PENDAHULUAN
Substrak khusus
Sifat katalitik Mempercepat reaksi
Tanpa produk samping
Penyakit Suhu dan pH optimal
Sangat beda dengan
Katalisator nonbiologis
1
Enzim
6
Banyak pertanyaan
• 1,Mengapa molekul enzim demikian besar
dibanding kan dengan struktur substratnya?
• 2.Bagaimanakah asam amino yang dalam
keadaan sendiri-sendiri tidak dapat
mempercepat reaksi kimia, tetapi jika
digabungkan menurut deret secara spesifik
dapat menghasifkan aktivitas katalitik yang
demikian ampuh
• 3.Mengapa jumlah enzim terlalu bervariasi, dan
jumlahnya terlalu banyak.
• 4. Peristiwa apa saja yang ada dalam makluk hidup
7
Jumlah Enim yang digunakan
• Penggunaan:
8
Enzim Memperlihatkan Semua Sifat-sifat Protein
Semua enzim murni yang telah diamati sampai saat ini adalah
protein; dan aktivitas kata-litiknya bergan tung pada
integritas strukturnya sebagai protein.
Sebagai contoh,
3. Strukturnya utama protein
enzim dibutuhkan untuk akti-
vitasnya.
4.Diubah bentuk lipatannya
Akan menghilangkan aktivitas
5. Rantai protein yang khas dari enzim utuh oleh panas, pH yang
jauh menyimpang dari keadaan normal, senyawa perusak
lainnya. kan menghilangkan aktivitas
Jadi, struktur primer, sekunder, dan tertier protein enzim penting
bagi aktivitas katalitiknya. 9
Enzim, seperti protein lain, mempunyai berat molekul yang
berkisar dari kira-kira 12,000 sampai lebih dari 1 juta D. Oleh
karena itu, enzim berukuran amat besar dibandingkan dengan
substrat atau gugus fungsional targetnya (Slide 9).
Beberapa enzim hanya terdiri dari polipeptida dan tidak
mengandung gugus kimiawi selain residu asam amino:
contohnya adalah ribonuklease pankreas. (BM 13.700.)
Enzim lain, memerlukan tambahan komponen kimia bagi
aktivitasnya; komponen ini, disebut kofaktor. Kofaktor
mung kin suatu molekul/unsur anorganik seperti ion Fe2+,
Mn2+, atau Zn2+ (Slide 12),
Sebagian enzim, koenzim atau ion logam hanya terikat
secara lemah atau dalam waktu sementara pada protein,
tetapi, pada enzim lain, senyawa ini terikat kuat, atau
terikat secara per-manen yang disebut gugus prostetik.
Enzim yang strukturnya sempurna dan aktif mengkatalisis,
bersama-sama dengan koenzim atau gugus logamnya
disebut holoenzim.
10
Mungkin juga kofaktor suatu molekul organik
kompleks yang disebut koenzim (Tabel berikut`)
Unsur jenis enzim
11
Dalam slide 10, ditunjukkan beberapa senyawa organik
yang menjadi koenzim, dan bestruktur bervariasi tergantung
gugus dan aktivitas seperti halnya koenzim dari logam.
12
• Tabel Koenzim sebagai pembawa
• sementara atom/gugus funsional
Koenzim Senyawa yang dipindahkan
Tiamin pirofosfat Aldehida
Flavin adenin dinukleotida Atom hidrogen
Nikotinamid adenin dinukleotida Ion hidrida (H+)
•Koenzim A Gugus Asil
Piridoksalfosfat Gugus Amino
5’Deoksiadenilsianokobaltamin Atom H dan gugus alkil
Biositin CO2
Tetrahidrofolat Gugus satu karbon lainnya.
13
Enzim Digolongkan Berdasarkan Reaksi yang
Dikatalisis
Banyak enzim yang telah dinamakan dengan
menambahkan akhiran —ase— kepada nama
substratnya. Jadi, urease mengkata lisis hidrolisis
urea, dan arginase mengkatalisis hidrolisis arginin.
Tetapi, banyak enzim yang telah dinamakan
dengan tidak menerangkan substratnya, seperti,
pepsin dan tripsin.
Pada "kenyataannya satu enzim yang sama dikenal
dengan dua atau lebih nama, atau bahwa dua enzim
yang berbeda telah diberikan nama yang sama. sering
masih kabur, juga dengan terus meningkatnya jumlah
enzim yang baru ditemukan,
• 14
Dasar penemuan dan penggolongan enzim secara
sistematis telah dikemukakan oleh persetujuan
internasional.
Sistem ini menggolongkan enzim ke dalam enam
kelas utama, masing-masing dengan subkelas,
berdasarkan atas jenis reaksi yang dikatalisis
Tiap-tiap enzim ditetapkan ke dalam empat
tingkat nomor kelas dan diberikan suatu nama
sistematik,yang mengidentifikasi reaksi yang
dikatalisis. Contohnya adalah penamaan enzim
yang mengkatalisis reaksi:
ATP + D-Glukosa —ADP +D-Glukose 6-Fosfat.
15
Enzim yang berpengaruh pada reaksi tersebut
dianamakan fosfotransferase ATP glukosa,
Artinya enzim ini mengkatalisa pemindahan
gugus fosfat dari ATP ke glukosa. Enzim
seperti ini digolongkan menjadi 2, dengan
nomer klsifikasi 2.7.1.1;
Angka 2 menunjukkan kode golongan
transferase, bilangan (7)=fosfotransferase,
bilangan (1) ke tiga adalah golongan
transferase ke gugus OH sebagai penerima,
bilangan (1), ke empat D-glukosa sebagai
penerima. Atau senyawa yang punya
gugus OH
16
Pengkodean Enzim secara Internasional
Kode Aktivitas 1. Oxida Gugus
reduktase(redoks)
1.1 Aktif pada guguasan CH-OH
1.2 Aktif pada guguasan -C=O
1.3 Aktif pada guguasan -C=CH-
1.4 Aktif pada guguasan -CH-NH
1.5 Aktif pada guguasan –CH-NH*
1.6 Aktif pada guguasan NADH; ADPH
2. TRANFERASE TRANFERASE
(Gg/fungsional)
2.1 Gg. Karbonat 2.4 Gg.glikosil
2.2 Gg. Keton/aldehid 2.5 . Gg. fosfat
2.3 Gg. Asil` 2.6 Gg. dengan S'
17
Table Lanjutan
Kod 3.Hidrolase(hidroli Kod 4.Liase
pembetukan
e sis e ikatan rangkap)
3.1 Gg. ester 4.1 Gg -C=C-
3.2 Gg. ikatan glikosidik 4,2 Gg. C=O
3.3 Gg. ikatan peptida 4.3 Gg. C=N-
3.4 Gg ikatan C-N lain
3.5 Gg anhidrid asam
5.Isomerase( 6.Ligase
Pembentukan
rasemasi) ikatan
5.1 Rasemerasasi atau 6.1 Ikatan C-O,
5.2 epimeri 6.2 Ikatan C-N
5.3 Cis-trans isomerase 5.3 Ikatan C-C
Aldosa jadi ketosa
18
KINETIKA ENZIM Bag. I
Kinetika enzim Penting untuk :
Memahami fungsi katalitik
Memahami fenomena biologik, pengaruh suhu, pH dll.
Prosudur pemurnian enzim
Berdasar pada aktivitasnya.
1 IU, enzim yang dapat menguraikan senyawa/
substrat micromol P/menit
Pada enzim tertentu :
1 IU, perobahan kepekatan pada 340 nm
sebesar 0,001 per menit
Kecepatan reaksi :
jumlah substrat yg diubah per satuan waktu 19
jumlah produk yg terbentuk per satuan waktu
Pengaruh Enzim pada kecepatan reaksi
kimia
Enzim maupun katalisator dapat menurunkan
energi aktivasi, sehingga dapat menaikkan kecepatan
reaksi.
Tiap molekul mempunyai energi tertentu, yang bila
digambarkan perubahan energinya berbentuk bel.
Bila suatu reaksi kimia A menjadi P, terjadi maka A
pada suatu bagian mempunyai energi lebih
banyak, sehingga dapat mencapai energi yang
diperlukan untuk reaksi
Terlihat dalam gambar beda tenaga yang diperlukan
antara reaksi tanpa enzim dan reaksi dengan enzim
20
Perubahan energi
21
kead. transisi
G tanpa katalisator
E. level Ea
=
Ea''
kead. awal G = Perubahan
E. bebas
kead. akhir
Perjalanan
reaksi
22
Bila energi itu cukup, maka dinamakan tahap
transisi energi aktivasi. Terdapat dua cara umum
dalam meningkatkan kecepatan reaksi kimia.
Pertama adalah meningkatkan suhu, yang
mempercepat gerak termal molekul, dan mening
katkan bagian (fraksi) molekul yang memiliki energi
dalam, dengan jumlah yang cukup untuk memasuki
keadaan transisi.
Biasanya, kecepatan reaksi kimia meningkat
sampai kira-kira dua kali dengan kenaikan suhu
10°C.
Kedua adalah dengan menambahkan katalisator.
Katalisator ini mempercepat reaksi kimia dengan
menurunkan batas penghalang energi.
23
Molekul ini, ditunjukkan oleh C, yang memiliki
energi aktivasi yang lebih rendah bergabung dengan
pereaksi A secara sementara, menghasilkan senyawa
atau komplek baru CA, yang keadaan transisi
keadaan transisi energi lebih tinggi A pada reaksi
yang tidak dikatalisa.
C + A CA P(produk) + A.
26
Reaksi akan mendekati puncak, tetapi, tidak akan pernah
mencapai garis maksimum.
Pada batas ini, yang disebut kecepatan maksimum (vmaks),
enzim menjadi jenuh oleh substratnya, dan tidak dapat
berfungsi lebih cepat.
Pengaruh kejenuhan terjadi hampir pada semua enzim. maka
disim pulkan, oleh Victor Henri pada tahun 1903.
Enzim bergabung dengan nolekul substrat, untuk
membentuk suatu kompleks enzim substrat, sebagai tahap
yang harus dilalui dalam katalisis oleh enzim.
Kajian diperluas menjadi suatu teori umum kerja enzim,
terutarma oleh Leonor Michaelis dan Maud Menten pada
tahun 1913. dikemukakan bahwa enzim E pertama-tama
bergabung dengan substratnya S dalam reaksi dapat balik,
membentuk kompleks enzim-substrat ES. Reaksi ini
berlangsung relatif cepat.
27
E + S ES
Kompleks ES lalu terurai dalam reaksi dapat balik kedua,
yang lebih lambat, menghasilkan produk reaksi P dan enzim
bebas E
ES P +E
karena reaksi kedua merupakan tahap yang membatasi
kecepatan, kecepatan keseluruhan aksi enzimatik harus
seimbang dengan konsentrasi komplek enzim-substrat ES.
E + S ES
Pada setiap saat di dalam reaksi enzimatik, enzim terdapat
dalam dua bentuk, bentuk bebas atau bentuk-terikat, dan
bentuk terikat ES. Kecepatan reaksi katalitik ini jelaslah
menjadi maksimum jika semua enzim terdapat sebagai
kompleks ES dan konsentrasi enzim E menjadi
sangat kecil.
28
• Keadaan ini akan tetcapai pada konsentrasi substrat tinggi,
karena menurut hukum aksi-massa, kesetimbangan
reaksi pertama akan digeser ke kanan bila ditingkatkan
konsentrasi S
• Maka kita meningkatkan S sampai ke batas yang cukup
tinggi, dapat dikatakan semua enzim bebas E akan terubah
menjadi bentuk ES.
• Pada reaksi yang kedua dalam siklus katalitik ini, kompleks
ES terus-menerus, dan dengan cepat terurai, menghasilkan
produk P dan enzim bebas E.
• Tetapi, jika konsentrasi S cukup tinggi, enzim bebas E
segera akan ber-ikatan dengan molekul S yang lain. Pada
keadaan ini, tercapai suatu keadaan imbang, dengan
enzim yang senantiasa jenuh oleh substratnya.
29
Terdapat Hubungan Kuantitatif di antara
Konsentrasi Substrat dan Kecepatan Reaksi
Enzimatik
Slide 26, memperlihatkan hubungan di antara konsentrasi
substrat dan kecepatan reaksi enzimatik.
Untuk menyatakan berapa konsentrasi substrat yang
diperlukan untuk mencapai keceptan tertentu (1/2Vmaks,)
terlihat kecepatan reaksi yang semakin mende-kati
kecepatan maksimum Vmaks.
Kurva seperti diatas memiliki bentuk umum yang sama bagi
hampir semua enzim (berbentuk hiperbola), Michaelis dan
Menten mendeflnisikan suatu tetapan, yang sekarang
dinyatakan sebagai KM.
Tetapan ini bermanfaat dalam menyatakan hubungan yang
tepat di antara konsentrasi substrat dan kecepatan reaksi
enzimatik pada KM,
30
Tetapan Km atau Michaelis-Menten, dapat didefinisikan secara
sederhana sebagai konsentrasi substrat tertentu pada saat
enzim mencapai setengah kecepatan maksimumnya (side 24).
Bentuk kurva kejenuhan substrat yang khas bagi suatu enzim
(slide 24) dapat dinyatakan secara matematik oleh persamaan
Michaelis-Menten
31
Persamaan ini, yang diturunkan oleh Michaelis dan
Menten, berawal dari hipotesis dasar:
Bahwa tahap pembatas kecepatan di dalam
reaksi enzimatik adalah tahap penguraian
kompleks ES, menjadi produk dan enzim bebas.
Persamaan Michaelis-Menten merupakan dasar bagi
semua aspek kinetika kerja enzim. Jika diketahui KM
dan Vmaks akan dapat dihitung kecepatan reaksi
suatu enzim pada setiap konsentrasi substrat
Hampir semua reaksi enzimatik, termasuk reaksi
dengan dua atau lebih substrat (lihat penjelasan
berikutnya), dapat dianalisa secara kuantitatif
dengan teori Michaelis-Menten
32
Terbukti dengan kuat bahwa enzim mengkatalisis reaksi
dengan menggabungkan substratnya dalam waktu
sementara, sehingga dapat menurunkan energi aktivasi
keseluruhan reaksi.
Pembentukan kompleks enzim-substrat seringkali dapat
dideteksi secara langsung dengan metoda fisiko-kimia,
yaitu, melalui perubahan spektrum absorbsi enzim
tersebut, yang bersifat khas, ketika substrat
ditambahkan.
Maka tiap Enzim mempunyai harga KM bagi substrat
tertentu Kunci persamaan Michaels-Menten adalah KM,
yang khas untuk tiap substrat dan enzim, pada kondisis pH
tertentu.
Untuk menentukan digunakan grafik sederhana (slide 24).
Dari beberapa percobaan ditemukan tetapan KM seperti
tabel berikut
33
Tabel Harga KM untuk beberapa enzim
Enzim Substrat KM
Katalase H2O2 25
Heksokinase ATP, 0,4
D-Glukose, 0,05
D-Fruktose, 1,5
Anhidrase karbonat HCO3- 9
Kimotrepsin Glisiltiosinamida 108
N-Benzoiltirosinamida 2,5
Beta-Galaktosidase D-laktose 4,0
Dehidratase trionin L-Ttreonin 5,0
•
34
Beberapa contoh reaksi
1.R-HC=O (Aldehid) + oksidase — R-COOH (karboksilat)
Aldehid + reduktase — R-CH2OH (alkohol)
2. Asetil-SKoA + Kolin — Asetilkolin + Ko ASH
(transferase)
CH3COO-SKoA + N(CH3)3-CH2CH2-OH —
N(CH3)3 –CH2CH2-O=CO-CH3
3. Asetilkolin +Hidrolase — kolin + Asetat
N(CH3)3-CH2CH2O-CO-CH3 — N(CH3)3OH + CH3COOH
4. Ketosa fosfat +liase — Dihidroksi aseto-fosfat + aldehid
5. L-Alanin + Alanin rasemerase — D –alanin
COOH COOH
`H- C-NH2 — H2N-C-H
CH3 CH3
35
Contoh beberapa enzim dan hasil reaksi
• umum
Nama Nama sis tematik Reaksi
Transaminase Glutamat, piruvat Glutamat + piruvat
amino transferase ketoglutarat + alanine
36
• Beberapa enzim pencernaan
Enzim Ditemukan Substrat Produk
Amilase Ludah/mul Pati, Oligosakarida
ut glikogen Maltose, sukrose
pankreas
Disakaridase Intestin (disakarida)
Maltase Maltose 2 Glukose
Sukrase Sukrose Glukose, fruktose
Laktase Laktose Glukose, galaktose
Trehalase Trehalose Glukose
Tripsin Pankreas Protein Polipeptida
Trepsinogen- Proteosa
pengaruh Pepton
enterokinase
Khemotripsinkhi Pankreas Protein Polipeptida
motrepsin Proteosa Dipeptida
Pepton 37
Lanjutan
Prokarboksipepti Pankreas Polipeptida pada Peptida rendah
dase Tripsin jung karboksil As.Amino
karboksipepti bebas
dase
Amino peptidase Intestin Polipeptida(ujung) Peptidah rendah
Asam amino
Dipeptidase Intestin Dipeptida As. Amino
Lipase Pankreas Trigliserida As. Lemak
digliserida
Fosfolipase Pankreas Fosfolipid As. Lemak dan
lisofosfolipid
Esterkoleosteril Pankreas EsterKoleosteril Koleosterol dan
hidrolase as.lemak
Fosfatase Intestin Fosfat organik Fosfat bebas
38
• Lanjutan
RN-ase Pankreas RNA Nukleotida
DN- ase DNA
Isomaltase Intestin 1,6 -gikosida Glukosida
39
(as. Piruvat) (Glutamat).
CH3CO-COOH +HOOC(CH2)2CH(NH2)-COOH
HOOC(CH2)2CH(O)COOH + CH3C-(NH2)-COOH
Alfa ketoglutamat Analin
HCO H2COH
HCOH C=O
HOCH HOCH
HCOH HCOH
CH2OH CH2OC
`
HOOC-(CH2)2-COOH+KoASH HOOC(CH2)COSKoA
HOOC-(CH2)2-COSH
40
Enzim Mempunyai pH Optimum pada
Aktivitasnya
Aktivitas enzim yang maksimal diperlukan kondisi
lingkungan yang memadai ialah pH, Pada kondisi
pH tertentu untuk suatu enzim akan mampu
sebagai pemberi atau penerima proton yang
penting pada sisi katalitik enzim berada dalam
tingkat inisasi yang diinginkan
41
• Profil aktivitas pH dari dua enzim. Kurva tersebut
disusun dan pengukuran kecepatan awal ketika
reaksi dilakukan di dalam buffer dengan berbagai
pH.
• (a)Profil aktivitas pH dari pepsin yang
menghidrolisa ikatan peptida tertentu pada protein
selama pencernaan di dalam lambung pH cairan
lambung berada di antara 1 dan 2.
• (b) Profil aktivitas pH 6-fosfatase glukosa, pada
sel hati, yang menyebabkan pelepasan glukosa ke
dalam darah. pH normal sitosol sel hati kira-
kira 7,2.
42
• Data pH optimal aktivitas` enzim
Enzim pH Enzim pH
44
Enzim Dapat Diuji Secara Kuantitatif
Jumlah enzim di dalam larutan atau ekstrak jaringan
tertentu dapat diuji secara kuantitatif dalam hal pengaruh
katalitik yang dihasilkannya.
Maka perlu diketahui (1) persamaan keseluruhan reaksi yang
dikatalisis, (2) suatu prosedur analisis untuk menentukan
menghilangnya substrat atau, munculnya produk reaksi.
(3) Apakah enzim memerlukan kofaktor seperti ion logam atau
koenzim, (4) ketergantungan aktivitas enzim kepada
konsentrasi substrat, yaitu KM bagi substrat, (5) pH optimum,
dan (6) daerah suhu agar enzim dalam keadaan stabil dan
memiliki aktivitas tinggi.
Biasanya, enzim diuji pada pH optimum, suhu biasanya dalam
kisaran 25 sampai 38°C, dan dengan konsentrasi substrat yang
mendekati jenuh. Pada keadaan ini, kecepatan reaksi awal
sebanding dengan konsentrasi enzim, sedikitnya pada kisaran
konsentrasi enzim tertentu
45
Persetujuan intemasional, 1 unit enzim ialah enzim yang
nenyebabkan pengubahan 1,0 mikromol ( 1 mol =10-6mol
substrat per menit pada suhu 25o C).
46
• Tabel Bilangan putaran Beberapa enzim
(molukul yang terubah permenit)
• Pada suhu percobaan 20o C
Enzim Kecepatan
Anhidrase Karbonat 36.000.000
Beta-Amilase 1.100.000
Beta-Galaktosidase 12.500
` Fosfoglukomutase 1.240
48
Enzim Memperlihatkan Spesifisitas Terhadap
Substrat
Beberapa enzim memiliki spesifisitas yang hampir absolut
bagi substrat tertentu, dan tidak akan bekerja bahkan, terhadap
molekul yang amat serupa.
Contoh yang baik adalah enzim aspartase, yang ditemukan
di dalam banyak tumbuhan dan bakteri
Aspartase mengkatalisis penambahan amonia kepada
ikatan ganda asam fumarat membentuk L-aspartat secara
bolak-balik (Slide 11)
Akan tetapi, aspartase tidak menyebabkan terjadinya
penambahan amonia terhadap asam tidak jenuh lainnya
Aspartase juga memiliki sifat optik yang kaku dan
spesifisitas geometrik; enzim ini tidak akan bekerja terhadap
D-aspartat, (membebaskan amonia) dan tidak akan
menambahkan amonia kepada maleat, yaitu, isomer
geometrik cis dari fumarat.
49
COO- COO- COO= COO-
C-H NH2- C - H H-C-NH2 C-H
H-C H-C- H H-C-H C-H
COO- COO= COO- COO-
bentuk trans L-Aspartat D-Aspartatas. fumarat ini Cis
fumarat (isomer)
(Aspartase tak berinteraksi Cis fumarat)
Reaksi diatas menunjukkan pengaruh enzim terhadap
senyawa kimia yang khas.
Kelompok ekstrim lain, dijumpai enzim-enzim
dengan spesifisitas yang relatif luas, dan bekerja
pada berbagai senyawa yang memiliki ciri
struktural yang sama.
50
Sebagai contoh, khimotripsin mengkatalisis hidro lisis berbagai
peptida atau polipeptida, tetapi hanya memotong ikatan peptida
dengan gugus karbonil yang berasal dari fenilalanin, tirosin, atau
triptofan isoleusin.
Kemungkinan molekul substrat sintetik yang berbeda-beda telah
memperlihatkan bahwa khimo tripsin dapat juga menguraikan
amida sederhana selain ikatan ester.
51
• Contoh gambar
53
molekul asetilkolin Gugus R
esterase
CH2
OH
(asetilkolin)
Diisopropil flourofosfat
H2O +asetilkolin esterase
esterase
HF
Asetilkolin esterase CH3COOH + HO-CH2CH2-N-(CH3)3
CH3 asetat kolin
O flourofosfat dengan
(CH3)2CH-P-O-CH(CH3)2 hasil ester diisopropilesterase
• 54
Enzim dapat dihambat oleh senyawa kimia
spesifik
Enzim asetilkolin esterase yang dapat mengu raikan
asetilkolin menjadi asetat dan kolin dapat dihambat oleh
diisopropilflourofosfat atau DFP (slide 3). Dan penghambatan
tidak bersifat reversibel tetapi irreversibel.
55
Sekali turunan ini telah terbentuk, molekul enzim tidak
lagi dapat berfungsi. Hewan yang menerima DFP, yang
merupakan salah satu gas syaraf yang pertamakali ditemukan,
menjadi lemas, tidak dapat lagi melaksa nakan fungsi bagian-
bagian tertentu.
Impuls syaraf tidak lagi dapat ditransmisikan secara normal.
Tetapi, terdapat manfaat lain dari DFP. Senyawa itu
menyebabkan berkembang-nya malation dan insektisida
lain yang relatif tidak beracun bagi manusia dan hewan.
Malation menjadi tidak aktif dengan sendirinya, dan
diuraikan oleh hewan tinggi, menjadi produk yang dianggap
tidak membahayakan hewan tersebut, tetapi, senyawa ini
diubah oleh enzim-enzim pada insekta, menjadi penghambat
aktif asetilkolin- esterase insekta tersebut.
56
DFP telah ditemukan menghambat semua jenis enzim, yang
mampu mengkatalisis hidrolisis ikatan peptida atau ester.
Golongan ini tidak hanya mencakup asetil- kolinester- ase,
tetapi juga tripsin, khimotripsin, elastase, fosfogluko
mutase dan kokoonase suatu enzim yang dihasilkan oleh
larva ulat sutra untuk menghidrolisis serat-serat sutra
kepompong, dan menyebabkan larva dapat dibebaskan.
Semua enzim yang dihambat oleh DFP memiliki residu serin
esensial pada sisi aktifnya, yang berparti sipasi dalam
aktivitas katalitik
Senyawa penghambat tak dapat balik lainnya dari beberapa
enzim adalah iodoasetilamida yang dapat bereaksi dengan
gugus sulfhidril (-SH) dari residu sistein esensial atau
dengan gugus imidazol dari residu histidin esensial.
57