Anda di halaman 1dari 62

KINETIKA ENZIM

Penting untuk :
 Memahami fungsi katalitik
 Memahami fenomena biologik, pengaruh suhu,
pH dll.
 Prosudur pemurnian enzim
 Pengukuran aktivitas enzim:
 Berdasar pada aktivitasnya.
1 IU, micromol P/menit
 Pada enzim tertentu :
1 IU, perobahan kepekatan pada
340nmNADH
sebesar 0,001 per menit
1
Analisis Sinar-X Telah Membuka Ciri-Ciri
Struktural Yang Penting Pada Enzim
Dengan analisis difraksi sinar-x telah banyak
yang diketahui kristal enzim. sehingga
melengkapi infor masi yang diperoleh dari
penelitian kimiawi enzim.
Beberapa kemajuan penting tentang enzim
yang telah dianalisis dengan sinar-x,
contohnya:
Pertama, analisis sinar-x membuka
struktur sekunder, tertier, dan kuartener
berbagai molekul enzim, hingga dapat
dibandingkan struktur-struktur ini dengan
struktur protein globular nonkatalitik.
Kedua dari perbandingan tersebut dapat
untuk mengidentifikasi setiap konformasi
2
tiga dimensi khusus pada rantai poli
Faktor Yang Mendukung Efisiensi
Katalitik
 Enzim
Enzim meningkatkan kecepatan reaksi yang
dikatalisis oleh faktor setinggi 105 sampai
1020 kali.
 Sebagai contoh, pada pH 8 dan suhu 20°C,
urease menaikkan kecepatan hidrolisis urea
sampai 1014 kali. Hal ini karena ada faktor
yang mendukungnya:
1.Letak dan orientasi serta hubungannya dengan
gugus katalitik
2.Tegangan dan terubahnya obyek oleh dorongan
penempatan enzim
3. Katalisator umum asam atau basa
4. Katalisator kovalen
3
• Tegangan dan Perubahan:
Dorongan Penghambatan yang tepat; pengikatan
substrat dapat mendorong perubahan
konformasi pada molekul enzim.
Akibatnya menimbulkan tegangan pada struktur
sisi aktif dan juga mengubah substrat yang
terikat, sehingga kompleks ES menuju keadaan
transisi. Perubahan ini disebut dorongan pengu
bahan secara tepat, pada enzim oleh substrat.
 Perubahan dalam struktur tertier atau
kuartener pada molekul enzim yang relatif
besar, karenanya, dapat menimbulkan pengaruh
mekanik pada substrat.
Konsep ini dapat menerangkan mengapa enzim
merupakan protein, dan karenanya, jauh lebih besar
dari kebanyakan molekul substrat.
4
 Beberapa faktor inimemberikan dukungan pada
tingkat yang berbeda-beda terhadap kecepatan
reaksi enzim, tetapi mekanisme suatu enzim
dalam memberikan percepatan reaksi secara
khas perlu dipelajari

5
Katalisator Umum Asam-Basa, Sisi aktif enzim
dapat memberikan gugus R residu asam amino
spesifik yang merupakan pemberi atau penerima
proton yang baik.
Gugus umum asam atau basa tersebut
merupakan katalisator kuat bagi berbagai reaksi
organik di dalam sistem cair.
Katalisator Kovalen. Beberapa enzim bereaksi
dengan substratnya, membentuk kompleks
enzim-substrat yang berikatan kovalen dan
sangat tidak stabil.
Kompleks ini mengalami reaksi selanjutnya
membentuk produk dengan segera dan lebih cepat,
dibandingkan dengan reaksi yang tidak dikatalisa .

6
Beberapa gugus Gugus
pemberi proton penerima
proton
- COOH -COO -
- +NH3 -NH 2
- SH -S -

Suatu model katalisator kovalen. Pada beberapa


reaksi enzimatik, enzim menggantikan gugus
fungsional R dan substrat RX untuk membentuk
kompleks kovalen EX, yang bersifat tidak stabil
dan dihidrolisa jauk lebih cepat dari pada EX .

7
• Perubahan konformasi

Sisi aktif beberapa enzim mengandung gugus


fungsional residu asam amino, seperti yang
di-perlihatkan di bawah ini, yang
berpartisipasi dalam proses katalitik
sebagai pemberi atau penerima proton.
• Gugus -SH diberikan oleh sistein dan
gugus imidazole oleh histidin.

8
9
Produk aktivitas hidrolisis

10
substrat

11
Lanjut

12
 Pada gambar mekanisme hidrolisis diatas ini,
satu sampai empat tahap, diperlihatkan hanya
gugus R dari ketiga residu spesifik pada sisi aktif.
Serin,pada enzim; senyawa turunan ini disebut
enzim asil Ikatan ester ini, yang amat rapuh
dibandingkan dengan ikatan peptida asal
pada substrat,
Maka yang mengalarni hidrolisis pada gugus
ester, menghasilkan produk kedua, bagian
karboksilat substrat, dengan pengembalian atom
hidrogen kepada gugus hidroksil serin., untuk
membentuk korn-pleks enzim-produk
Produk kedua lalu meninggalkan sisi aktif,
dan karenanya, menyempurakan enzimsiklus
katalitik
13
14
15
Persamaan
Michaelis-
Menten
Vmax [S]
Vo= ----------
Km + [S]

Apabila
[S] <<< Km
[S] >>> Km
[S] = Km
16
Penempatan yang sesuai molekul
Heksokinase terhadap D-glukosa,
salah satu substratnya

 Heksokinase, yang mengkatalisis fosforilasi


d-glukosa dan heksosa lain oleh :
 ATP +D-glukosa -> ADP + o-glukosa 6-
fosfatmemiliki dua subunit rantai
polipeptida, seperti diuraikan pada gambar
skalamodel ruang di bawah ini (Gambar
18a).
 Molekul o-glukosa bebas (warna hitam)
juga diperlihatkan di sini, bersama-sama
dengan molekul heksokinase "kosong".
(Lihat slide 18)
17
18
Pada pengikatan D-glukosa terhadap sisi aktif
enzim, tanpa adanya substrat kedua ATP,
kedua subunit bergerak bersama-sama
membungkus molekul glukosa di dalam
kantung
 Jadi, perubahan yang agak besar pada
struktur kuartener heksokinase
berlangsung pada saat enzim mengalami
suatu penempatan yang sesuai, untuk
membentuk kompleks heksokinase-glukosa
tanpa adanya ATP. Kompleks ini cukup stabil
untuk dikristalkan,
Karena itu dapat dilihat dibawah mikroskop
elektron. (slide 18)

19
Sistem Enzim Memiliki Enzim
Pengatur atau Pemacu

 Di dalam metabolisme sel, sekumpulan


enzim bekerja bersama-sama dalam
rangkaian atau sistem yang berurutan, untuk
menjalankan proses metabolik tertentu.
 Penggubahan glukosa menjadi asam
laktat di dalam otot kerangka misalnya,
atau sintesis asam amino dari pre-
kursor yang lebih sederhana.
 Sistem multi-enzim dapat memiliki
sampai 15 atau lebih enzim yang
bekerja pada urutan spesifik.
 Di dalam sistem enzim seperti itu, produk
reaksi enzim pertama menjadi substrat
bagi enzim selanjutnya, dan
seterusnya.
20
Di dalam tiap sistem enzim, terdapat
sekurang-kurangnya satu enzim, "pemacu"
yang menentukan kecepatan keseluruhan
urutan reaksi, karena enzim ini
mengkatalisa tabap yang paling lambat,
atau tahap penentu kecepatan.
 Enzim pemacu seperti ini bukan hanya
memiliki fungsi katalitik, tetapi juga mampu
meningkatkan atau menurunkan aktivitas
katalitik sebagai respons terhadap isyarat
tertentu.
21
22
Enzim
Kinetika enzim mempelajari aktivitas enzim dan faktor
yang berpengaruh
Terdapat Dua jenis Penghambat terhadap
aktivitas enzim Dapat Balik Kompetitif dan
Nonkompetitif
Penghambat enzim dapat balik juga telah
memberikan banyak informasi penting mengenai
struktur sisi aktif berbagai enzim.
Suatu penghambat kompetitif berlomba
dengan substrat untuk berikatan dengan sisi
aktif enzim, tetapi, sekali terikat tidak dapat
diubah oleh enzim tersebut
Ciri penghambat kompetitif adalah
penghambatan ini dapat dibalikkan atau
diatasi hanya dengan meningkatkan
konsentrasi substrat.
23
Contoh, jika suatu enzim dihambat sebesar
50% oleh konsentrasi tertentu dari substrat
dan penghambat kompetitif, maka dapat
dikurangi persen penghambat dengan
meningkatkan konsentrasi substrat.
Penghambat kompetitif biasanya
menyerupai substrat normal pada struktur
tiga dimensinya. Karena persamaan ini,
penghambat kompetitif "menipu"
enzim untuk berikatan dengannya.
Penghambatan kompetitif dapat dianalisis
secara kuantitatif oleh teori Michaelis-
Menten.

24
Penghambat kompetitif I hanya berikatan
secara dapat balik dengan enzim, membentuk
suatu kompleks EI. Akan tetapi, penghambat I
tidak dapat diuraikan oleh enzim untuk
menghasilkan produk reaksi yang baru.
Contoh klasik jenis ini adalah penghambatan
kompetitif dehidrogenase suksinat oleh
anion malonat
Dehidrogenase suksinat adalah anggota
golongan enzim yang mengkatalisis siklus
asam sitrat, lintas akhir metabolik bagi
degradasi oksidatif karbohidrat dan
lemak di dalam mitokhondria.

25
Enzim ini mengkatalisis pembebasan dua atom hidrogen dari
suksinat, satu dari masing-masing dari kedua gugus metilen
(—CH2—).
Dehidrogenase suksinat dihambat oleh malonat, yang
menyerupai suksinat karena sama-sama memiliki dua
gugus karboksil yang mengion pada pH 7.0, tetapi hanya
berbeda dalam tiga atom karbonnya. Akan tetapi, malonat
tidak terdehidrogenasi oleh dehidrogenase suksinat.

O CH2-CH2
O
COO- COO- C
C
CH2 suksinat dehid. CH
CH2 HC
COO- COO mol.enzim
Suksinat Fumarat - sisi aktif enzim
(substrat) Suk sinat
dehidrogenase.

• penghambat malonat, dan oksaloasetat.


• HOOCCH2COOH, HOOC-CO-CH2-
COOH
 
• Gambar Interaksi substrat suksinat dengan suksinat
dehidrogenase dan contoh struktur senyawa penghambat.
•  
26
Keterangan lanjut
• Sifat dapat balik penghambatan oleh malonat
diperlihatkan oleh kenyataan bahwa peningkatan
konsentrasi suksinat akan menurunkan tingkat
penghambatan oleh konsentrasi malonat tertentu.
• Senyawa lain dengan jarak yang sesuai di antara
dua gugus anion dapat bekerja sebagai
penghambat kompetitif dehidrogenase suksinat;
misalnya oksaloasetat, suatu senyawa antara,
dalam siklus asam sitrat
Disimpulkan bahwa sisi katalitik dehidrogenase
suksinat mempunyai dua gugus bermuatan
positif yang berjarak tertentu, dan dapat menarik
dua gugus karboksilat bermuatan negatif dari
anion suksinat. Sisi katalitik dehidrogenase
suksinat, bersifat komple menter terhadap
struktur substratnya
27
 Sifat dapat balik penghambatan oleh malonat
diperlihatkan dengan peningkatan konsentrasi
suksinat akan menurunkan tingkat penghambatan
oleh konsentrasi malonat tertentu.
 Senyawa lain yang mempunyai jarak di antara dua gugus
anion dapat bekerja sebagai penghambat kompetitif
dehidrogenase suksinat; misalnya oksalo asetat, suatu
senyawa antara, dalam siklus asam sitrat.
 Dari hubungan struktural ini, telah disimpulkan bahwa sisi
katalitik dehidrogenase suksinat dilengkapi dengan dua
gugus bermuatan positif yang berjarak tertentu dari
masing-masing, yang dapat menarik dua gugus
karboksilat bermuatan negatif dari anion suksinat. Sisi
katalitik dehidrogenase suksinat, memperlihatkan sifat
komplementer terhadap struktur substratnya (Slide 9).
 Pada tempat substrat berikatan, mengubah konformasi
inaktivasi dapat balik sisi katalitik. Penghambat non
kompotetif dapat berikatan kembali pada kedua molekul
enzim bebas dan kompleks EI dan ESI yang tidak aktif:

28
E + I  EI
ES +I  ESI
 Penghambatan enzim secara nonkompetitif dibedakan oleh
pemetaan kebalikan ganda terhadap data kecepatan reaksi.
 Penghambat nonkompetitif yang paling penting adalah senyawa
antara yang terdapat di alam, yang dapat berikatan secara balik
pada enzim pengatur tertentu, hingga mengubah aktivitas
katalitiknya. Misalnya penghambatan dehidratase L-treonin
oleh isoleusin.
Kompetitif Non kompetitif

• Gambar 10a. Gambar kurva aktivitas enzim regresi


29
terbalik
Double reciprocal atau Lineweaver-Burk plot

30
 Aktivitas enzim seperti dalam slide diatas, diperoleh dari
rumus Michaelis-Menten,
Vmaks [S]
Vo = 
baru [S] + KM bila dibalik ditemukan persamaan
:

1/Vo = KM/Vmaks . 1/S + 1/Vmaks

peresamaan diatas identik dengan persamaan


regresi linier:
Y = bX + a
Y =1/Vo; 1/S = X, 1/Vmaks = a, KM /Vmak = b.
 Kurva aktivitas enzim mempunyai sudut elevasi paling
kecil, sedang penghambatan yang tidak punya
aktivitas enzimatis mempunyai sudut elevasi
KM/Vmak, paling besar.
`
31  
Melalui kerja enzim pemacu tersebut, kecepatan
masing-masing urutan metabolik diatur secara tetap.
Pada setiap saat, diperlukan untuk meng ubah,
menye suaikan diri, dengan kebutuhan sel
akan energi dan molekul unit pembangun yang
diperlukan dalam pertum buhan dan perbaikan sel.
Di dalam kebanyakan sistem multienzim, enzim
pertama. pada urutan. Reaksi tersebut
merupakan enzim pemacu atau pengatur enzim
berikutnya.
Enzim-enzim lain di dalam urutan reaksi yang
biasanya terdapat dalam jumlah yang
memungkinkan aktivitas katalitik yang berlebihan,
hanya mengikuti enzim pengatur ini; enzim-
enzim tersebut dapat melangsungkan
reaksinya hanya dengan kecepatan yang sesuai
dengan kecepatan penyediaan substrat dari tahap
sebelumnya.
32
Enzim tersebut, yang aktivitasnya diatur melalui
berbagai jenis isyarat molekular, di-sebut enzim
regulators (atau enzim pengatur).
Terdapat dua golongan utama enzim pengatur: enzim
alosterik atau pengatur bukan kovalen, dan enzim
pengatur kovalen.
Pada beberapa sistem multienzim, enzim pertama atau
enzim pengatur memiliki sifat yang menonjol: enzim ini
dihambat oleh produk akhir sistem multienzim.
 Produk akhir urutan ini bekerja sebagai suatu
penghambat spesifik terhadap enzim pertama atau
pengatur dalam urutan ini.
Penggambaran skematik sistem multienzim yang
mengubah A menjadi P melalui empat tahap reaksi
berurutan yang dikatalisa oleh enzim. (slide.32.)

33
 Pengikatan Nonkovalen Molekul Pengatur
COOH
COOH
H2N- C – H E1  A E2  B E3  C E4  D E5  H2N – C -H
H-C – OH Enzim Dehidratase treonin CH3-HC- CH3
CH3 L-Treonin L-Isoleusin

Penghambatan balik pengubahan L-treonin menjadi L-


isoleusin, yang dikatalisis oleh serangkaian dari lima enzim
(E1 sampai E5) melalui empat senyawa antara A, B, C, dan
D.
Enzim pertama, dehidratase treonin (E1) khususnya
dihambat oleh L-isoleusin, yang merupakan produk
akhir urutan reaksi ini, tetapi tidak dihambat oleh senyawa
antara A, B, C, atau D.
 Penghambatan seperti ini ditunjukkan oleh garis titik- titik
yang kembali ke asal dan oleh palang (kotak) tebal
merintangi tanda panah bagi dehidratase treonin .

34
 Keseluruhan sistem enzim, melambatkan
kecepatan reaksi sehingga senyawa produk akhir
tersebut menjadi seimbang dengan kebutuhan sel
pengaturan ini disebut penghambatan balik.
Ppenghambatan balik alosterik seperti ini yang
pertama kali ditemukan adalah sistem enzim bakteri
yang mengka talisa pengubahan L-treonin menjadi
L-isoleusin
 Pada urutan lima enzim ini, yang pertama yaitu enzim
dehidratase treonin dihambat oleh isoleusin,
produk enzim terakhir dari rangkaian ini. Isoleusin
bersifat spesifik sebagai penghambat.
Tidak ada senyawa antara yang lain pada
rangkaian reaksi ini yang bersifat menghambat
terhadap dehidratase treonin,
 Demikian pula tidak ada enzim lain di dalam
rangkaian ini yang dihambat oleh isoleusin.

35
 Enzim tertentu seperti golongan yang mengkatalisis
pemindahan gugus fosfat dari ATP menuju molekul
penerima fosfat, dapat saja memiliki ciri struktural
yang sama.
 Kedua, analisis sinar-x telah memungkinkan
identifi kasi sisi katalitik atau sisi aktif berbagai
jenis enzim. Seringkali, sisi aktif terdiri dari kantung
atau lekukan pada molekul enzim, tempat molekul
substrat menempatkan dirinya secara
komplementer.
 Sisi aktif beberapa enzim dilapisi dengan simpul bolak-
balik rantai peptida pada konformasi , dan pada
enzim lain, sisi aktif berbentuk kantung yang dilapisi
oleh residu asam amino dengan gugus polar
bermuatan.
 Pada beberapa kasus, telah ditemukan bahwa kemung
kinan diteliti struktur kompleks enzim-substrat
dengan metoda sinar-x.
 Contohnya adalah enzim lisozim, yang memotong
ikatan tertentu pada kerangka polisakarida bakteri.
36
Gabungan metoda sinar-x dan metoda kimiawi
telah dapat diketahui gambaran seluruh sisi aktif
khimotripsin, yang terdiri dari tiga rantai
polipeptida, yang dihubungkan oleh jembatan sistin
Metoda kimia telah menentukan bahwa jika
khimotripsin diinaktifkan oleh diisoprofil fluoro
fosfat, terbentuk suatu turunan kovalen dari residu
serin pada posisi 195 dari rantai
polipeptida.Sehingga teridentifikasi residu ini
sebagai bagian dari sisi katalitik yang aktif.
Pengujian kimiawi lain memperlihat kan bahwa
residu histidin pada posisi 57 dan suatu residu
asam aspartat pada posisi 102 juga terlibat di
dalam katalisis oleh enzim ini.
Walaupun letak residu ini terpisah jauh pada
kerangka polipeptida dan yang satu terletak pada
rantai yang berbeda dari yang lain, dengan analisis
sinar-x memperlihatkan residu.

37
 Residu ini terletak amat dekat pada struktur tiga
dimensi berlipat pada molekul khimotripsin asli.
 Informasi struktural yang tepat ini, bersama dengan
uji kimiawi enzim telah memungkinkan kita untuk
mengajukan mekanisme bagi kerja katalitik
khimotripsin, seperti yang diperlihatkan untuk
meniadakan mekanisme lain yang tidak sesuai
dengan struktur sisi aktifnya.
 Walaupun kita belum mengetahui secara terperinci,
bagaimana khimotripsin bekerja, agar lebih dekat lagi
untuk mengetahui kerja enzim ini dibandingkan
dengan enzim lain.
 Aspek lain dari kerja enzim yang telah diuji dengan
sinar-x, yaitu, terjadinya perubahan konformasi
molekul enzim pada saat molekul enzim mengikat
dan bekeria pada substratnya. Contoh yang menonjol
diberikan oleh heksokinase, yang mengkatalisa
fosforilasi D-glukosa oleh ATP.

38
Mungkin penempatan yang sesuai pada enzim ini
menegang-kan molekul glukosa, membawanya lebih
siap menuju keadaan transisi.
Uji struktur enzim dengan cara analisis difraksi
sinar-x
Banyak struktur kristal enzim telah dianalisa oleh
sinar-x. Analisa ini seringkali dihubungkan dengan uji
kimiawi terhadap (1) deret asam amino, (2)
spesifisitas substrat, (3) kerja penghambat
spesifik, dan (4) identifikasi gugus fungsional
spesifik pada sisi katalitik.
Contoh-contoh hampir semua golongan utama
enzim telah diamati dalam usaha untuk
menentukan kemungkinan hubungan di antara kerja
katalitik enzim dan struktur tiga dimensinya.
Pada penggambaran ini, diperlihatkan skala gambar
yang menjelaskan berbagai ciri-ciri struktur enzim
dan kerjanya, yang disimpulkan dari analisis sinar-x .

39
Kompleks Lisozim-substrat
Walaupun kompleks enzim substrat biasanya
mengalami penguraian katalitik dengan ke-
cepatan tinggi, kadang-kadang memungkinkan
bagi kita untuk menyiapkan atau mengubah
molekul substrat secara kimiawi sehingga molekul
ini ditetima dan diikat pada sisi aktif enzim, tetapi
tidak diuraikan oleh enzim.

40
 Molekul substrat seperti itu, telah ditemukan bagi
lisozim, yang biasanya menghidrolisa ikatan
tertentu pada kerangka polisakarida bakteri.
 Gambar diatas adalah kompleks normal
lisozim-substrat. Dari pola difraksi sinar-x
kristal kompleks lisozim dan substratnya
yang "salah" atau tidak reaktif disimpulkan
suatu analog substrat normal enzim tersebut.
 Pengukuran ini dilakukan oleh David C. Philip dan
stafnya di Universitas Oxford. Rantai poli-
peptida, termasuk gugus R dan atom H
diperlihatkan oleh warna hitam.
 Sepotong molekul substrat ditunjukkan oleh garis
tebal, terletak pada selat atau celah pada molekul
lisozim, dan dipertahankan pada posisinya oleh
ikatan hidrogen spesifik (diperlihatkan oleh
warna tebal) di antara enzim dan substrat

41
Molekul substrat merupakan polimer yang
mengandung unit-unit N-asetilglukosamin
dan asam N- asetilmuramat, secara
bergantian, masing-masing dalam bentuk
siklik yang dihubungkan oleh ikatan
glikosidik yang ditunjuk kan oleh A—F.
Sisi tempat molekul substrat diuraikan
diperlihatkan oleh garis titik-titik. Berbeda
dengan sisi aktif dari khemo trepsin,
karena yang diuraikan adalah
polisakarida dan protein.
Gugus yang menguraikan polisakarida,
tentu akan berbeda dengan gugus yang
mengurai protein
42
 Sisi aktif khimotripsin
 Khimotripsin adalah enzim proteolitik yang dihasilkan ke
dalam usus kecil oleh pankreas dalam bentuk prekursor
inaktif atau zimogen yang disebut khimotripsinogen.
 Khimotripsi-nogen, yang memiliki satu rantai polipeptida
terdiri dari 245 residu dan lima jembatan disulfida
antar rantai yang berasal dari lima residu sistein
diaktifkan oleh kerja tripsin, suatu enzim proteoletik
lainnya di dalam usus.
 Tripsin membebaskan dua dipeptida dari posisi 14—15
dan 147—148 pada khimotripsinogen dengan
hidrolisis, menghasilkan khimotripsin aktif.
 Khimotripsin mengandung tiga rantai polipeptida, yang
dihubungkan secara kovalen oleh dua jembatan
disulfida, satu di antara rantai A dan B dan yang lain di
antara rantai B dan C seperti diperlihatkan pada Lihat
Gambar berikut

43
44
Khimotripsin memerlukan residu histidin
57 dan residu asam aspartat 102 pada
rantai B untuk aktivitasnya, selain residu
serin 195 pada rantai C
. Walaupun residu-residu ini terpisah
jauh dilihat dari sekuennya, dan yang satu
benar-benar terletak pada rantai yang
berbeda dari rantai tempat residu yang lain,
ketiga residu ini terletak amat dekat,
bersama-sama pada struktur tiga
dimensi molekul enzim.
Dalam struktur tiga demensi gugus aktif
saling berdekatan sehingga ,memudahkan
aktivitas enzim dalam mempengaruhi
subtratnya,
45
 Enzim alosterik adalah enzim yang memiliki sisi
lain selain sisi katalitik. Sifat-sifat enzim alosterik
berbeda nyata dari enzim-enzim bukan pengatur
(yang didiskusikan sebelumnya)
 Pada banyak enzim alosterik, sisi pengikatan
substrat dan sisi pengikat-molekul pengatur, terletak
pada subunit yang beda, subunit katalitik (C) dan
subunit pengtur (R) herturut-turut.
 Pengikatan molekul pengatur (modulator) positif
M oleh sisi spesifik dan subunit pengatur
dikomunikasikan kepada sub unit katalitik metalui
suatu perubahan kon-formasi, menjadikan sub
unit katalitik aktif dan mampu mengikat
substrat S dengan afinitas tinggi.
 Pada penguraian modulator M dari sub-unit
pengatur, enzim kembali menjadi bentuk aktif atau
kurang aktif.
46
 Ciri-ciri enzim allosterik.
Pertama enzim alosterik yang memiliki sisi
katalitik yang berikatan dengan substrat dan
mengubahnya, dan memiliki satu atau lebih sisi
pengatur atau alosterik untuk mengikat metabolit
pengatur, yang disebut modulator (pengatur)
atau efektor
Masing-masing sisi (gugus) spesefik sesuai dengan
fungsinya.
Kedua, molekul enzim alosterik umumnya lebih
besar dan lebih kompleks dibandingkan dengan
molekul enzim biasa. Kebanyakan enzim-enzim
alosterik memiliki dua atau lebih rantai atau
subunit polipeptida.
Ketiga, enzim alosterik biasanya memperlihatkan
penyimpangan yang nyata dari hukum
Michaelis-Menten. Salah satu ciri yang pertama-
tama membedakannya dari enzim-enzim biasa.

47
Enzim Alosterik Dapat Dihambat atau
Dipercepat oleh Modulator
 Bila sisi alosterik diisi oleh modulator negatif atau
penghambat spesifik, yang terjadi, adalah konsentrasi
senyawa ini meningkat di dalam sel, enzim mengalami
perubahan menjadi bentuk yang kurang aktif atau
bentuk tidak aktif; atau molekul ini "dimatikan."
 Bila modulator penghambat terlepas dari sisi alosterik,
yang terjadi konsentrasi modulator di dalam sel
menurun, enzim kembali ke bentuk aktif atau bentuk
“hidup”
 Enzim alosterik yang diaktifkan oleh molekul
modulator (pengatur) nya. modulator perangsang
atau positif bukan merupakan produk akhir
rangkaian enzim, tetapi beberapa metabolit lain yang
berperan sebagai isyarat molekular bagian enzim untuk
mempercepat aktivitas dirinya (Gambar 41).

48

 `


 `

Aktivitas forforilase karena pengaruh modulator pada


enzim alosterik
Enzim glikogen fosforilase misalnya, dapat mempunyai
dua unit ujung yang dapat mengalami fosforilasi
dengan bantuan fosfo rilase kinase, pada gugus
hidroksil, terutama pada residu serin. Sehingga
menghasilkan bentuk fosforilasi a yang aktif, dan
aktivitasnya dipacu adanya ion Ca++.
Fosforilasi enzim itu dihambat oleh Ca ++, maupun
Fosfatase AMP. Sehingga terjadi proses defosforilase
menghasilkan pirifosfat.
49
Fosforilase bentuk b yang tidak aktif
juga dapat dipacu oleh pengikatan
monokovalen AMP pada sisi alosteriknya.
Tetapi bila AMP dilepaskan kembali
maka aktivitas fosforilase akan
berhenti. Karena proses alosterik dapat
mengatur aktivitas pemutusan glikogen
secara bertahap sesuai kebutuhan dalam
metabolisme.
Seringkali modulator pengaktif
golongan enzim alosterik ini merupakan
molekul substratnya sendiri.Enzim
alosterik dalam hal ini, disebut
homotropik (karena substrat dan
modulatornya identik), dan memiliki dua
atau lebih sisi pengikatan bagi substrat.
50
Lanjut
Sisi pengikatan ini seringkali
memainkan dua peranan; bekerja
sebagai sisi katalitik dan juga sisi
pengaturan. Jenis enzim alosterik ini
bereaksi terhadap keadaan terjadinya
akumulasi substrat dalam jumlah
berlebih, yang harus diubah dengan
reaksi selanjutnya.
Jadi, ada dua jenis enzim alosterik;
pertama golongan yang dihambat
oleh modulatornya, biasanya oleh
molekul bukan substrat (golongan ini
disebut enzim heterotropik),
51
 Mekanisme aktif-tidaknya enzim alosterik
menyerupai mekanisme aktif-tidaknya
hemoglobin oleh difosfogliserat
Beberapa enzim alosterik memiliki dua
atau lebih modulator yang dapat
berpengaruh secara berlawanan.
 Karena itu satu atau lebih modulator
enzim ini bersifat pengaktif, dan satu
atau lebih bersifat penghambat.
Pada enzim yang lebih kompleks ini,
masing-masing modulator memiliki sisi
alosterik spesifiknya. yang jika terisi,
mengisyaratkan enzim untuk mempercepat
kerja katalitiknya atau memperlambat
reaksi.

52
 Enzim Alosterik Menyimpang dari hukum Michaelis-
Menten
 Enzim alosterik memperlihatkan hubungan di antara
konsentrasi substrat dan kecepatan reaksi yang berbeda dari
hukum Michaelis-Menten,hal ini tergantung pada apakah
enzim memiliki modulator penghambat atau pengaktif.
 Enzim alosterik memperlihatkan "kejenuhan" dengan
substrat, jika substrat ditambahkan pada konsentrasi cukup
tinggi, aktivitas berubah.
 Kurva kejenuhan yang ber-bentuk sigmoid, dan bukan
kurva kejenuhan substrat hiperbolik, seperti
diperlihatkan oleh enzim biasa.
 Walaupun dapat ditemukan suatu titik pada kurva kejenuhan
sigmoid pada enzim alosterik, yang memper lihatkan
setengah kecepatan reaksi maksimum, tetapi tidak
dapat mengguna kannya sebagai penentu KM, karena
enzim ini tidak mengikuti hubungan hiperbolik Michaelis-
Menten.
53
Kurva kejenuhan enzim allosterik
 Beberapa bentuk kurva

 Kurva a menunjukkan kurva sinusoide salah satu kurva


aktivitas enzim allosterik. Kurva b (sinusoide), pengaruh
pemacu(biru) dan penghabatan (coklat), sangat berbeda
 Kurva C, mempunyai Vmaks yang berbeda, tentu KM pun
berubah tetapi tak begitu nyata.

54
 Sebaliknya, lambang [S]0,5 atau K0,5 dipergunakan untuk
menunjukkan konsentrasi substrat yang memberikan
kecepatan setengah maksimum enzim alosterik.
 Kurva kejenuhan hiperbolik bagi enzim biasa yang
diperlihat kan sebelumnya pada Gambar diatas amat mirip
dengan kurva pengikatan oksigen yang ditunjukkan oleh
mioglobin.
Sebaliknya, kurva kejenuhan enzim alosterik bersifat
sigmoid, menyerupai kurva pengikatan oksigen
hemoglobin.
Memang, mioglobin dan hemoglobin dapat
dipandang sebagai model yang bermanfaat bagi
inter-pretasi tingkahlaku enzim biasa dan enzim
alosterik.
Mioglobin hanya memiliki satu sisi pengikatan bagi
ligannya (oksigen), satu rantai polipeptida, dan protein
ini memberikan kurva kejenuhan oksigen yang berbentuk
hiperbola.
Serupa dengan itu, banyak enzim "nonregulatory"
(biasa) juga hanya memiliki satu sisi pengikatan bagi
substratnya, satu rantai polipeptida dan memberikan
kurva kejenuhan substrat berbentuk hiperbolik.
55
Hemoglobin, memiliki empat sisi
pengikatan, satu pada tiap-tiap subunit-nya, dan
keempat subunit ini bekerja secara kooperatif.
Jika satu sisi pengikatan hemoglobin diisi oleh
molekul oksigen, daya gabung sisi pengikatan
oksigen sisanya meningkat, menyebabkan
kurva kejenuhan oksigen meningkat dengan
tajam, setelah oksigen pertama diikat dan
menyebabkan kurva ini berbentuk sigmoid.
Enzim alosterik homotropik memiliki banyak
sisi pengikatan bagi substratnya, dan bekerja
secara kooperatif, sehingga pengikatan satu
molekul substrat meningkatkan dengan
nyata pengikatan molekul substrat
selanjutnya. Diskusi di atas menjelaskan
peningkatan sigmoid

56
Enzim heterotropik, yang modulatornya
merupakan beberapa metabolit selain substrat nya
sendiri, sulit untuk membuat suatu generalisasi
mengenai bentuk kurva kejenuhan substrat,
yang berhubungan apakah modulator tersebut
positif (meng-aktifkan) atau negatif (menghambat).
Jika modulator bersifat mengaktifkan, senyawa
ini dapat menyebabkan kurva kejenuhan substrat
menjadi lebih menyerupai hiperbolik, dengan
penurunan pada K0,5, tetapi Vmaks yang tidak
berubah, jadi, menyebab kan peningkatan
kecepatan pada konsentrasi substrat tetap Slide 45
Enzim alosterik lain bereaksi terhadap modulator
peng ktif dengan meningkatkan Vmaks dan
sedikit perubahan pada K0,5 (slide 45)

57
Jika modulator bersifat negatif atau menghambat,
kurva kejenuhan substrat dapat menjadi lebih sigmoid,
dengan peningkatan dalam K0,5 (Gambar 22b).
Oleh karena itu, enzim alosterik memperlihatkan
reaksi yang berbeda-beda dalam kurva aktivitas
substratnya,
Karena, ada beberapa memiliki modulator penghambat,
modulator pengaktif, saja dan beberapa memiliki
keduanya.

 Enzim Alosterikantara
Memperlihatkan Komunikasi di
Sub unit
Enzim alosterik dan hemoglobin mempunyai
persamaan lain.
Pertama, seperti hemoglobin, enzim alosterik
umumnya memiliki banyak subunit rantai
polipeptida; dapat mempunyai enam, delapan, atau
selusin atau lebih subunit.

58
Kedua, pada enzim alosterik., nampaknya terjadi
komunikasi di antara sisi pengikatan bagi modulator
dan sisi katalitik bagi substrat, serupa dengan
komunikasi yang terjadi jika satu molekul oksigen
terikat pada satu subunit hemoglobin, dan
mengisyaratkan subunit lain untuk meningkatkan daya
gabung terhadap oksigen.
Ketiga, enzim alosterik mengalami perubahan
konformasi pada pengikatan molekul modulator dan
karenanya, mengalami pergeseran di antara keadaan
yang relatif tidak aktif dan keadaan yang relatif aktif. Di
sini, kembali kita menemukan persamaan dengan
perubahan konformasi dan sifat-sifat pergeseran pada
hemoglobin.
Beberapa enzim alosterik amat kompleks
strukturnya, dan mengandung banyak rantai
polipeptida. Contoh yang penting adalah
tramkarbamoilase aspartaf yang memiliki 12 ran
tai polipeptida yang terorganisasi menjadi
subunit katalitik dan subunit pengatur (regula-
tori).
59
60
 Enzim pengatur alosterik ini (Gambar 23) mengandung
dua kumpulan katalitik, masing-masing mengandung
tiga rantai polipeptida katalitik dalam struktur
tertier berlipatnya.
 Tiga kelompok pengatur (warna hitam), masing-
masing mengandung dua rantai polipeptida pengatur.
 Unit katalitik ditunjukkan garis tebal, dan memperlihat
kan tiga polipeptida katalitik dalam konformasi berlipat.
 Dibawahnya terdapat bungkah katalitik lainnya.
Struktur ini disimpulkan oleh William Lipscomb dan
koleganya di Universitas Harvard.
 Peranan enzim ini di dalam sintesis nukleotida dan
pengaturannya akan didiskusikan pada Bab lain.

 2ATP + fosforilase b 2ADP + fosforilase a
 (Kurang aktif) (Lebih aktlf)

61
Jadi, penguraian glikogen pada otot kerangka
dan hati diatur melalui variasi pada ratio bentuk
aktif dan inaktif enzim.

Kedua bentuk ini berbeda dalam struktur


kuartenernya, sehingga sisi katalitik mengalami
peru bahan dalam struktur dan sebagai akibatnya,
mengalami perubahan dalam aktivitas katalitiknya.

 Walaupun pada kebanyakan kasus yang diketahui,


pengaturan kovalen kerja enzim disebabkan
oleh fosforilase dan defosforilase residu serin
spesifik, seperti dijelaskan bagi fosforilase glikogen,
jenis lain dari modulasi kovalen disebabkan oleh
metilasi residu asam amino spesifik, atau oleh
pengikatan gugus adenilat

62

Anda mungkin juga menyukai