Anda di halaman 1dari 40

Farmakognosi 

   berasal    dari    dua   kata   Yunani    yaitu Pharmakon yang  berarti obat dan
gnosis yang berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi farmakognosi berarti pengetahuan tentang
obat.Farmakognosi adalah sebagai bagian biofarmasi, biokimia dan kimia sintesa
              Definisi yang mencakup seluruh ruang lingkup farmakognosi diberikan oleh
Fluckiger, yaitu pengetahuan secara serentak berbagai macam cabang ilmu pengetahuan
untuk memperoleh segala segi yang perlu diketahui tentang obat.

Ruang Lingkup Farmakognosi


              Farmakognosi  adalah  sebagai  bagian  biofarmasi, biokimia dan kimia sintesa,
sehingga  ruang lingkupnya menjadi luas seperti yang  diuraikan dalam definisi segi
pengamatan makroskopis, mikroskopis dan organoleptis yang    seharusnya juga mencakup
identifikasi, isolasi dan pemurnian setiap zat yang  terkandung dalam simplisia  dan bila perlu
penyelidikan dilanjutkan ke arah sintesa. Sebagai contoh :  Chloramphenicol dapat dibuat
secara sintesa total, yang sebelumnya hanya dapat diperoleh dari biakkan cendawan
Streptomyces venezuela.
              Alam memberikan kepada kita bahan alam darat dan laut berupa tumbuhan, hewan
dan mineral yang jika diadakan identifikasi dan menentukan sistimatikanya, maka diperoleh
bahan alam berkhasiat obat. Jika bahan alam yang berkhasiat obat ini dikoleksi, dikeringkan,
diolah, diawetkan dan disimpan, akan diperoleh bahan yang siap pakai atau simplisia,
disinilah keterkaitannya dengan farmakognosi.
              Simplisia yang diperoleh dapat berupa rajangan atau serbuk. Jika dilakukan uji
khasiat, diadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan
fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan – bahan fitofarmaka inilah yang disebut obat. Bila
dilakukan uji klinik, maka akan diperoleh obat jadi.
              Serbuk dari simplisia jika diekstraksi dengan menggunakan berbagai macam metode
ekstraksi dengan pemilihan pelarut , maka hasilnya disebut ekstrak. Apabila ekstrak yang
diperoleh ini diisolasi dengan pemisahan berbagai kromatografi, maka hasilnya disebut isolat.
              Jika isolat ini dimurnikan, kemudian ditentukan sifat – sifat fisika dan kimiawinya
akan dihasilkan zat murni, yang selanjutnya dapat dilanjutkan penelitian tentang identifikasi,
karakterisasi, elusidasi struktur dan spektrofotometri.
              Proses ekstraksi dari serbuk sampai diperoleh isolat bahan obat dibicarakan dalam
fitokimia dan analisis fitokimia. Bahan obat jika diadakan uji toksisitas dan uji pra klinik
akan didapatkan obat jadi.

Budidaya Tanaman Obat


              Berdasarkan kenyataan hingga sekarang sumber simplisia  nabati sebagian masih
diperoleh dengan menebang atau memungut langsung  dari  tempat tumbuh alami. Sedangkan
pembudidayaan tanaman  obat  masih terbatas   pada jenis-jenis tertentu.     
              Penambangan  simplisia  tanpa  pertimbangan  atau   pengelolaan yang   baik   demi 
kesetimbangan  alam,  akan  dapat  mengakibatkan kelangkaan. Bahkan  sering terjadi,
dengan pengenalan teknologi baru atau pengabaian lingkungan  tumbuh,  dapat 
menimbulkan  dampak (akibat)  yang  merugikan  bagi  kelestarian   suatu  species. Adanya
tindakan pembudidayaan, merupakan  suatu tindakan  pengadaan  atau  penyediaan simplisia
secara kontinyu dan teratur yang  sekaligus dapat  merupakan suatu pelestarian nuftah.
Pembudidayaan tanaman obat dapat pula merupakan usaha utama atau  sambilan yang dapat
menambah pendapatan keluarga.
               Dipekarangan  pengembangan TOGA (tanaman obat keluarga)  berarti 
pendayagunaan lahan untuk untuk memenuhi nilai estetika  maupun untuk keperluan
kesehatan. Umumnya simplisia hasil budidaya pedesaan mutunya belum tinggi.  Hal ini
umumnya karena kurang intensifnya penanaman, meliputi cara bertanam, pemeliharaan dan
panen. Bahkan sering penentuan waktu panen lebih banyak berorientasi kepada harga pasar
dari pada stadia tumbuh yang erat hubungannya  dengan tingginya hasil dan kualitas.
              Budidaya tanaman obat pada hakekatnya adalah suatu cara pengelolaan sehingga
suatu tanaman obat dapat mendatangkan hasil tinggi dan bermutu baik. Keadaan ini bisa
terjadi jika tanaman dapat tumbuh pada lingkungan yang sesuai , antara lain pada kesuburan
tanah sepadan, iklim yang sesuai dengan teknologi tepat guna.
Tahap pembudidayaan tanaman dilakukan sebagai berikut :
         1. Pengelolaan tanah
            Sebagian besar tanaman obat diusahakan di tanah kering. Pada dasarnya pengolahan
tanah bertujuan menyiapkan tempat atau media tumbuh yang serasi bagi pertumbuhan
tanaman. Pada kesuburan fisik dan kesuburan kimiawi. Jika kedua macam kesuburan telah
dipenuhi untuk jenis tanaman yang diusahakan., maka dapat dikatakan tanah tersebut subur
bagi tanaman tersebut. Kesuburan fisik sangat erat hubungannya dengan struktur tanah yang
menggambarkan susunan butiran tanah, udara, dan air, sehingga  dapat menjamin aktivitas
akar dalam mengambil zat-zat yang diperlukan tanaman.  Sedangkan kesuburan kimiawi
sangat erat hubungannya dengan kemampuan tanah menyediakan kebutuhan nutrisi tanaman. 
Kedua kesuburan tersebut saling berinteraksi dalam menentukan tingkat kesuburan bagi
pertumbuhan tanaman.  
                          Di samping itu, pengolahan tanah mencakup pula menghilangkan gulma yang
merupakan saingan tanaman, menimbun dan meratakan bahan organik yang penting bagi
tanaman serta pertumbuhannya,  saluran drainase untuk mencegah terjadinya kelebihan air
seperti dikehendaki  oleh tanaman.  Dalam pengolahan tanah memerlukan waktu mengingat
terjadinya proses fisik , kimia dan biologis dalam tanah sehingga terbentuk suatu media yang
baik bagi pertumbuhan tanaman.
                                    Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam pengolahan tanah bagi tanaman
obat antara lain :
a. Bagi tanaman obat yang dipungut hasilnya dalam bentuk umbi  (tuber)
umumnya dikehendaki pengolahan-pengolahan tanah cukup
dalam                      (25 – 40 cm), struktur gembur sehingga pertumbuhan
umbi atau rimpang dapat berkembang dengan  baik.
b. Menghindari tercampurnya bahan induk yang belum melapuk dalam daerah
pekarangan tanaman.Untuk itu perlu adanya waktu yang cukup untuk
memberi kesempatan terjadinya proses pelapukan, antara lain proses
oksidasi, sehingga akan terbentuk lapisan tanah  yang menjamin
pertumbuhan akar. Hal itu penting yaitu pada waktu membuat lubang tanah
(sedalam 40x 60) bagi tanaman obat berbentuk pohon, seperti Cengkeh
(Eugenia caryophyllata), Kola (Cola nitida).
c. Pembuatan teras – teras apabila tanah terlalu miring,agar erosi dapat
diperkecil, misal  dalam penanaman Sereh  (Cymbopogon nardus ).
d. Pengolahan tanah intensif, diusahakan bebas gulma pada
awal                         pertumbuhan, yaitu untuk tanaman obat berhabitur
perdu seperti                           Kumis kucing (Orthosiphon stamineus),
Mentol (Mentha  piperita),  Timi           (Thymus  vulgaris)
e. Pembuatan guludan sering dilengkapi dengan saluran drainase yang baik, 
terutama bagi tanaman yang tidak toleran terhadap genangan air .Seperti    
Cabe ( Capsicum annuum ).
2.     Penanaman
               Dalam penanaman dikenal  dua cara utama yaitu  penanaman bahan tanaman (benih
atau stek ) secara langsung pada lahan dan disemaikan dahulu baru kemudian diadakan
pemindahan tanaman ke lahan yang telah disediakan atau disiapkan.  Umumnya persemaian
diadakan terutama bagi tanaman yang pada waktu masih kecil memerlukan pemeliharaan
intensif. Tanpa perlakuan tersebut akan mengakibatkan tingkat kematian yang tinggi.
Disamping itu persemaian diperlukan apabila benih terlalu kecil  sehingga sulit untuk
mengatur tanaman sesuai dengan perkembangan teknologi tepat guna.
               Tujuan lain dari adanya persemaian agar dapat memanfaatkan  (menghemat) waktu 
musim tanam tiba (umumnya pada awal musim hujan), sehingga pada saat musim tiba
tanaman telah mengawali tumbuh lebih dahulu. Contohnya temulawak (Curcuma
xanthorrhiza), rimpang ditunaskan lebih dahulu pada persemaian yang lembab dan agak
gelap, baru kemudian belahan rimpang dengan tunasnya ditanam di lahan.
               Hal-hal yang perlu mendapat pertimbangan pada penanaman tanaman  obat antara
lain :
a. Mengingat pada umumnya penanaman pada lahan kering tanpa irigasi dan
cuaca cukup panas maka penanaman dilakukan pada awal musim hujan .
b. Penanaman dengan jarak atau baris teratur akan lebih baik dipandang dari
segi fisiologi tanaman pemeliharaan dan estetika.
c. Penanaman secara tunggal (monokultur) terutama bagi tanaman yang tidak
tahan cahaya matahari, misalnya Mentol  (Mentha piperita).
d. Penanaman ganda dapat dilakukan pada tanaman yang memerlukan  
naungan ataupun untuk pertumbuhannya dapat beradaptasi terhadap sinar
matahari tidak langsung, misalnya Kemukus  (Piper cubeba) . Tanaman
yang dapat saling bertoleransi terhadap persaingan karena dapat memenuhi
beberapa tujuan antara lain : memperluas areal tanam (pada satu tempat dan
waktu bersamaan ditanam lebih dari satu macam tanaman), menghemat
pemeliharaan, memperkecil resiko kegagalan panen. Penggunaan alat
penopang bagi tanaman obat yang berbatang merambat dengan sistem
tanaman ganda, tiang penopang dapat saja diganti dengan tanaman tegak
lalu yang dapat juga menghasilkan.
e. Populasi tanaman erat hubungannya dengan hasil, antara lain dipengaruhi
oleh terjadinya persaingan antara tanaman dan kesuburan   tanah.
          3.  Pemeliharaan tanaman
                          Beberapa  faktor  penghambat  produksi,  misalnya  gulma, hama penyakit harus
ditekan sehingga batas  tertentu.   Demikian pula  faktor  penghambat  lingkungan  fisik  dan 
kimia ,  seperti kekurangan air,  tingginya  suhu,  kesuburan  tanah,  hendaknya diperkecil
pengaruhnya. Perlu dilakukan pemupukan, misalnya  pemupukan nitrogen pada kandungan 
alkaloida  pada  tanaman  tembakau  (  Nicotiana tobacum) . Demikian pula tindakan
pemangkasan merupakan bentuk pemeliharaan lain.
         Beberapa tindakan pemeliharaan pada tanaman obat adalah :
a. Bibit yang mudah layu, perlu adanya penyesuaian waktu tanamnya
sehingga tidak mendapat sinar matahari berlebihan, misalnya penanaman
Tempuyung (Sonchus arvensis) hendaknya dilakukan  pada sore hari dan
diberi naungan sementara.
b. Penyiangan  yang  intensif  guna  menekan  populasi  gulma disamping 
dapat  mengurangi kesempatan tumbuh tanaman  usaha  juga  dapat 
mengganggu  kebersihan hasil  pada saat  panen ( misal pada tanaman  
Mentha arvensis)
c. Penimbunan dan penggemburan dilakukan agar memperbaiki sifat  tanah
tempat tumbuh.
d. Perbaikan saluran drainase untuk mencegah terjadinya genangan atau
kelebihan air yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
e. Untuk mengurangi evaporasi (penguapan) air tanah, sehingga   kelembaban
tanah dapat tetap sesuai , dilakukan pemberian   mulsa. Misalnya pada
tanaman Jahe ( Zingiber officinale) pemberian  mulsa   jerami  dapat 
menaikkan  hasil  sebesar 35 % .
f. Pemangkasan bunga, yang berarti mencegah perubahan fase vegetatif  ke
generatif yang banyak memerlukan energi, sehingga kandungan  bahan
berkhasiat sebagai sumber energi tidak berkurang. Pada tanaman Dioscorea
compositae kandungan glikosida diosgenin dapat bertambah dengan
dilakukan pemangkasan bunga.
g. Pemangkasan pucuk batang akan menstimulir percabangan, sehingga  dapat
menambah jumlah daun yang tumbuh serta kandungan   alkaloida dalam
akar bertambah.  Misalnya pada tanaman Kumiskucing ( Orthosiphon
stamineus).
h. Pemupukan nitrogen dapat meningkatkan kandungan alkaloida  dalam  
akar Pule pandak ( Rauwolfia serpentina).
4.    Pemungutan hasil  ( panen)
      Penentuan saat panen suatu tanaman  obat hendaknya selalu diingat  akan  kwantitas 
dan  kwalitas  simplisia.  Hal  ini mengingat jumlah zat  berkhasiat dalam tanaman tidak
selalu  konstan sepanjang  tahun  atau  selama  tanaman  siklus   hidupnya, tetapi selalu
berubah dipengaruhi oleh perubahan lingkungan. Misalnya  tanaman  Kelembak ( Rheum  
officinale) tidak mengandung derivat antrakinon dalam musim   dingin,  melainkan  antranol, 
yang  dirubah    menjadi  antrakinon pada musim panas.  Umur   tanaman  juga  umumnya  
merupakan faktor  penting  dalam  akumulasi  bahan  yang  diinginkan.
         Beberapa penentuan (pedoman) saat panen :
a. Bagi tanaman Empon-empon (familia  Zingiberaceae), panen dilakukan
umumya pada saat bagian tanaman diatas  tanah menua atau kuning yang
biasanya terjadi pada musim  kering,dan jika yang diambil akarnya .
Misalnya   temulawak (Curcuma xanthorrhiza)
b. Daun dipungut sewaktu proses fotosintesa maksimal yaitu sebelum
pembentukan buah. Misal tanaman Saga (Abrus praecatorius) .
c. Bunga dipetik selagi masih kuncup (sebelum berkembang) misal pada
cengkeh      (Eugenia caryophyllata).
d. Buah dipetik menjelang masak, misal Solanum laciniatum sedangkan adas
(Anethum graveolens) dipetik setelah masak  benar.
e. Biji dipungut sebaiknya pada saat buah masak
f. Kulit diambil sewaktu bertunas

Tata Nama Latin Tanaman


1. Nama Latin tanaman terdiri dari 2 kata, kata pertama disebut nama genus  dan  
perkataan kedua disebut petunjuk species , misalnya nama  latin dari padi adalah
Oryza sativa, jadi Oryza adalah genusnya  sedangkan sativa adalah petunjuk
speciesnya. Huruf pertama dari genus ditulis dengan huruf besar dan   huruf pertama
dari petunjuk species ditulis dengan huruf kecil .Nama ilmiah lengkap dari suatu
tanaman terdiri dari nama latin   diikuti dengan  singkatan nama ahli botani yang
memberikan nama  latin tersebut.
Beberapa contoh adalah sebagai berikut :
          Nama ahli botani       Disingkat sbg      Nama tanaman lengkap
Linnaeus                           L                        Oryza sativa  L
De Candolle        DC          Strophanthus  hispidus
DC                                                                                       
Miller                               Mill                   Foeniculum vulgare Mill
         Houttuyn                         Houtt                  Myristica  fragrans  Houtt
2 Nama latin tanaman tidak boleh lebih dari 2 perkataan,  jika lebih dari 2 kata (3 kata),
2  dari 3 kata tersebut harus digabungkan dengan  tanda (-) .
 Contoh  : Dryopteris filix – mas
                 Strychnos nux  - vomica
                 Hibiscus rosa – sinensis
3 Kadang- kadang terjadi penggunaan 1 nama latin terhadap 2 tanaman yang berbeda,
hal ini disebut homonim dan keadaan seperti ini terjadi sehingga ahli botani lain keliru
menggunakan nama latin yang  bersangkutan terhadap tanaman lain yang juga cocok
dengan  uraian  morfologis tersebut.

Tata Nama Simplisia


               Dalam ketentuan umum  Farmakope Indonesia disebutkan bahwa nama simplisia
nabati ditulis dengan menyebutkan nama  genus atau  species  nama  tanaman, diikuti  nama 
bagian  tanaman  yang digunakan.  Ketentuan ini tidak berlaku untuk simplisia nabati
yang           diperoleh dari   beberapa macam tanaman dan untuk eksudat nabati.         
Contoh   :      
1. Genus +  nama bagian Cinchonae Cortex,  Digitalis 
tanaman        : Folium,                                         Thymi Herba, Zingiberis
Rhizoma
2. Petunjuk species +  Belladonnae Herba, Serpylli  Herba,              
nama bagian Ipecacuanhae Radix, Stramonii Herba
tanaman      :
3. Genus + petunjuk Curcuma aeruginosae
species + nama bagian Rhizoma,                                            Capsici  frutescentis
tanaman : Fructus
Keterangan : Nama species terdiri dari genus + petunjuk spesies
Contoh :
              Nama spesies       : Cinchona succirubra
              Nama genus         : Cinchona
              Petunjuk species : succirubra
Simplisia                  adalah bahan alamiah yang
    : digunakan sebagai obat yang  
belum   mengalami pengolahan
apapun juga, kecuali dinyatakan
lain, berupa  bahan yang telah
dikeringkan.
2. Simplisia nabati      :  adalah simplisia berupa
tanaman utuh,bagian
tanaman  atau eksudat
tanaman.
Eksudat tanaman     : adalah  isi sel yang secara
spontan keluar dari tanaman
atau isi  sel dengan cara
tertentu dikeluarkan dari
selnya, atau zat-zat  nabati
lainnya yang dengan cara
tertentu dipisahkan dari
tanamannya  dan belum 
berupa zat kimia murni .
3. Simplisia hewani     : adalah simplisia yang
berupa hewan utuh, bagian
hewan atau  zat-zat yang
berguna yang dihasilkan
oleh hewan dan belum 
berupa zat  kimia murni.
4. Simplisia mineral    :     ( pelikan) adalah simplisia yang
berupa mineral (pelikan)
yang belum diolah atau
diolah dengan cara
sederhana dan belum berupa
zat kimia murni.
PEMBUATAN SIMPLISIA

1. PENGUMPULAN BAHAN BAKU

Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda antara lain tergantung pada :

1. Bagian tanaman yang digunakan.


2. Umur tanaman yang digunakan.
3. Waktu panen.
4. Lingkungan tempat tumbuh.

Waktu panen sangat erat hubungannya dengan pembentukan senyawa aktif di dalam bagian
tanaman yang akan dipanen. Waktu panen yang tepat pada saat bagian tanaman tersebut
mengandung senyawa aktif dalam jumlah yang terbesar.

2. SORTASI BASAH

Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing lainnya
dari bahan simplisia. Misalnya pada simplisia yang dibuat dari akar suatu tanaman obat,
bahan-bahan asing seperti tanah, kerikil, rumput, batang, daun, akar yang telah rusak, serta
pengotoran lainnya harus dibuang. Tanah mengandung bermacam-macam mikroba dalam
jurnlah yang tinggi, oleh karena itu pembersihan simplisia dari tanah yang terikut dapat
mengurangi jumlah mikroba awal.

3. PENCUCIAN

 Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotoran lainnya yang melekat pada
bahan simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih, misalnya air dari mata air, air sumur
atau air PAM. Bahan simplisia yang mengandung zat yang mudah larut di dalam air yang
mengalir, pencucian agar dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin. Menurut Frazier
(1978), pencucian sayur-sayuran satu kali dapat menghilangkan 25% dari jumlah mikroba
awal, jika dilakukan pencucian sebanyak tiga kali, jumlah mikroba yang tertinggal hanya
42% dari jumlah mikroba awal. Pencucian tidak dapat membersihkan simplisia dari semua
mikroba karena air pencucian yang digunakan biasanya mengandung juga sejumlah mikroba.
Cara sortasi dan pencucian sangat mempengaruhi jenis dan jumlah rnikroba awal simplisia.
Misalnya jika air yang digunakan untuk pencucian kotor, maka jumlah mikroba pada
permukaan bahan simplisia dapat bertambah dan air yang terdapat pada permukaan bahan
tersebut dapat menipercepat pertumbuhan mikroba. Bakteri yang umum terdapat dalam air
adalah Pseudomonas, Proteus, Micrococcus, Bacillus, Streptococcus, Enterobacter dan
Escherishia. Pada simplisia akar, batang atau buah dapat pula dilakukan pengupasan kulit
luarnya untuk mengurangi jumlah mikroba awal karena sebagian besar jumlah mikroba
biasanya terdapat pada permukaan bahan simplisia. Bahan yang telah dikupas tersebut
mungkin tidak memerlukan pencucian jika cara pengupasannya dilakukan dengan tepat dan
bersih.

4. PERAJANGAN

Beberapa jenis bahan simplisia perlu mengalami proses perajangan. Perajangan bahan
simplisia dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan, pengepakan dan penggilingan.
Tanaman yang baru diambil jangan langsung dirajang tetapi dijemur dalam keadaan utuh
selama 1 hari. Perajangan dapat dilakukan dengan pisau, dengan alat mesin perajang khusus
sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan dengan ukuran yang dikehendaki.

Semakin tipis bahan yang akan dikeringkan, semakin cepat penguapan air, sehingga
mempercepat waktu pengeringan. Akan tetapi irisan yang terlalu tipis juga dapat
menyebabkan berkurangnya atau hilangnya zat berkhasiat yang mudah menguap. Sehingga
mempengaruhi komposisi bau dan rasa yang diinginkan. Oleh karena itu bahan simplisia
seperti temulawak, temu giring, jahe, kencur dan bahan sejenis lainnya dihindari perajangan
yang terlalu tipis untuk mencegah berkurangnya kadar minyak atsiri. Selama perajangan
seharusnya jumlah mikroba tidak bertambah. Penjemuran sebelum perajangan diperlukan
untuk mengurangi pewarnaan akibat reaksi antara bahan dan logam pisau. Pengeringan
dilakukan dengan sinar matahari selama satu hari.

5. PENGERINGAN

Tujuan pengeringan ialah untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga
dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Dengan mengurangi kadar air dan
menghentikan reaksi enzimatik akan dicegah penurunan mutu atau perusakan simplisia. Air
yang masih tersisa dalam simplisia pada kadar tertentu dapat merupakan media pertumbuhan
kapang dan jasad renik lainnya.Enzim tertentu dalam sel, masih dapat bekerja, menguraikan
senyawa aktif sesaat setelah sel mati dan selama bahan simplisia tersebut masih mengandung
kadar air tertentu. Pada tumbuhan yang masih hidup pertumbuhan kapang dan reaksi
enzimatik yang merusak itu tidak terjadi karena adanya keseimbangan antara proses-proses
metabolisme, yakni proses sintesis, transformasi dan penggunaan isi sel. Keseimbangan ini
hilang segera setelah sel tumbuhan mati. Sebelum tahun 1950, sebelum bahan dikeringkan,
terhadap bahan simplisia tersebut lebih dahulu dilakukan proses stabilisasi yaitu proses untuk
menghentikan reaksi enzimatik. Cara yang lazim dilakukan pada saat itu, merendam bahan
simplisia dengan etanol 70% atau dengan mengaliri uap panas. Dari hasil penelitian
selanjutnya diketahui bahwa reaksi enzimatik tidak berlangsung bila kadar air dalam
simplisia kurang dari 10%.

Pengeringan simplisia dilakukan dengan menggunakan sinar matahari atau menggunakan


suatu alat pengering. Hal-ha1 yang perlu diperhatikan selama proses pengeringan adalah suhu
pengeringan, kelembaban udara, aliran udara, Waktu pengeringan dan luas permukaan bahan.
Pada pengeringan bahan simplisia tidak dianjurkan menggunakan alat dari plastik. Selama
proses pengeringan bahan simplisia, faktor-faktor tersebut harus diperhatikan sehingga
diperoleh simplisia kering yang tidak mudah mengalami kerusakan selama penyimpanan.
Cara pengeringan yang salah dapat mengakibatkan terjadinya “Face hardening”, yakni bagian
luar bahan sudah kering sedangkan bagian dalamnya masih basah. Hal ini dapat disebabkan
oleh irisan bahan simplisia yang terlalu tebal, suhu pengeringan yang terlalu tinggi, atau oleh
suatu keadaan lain yang menyebabkan penguapan air permukaan bahan jauh lebih cepat
daripada difusi air dari dalam ke permukaan tersebut, sehingga permukaan bahan menjadi
keras dan menghambat pengeringan selanjutnya. “Face hardening” dapat mengakibatkan
kerusakan atau kebusukan di bagian dalarn bahan yang dikeringkan.

Suhu pengeringan tergantung kepada bahan simplisia dan cara pengeringannya. Bahan
simplisia dapat dikeringkan pada suhu 300 sampai 90°C, tetapi suhu yang terbaik adalah
tidak melebihi 60°C. Bahan simplisia yang mengandung senyawa aktif yang tidak tahan
panas atau mudah menguap harus dikeringkan pada suhu serendah mungkin, misalnya 300
sampai 450 C, atau dengan cara pengeringan vakum yaitu dengan mengurangi tekanan udara
di dalam ruang atau lemari pengeringan, sehingga tekanan kira-kira 5 mm Hg. Kelembaban
juga tergantung pada bahan simplisia,cara pengeringan, dan tahap tahap selama pengeringan.
Kelembaban akan menurun selama berlangsungnya proses pengeringan. Berbagai cara
pengeringan telah dikenal dan digunakan orang. Pada dasarnya dikenal dua cara pengeringan
yaitu pengeringan secara alamiah dan buatan.

1. Pengeringan Alamiah.

Tergantung dari senyawa aktif yang dikandung dalam bagian tanaman yang dikeringkan,
dapat dilakukan dua cara pengeringan :

1. Dengan panas sinar matahari langsung. Cara ini dilakitkan untuk mengeringkan
bagian tanaman yang relatif keras seperti kayu, kulit kayu, biji dan sebagainya, dan
rnengandung senyawa aktif yang relatif stabil. Pengeringan dengan sinar matahari
yang banyak dipraktekkan di Indonesia merupakan suatu cara yang mudah dan murah,
yang dilakukan dengan cara membiarkan bagian yang telah dipotong-potong di udara
terbuka di atas tampah-tampah tanpa kondisi yang terkontrol sepertl suhu,
kelembaban dan aliran udara. Dengan cara ini kecepatan pengeringan sangat
tergantung kepada keadaan iklim, sehingga cara ini hanya baik dilakukan di daerah
yang udaranya panas atau kelembabannya rendah, serta tidak turun hujan. Hujan atau
cuaca yang mendung dapat memperpanjang waktu pengeringan sehingga memberi
kesempatan pada kapang atau mikroba lainnya untuk tumbuh sebelum simplisia
tersebut kering. F’IDC (Food Technology Development Center IPB) telah merancang
dan membuat suatu alat pengering dengan menggunakan sinar matahari, sinar
matahari tersebut ditampung pada permukaan yang gelap dengan sudut kemiringan
tertentu. Panas ini kemudian dialirkan keatas rak-rak pengering yang diberi atap
tembus cahaya di atasnya sehingga rnencegah bahan menjadi basah jika tiba-tiba
turun hujan. Alat ini telah digunakan untuk mengeringkan singkong yang telah
dirajang dengan demikian dapat pula digunakan untuk mengeringkan simplisia.
2. Dengan diangin-anginkan dan tidak dipanaskan dengan sinar matahari langsung. Cara
ini terutama digunakan untuk mengeringkan bagian tanaman yang lunak seperti
bunga, daun, dan sebagainya dan mengandung senyawa aktif mudah menguap.

2. Pengeringan Buatan

     Kerugian yang mungkin terjadi jika melakukan pengeringan dengan sinar matahari dapat
diatasi jika melakukan pengeringan buatan, yaitu dengan menggunakan suatu alat atau mesin
pengering yang suhu kelembaban, tekanan dan aliran udaranya dapat diatur. Prinsip
pengeringan buatan adalah sebagai berikut: “udara dipanaskan oleh suatu sumber panas
seperti lampu, kompor, mesin disel atau listrik, udara panas dialirkan dengan kipas ke dalam
ruangan atau lemari yang berisi bahan yang akan dikeringkan yang telah disebarkan di atas
rak-rak pengering”. Dengan prinsip ini dapat diciptakan suatu alat pengering yang sederhana,
praktis dan murah dengan hasil yang cukup baik.

     Dengan menggunakan pengeringan buatan dapat diperoleh simplisia dengan mutu yang
lebih baik karena pengeringan akan lebih merata dan waktu pengeringan akan lebih cepat,
tanpa dipengaruhi oleh keadaan cuaca. Sebagai contoh misalnya jika kita membutuhkan
waktu 2 sampai 3 hari untuk penjemuran dengan sinar matahari sehingga diperoleh simplisia
kering dengan kadar air 10% sampai 12%, dengan menggunakan suatu alat pengering dapat
diperoleh simplisia dengan kadar air yang sama dalam waktu 6 sampai 8 jam.

     Daya tahan suatu simplisia selama penyimpanan sangat tergantung pada jenis simplisia,
kadar airnya dan cara penyimpanannya. Beberapa simplisia yang dapat tahan lama dalam
penyimpanan jika kadar airnya diturunkan 4 sampai 8%, sedangkan simplisia lainnya
rnungkin masih dapat tahan selama penyimpanan dengan kadar air 10 sampai 12%.

6. SORTASI KERING

Sortasi setelah pengeringan sebenarnya merupakan tahap akhir pembuatan simplisia. Tujuan
sortasi untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian tanaman yang tidak
diinginkan dan pengotoran-pengotoran lain yang masill ada dan tertinggal pada sirnplisia
kering. Proses ini dilakukan sebelum sirnplisia dibungkus untuk kernudian disimpan. Seperti
halnya pada sortasi awal, sortasi disini dapat dilakukan dengan atau secara mekanik. Pada
simplisia bentuk rimpang sering jurnlah akar yang melekat pada rimpang terlampau besar dan
harus dibuang. Demikian pula adanya partikel-partikel pasir, besi dan benda-benda tanah lain
yang tertinggal harus dibuang sebelum simplisia dibungkus.

Pengawetan

Simplisia nabati atau simplisia hewani harus dihindarkan dari serangga atau cemaran atau
mikroba dengan penambahan kloroform, CCl4, eter atau pemberian bahan atau penggunaan
cara yang sesuai, sehingga tidak meninggalkan sisa yang membahayakan kesehatan.

Wadah

Wadah adalah tempat penyimpanan artikel dan dapat berhubungan langsung atau tidak
langsung dengan artikel. Wadah langsung (wadah primer) adalah wadah yang langsung
berhubungan dengan artikel sepanjang waktu. Sedangkan wadah yang tidak bersentuhan
langsung dengan artikel disebut wadah sekunder.

Wadah dan sumbatnya tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan didalamnya baik
secara fisika maupun kimia, yang dapat mengakibatkan perubahan kekuatan, mutu atau
kemurniannya hingga tidak memenuhi persyaratan resmi.

Wadah tertutup baik: harus melindungi isi terhadap masuknya bahan padat dan mencegah
kehilangan bahan selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan distribusi.
Suhu Penyimpanan

Dingin      : suhu tidak lebih dari 80C, Lemari pendingin mempunyai suhu antara 2 0C– 80C,
sedangkan lemari pembeku mempunyai suhu antara -200C dan -100C.

Sejuk        : suhu antara 80C dan 150C. Kecuali dinyatakan lain, bahan yang harus di simpan
pada suhu sejuk dapat disimpan pada lemari pendingin.

Suhu kamar : suhu pada ruang kerja. Suhu kamar terkendali adalah suhu yang di atur antara
150C dan 300C.

Hangat     : hangat adalah suhu antara 300C dan 400C.

Panas berlebih : panas berlebih adalah suhu di atas 400C.

Tanda dan Penyimpanan

Semua simplisia yang termasuk daftar narkotika, diberi tanda palang medali berwarna merah
di atas putih dan harus disimpan dalam lemari terkunci. Semua simplisia yang termasuk
daftar obat keras kecuali yang termasuk daftar narkotika, diberi tanda tengkorak dan harus
disimpan dalam lemari terkunci.

Kemurnian Simplisia  

Persyaratan simplisia nabati dan simplisia hewani diberlakukan pada simplisia yang
diperdagangkan, tetapi pada simplisia yang digunakan untuk suatu pembuatan atau isolasi
minyak atsiri, alkaloida, glikosida, atau zat aktif lain, tidak harus memenuhi persyaratan
tersebut.

Persyaratan yang membedakan strukrur mikroskopik serbuk yang berasal dari simplisia
nabati atau simplisia hewani dapat tercakup dalam masing–masing monografi, sebagai
petunjuk identitas, mutu atau kemurniannya.

Benda Asing

Simplisia nabati dan simplisia hewani tidak boleh mengandung organisme patogen, dan harus
bebas dari cemaran mikro organisme, serangga dan binatang lain maupun kotoran hewan.
Simplisia tidak boleh menyimpang bau dan warna, tidak boleh mengandung lendir, atau
menunjukan adanya kerusakan. Sebelum diserbukkan simplisia nabati harus dibebaskan dari
pasir, debu, atau pengotoran lain yang berasal dari tanah maupun benda anorganik asing.

Dalam perdagangan, jarang dijumpai simplisia nabati tanpa terikut atau tercampur bagian
lain, maupun bagian asing, yang biasanya tidak mempengaruhi simplisianya sendiri.
Simplisia tidak boleh mengandung bahan asing atau sisa yang beracun atau membahayakan
kesehatan. Bahan asing termasuk bagian lain tanaman yang tidak dinyatakan dalam paparan
monografi.

Pemalsuan Dan Penurunan Mutu Simplisia


Pemalsuan umumnya dilakukan secara sengaja, sedangkan penurunan mutu mungkin
dilakukan secara tidak sengaja.

Simplisia dianggap bermutu rendah jika tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah
ditetapkan, khususnya persyaratan kadarnya. Mutu rendah ini dapat disebabkan oleh tanaman
asal, cara panen dan pengeringan yang salah, disimpan terlalu lama, kena pengaruh
kelembaban, panas atau penyulingan.

Simplisia dianggap rusak jika oleh sebab tertentu, keadaannya tidak lagi memenuhi syarat,
misalnya menjadi basah oleh air laut, tercampur minyak pelumas waktu diangkut dengan
kapal dan lain sebagainya.

Simplisia dinyatakan bulukan jika kwalitasnya turun karena dirusak oleh bakteri, cendawan
atau serangga.

Simplisia dinyatakan tercampur jika secara tidak sengaja terdapat bersama-sama bahan-bahan
atau bagian tanaman lain, misalnya kuncup Cengkeh tercampur dengan tangkai Cengkeh,
daun Sena tercampur dengan tangkai daun.

Simplisia dianggap dipalsukan jika secara sengaja diganti, diolah atau ditambahi bahan lain
yang tidak semestinya. Misalnya minyak zaitun diganti minyak biji kapas, tetapi tetap dijual
dengan nama minyak Zaitun. Tepung jahe yang ditambahi pati terigu agar bobotnya
bertambah, ditambah serbuk cabe agar tetap ada rasa pedasnya, ditambah serbuk temulawak
agar warnanya tampak seperti keadaan semula.

Pengolahan Simplisia

Pengeringan
                 Hasil panen tanaman obat untuk dibuat simplisia umumnya perlu segera
dikeringkan. Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air,  untuk menjamin dalam
penyimpanan,  mencegah pertumbuhan jamur,  serta mencegah terjadinya proses atau reaksi
enzimatika yang dapat menurunkan mutu.
              Dalam pengeringan faktor yang penting adalah suhu, kelembaban dan aliran udara
( ventilasi ).  Sumber suhu dapat berasal dari matahari atau dapat pula dari suhu buatan.
              Umumnya pengeringan  bagian tanaman yang mengandung minyak atsiri atau
komponen lain yang termolabil, hendaknya dilakukan pada suhu tidak terlalu tinggi dengan
aliran udara berlengas rendah secara teratur. Untuk simplisia yang mengandung alkaloida,
umumnya dikeringkan pada suhu kurang dari  70 0  C.
              Agar dalam pengeringan tidak terjadi proses pembusukan , hendaknya simplisia
jangan tertumpuk terlalu tebal. Sehingga proses penguapan berlangsung dengan cepat. 
Sering suhu yang tidak terlalu tinggi dapat menyebabkan warna simplisia menjadi lebih
menarik. Misalnya pada pengeringanTemulawak suhu awal pengeringan dengan panas buatan
antara 50 0– 55 0 C.
         2.  Pengawetan
                        Simplisia  nabati atau simplisia hewani harus dihindarkan dari serangga atau
cemaran atau mikroba dengan penambahan kloroform, CCl4, eter atau pemberian bahan atau
penggunaan cara yang sesuai,  sehingga tidak meninggalkan sisa yang membahayakan
kesehatan.
         3.  Wadah
                      Wadah adalah tempat penyimpanan artikel dan dapat berhubungan langsung atau
tidak langsung dengan artikel. Wadah langsung (wadah primer) adalah wadah yang langsung
berhubungan dengan artikel sepanjang waktu. Sedangkan wadah yang tidak bersentuhan
langsung dengan artikel disebut wadah sekunder.
              Wadah dan sumbatnya tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan didalamnya
baik secara fisika maupun kimia, yang dapat mengakibatkan perubahan kekuatan, mutu atau
kemurniannya hingga tidak memenuhi persyaratan resmi.
     Wadah tertutup baik : harus melindungi isi terhadap masuknya bahan padat dan
mencegah kehilangan bahan selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan distribusi.
         4.  Suhu penyimpanan
    Dingin : adalah suhu tidak lebih dari 80C, Lemari pendingin   mempunyai suhu  antara
    20C– 80C, sedangkan  lemari  pembeku  mempunyai  suhu  antara  -200C dan  -100C.
Sejuk : adalah suhu antara  80C dan 150C.  Kecuali dinyatakan lain, bahan yang harus di
simpan pada suhu sejuk dapat disimpan pada lemari   pendingin.
Suhu kamar : adalah suhu  pada ruang kerja. Suhu kamar terkendali   adalah suhu yang di atur
antara  150  dan  300.
Hangat :  hangat adalah suhu antara  300  dan 400  .
Panas berlebih :  panas berlebih adalah suhu di atas 400.
5.    Tanda dan Penyimpanan
          Semua simplisia yang termasuk daftar narkotika, diberi tanda palang medali berwarna
merah di atas putih dan harus disimpan dalam lemari terkunci. Semua simplisia yang
termasuk daftar obat keras kecuali yang termasuk daftar narkotika, diberi tanda tengkorak
dan harus disimpan dalam lemari terkunci.
6.    Kemurnian  Simplisia  
          Persyaratan simplisia nabati dan simplisia hewani diberlakukan pada simplisia yang
diperdagangkan,  tetapi pada simplisia yang digunakan untuk suatu pembuatan   atau isolasi
minyak atsiri, alkaloida, glikosida, atau zat aktif lain, tidak harus memenuhi persyaratan
tersebut.
          Persyaratan  yang membedakan strukrur mikroskopik serbuk yang berasal dari
simplisia nabati atau simplisia hewani dapat tercakup dalam masing – masing monografi,
sebagai petunjuk identitas, mutu atau kemurniannya.
    
7.  Benda asing
    Simplisia nabati dan simplisia hewani  tidak boleh  mengandung organisme patogen,
dan harus bebas dari cemaran mikro organisme , serangga dan binatang lain maupun kotoran
hewan . Simplisia tidak boleh menyimpang bau dan warna, tidak boleh mengandung lendir ,
atau menunjukan adanya kerusakan. Sebelum diserbukkan simplisia nabati harus dibebaskan
dari pasir, debu, atau pengotoran lain yang berasal dari tanah maupun benda anorganik asing.
     Dalam perdagangan , jarang dijumpai simplisia nabati tanpa terikut atau tercampur
bagian lain , maupun bagian asing, yang biasanya tidak mempengaruhi simplisianya sendiri. 
Simplisia tidak boleh mengandung bahan asing atau sisa yang beracun atau membahayakan
kesehatan.  Bahan asing termasuk bagian lain tanaman yang tidak dinyatakan dalam paparan
monografi.

Ada 5 macam cara pemeriksaan untuk menilai simplisia


           
1.             Secara Organoleptik
          Adalah cara pemeriksaan dengan pancaindera dan meliputi pemeriksaan terhadap
bentuk, bau, rasa pada lidah dan tangan, kadang- kadang pengamatan dengan pendengaran,
dalam hal ini diperhatikan bentuk, ukuran, warna bagian luar dan bagian dalam, retakan-
retakan atau gambaran–gambaran dan susunan bahannya (berserat-serat, bergumpal,dan lain
sebagainya). Pemeriksaan secara organoleptik harus dilakukan lebih dahulu sebelum
dilakukan pemerikaan dengan cara lain, karena pada umumnya pemeriksaan baru dilanjutkan
jika penilaian organoleptik memberikan hasil baik . Pada simplisia bentuk serbuk,
pemeriksaan secara mikroskopik dapat dilakukan secara serentak dengan cara organoleptik .
2.         Secara Mikroskopik       
          Umumnya meliputi pengamatan terhadap irisan melintang dan terhadap serbuk.
3.         Secara Fisika
          Meliputi penetapan daya larut , bobot jenis, rotasi optik, titik lebur, titik beku, kadar
air, sifat-sifat simplisia di bawah sinar ultra violet,  pengamatan mikroskopik dengan sinar
polarisasi dan lain   sebagainya.
4.         Secara Kimia
          Yang bersifat kwalitatif disebut identifikasi dan pada umumnya berupa reaksi warna
atau pengendapan. Sebelum reaksi-reaksi tersebut dilakukan terlebih dahulu diadakan isolasi
terhadap zat yang dikehendaki , misalnya isolasi dengan cara pelarutan, penyaringan dan
mikrosublimasi. Pemeriksaan secara kimia yang bersifat kwantitatif disebut penetapan kadar.
5.         Secara Hayati / Biologi
          Pada umumnya bersifat penetapan potensi zat berkhasiat.
 Beberapa Istilah Yang Ada Hubungannya Dengan Kegunaan Simplisia Dan Nama     
Penyakit
1. Amara Menambah nafsu makan / pahitan
2. Anhidrotika Mengurangi keluarnya keringat
3. Stomakika Memacu enzim – enzim pencernaan
4. Analgetika Mengurangi rasa nyeri
5. Antelmintika Membasmi cacing dari dalam tubuh manusia
6. Anti fungi Membasmi jamur, terutama jamur pada
kulit,                                                misalnya  panu .
7. Anti hipertensi Menurunkan tekanan darah.
8. Anti piretika Menurunkan suhu badan
9. Anti emetika Mencegah atau menghilangkan mual atau muntah
10. Anti diare Menghentikan buang air besar , mencret atau murus
11. Anti neuralgia Menghilangkan rasa sakit / nyeri di kepala
12. Anti reumatika Menghilangkan  rasa sakit pada encok / rematik
13. Anti spasmodika Pereda / pelawan  keadaan  kejang pada  tubuh (pereda
kejang)
14. Anti septika Membasmi  kuman ( desinfektika )
15. Antidotum Penawar  racun
16. Antitusif Pereda batuk
17. Ekspetoransia Mengurangi  batuk berdahak
18. Anti diabetika Untuk  mengobati kencing manis
19. Anti hemoroida Untuk mengobati wasir
20. Anti iritansia Mencegah perangsangan pada kulit dan selaput lendir
21. Astringensia Menciutkan selaput lendir atau pori  / pengelat
22. Cardiaka Untuk  jantung
23. Cardiotonika Untuk penguat kerja jantung
24. Cholagoga Membantu fungsi dari empedu
25. Dismenorrhoe Untuk mengobati nyeri haid
26. Diaforetika / Memperbanyak keluarnya keringat  / peluruh keringat 
Sudorifika
27. Digestiva Merangsang pencernaan makanan
28. Diuretika Melancarkan keluarnya air seni / peluruh air seni
29. Dilatator Melebarkan pembuluh darah
30. Depuratif Pembersih darah
31. Emenagoga Memperbanyak keluarnya haid / peluruh haid
32. Emetika Menyebabkan muntah
33. Gonorrhoe Kencing nanah
34. Hair tonic Menguatkan atau menyuburkan rambut
35 Holitosis Menyegarkan nafas
36. Hemostatika Menghentikan perdarahan
37. Insektisida Membasmi serangga
38. Konstipasi Sembelit / susah buang air besar
39. Karminativa Mengeluarkan angin dari dalam tubuh manusia
40. Laktagoga Memperlancar air susu ibu
41. Laktifuga Menghentikan atau mengurangi air susu ibu
42. Litotriptika Menghancurkan batu pada kandung kemih
43. Laxantia, laksativa, Melancarkan buang air besar / pencahar
purgativa
44. Skorbut Sariawan, gusi berdarah karena kekurangan vitamin C
45. Vasodilatansia Memperlebar pembuluh darah
46. Nephrolithiasis Penyakit kencing batu
47. Urolithiasis Adanya batu dalam saluran air kemih
48. Parkinson Penyakit dengan ciri adanya tremor (gemetar), tangan serta
kaki bergemetaran pada waktu
diam                                                                                             
49. Parkinsonisme Penyakit yang mirip parkinson
50. Parasimpatolitika Pelawan efek perangsang saraf parasimpatik
51. Pertusis Batuk rejan / batuk seratus hari
52. Roboransia / Obat kuat
tonikum
53. Skabicida Obat kudis
54. Sedativa Obat penenang
55. Hipotiroidisme Kekurangan aktivitas dari kelenjar gondok
56. Trikhomoniasis Penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur yang hidup di atas
kulit (dermatofyt), jamurnya adalah Trichofyton                       

 Berdasarkan bentuknya simplisia digolongkan menjadi

1. Simplisia Utuh adalah simplisia dari bahan alamiah, hewani atau mineral yang
digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga. Misalkan
Biji kedawung, Cacing kering, Belerang endap
2. Simplisia Rajangana adalah simplisia yang mengalami proses pemotongan atau
perajangan sehingga menjadi bentuk yang lebih kecil. Misalkan rajangan simplisia
jahe, serutan kayu secang.
3. Simpliasi Serbuk adalah simplisia yang telah mengalami proses penghalusan menjadi
serbuk. Misalkan tepug beras, serbuk jati belanda.
4. Simplisia Extrak adalah simplisia yang mengalami proses extraksi sehinggan
didapatkan sediaan berupa extrak cair atau padat. Misalkan extrak beladona
5. Simplisia Cair adalah simplisia berupa cairan murni atau hasil pemurnian yang
biasanya di lakukan melalu proses penyulingan. Misalkan minyak jeruk

Bagian  - Bagian dari Tanaman


          Kormus ( tubuh tanaman ) umumnya  dapat  dibagi  menjadi 3  bagian yaitu radix 
(akar), caulis  (batang) dan folium (daun). Di samping itu pada tanaman dapat ditemukan
gema (kuncup), flos (bunga), fructus (buah), semen (biji), tubera (umbi), rhizoma (akar
tinggal), bulbus (umbi lapis). Cortex (kulit bagian batang atau buah atau buah yang dapat
dikelupas), herba (bagian tanaman lunak di atas tanah), pulpa (daging buah), kayu (lignum).
U. Uraian Tentang Simplisia
1.             Buku – buku yang digunakan :
a.  Simplisia yang monografinya diuraikan di FI
b. Beberapa simplisia yang monografinya diuraikan di EFI dan dianggap masih
    relevan untuk diketahui siswa.
c.  Beberapa simplisia yang monografinya diuraikan dalam MMI   (MateriaMedika
    Indonesia )
d. Simplisia yang sediaan galeniknya diuraikan di FI
e.  Simplisia di dalam bab-bab tertentu masih disebutkan oleh FI baik sebagai contoh
maupun keterangan lain.
2.             Uraian masing-masing simplisia meliputi :
a.  Nama dan sinonim / nama lain simplisia
b. Tanaman asal simplisia
c.  Familia atau keluarga simplisia
d. Isi / zat berkhasiat utama dan persyaratan kadar
e.  Penggunaannya
f.  Pemerian
g. Bagian yang digunakan
h. Keterangan mengenai :
-          Sediaan atau preparat yang terdapat di FI dan Form . Nas yang masih
      digunakan
-          Penyimpanan
-          Jenis – jenisnya
-          Waktu panen / cara memproleh

CORTEX adalah kulit batang, merupakan bagian kulit yang digunakan sebagai ramuan obat.
Simplisia kulit batang umumnya diambil dari bagian kulit terluar tanaman tingkat tinggi yang
berkayu. Bagian yang sering digunakan sebagai bahan ramuan meliputi kulit batang, cabang
atau kulit akar sampai ke lapisan epidermis. Daftar cortex yang akan dibahas:

ALSTONIAE CORTEX (MMI)

Nama lain                           : Kulit Pule

Nama tanaman asal             : Alstonia scholaris (L) R.Br

Keluarga                              : Apocynaceae

Zat berkhasiat utama / isi    : Alkaloida- alkaloida ditamina, ekitamina, ekhitenina,


akhitamidina, alstonina

Penggunaan                         : Antipiretika, antimalaria, stomakika, antidiabetika, antelmintika

Pemerian                             : Tidak berbau, rasa pahit, yang tidak mudah hilang

Bagian yang digunakan      : Kulit batang dan kulit cabang

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

 ALYXIAE CORTEX (MMI)

Nama lain                           : Pulasari


Nama tanam asal                 : Alyxia reinwardtii (BL), juga disebut Alyxia stellata (Roomset
Schult)

Keluarga                              : Apocynaceae

Zat berkhasiat utama / isi    : Alkaloida zat pahit, kumarin, zat penyamak, minyak atsiri, asam
organik

Penggunaan                         : Bahan pewangi, (campuran boreh), karminativa, antidemam

Pemerian                             : Bau dan rasa mirip kumarin, agak pahit

Bagian yang digunakan      : Kulit batang dan kulit cabang

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

BURMANI CORTEX ( MMI)

Nama lain                           : Kulit manis jangan, Kulit kayu manis padang, Keningar

Nama tanaman asal             : Cinnamomum Burmani (Blume)

Keluarga                              : Lauraceae

Zat berkhasiat utama / isi    : Minyak atsiri yang mengandung sinamil aldehid, sinamil asetat,
borneol, simen. Zat penyamak, damar, bornil asetat

Penggunaan                         : Diaforetika, karminativa, anti iritansia, bahan pewangi, bumbu


masak

Pemerian                             : Bau khas, rasa manis

Bagian yang digunakan      : Kulit batang

    Waktu panen                       : Panen pada umur 8 tahun, semakin tua umur tanaman, kulit
relatif lebih tebal dan volume kulit pohon bertambah pula, sehingga kualitas dan kuantitas
produksi akan lebih baik.

    Cara panen                          :

1. Pohon ditebang sekaligus, tunggul tebangan diter bagian atasnya.


2. Cara ditumbuk, yakni 2 bulan sebelum ditebang 5 cm dari leher akar, seluruh kulit
batang dikupas setinggi 80 – 100 cm. Setelah 2 bulan baru ditebang maksudnya agar
pengulitan mudah dilakukan dan diharapkan tumbuh tunas baru yang lebih sempurna
pada permukaan tanah
3. Pohon dipukul-pukul dengan benda tajam 2 bulan sebelum ditebang, dengan maksud
untuk mendapat kulit yang tebal pada waktu pemotongan, sebab pada bekas – bekas
pukulan akan menghasilkan pembengkakan kulit.
4. Sistem Vietnam (sistem panen tanpa tebang), yaitu memotong sebagian kulit batang
secara berselang- seling dengan ukuran panjang 30 cm, lebar 10 cm. Setelah kulit
batang bertaut kembali sehabis panen pertama, lalu dilakukan panen kedua dan
seterusnya.

Jenis – jenis                         : Dalam perdagangan dikenal sebagai Cassia vera.

Ada 2 varietas :

1. Berdaun muda, berwarna merah pekat, banyak ditanam di Sumatera Barat dan Kerinci
2. Berdaun hijau ungu.

    Perbedaan                           : Kayu manis pucuk merah mempunyai kualitas lebih baik,
tetapi produksinya lebih rendah dari pada yang berpucuk hijau.

    Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

CINCHONAE   CORTEX (FI)

Nama lain                           : Kulit kina, Peruvian bark, Jesuit bark

Nama tanaman asal             : Cinchona succirubra

Keluarga                              : Rubiaceae

Zat berkhasiat utama / isi    : Alkaloida kinina, sinkonina, sinkodina, kina tanat, kinidin, asam
tanat, asam kina, damar, malam

Persyaratan kadar                : Kadar kinin tidak kurang dari 8,0 %

Penggunaan                         : Antipiretika, antimalaria, amara.

Pemerian                             : Bau khas terutama dari kulit dahan, pada penyimpanan lama bau
menghilang, rasa pahit dan kelat.

Bagian yang digunakan      : Kulit batang , kulit dahan, kulit akar

Sediaan                                 : Cinchonae extractum

Perbedaan                           :

Cinchona succirubra berisi 9 % alkaloida.


Cinchona ledgeriana berisi 6 – 10 % alkaloida.

Cinchona calisaya berisi 6 – 8 % alkaloida

Untuk memperoleh banyak kulit ditanam Cinchona succirubra

Untuk mendapat banyak alkaloida ditanam Cinchona ledgeriana

Untuk cepat-cepat mendapat banyak alkaloida ditanam Cinchona ledgeriana diatas Cinchona
succirubra secara okulasi.

Cara panen                :

1. Dicabut (cara Indonesia) pohon-pohon yang jaraknya 60 cm – 100 cm satu sama lain,
dicabut seluruhnya dan diambil kulit batang dan kulit akarnya, setelah 6-7 tahun, pada
daerah tadi dilakukan pencabutan lagi.
2. Dipangkas : pohon-pohon yang berumur 7 tahun dipangkas batangnya beberapa cm di
atas tanah, dari pangkal batang nanti tumbuh sejumlah cabang baru yang nanti juga
dipungut.
3. Dikikis : Kulit batang dikikis tanpa mengenai kulit kayunya
4. Menurut penelitian ternyata kulit kina yang banyak terkena sinar matahari alkaloidnya
lebih rendah dari kulit kina yang ditempat teduh. Jika kulit kina tersebut ditutupi
dengan lumut, maka kadar alkaloidnya akan naik luar biasa. Setelah kulit kina ini di
panen, bekasnya ditutupi lumut kembali, maka timbul kulit kulit kina baru yang juga
tinggi kadar alkaloidnya. Pengambilan kulit dilakukan sedikit demi sedikit sampai
seluruh kulit lama terambil.

Penyimpanan         :     Dalam wadah tertutup baik

CINNAMOMI CORTEX (FI)

Nama lain                           : Kulit Kayumanis, Ceylon Cinnamon

Nama tanaman asal             : Cinnamomum zeylanicum (BI)

Keluarga                              : Lauraceae

Zat berkhasiat utama / isi    : Minyak atsiri yang mengandung egenol sinamilaldehida, zat
penyamak, pati, lendir

Penggunaan                         : Karminativa, menghangatkan lambung, dicampur dengan


adstringensia lainnya untuk obat mencret

Pemerian                             : Bau aromatik, rasa pedas dan manis.


Bagian yang digunakan      : Kulit bagian dalam yang diperoleh dari anak batang yang telah
dipangkas.

    Cara panen                          : Tanaman yang berumur 2-3 tahun dipotong beberapa cm
diatas tanah. Tunas-tunas baru dipilih 5-6 buah dan dibiarkan tumbuh untuk dipotong lagi
setelah mencapai tinggi 2-3 meter.

                                                  Panen dilakukan pada musim hujan, batang-batang dikulit


arah memanjang menjadi 2 bagian atau lebih. Diberkas dan didiamkan beberapa lama supaya
terjadi fermentasi yang nanti mempermudah pengikisan epidermis dan jaringan hijau dibawah
epidermis.

    Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

GRANATI CORTEX (MMI)

Nama lain                            : Kulit batang delima

Nama tanaman asal             : Punica granatum (L)

Keluarga                              : Punicaceae

Zat berkhasiat utama / isi    : Alkaloida, gula, tanin

Penggunaan                         : Pengelat (astringensia)

Pemerian                             : Bau lemah, rasa agak kelat

Bagian yang digunakan      : Kulit batang

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

GRANATI PERCARPIUM/GRANATI FRUCTUS CORTEX (MMI)

Nama lain                            : Kulit buah delima, Granati Fructus cortex

Nama tanaman asal             : Punica granatum (L)

Keluarga                              : Punicaceae

    Zat berkhasiat utama / isi    : Tanin sampai lebih kurang 20 % alkaloida yang terdiri dari
peletrina, metil-peletrina, psudopeletrina, metil isopeletrina, isopeletrina
    Penggunaan                         : Pengelat usus (astringensia), obat cacing

Pemerian                             : Tidak berbau, rasa sangat sepat, lama-lama menimbulkan rasa


tebal di lidah.

Bagian yang digunakan      : Kulit buah yang masak

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

LITSEAE CORTEX (MMI)

Nama lain                            : Kulit krangean, Krangean

Nama tanaman asal             : Litsea cubeba (Lour) Pers

Keluarga                              : Lauraceae

Zat berkhasiat utama / isi    : Minyak atsiri mengandung sitral, limonen, sapinen,
metilheptanon, sitronelal. Tanin galat, allagat.

Penggunaan                         : Karminativa, spasmolitika, stomakika

Pemerian                             : Bau khas aromatik, rasa agak pedas, dan agak pahit.

Bagian yang digunakan      : Kulit batang

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

PARAMERIAE CORTEX (MMI)

Nama lain                            : Kulit Kayu rapat, Pegatsih

Nama tanaman asal             : Parameria laevigata (Juss) Moldenke, Parameria barbata

Keluarga                              : Apocynaceae

Zat berkhasiat utama / isi    : Tanin

Penggunaan                         : Pengelat (astringensia)

Pemerian                             : Bau lemah, rasa agak kelat dan agak pahit.


Bagian yang digunakan      : Kulit batang dan kulit cabang.

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

SYMPLOCI CORTEX (MMI)

Nama lain                            : Kulit sariawan

Nama tanaman asal             : Symplocos odoratissima (BL, choisy)

Keluarga                              : Symplocaceae

Zat berkhasiat utama / isi    : Glucosida, symplokosin, metil salisilat, aluminium sulfat

Penggunaan                         : Antisariawan

Pemerian                             : Bau agak wangi, tidak berasa

Bagian yang digunakan      : Kulit dahan

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

SYZYGII JAMBOLANI CORTEX (MMI)

Nama lain                            : Kulit jamblang

Nama tanaman asal             : Syzygium jambolanum (L) Skeels yang disebut pula Eugenia
cumini

Keluarga                              : Myrtaceae

Zat berkhasiat utama / isi    : Zat penyamak, asam galat, jambulol, jambolisin.

Penggunaan                         : Astringensia, obat kencing manis

Pemerian                             : Bau lemah, rasa pahit dan kelat

Bagian yang digunakan      : Kulit dahan

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik


  RADIX (Akar) merupakan salah satu organ tumbuhan yang paling penting disamping
batang dan daun, bagi tumbuhan yang tumbuhnya telah merupakan kormus. Daftar radix
yang akan dibahas

CATHARANTHI RADIX ( MMI)

Nama lain                            : Akar Tapak dara

Nama tanaman asal             : Catharanthus roseus (L), Vinca rosea (L), Lochnera rosea

Keluarga                              : Apocynaceae

Zat berkhasiat utama /isi     : Alkaloida: ajmalisin, serpentina, tetrahidroalstonin, vindesin,
vinkristin, vinblastin

Penggunaan                         : Peluruh kemih (emenagoga), obat diabetes, obat kanker

Pemerian                             : Tidak berbau, rasa pahit

Bagian yang digunakan      : Akar

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

DERRIDIS RADIX (MMI)

Nama lain                            : Akar tuba

Nama tanaman asal             : Derris elliptica

Keluarga                              : Papilionaceae (= Fabaceae)

Zat berkhasiat utama / isi    : Rotenon

Penggunaan                         : Racun panah, racun ikan, skabicid, insektisida

Pemerian                             : Bau aromatik lemah, rasa agak pahit

Bagian yang digunakan      : Akar dan potongan akar tinggal

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

 
ELEPHANTOPI RADIX (MMI)

Nama lain                            : Akar tapak leman

Nama tanaman asal             : Elephantopus scaber

Keluarga                              : Asteraceae

Zat berkhasiat utama / isi    : Flavonoid glucosidal

Penggunaan                         : Anti demam

EURYCOMAE RADIX (MMI)

Nama lain                            : Akar Pasakbumi

Nama tanaaman asal           : Eurycoma longifolia (Jack)

Keluarga                              : Simarubaceae

Zat berkhasiat utama / isi    : Eurikomolakton, amaraloid, eurikomanol

Penggunaan                         : Diuretika, antipiretika dan aprodisiaka

Pemerian                             : Tidak berbau, mula-mula tidak berasa lama- lama agak pahit

Bagian yang digunakan      : Akar

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

GLYCYRRHIZAE   RADIX (FI)

Nama lain                            : Akar manis, Liquiritae Radix

Nama tanaman asal             : Glycyrrhiza glabra varietas typical, Glycyrrhiza glabra, varietas
glandulifera dan jenis Glycyrrhiza lainnya

Keluarga                              : Papilionaceae

Zat berkhasiat utama / isi    : Glysirisin dengan kadar 5-10 %, yaitu garam K dan Ca dari
asam glisirizat (zat ini 50 x lebih manis dari gula tebu), pati, gula, asparagin

Persyaratan kadar                : Kadar zat yang larut dalam air tidak kurang dari 20%, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan di udara
Penggunaan                         : Antitusiva.

Akar dalam bentuk serbuk sebagai pengisi/pembalut pil

Ekstrak untuk pewangi tembakau dan campuran obat batuk

Pemerian                             : Bau khas lemah, rasa manis

Bagian yang digunakan      : Akar dan batang dibawah tanah

Waktu panen                       : Akar-akar digali tiap 3 tahun, disisakan secukupnya agar dapat
dipungut pada tahun berikutnya

Jenis-jenisnya                      : Glycyrrhiza glabra varietas typical berasal dari Spanyol

Glycyrrhiza glabra varietas glandulifera berasal dari Rusia

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

Keterangan lain                   : Yang belum dikupas berwarna coklat kekuningan atau coklat
tua, berkeriput memanjang kadang – kadang terdapat tunas kecil dan daun sisik yang tersusun
melingkar.

IPECACUANHAE   RADIX (MMI)

Nama lain                            : Akar Ipeka, akar muntah

Nama tanaman asal             : Cephaelis ipecacuanha, Cephaelis acuminate, Uragoga


ipecacuanha, Psychotria ipecacuanha

Keluarga                              : Rubiaceae

Zat berkhasiat utama / isi    : Alkaloid emetina, sefaelina, psikotrina, emetina, orthomethil,
sikotrina

Persyaratan kadar                : Kadar emetin 2 ,0 %

Penggunaan                         : Dalam jumlah amat kecil sebagai menambah nafsu makan,


Dalam jumlah sedang sebagai diaforetika dan ekspektoransia, Dalam jumlah besar sebagai
emetika

Pemerian                             : Bau lemah, rasa pahit

Bagian yang digunakan      : Akar / campuran akar / pangkal batang

Sediaan                                 :       Opii Pulvis Compositus (FI), Ipecacuanhae Pulvis (FI),


Ipecacuanhae tinctur (EFI)
Waktu panen                       : Dikumpulkan pada bulan Januari, Maret, seluruh   tanaman
dicabut dan dipisahk an akar – akarnya

Jenis – jenisnya                   : Ipeka Rio; diperoleh dari Cephaelis ipecacuanha. Potongan –


potongan agak bengkok, warna merah bata tua sampai coklat tua, sebelah luar penebalan
cincin, rapat dan   melingkar sempurna.

Ipeka Panama: diperoleh dari Cephaelis acuminata  Warna coklat keabuan atau coklat
kemerahan, cincin hanya melingkar sampai tengah batang,

Ipeca Cartagena: lebih gelap dan tidak banyak buku-bukunya, warna sama dengan Ipeka
Panama

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

  

PANACIS   RADIX (MMI)

Nama lain                            : Ginseng

Nama tanaman asal             : Panax schinseng

Keluarga                              : Araliaceae

Zat berkhasiat utama / isi    : Glukosida panakuilon, minyak atsiri, damar, panaks, sapoginol

Penggunaan                         : Amara dan stimulansia

Pemerian                             : Bau lemah, rasa manis. pedas dan agak pahit

Bagian yang digunakan      : Akar

Sediaan                                 : Serbuk dan Vinum

Waktu panen                       : Dikumpulkan pada musim gugur dari tanaman yang berumur 5 –
6 tahun

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

RAUWOLFIAE SERPENTINAE RADIX (FI)

Nama lain                            : Akar Pulepandak

Nama tanaman asal             : Rauwolfia serpentina

Keluarga                              : Apocynaceae
Zat berkhasiat utama / isi    : Alkaloid – alkaloid: aymalin, aymalisina, aymalinina,
serpentina, reserpina,

Persyaratan kadar               : Alkaloid sejenis reserpina, dihitung sebagai reserpina tidak
kurang dari 0,15 %

Penggunaan                         : Antihipertensi dan gangguan neuropsikhiatrik

Pemerian                             : Tidak berbau, rasa pahit

Bagian yang digunakan      : Akar dan pangkal batang

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

RHEI RADIX (MMI)

Nama lain                            : Kelembak

Nama tanaman asal             : Rheum palmatum, Rheum officinale dan species atau hibrida
lainnya kecuali Rheum rhaponticum

Keluarga                              : Polygonaceae

Zat berkhasiat utama / isi    : Antraglukosida yang pada penguraian memberikan emodin,
rhein, aloe emodin dan asam krisofanat. Terdapat pula tanin, pektin, katekhin, pati, kalsium
oksalat

Penggunaan                         : Laksativa

Pemerian                             : Bau khas agak aromatik, rasa agak pahit tidak enak dan agak
sepat

Bagian yang digunakan      : Pangkal batang beserta sebagian akar

Jenis – jenis                          :

1. Kelembak Cina : kultur di Propinsi Shensi, Shansi Honan, Tshinghai di Mongolia,


dipungut dari tanaman yang berumur 6 – 10 tahun, tiap tahun 2 kali panenan, pada
musim semi dan musim gugur, setelah dikupas, diiris- iris melintang / membujur
(menghasilkan rounds atau flats), dijemur.
2. Kelembak Shensi: ada garis – garis kecil warna coklat kemerahan dan titik-titik jari
empulur dalam parenkim yang putih
3. Kelembak Kanton: lebih ringan dari kelembak Shensi kurang padat, lebih berserat,
bau emperumatik.
4. Kelembak Eropa: Hanya dari Hongaria, mutu rendah

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik


 

VALERIANA   RADIX

Nama   lain                          : Akar valerian

Nama tanaman asal             : Valeriana officinalis

Keluarga                              : Valerianaceae

Zat berkhasiat utama/ isi     : Minyak atsiri yang mengandung ester borneo (ester dengan
format). Alkaloida – alkaloida katinina dan valerianin, zat penyamak.

Persyaratan kadar                : Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 0,8 %

Penggunaan                         : Sedativa

Pemerian                             : Bau khas, rasa pedas, agak pahit.

Bagian yang digunakan      : Akar cabang berikut pangkal batang dan batang dibawah tanah

Sediaan                                 :       Valerianae tinctura (FI) untuk : Beladon Digitalis

Valerianae Tinctura, Brometori Valerianae Potio

Waktu panen                       : Dikumpulkan pada waktu daun meluruh

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

VETIVERIAE RADIX (MMI)

Nama lain                            : Akar wangi, Larasetu

Nama tanaman asal            : Vetiveria zizanoides (Stapf)

Keluarga                              : Poaceae

Zat berkahasiat utama /isi   : Minyak atsiri, hars dan zat pahit

Kegunaan                            : Bahan pewangi. (dalam oleum), Diaforetika

Pemerian                             : Bau khas aromatik

Bagian yang digunakan      : Akar

Sediaan                                 : Oleum Vetiveriae

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik.


Rhizoma adalah modifikasi batang tumbuhan yang tumbuhnya menjalar di bawah
permukaan tanah dan dapat menghasilkan tunas dan akar baru dari ruas-ruasnya.

BOESENBERGIAE RHIZOMA (MMI)

Nama lain                           : Temu kunci

Nama tanaman asal             : Boesenbergia pandurata (Roxb) sehleaht

Keluarga                              : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi      : Minyak atsiri, damar, pati

Penggunaan                         : Antidiare

Pemerian                             : Bau khas aromatik, rasa agak pahit menimbulkan rasa agak tebal

Bagian yang digunakan      : Kepingan-kepingan akar tinggal

Waktu panen                       : Dilakukan pada umur 1 tahun

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

CALAMI RHIZOMA (MMI)

Nama lain                           : Dringo, Jaringau, Calamus, Sweetflag

Nama tanaman asal             : Acorus calamus (L)

Keluarga                              : Araceae

Zat berkhasiat utama/isi      : Minyak atsiri mengandung egenol. asaron. asaril aldehid. Zat
pahit akorin, zat penyamak, pati, akoretin, tannin. Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 2,5
% v/b

Penggunaan                         : Bahan pewangi, karminativa, insektisida,demam nifas

Pemerian                             : Bau khas aromatik, rasa pahit, agak pedas.

Bagian yang digunakan      : Akar tinggal

Waktu panen                       : Dikumpulkan pada waktu daun mulai kering, dibersihkan dari
semua bagian tanaman lain,tetapi tidak dikupas, biasanya diperoleh dari tanaman berumur 1
tahun. Bila panenan dilakukan kurang dari 1 tahun hasilnya berkurang, dan bila lebih dari 1
tahun hasilnya masih dapat ditingkatkan.

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

CURCUMAE RHIZOMA ( FI )

Nama lain                           : Temu lawak, Koneng gede

Nama tanaman asal             : Curcuma xanthorrhiza (Roxb)

Keluarga                              : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi      : Minyak atsiri yang mengandung felandren dan tumerol, zat
warna kurkumin, pati. Kadar minyak atsiri tidak kurang dari       8,2 % b/v

Penggunaan                         : Kolagoga, antispasmodika

Pemerian                             : Bau khas aromatik, rasa tajam dan pahit

Bagian yang digunakan      : Kepingan akar tinggal

Waktu panen                       : Panenan dilakukan apabila daun dan bagian diatas yang sudah
mengering. Untuk daerah yang musim kemaraunya jelas penanamannya dilakukan pada
musim kemarau berikutnya.

Di daerah yang banyak dan merata curah hujannya dan tidak jelas musim kemaraunya
tanaman dapat dipanen pada umur 9 bulan atau lebih. Cara panen dilakukan dengan
membongkar rimpang menggunakan garpu

Syarat Temulawak kering untuk ekspor sebagai berikut:

Warna            : Kuning jingga sampai coklat

Aroma             : Khas wangi aromatik

Rasa                : Pahit, agak pedas

Kelembaban    : Maksimum 12 %

Abu                 : 3 – 7 %

Pasir                : 1 %

Kadar minyak atsiri : minimal 5 %


Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

CURCUMAE AERUGINOSAE RHIZOMA (MMI)

Nama lain                           : Temu hitam

Nama tanaman asal             : Curcuma aeruginosa (Roxb)

Keluarga                              : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi      : Minyak atsiri, pati, damar, lemak

Persyaratan kadar                : Minyak atsiri tidak kurang dari 0,3 %

Penggunaan                         : Bagian dari jamu, antirematik, karminativa

Pemerian                             : Bau aromatik lemah, rasa sangat pahit, lama – lama


menimbulkan rasa tebal

Bagian yang digunakan      : Kepingan – kepingan akar tinggal yang dikeringkan

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

CURCUMAE   HEYNEANAE RHIZOMA (MMI)

Nama lain                           : Rimpang temu giring

Nama tanaman asal             : Curcuma heyneana (Val)

Keluarga                              : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi      : Minyak atsiri, tanin. kurkumin

Persyaratan kadar                : Minyak atsiri tidak kurang dari 1,5 %

Penggunaan                         : Antiseptika kulit

Pemerian                             : Bau khas, rasa pahit, agak pedas, lama – lama rasa tebal

Bagian yang digunakan      : Rimpang

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik


 

CURCUMAE DOMESTICAE RHIZOMA (MMI)

Nama lain                           : Kunyit, kunir

Nama tanaman asal             : Curcuma domestica (Val)

Keluarga                              : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi      : Minyak atsiri, zat warna kurkumin, pati, damar

Penggunaan                         : Karminativa, antidiare, kolagoga, skabisida

Pemerian                             : Bau khas aromatik, agak pedas, lama –lama menjadi tebal

Bagian yang digunakan      : Akar tinggal

Waktu panen                       : Dilakukan pada waktu berumur 1 tahun atau lebih dari waktu
tanam

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

CYPERI RHIZOMA (MMI)

Nama lain                            : Rimpang teki, teki

Nama tanaman asal             : Cyperus rotundus L

Keluarga                              : Cyperaceae

Zat berkhasiat utama/isi      : Minyak atsiri, alkaloida, glikosida, flavonoida

Penggunaan                         : Diuretika, stomakika

Pemerian                             : Bau khas aromatik, rasa agak pedas kemudian pahit,


menimbulkan rasa tebal di lidah

Bagian yang digunakan      : Rimpang

Waktu panen                       : Dapat diambil setiap saat , setelah umbi yang ditanam akan
mengeluarkan umbi baru dalam jangka waktu 3 minggu untuk kemudian akan tumbuh
menjadi + / – 146 umbi dalam jangka waktu 3,5 bulan
Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

IMPERATAE   RHIZOMA (MMI)

Nama lain                           : Akar alang- alang

Nama tanaman asal             : Imperata cylindrica (Beauv)

Keluarga                              : Poaceae

Zat berkhasiat utama/isi      : Asam kersik, damar, logam alkali

Penggunaan                         : Diuretika, Antipiretika

Pemerian                             : Tidak berbau dan tidak berasa

Bagian yang digunakan      : Akar tinggal

Jenis- jenis                           : Dikenal 5 varietas:

– Varietas mayor ( Nees )

– Varietas latifolia ( Hook.f )

– Varietas africana ( Anders )

– Varietas europea (Anders)

– Varietas condensata

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

KAEMPFERIAE RHIZOMA (MMI)

Nama lain                           : Kencur

Nama tanaman asal             : Kaempferia galanga (L)

Keluarga                              : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi      : Alkaloida, minyak atsiri yang mengandung sineol dan kamferin,
mineral dan pati
Penggunaan                         : Ekspektoransia, diaforetika, karminativa, stimulansia,
roboransia

Pemerian                             : Bau khas aromatik, rasa pedas, hangat, agak pahit, akhirnya
menimbulkan rasa pedas

Bagian yang digunakan      : Akar tinggal

Waktu panen                       : Pada umur 1 tahun

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

LANGUATIS   RHIZOMA ( MMI)

Nama lain                           : Laos, Lengkuas, Galanga Rhizoma

Nama tanaman asal             : Alpina officinarum (Hance), Alpinia galanga(L), Languas


galanga (L)

Keluarga                              : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi      : Minyak atsiri yang mengandung; metilsinamat, sineol, kamfer
dan galangol

Penggunaan                         : Bumbu, karminativa, antifungi

Pemerian                             : Bau aromatik, rasa pedas

Bagian yang digunakan      : Akar tinggal

Waktu panen                       : Pada umur 2,5 – 4 bulan, agar diperoleh rimpang muda yang
belum banyak berserat. Cara panen dilakukan dengan mencabut tanaman, rimpang dipisahkan
dari batang kemudian dicuci dan dikeringkan.

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik    

ZINGIBERIS RHIZOMA (MMI)

Nama lain                           : Jahe

Nama tanaman asal             : Zingiber officinale (Roscoe)


Keluarga                              : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi      : Pati, damar, oleo resin, gingerin, minyak atsiri yang
mengandung zingeron, zingiberol, zingiberin, borneol, kamfer, sineol dan felandren

Penggunaan                         : Karminativa, stimulansia, diaforetika

Pemerian                             : Bau aromatik, rasa pedas

Bagian yang digunakan      : Akar tinggal yang sebagian kulitnya telah dikupas

Waktu panen                       : Panenan dapat dilakukan pada umur 9 – 12 bulan setelah tanam.
Panenan pada umur 6 bulan dapat dilakukan untuk mendapatkan rimpang muda, kurang
berserat, yang umumnya dipakai membuat manisan dan keperluan bumbu dapur. Panen pada
umur 9 – 12 bulan dilakukan bila tanaman mulai mengering seluruhnya sampai sudah rebah
rumpun-rumpunnya

Jenis – jenis                               :

Berdasarkan bentuk            :

1. Jahe putih besar, rimpangnya lebih besar dan ruas rimpangnya lebih menggembung.
2. Jahe putih kecil, ruasnya kecil agak rata sampai sedikit menggembung.
3. Jahe merah, rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari jahe putih kecil

Berdasarkan pengolahan     :

1. Jahe segar yang direndam dalam air mendidih, kemudian dikeringkan cepat- cepat
disebut Jahe hitam (Black ginger)
2. Jahe segar yang dicuci secara hati – hati dikupas lapisan gabus dan dicuci berulang –
ulang dan dikelantang, Jika dimaserasi dengan air kapur akan nampak putih karena
lapisan kapurnya dan disebut Jahe putih (White ginger).
3. Jahe segar atau yang dikeringkan tanpa pengolahan khusus dan dipakai untuk bumbu
masak disebut Jahe hijau (Green ginger)

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

ZINGIBERIS AROMATICAE RHIZOMA (MMI)

Nama lain                           : Lempuyang wangi

Nama tanaman asal             : Zingiber aromatica (Val)

Keluarga                              : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi      : Minyak atsiri yang mengandung zerumbon bumolen, limonen
Penggunaan                         : Karminativa, stomakika

Pemerian                             : Bau aromatik, rasa pahit

Bagian yang digunakan      : Akar tinggal

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

ZINGIBERIS   LITTORALIS   RHIZOMA (MMI)

Nama lain                           : Lempuyang pahit

Nama tanaman asal             : Zingiber littorale (Val)

Keluarga                              : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi      : Minyak atsiri dengan komponen utama Seskuiterpenketon

Penggunaan                         : Stomakik

Pemerian                             : Bau aromatik khas, rasa pahit

Bagian yang digunakan      : Akar tinggal

Keterangan                          : Mempunyai ukuran rimpang yang paling kecil, hampir  


menyerupai jahe. Rimpang muda dapat dimakan sebagai lalap

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

ZINGIBERIS PURPUREI RHIZOMA (MMI)

Nama lain                           : Cassumunar Rhizoma, Bengle

Nama tanaman asal             : Zingiber cassumunar (Roxb), disebut juga Zingiber purpureum
(Roxb)

Keluarga                              : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi      : Minyak atsiri mengandung sineol; Damar lunak yang pahit,
albuminoid

Penggunaan                         : Karminativa, menghangatkan badan

Pemerian                             : Bau aromatik khas, rasa agak pahit dan agak pedas
Bagian yang digunakan      : Akar tinggal

Waktu panen                       : Setelah tanaman berumur 1 tahun

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

ZINGIBERIS   ZERUMBETI   RHIZOMA (MMI)

Nama lain                           : Lempuyang gajah

Nama tanaman asal             : Zingiber zerumbet (Sm)

Keluarga                              : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi      : Minyak atsiri yang mengandung zerumbon, Sineol, pinen,
kariofilen, kamfer

Penggunaan                         : Karminativa, stomakik

Pemerian                             : Bau aromatik, rasa pedas mirip mentol, agak pahit.

Bagian yang digunakan      : Akar tinggal

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

Keterangan Bulbus, Cormus, Tuber, Lignum dan Caulis

Umbi lapis (bulbus) merupakan sejenis umbi yang terbentuk dari tumpukan (pangkal) daun
yang tersusun rapat dalam format roset. Umbi lapis dipandang berbeda dari umbi yang
lainnya karena tidak mengakumulasi karbohidrat dalam bentuk polisakarida. Pembesaran
terjadi karena berkumpulnya cairan di sel-selnya.

Umbi jenis ini dibentuk oleh beberapa suku-suku monokotil seperti Amaryllidaceae (arti luas,
termasuk kelompok bawang-bawangan) dan Liliaceae.

Umbi lapis memiliki bagian pangkal yang agak keras yang disebut cakram (discus). Cakram
ini sebnearnya adalah batang[1]. Dari cakram akan tumbuh lapisan-lapisan daun yang tebal,
lunak, dan berair. Karena tebal dan berlapis inilah terbentuk struktur yang membengkak
sehingga disebut "umbi". Apabila lapisan-lapisan ini besar dan saling menutupi ia disebut
tunica, dan apabila lapisan-lapisan ini kecil dan hanya saling menyirap disebut squama
(sisik).

Umbi lapis mudah dikacaukan dengan sejenis umbi asal batang yang dikenal sebagai cormus
atau bulbotuber. Dilihat dari strukturnya, umbi lapis berbeda dari cormus. Apabila dibelah,
umbi lapis memperlihatkan lapisan-lapisan sampai ke bagian paling pusat. Cormus, karena
berasal dari batang, apabila dibelah memperlihatkan struktur padat, serupa dengan rimpang.
Allii sativi Bulbus
Nama lain : Bawang putih
Tanaman asal : Allium sativum
Keluarga : Liliaceae
Minyak atsiri yang mengandung 60% dialildisulfida, 6%
Zat berkhasiat utama/isi :
alilpropildisulfida
dan aliin
Penggunaan : Antikolesterol
Pemerian : Bau khas dan rasa agak pedas
Bagian yang digunakan : Umbi lapis
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Colchici Cormus
Nama lain : Daun umbi colchici
Tanaman asal : Colchicum autumnale L.
Keluarga : Liliaceae
Zat berkhasiat utama/isi : Alkaloida kolkisina
Persyaratan kadar : Kadar alkaloida tidak kurang dari 0,25%
Penggunaan : Antireumatika
Pemerian : Tidak berbau, rasa pahit dan bergetir
Bagian yang digunakan : Daun umbi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Merremiae Tuber

Nama lain : Bidara upas


Tanaman asal : Merremia mammosa Hal. filius
Keluarga : Convolvulaceae
Zat berkhasiat utama/isi : Damar, zat pahit dan pati
Penggunaan : Ekspektoransia dan antiseptika (obat kumur)
Pemerian : Bau lemah, rasa tajam dan pahit
Bagian yang digunakan : Irisan umbi akar
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Santali Lignum
Nama lain : Kayu cendana
Tanaman asal : Santalum album L.
Keluarga : Santalaceae
Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri, harsa dan zat penyamak
Penggunaan : Diuretika, karminativa dan antispasmodika
Pemerian : Bau harum dan rasa agak pahit khas
Bagian yang digunakan : Kayu galih batang, dahan dan akar
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Sappan Lignum
Nama lain : Kayu secang
Tanaman asal : Caesalpinia sappan L.
Keluarga : Caesalpiniaceae
Zat berkhasiat utama/isi : Brazilin, zat warna merah sappan, asam tanat, asam galat
Penggunaan : Adstringensia
Pemerian : Tidak berbau dan rasa kelat
Bagian yang digunakan : Irisan kecil atau serutan kayu
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Tinosporae Caulis
Nama lain : Bratawali
Tanaman asal : Tinospora tuberculate, Tinospora rumphii, Tinospora crispa, Tinospora
Cordifolia
Keluarga : Menispermaceae
Zat berkhasiat utama/isi : Pati, glukosida pikroretosida, alkaloida berberin dan palmatin, harsa,
zat pahit pikroretin
Penggunaan : Obat demam, tonikum dan antidiabetes
Pemerian : Bau lemah dan rasa sangat pahit
Bagian yang digunakan : Batang dan kulit batang
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Anda mungkin juga menyukai