TANAMAN OBAT
Tanaman obat yang ditanam di pekarangan rumah biasanya disebut Apotek hidup atau
TOGA (Tanaman Obat Keluarga)
Jenis-jenis Tanaman Obat : Rimpang, buah, biji, akar, batang, bunga dan daun
CONTOH TANAMAN OBAT
3
Temulawak (Rimpang)
• Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)
mempunyai nama daerah diantaranya
koneng gede (sunda) dan temu lobak
(madura).
• Tanaman ini merupakan tanaman
tahunan yang tumbuh merumpun.
• Temulawak dapat dijadikan obat
penambah nafsu makan pada anak-anak,
anemia, antikolesterol, antioksidan dan
antimikroba
4
PERKEMBANGAN TANAMAN OBAT
Sejalan dengan perkembangan industri jamu, obat herbal, fitofarmaka dan
kosmetika tradisional juga mendorong berkembangnya budidaya tanaman obat
di Indonesia.
Selama ini upaya penyediaan bahan baku untuk industri obat tradisional
sebagian besar berasal dari tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di alam liar atau
dibudidayakan dalam skala kecil di lingkungan sekitar rumah dengan kuantitas
dan kualitas yang kurang memadai. Maka perlu dikembangkan aspek budidaya
yang sesuai dengan standar bahan baku obat tradisional.
Selain itu, kebanyakan tanaman obat tumbuh liar, akibatnya mereka sukar
diperoleh pada saat dibutuhkan. Agar tanaman itu dapat selalu tersedia setiap
saat, maka mereka perlu ditanam dan dipelihara. Istilahnya diBUDIDAYAKAN
TANAMAN LIAR VS BUDIDAYA
• MANA YANG LEBIH UNGGUL? MENGAPA?
PEMBEDA TANAMAN BUDIDAYA TANAMAN LIAR
KEJELASAN ASAL-USUL JELAS ?
BAHAN
KEMURNIAN SPESIES JELAS ?
UMUR TANAMAN JELAS ?
SAAT PANEN JELAS ?
CARA PANEN JELAS ?
IKLIM (KONDISI TEMPAT MNDUKUNG ?
TUMBUH)
TANAMAN LIAR VS BUDIDAYA
Tanaman obat yang digunakan dpt berupa tanaman liar maupun tanaman hasil
budidaya. Hanya saja tanaman liar memiliki bbrp kelemahan dibandingkan dgn
tanaman budidaya krn :
•Umur tumbuhan/bag. Tumbuhan yg dipanen tdk tepat & berbeda-beda
berdampak pd kadar senyawa aktif yg dikandungnya
•Proses pemanenan tumbuhan simplisia liar kurang memperhatikan keseragaman
spesies dpt menyebabkan jenis tanaman yg tdk sama
•Pemanenan tumbuhan liar dpt menimbulkan kekeliruan tekait jenis tumbuhan
tertentu krn memiliki struktur & penampakan yg mirip dgn jenis tumbuhan lain yg
masih satu marga. Perbedaan jenis tumbuhan berpengaruh thdp jenis senyawa
aktif yg dikandungnya.
•Kondisi habitat dari tumbuhan liar yg meliputi ketinggian, keadaan tanah, dan
cuaca seringkali kurang terkontrol berpengaruh terhdp senyawa aktif yg
dihasilkan tumbuhan
7
TANAMAN LIAR VS BUDIDAYA
• Banyak kendala dan variabilitas yg
Tanaman
tdk bisa dikendalikan seperti asal
Liar tanaman, umur dan tempat tumbuh
8
BUDIDAYA TANAMAN OBAT
9
PENGERTIAN BUDIDAYA TANAMAN OBAT
Suatu cara pengelolaan sehingga suatu tanaman obat dapat
mendatangkan hasil tinggi dan bermutu baik, keadaan seperti ini bisa
terjadi jika tanaman dapat tumbuh pada lingkungan yang sesuai, yang
mencakup tentang kesuburan tanah serta iklim yang sesuai dengan
teknologi tepat guna
FAKTOR MEMPEROLEH SIMPLISIA
1. FAKTOR EKONOMI
Cengkeh
BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
PENGOLAHAN TANAH (lanjutan)
C. Pembuatan teras-teras apabila tanah terlalu miring agar
erosi dapat diperkecil. Misal penanaman sereh
(Cymbopogon nardus)
3. PEMELIHARAAN TANAMAN
Beberapa faktor penghambat produksi, misalnya gulma, hama penyakit harus
ditekan sehingga batas tertentu. Demikian pula faktor penghambat lingkungan
fisik dan kimia seperti kekurangan air, tingginya suhu, kesuburan tanah,
hendaknya diperkecil perngaruhnya. Perlu dilakukan pemupukan. Demikian
pula tindakan pemangkasan merupakan bentuk pemeliharaan lain.
Rheum officinale
4. PEMUNGUTAN HASIL (PANEN)
TANAMAN OBAT DIPANEN PADA SAAT TANAMAN MEMILIKI KANDUNGAN SENYAWA AKTIF
PADA KADAR OPTIMAL YANG DIPEROLEH PADA UMUR, BAGIAN TANAMAN DAN WAKTU
TERTENTU, MISALNYA:
•TANAMAN YANG MENGANDUNG MINYAK ATSIRI DIPANEN PADA PAGI HARI KARENA
MOLEKUL MINYAK ATSIRI MASIH STABIL SEBELUM PROSES FOTOSINTESIS
BERLANGSUNG.
•DAUN SALAM YANG MASIH MUDA MEMILIKI KANDUNGAN SENYAWA AKTIF
HIPOGLIKEMIK LEBIH TINGGI DIBANDINGKAN DAUN TUA.
•RIMPANG DIPANEN PADA AKHIR MASA VEGETATIF ATAU SAAT DAUN MULAI
MENGUNING (MUSIM KEMARAU).
•AKAR DIPANEN PADA TANAMAN YANG SUDAH TUA PADA AKHIR MASA VEGETATIF.
4. PEMUNGUTAN HASIL (PANEN)
26
27
28
Cara
Cara Komputasi
Visual/Penampakan
Panen
Cabai merah dapat di panen pertama
kali pada umur 70-75 hari setelah tanam
untuk dataran rendah dan pada umur 4-
5 bulan untuk dataran tinggi dengan
interva; panen 3-7 hari
29
Menentukan waktu
panen/kematangan yg tepat
Tergantung juga
Tujuan/jarak pemasaran
Buah-buahan :
Pemasaran jarak dekat : dipanen saat sudah matang benar
Pemasaran jarak jauh atau untuk dapat disimpan lama : jarak dan waktu
dipertimbangkan dengan proses kematangan komoditas ybs.
Karena : panen terlalu awal, kualitas hasil akan rendah, begitu juga bila panenj
terlambat, komoditas tidak tahan lama disimpan
30
PEDOMAN PANEN TANAMAN
OBAT YANG BAIK
Produk tanaman obat sbb bahan baku jamu bersumber dari hasil budidaya dan
sebagian besar masih berasal dari tanaman non-budidaya (liar). Tanaman obat
yang berasal dari non-budidaya sehrsnya dpt dipanen secara berkelanjutan.
Panen berkelanjutan hrs mempertimbangkan berbagai aspek antara lain:
•Umur tanaman
•Kondisi populasi tanaman di alam
•Interval waktu panen
•Bahan yang akan dipanen
•Teknik pemanenan
•Peralatan pemanenan
•Pengumpulan bahan
WAKTU PANEN
• JUMLAH BIOMASA BAGAIMANA PEDOMAN PANEN TANAMAN OBAT YANG BAIK DENGAN
MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR WAKTU PEMANENAN
BAHAN YANG DIPANEN
• IDENTITAS
TANAMAN HARUS JELAS AGAR TIDAK TERCAMPUR DENGAN
TANAMAN LAIN YANG TIDAK DIINGINKAN
• TANAMAN YANG AKAN DIPANEN DIPILIH YANG UTUH DAN SEHAT. TANAMAN
YANG TERINFEKSI JAMUR ATAU SERANGGA TIDAK DIPANEN KARENA PRODUK
ORGANISME TERSEBUT DAPAT MENGUBAH PROFIL KANDUNGAN KIMIA
BAHAN BAHKAN MENGHASILKAN RACUN
TEKNIK PEMANENAN (1)
TEKNIK PANEN BAHAN SIMPLISIA NABATI TERGANTUNG DARI BAGIAN TANAMAN YANG
DIPANEN, DIRINCI SEBAGAI BERIKUT :
•KULIT BATANG (CORTEX) : DARI BATANG UTAMA ATAU CABANG, DIKELUPAS DENGAN
UKURAN PANJANG DAN LEBAR TERTENTU. UNTUK BAHAN YANG MENGANDUNG MINYAK
ATSIRI ATAU SENYAWA FENOL SEBAIKNYA DIGUNAKAN ALAT PENGELUPAS BUKAN
LOGAM.
•BATANG (CAULIS) : DARI CABANG TANAMAN DIPOTONG SEPANJANG ± 50 CM.
•KAYU (LIGNUM) : DARI BATANG ATAU CABANG, DIKELUPAS KULITNYA DAN DIPOTONG
SEPANJANG ± 50 CM.
TEKNIK PEMANENAN (2)
• ALAT DAN WADAH YANG DIGUNAKAN UNTUK PANEN TANAMAN OBAT HARUS BERSIH
DAN BEBAS DARI SISA TANAMAN YANG DIPANEN SEBELUMNYA
• JIKAWADAH YANG DIGUNAKAN BERUPA PLASTIK HARUS DIPASTIKAN MEMILIKI
SIRKULASI UDARA YANG BAIK SEHINGGA KELEMBABAN DI DALAM WADAH TERJAGA
• KETIKA WADAH TIDAK DIGUNAKAN, DIJAGA AGAR TETAP KERING DAN DILETAKKAN
DALAM RUANG YANG BERSIH, TERHINDAR DARI SERANGGA, BURUNG DAN BINATANG
LAIN.
HAL-HAL YANG HARUS
DIPERHATIKAN SAAT PANEN
• HASIL
PANEN BERUPA DAUN DAN BUNGA YANG LEBIH RAPUH ATAU MUDAH
MEMBUSUK HARUS DITANGANI DENGAN HATI-HATI
• KERUSAKAN YANG TIDAK SEMESTINYA HARUS DIHINDARI AGAR TANAMAN YANG
DIPOTONG DAPAT TUMBUH KEMBALI.
• KERUSAKAN MEKANISB BAHAN YANG DIPANEN HARUS DIHINDARI UNTUK MENCEGAH
PERUBAHAN KUALITAS BAHAN
• GULMA ATAU TANAMAN BERACUN YANG MUNGKIN MENCAMPURI BAHAN SIMPLISIA
DAN MENGURANGI KEMURNIANNYA HARUS DIBUANG
• MASING-MASINGJENIS TANAMAN YANG DIPANEN HARUS DIMASUKKAN KE DALAM
WADAH TERPISAH.
PANDUAN KHUSUS PANEN TANAMAN
OBAT
•AKAR DIGALI PADA JARAK MINIMAL 30 CM DARI BATANG ATAU AKAR UTAMA
•HANYA AKAR PADA BAGIAN TEPI YANG DIPANEN
•SETELAH PENGGALIAN, LUBANG DITUTUP KEMBALI UNTUK PERLINDUNGAN DARI
INFEKSI DAN HAMA
40
BAGIAN TANAMAN YG DIPANEN
PEDOMAN PANEN KULIT KAYU
•KULIT KAYU SECARA TRADISIONAL DIPANEN DENGAN PARANG ATAU PISAU. DALAM
RANGKA MEMASTIKAN KEBERLANGSUNGAN PANEN BAHAN BERUPA KULIT KAYU,
DISARANKAN TEKNIK SEBAGAI BERIKUT :
•KULIT KAYU DIKELUPAS DALAM POTONGAN-POTONGAN KECIL MEMANJANG ARAH
VERTIKAL MENGGUNAKAN PISAU YANG SESUAI
•KULIT KAYU TIDAK DIKELUPAS SECARA MELINGKAR MENGELILINGI POHON
•KULIT KAYU TIDAK DIPOTONG BAGIAN TEPINYA DENGAN KAPAK KARENA DAPAT
MENGAKIBATKAN KULIT KAYU YANG TERSISA TERKELUPAS DAN MENGERING
•JIKA MEMUNGKINKAN GUNAKAN “TREE SEAL” ATAU SEGEL KHUSUS POHON, MISAL
MENEMPELKAN PUPUK KANDANG BASAH PADA BEKAS POTONGAN KULIT KAYU. HAL INI
MENCEGAH BEKAS POTONGAN MENGERING
42
BAGIAN TANAMAN YG DIPANEN
PEDOMAN PANEN DAUN
PADA PANEN DAUN HARUS DIHINDARI TERJADINYA KERUSAKAN TANAMAN. BERIKUT
PEDOMAN UNTUK PANEN DAUN :
•DAUN DARI TANAMAN HERBA HARUS DIPANEN SEBELUM TANAMAN BERBUNGA,
KECUALI JIKA DITENTUKAN LAIN. SEBISA MUNGKIN DAUN DIPANEN DARI TANAMAN
DEWASA
•UNTUK TANAMAN BERUPA POHON, DIHINDARI MEMANEN KESELURUHAN DAUN YANG
ADA PADA TANAMAN SEHINGGA PROSES FISIOLOGI TIDAK TERGANGGU
•DIHINDARI MEMANEN DAUN YANG MASIH MUDA KECUALI SUDAH DIKETAHUI
TERDAPAT KANDUNGAN KIMIA YANG DIINGINKAN
•APABILA BIOMASSA DAUN YANG DIPANEN MENNURUN DARI PERIODE SEBELUMNYA,
MAKA FREKUENSI PANEN HARUS DIKURANGI.
44
BAGIAN TANAMAN YG DIPANEN
•BUAH DAN BIJI DIPANEN SAAT MASAK KECUALI DINYATAKAN BUAH DAN BIJI MUDA
MENGANDUNG SENYAWA AKTIF YANG DIMAKSUD
•JIKA DIPERLUKAN, BIJI DAPAT DIPISAHKAN LANGSUNG DARI BUAHNYA
46
PEDOMAN PASCAPANEN
47
PEDOMAN PASCAPANEN TANAMAN
OBAT
TANAMAN OBAT SBB BHAN BAKU OBAT TRADISIONAL ATAU OBAT ALAM HARUS
MENGALAMI BEBERAPA TAHAP PENANGANAN SEBELUM MENJADI SIMPLISIA,
DIANTARANYA ADALAH BUDIDAYA, PANEN DAN PENANGANAN PASCAPANEN.
49
1. PENGUMPULAN BAHAN BAKU (1)
50
1. PENGUMPULAN BAHAN BAKU (2)
Tanaman obat yang digunakan dpt berupa tanaman liar maupun tanaman hasil
budidaya. Hanya saja tanaman liar memiliki bbrp kelemahan dibandingkan dgn
tanaman budidaya krn :
•Umur tumbuhan/bag. Tumbuhan yg dipanen tdk tepat & berbeda-beda
berdampak pd kadar senyawa aktif yg dikandungnya
•Seringkali dlm proses pemanenan tumbuhan simplisia liar kurang memperhatikan
keseragaman spesies dpt menyebabkan jenis tanaman yg tdk sama
•Pemanenan tumbuhan liar dpt menimbulkan kekeliruan tekait jenis tumbuhan
tertentu krn memiliki struktur & penampakan yg mirip dgn jenis tumbuhan lain yg
masih satu marga. Perbedaan jenis tumbuhan berpengaruh thdp jenis senyawa
aktif yg dikandungnya.
•Kondisi habitat dari tumbuhan liar yg meliputi ketinggian, keadaan tanah, dan
cuaca seringkali kurang terkontrol berpengaruh terhdp senyawa aktif yg
dihasilkan tumbuhan
51
1. PENGUMPULAN BAHAN BAKU (3)
52
2. SORTASI BASAH
Sortasi basah : pemilahan hasil panen ketika tanaman
masih segar
Tujuan :
•Utk membersihkan bahan simplisia, baik berupa akar, daun,
biji, bunga, umbi, dan lain sebagainya
•Utk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing
dr tumbuhan (bahan simplisia) dgn cara membuang bagian-
bagian yg tdk perlu sebelum pengeringan, shg didapatkan
herba yg layak utk digunakan.
53
3. PENCUCIAN
Pencucian mrp tahapan lbh lanjut dr tahap sortasi
basah
Tujuan :
•Utk membersihkan berbagai kotoran yg masih
melekat pd bahan simplisia, misalnya tanah. Kotoran-
kotoran yg melekat mengandung bakteri, shg proses
pencucian hrs dilakukan dgn air yg bersih.
56
5. PENGERINGAN (1)
Tujuan :
•Utk menurunkan kadar air bahan tersebut tdk
mudah ditumbuhi kapang & bakteri
•Utk menghilangkan aktivitas enzim yg bisa
menguraikan lebih lanjut kandungan zat aktif
•Utk memudahkan dalam hal pengelolaan proses
selanjutnya (ringkas, mudah disimpan, tahan lama dan
sebagainya)
57
5. PENGERINGAN (2)
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan :
•Waktu pengeringan semakin lama dikeringkan
akan semakin kering bahan tersebut
•Suhu pengeringan semakin tinggi suhunya
semakin cepat kering, tetapi hrs dipertimbangkan
daya tahan kandungan zat aktif di dalam sel yg
kebanyakan tidak tahan panas
•Kelembapan udara di sekitarnya & kelembapan
bahan atau kandungan air dari bahan
•Ketebalan bahan yang dikeringkan
•Sirkulasi udara
•Luas permukaan bahan semakin luas
permukaan bahan semakin mudah kering
58
6. SORTASI KERING
Mrp tahapan terakhir dlm proses pembuatan
simplisia sbg persiapan lbh lanjut utk melakukan
proses pengemasan.
59
7. PENGEPAKAN & PENYIMPANAN (1)
Proses pengepakan untuk mempertahankan mutu
simplisia dlm rentang waktu tertentu sebelum
dilakukan proses lanjutan termasuk dilakukannya
perlakuan-perlakuan tertentu di dlm pabrik.
60
7. PENGEPAKAN & PENYIMPANAN (2)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan
mutu dan kualitas simplisia selama proses penyimpanan adalah :
a.Cahaya krn sinar dgn panjang gelombang tertentu dpt
menyebabkan reaksi kimia seperti isomerasi & polimerasi
b.Reaksi-reaksi kimia internal yg dpt terjadi di dalam simplisia
seperti fermentasi, polimerasi, dan autooksidasi
c.Oksidasi dari oksigen dlm udara krn dpt menyebabkan
oksidasi senyawa aktif
d.Dehidrasi terjadi bila kelembaban di luar lebih kecil dr dlm
simplisia
e.Absorbsi air dpt disebabkan krn simplisia yg higroskopis
menyerap air dr lingkungan
f.Kontaminasi misalnya debu, pasir, kotoran bahan asing
seperti minyak tumpah, organ binatang atau manusia, dan
fragmen wadah
g.Serangga dpt menimbulkan kerusakan dan pengotoran
simplisia dlm btk larva, sisa metamorfosis dan lainnya.
h.Kapang dpt menguraikan zat aktif/menghasilkan aflatoksin yg
membahayakan konsumen
61
7. PENGEPAKAN & PENYIMPANAN (3)
Spesifikasi bahan yg dipilih akan menentukan cara
pengemasan maupun prinsip-prinsip yg digunakan. Contoh :
•Bahan-bahan yg berasal dr daun dan herba membutuhkan
kemasan padat & ditutup dgn goni.
•Obat-obat seperti digitalis & ergot membutuhkan kemasan
dlm btk kaleng kedap air krn sifatnya yg mudah menyerap air
•Gom, resin dan ekstrak dikemas dalam tong, kotak atau peti
•Peru Balsam dan Aloe dpt dibungkus dgn drum baja
•Kayu manis dibungkus dgn tikar
•Sarsaparilla dibungkus dlm botol-botol dan Oleum Rosae
dpt dimasukkan dlm botol timah
62
8. PEMERIKSAAN MUTU
63
8. PEMERIKSAAN MUTU
Pemeriksaan mutu simplisia dilakukan dengan cara organoleptis,
mikroskopis dan cara kimia :
•Uji organoleptik/makroskopik : bau, bentuk, warna dan rasa
Tujuan : utk mengetahui kebenaran jenis simplisia yg dipilih
•Uji mikroskopik : pengujian terhdp struktur khas mikro yg dimiliki tiap
jenis simplisia atau bagian-bagiannya. Fragmen pengenal spt jaringan
gabus, berkas pengangkut
•Uji histokimia : mengetahui kandungan spesifik yg terdpt pd simplisia
Reaksi identifikasi dgn reaksi warna utk memastikan tingkat
kemurniannya, baik dilakukan terhdp irisan maupun serbuk simplisia
66
TERIMA KASIH