin, tanin,
polifenol dan minyak atsiri.
TUJUAN SKRINING/PENAPISAN
Mensurvei tumbuhan untuk
mendapatkan kandungan
bioaktif/kandungan berguna untuk
pengobatan

Analisis kualitatif dilakukan dgn uji


tabung

Krining fitokimia meliputi : alkaloid,


flavonoid, tanin, glikosida, saponin,
terpenoid & steroid
PERSYARATAN

01 Metoda yg digunakan sederhana

02
Metoda dapat dilakukan dalam
waktu yang singkat dan cepat

Metoda yg digunakan dapat


03 dilakukan menggunakan
peralatan sederhana

Selektif terhadap golongan


senyawa yang dipelajari 04
05
Semikualitatif & dpt memberikan keterangan
tambahan ada atau tidaknya senyawa
tertentu dr gol senyawa yg dipelajari
KELEMAHAN SKRINING FITOKIMIA
Pemilihan pelarut untuk ekstraksi
Pemilihan pelarut untuk ekstraksi hanya
berdasarkan derajat kelarutan senyawa
secara umum. Akan tetapi, senyawa/metabolit
Adanya false-positive result 01
sekunder dalam satu tanaman beraneka rgam
Hasil positif palsu disebabkan adanya
jenis dan sifat kelarutannya sehingga gol
beberapa senyawa di dlm tanaman yg
metabolit sekunder lain dpt mengganggu
memberikan hasil positif walaupun
kelarutan senyawa yang diinginkan dan sulit
senyawa yg diinginkan tidak terkandung
memastikan kelarutan senyawa.
dalam senyawa tersebut. Selain itu, ada 02
gol-gol metabolit sekunder yg dpt bereaksi
dgn pereaksi uji dan menghasilkan hasil
Hasil negatif (false-negative result)
positif.
Hasil negatif dapat terjadi meskipun
senyawa yg diinginkan terkandung dlm
03 tanaman. Penyebab hasil negatif
adalah terdapat tahapan skrining yg
tidak sesuai/tidak tepat
PEMBUATAN
LARUTAN
PEREAKSI
LARUTAN PEREAKSI MAYER
Larutan Pereaksi Mayer digunakan untuk uji skrining alkaloid :

Pereaksi Mayer dapat dibuat dengan cara menambahkan 5 g kalium iodida dalam
10 ml aquadest kedalam tabung erlenmeyer, kemudian ditambahkan larutan 1,36
g merkuri (II) klorida dalam 60 ml air suling. Larutan kemudian dikocok dan
ditambahkan aquadest sampai 100 ml. Kemudian larutan pereaksi dimasukkan
botol dan diberi nama.
LARUTAN PEREAKSI DRAGENDROF
Larutan Pereaksi Dragendrof digunakan untuk uji skrining alkaloid :

Sebanyak 8 g bismut nitrat dilarutkan dalam 20 ml HNO3, kemudian dicampur


dengan larutan kalium iodida sebanyak 27,2 g dalam 50 ml air suling kedalam
tabung erlenmeyer. Campuran dibiarkan sampai memisah secara sempurna.
Ambil larutan jernih dan diencerkan dengan air secukupnya hingga 100 ml.
Kemudian larutan pereaksi dimasukkan botol dan diberi nama.
LARUTAN PEREAKSI MOLISH
Sebanyak 3 g α-naftol dilarutkan dalam HNO3 0,5 N secukupnya hingga diperoleh
larutan 100 ml.
LARUTAN PEREAKSI BOUCHARDAT
Larutan Pereaksi Bouchardat digunakan untuk uji skrining alkaloid :

4 g KI dilarutkan dengan 20 ml aquadest kemudian ditambah 2 g iodium


dimasukkan kedalam tabung Erlenmeyer sambil diaduk sampai larut. Cukupkan
dengan aquadest hingga 100 ml. Kemudian larutan pereaksi dimasukkan botol
dan diberi nama.
LARUTAN PEREAKSI BESI (III) KLORIDA 1 %
Sebanyak 1 g besi (III) klorida dilarutkan dalam air suling hingga 100 ml kemudian
disaring

LARUTAN PEREAKSI TIMBAL (II) ASETAT


Sebanyak 15,17 g timbal (II) asetat ditimbang, kemudian dilarutkan dalam air
hingga 100 ml

LARUTAN PEREAKSI NATRIUM HIDROKSIDA 2 N


Sebanyak 8 g kristal natrium hidroksida dilarutkan dengan aquadest sampai 100
ml
LARUTAN PEREAKSI HCL 2N
Sebanyak 17 ml asam klorida pekat diencerkan dengan aquadest hingga 100 ml

LARUTAN PEREAKSI ALUMINIUM (III) KLORIDA 5%


Sebanyak 5 g aluminium (III) klorida ditimbang, kemudian dilarutkan dalam
metanol hingga 100 ml
UJI SKRINING
4 g sampel simplisia UJI SKRINING ALKALOID
Kloroform beramonia Uji skrining fitokimia senyawa golongan alkaloid
saring
dilakukan dengan menggunakan metode
Filtrat
residu CULVENOR & FITZGERALD.

lap + 0,5-1 ml H2SO4 Sebanyak 4 gram sampel yg dirajang & gerus halus
atas 2N kocok
lap diekstraksi dengan 10 ml larutan Kloroform amoniak
bawa Corong pisah 0,05 N, gerus perlahan dan saring ke dalam tabung
h
reaksi, tambahkan 0,5 ml asam sulfat 2 N, kocok
selama 2 menit sampai terjadi pemisahan, ambil
Lap atas
lapisan kemudian dipakai untuk percobaan berikut :
-Lapisan ditambahkan pereaksi Mayer, adanya
alkaloid ditandai dengan terbentuknya kabut putih
hingga endapan putih
Tabung I Tabung II Tabung III
-Lapisan ditambahkan pereaksi Bouchardat/Wagner,
adanya alkaloid ditandai dengan terbentuknya
2 tetes 2 tetes 2 tetes endapan coklat hitam
P. Meyer P. Dragendorf P. Wagner -Lapisan ditambahkan pereaksi Dragendrof, adanya
endapan putih endapan coklat endapan coklat alkaloid ditandai dengan terbentuknya endapan
kemerahan kemerahan
merah bata
UJI SKRINING ALKALOID
10 g sampel
UJI SKRINING FLAVONOID
simplisia

Tambahkan dengan 100 ml air


panas Uji skrining fitokimia senyawa golongan
Kemudian didihkan 5 menit &
saring
flavonoid dilakukan dengan cara :
Filtrat
Sebanyak 10 g serbuk simplisia
5 ml filtrat + 0,1 g ditambahkan dengan 100 ml air panas.
serbuk Mg
Campuran kemudian dididihkan selama
+ 1 ml HCL pekat lebih kurang 5 menit, kemudian disaring
dan 2 ml amil
alkohol ketika panas. Sebanyak 5 ml filtrat yang
diperoleh, ditambahkan 0,1 g serbuk Mg, 1
ml HCL pekat dan 2 ml amil alkohol,
Warna merah/kuning/jingga
(tergantung struktur senyawa) dikocok, dan dibiarkan memisah.
Flavonida positif jika terjadi warna merah,
kuning, jingga pada lapisan amil alkohol.
CONTOH HASIL UJI SKRINING
FLAVONOID
UJI SKRINING TANIN
Uji skrining fitokimia senyawa golongan flavonoid dilakukan dengan cara :

Sebanyak 0,5 g sampel diekstrak menggunakan 10 ml air suling panas kedalam


tabung reaksi. Setelah dingin, hasil ektraksi disaring kemudian filtrat yang
diperoleh diencerkan dengan aquadest sampai tidak berwarna. Hasil pengenceran
ini diambil sebanyak 2 ml, kemudian ditambahkan dengan 1-2 tetes besi (III)
klorida. Terjadi warna biru atau hijau kehitaman menunjukkan adanya tannin.
CONTOH HASIL UJI SKRINING
TANIN
UJI SKRINING GLIKOSIDA
Uji skrining fitokimia senyawa golongan flavonoid dilakukan dengan cara :

Serbuk simplisia ditimbang sebanyak 3 g kemudian disari dengan 30 ml campuran


7 bagian volume etanol 95% dan 3 bagian volume air suling (7:3), direfluks selama
10 menit, didinginkan dan disaring. Pada 20 ml filtrat ditambahkan 25 ml timbal (II)
asetat 0,4 N, dikocok, didiamkan selama 5 menit lalu disaring. Filtrat disari
sebanyak 3 kali, tiap kali dengan 20 ml campuran 3 bagian volume kloroform P
dan 2 bagian volume iopropanol P. Pada lapisan kloroform ditambahkan natrium
sulfat anhidrat P secukupnya disaring, dan diuapkan pada temperature tidak lebih
dari 50ºC. Dilarutkan sisanya dengan 2 ml methanol, kemudian diambil 0,1 ml
larutan percobaan dimasukkan kedalam tabung reaksi, diuapkan diatas penangas
air. Pada sisa ditambahkan 2 ml air dan 5 tetes pereaksi Molish, ditambahkan hati-
hati 2 ml asam sulfat terbentuk cincin warna ungu pada batas kedua cairan
menunjukkan adanya ikatan gula.
UJI SKRINING SAPONIN
Uji skrining fitokimia senyawa golongan flavonoid dilakukan dengan cara :

Sebanyak 0,5 g sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 10


ml air suling panas, didinginkan kemudian dikocok kuat-kuat selama 10 detik,
terbentuk buih atau busa yang selama tidak kurang dari 10 menit setinggi 1-10 cm.
Pada penambahan 1 tetes larutan asam klorida 2 N, apabila buih tidak hilang
menunjukkan adanya saponin.
CONTOH HASIL UJI SKRINING
SAPONIN
UJI SKRINING STEROID /
TERPENOID
Uji skrining fitokimia senyawa golongan
steroid/terpenoid dilakukan dengan cara :

Sebanyak 1 g sampel di maserasi dengan 20 ml


n-heksan selama 2 jam, lalu disaring. Filtrat
diuapkan dalam cawan penguap. Pada sisa
ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat dan 1
tetes asam sulfat pekat. Timbul warna ungu atau
merah kemudian berubah menjadi hijau biru
menunjukkan adanya steroida triterpenoida.
CONTOH HASIL UJI SKRINING
STEROID / TERPENOID
UJI SKRINING MINYAK ATSIRI
Uji skrining fitokimia senyawa golongan minyak atsiri dilakukan dengan cara :

Serbuk simplisia ditambahkan heksan diuapkan sampai kering (dalam cawan


uap), didapatkan bau aromatis, tambahkan alkohol kemudian diuapkan kembali
apabila berbau aromatis maka positif mengandung minyak atsiri.
CONTOH HASIL UJI SKRINING

Hasil Uji Skrining Fitokimia Rhizoma Tumbuhan Paku


THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai