Anda di halaman 1dari 58

ENZIM

1
 Enzim

Sifat enzim 1. Pengatur

2
Sejarah Penelitian Enzim
Ditemukan di dalam Tahun 1850, Louis Pasteur
sistem biologi awal menyimpulkan bahwa
tahun 1800 dari fermentasi gula menjadi
alkohol dikatalisis oleh
penelitian
"fermen.“.
a. Pencernaan daging Dinamakan enzim ("di dalam
oleh sekresi lambung ragi") tidak dapat dipisahkan
b. Perubahan pati dari struktur sel ragi hidup,
 Enzim urease, dari ekstrak
menjadi gula oleh air kacang oleh James Sumner,
liur menemukan bahwa kristal
urease terdiri
c. Dalam berbagai keseluruhannya dari
ekstrak tumbuhan. protein
 
3
Semua enzim Katanya enzim adalah
adalah protein. senyawa dengan BM
Ditentang keras oleh rendah protein yang
biokimiawan ditemukan pada kristal
Jerman Richard urease hanyalah suatu
Willstatter pencemar

Tahun 1930, setelah John Northrop dkk, mengkristal


kan pepsin dan tripsin, dan menemukan keduanya
juga protein, sifat protein dari enzim kemudian
diterima secara luas.
Eduard Buchner 1897 mengkristalkan bentuk aktif
dari sel ragi, berupa serangkaian enzim yang
4 mengkatalisis fermentasi gula menjadi alkohol.
 Enzim adalah
1.Protein
2.Mengakatalisis
lintas metabolik
3.Penghasil energi,
4.Tetap berfungsi jika
dipindahkan dari
struktur sel hidup.
5.Emil Fischer mela
kukan penelitian sis
tematik pertama
mengenai spesifisi
tas enzim, dan
spesisitas substrat
6.Enzim dapat dikris
talkan th. 1926 Gambar Kristal khemotrepsin dari sapi
hasil pemurnian
5
Penemuan dan bentuk Molekul enzim
1.Telah 2000 jenis enzim
diidentifikasi,
2.Masing-masing mengkatalisis
reaksi kimia yang berbeda.
3.Ratusan enzim telah diperoleh
dalam bentuk kristal murni
4. Sekarang banyak pertanyaan
mengenai enzim yang masih Gambar Enzim dan
subtrat
belum tuntas dijawab

6
Banyak pertanyaan
1,Mengapa molekul enzim demikian besar
dibanding kan dengan struktur substratnya?
2.Bagaimanakah asam amino yang dalam
keadaan sendiri-sendiri tidak dapat mempercepat
reaksi kimia, tetapi jika digabungkan menurut
deret secara spesifik dapat menghasifkan
aktivitas katalitik yang demikian ampuh
3.Mengapa jumlah enzim terlalu bervariasi, dan
jumlahnya terlalu banyak.
4. Peristiwa apa saja yang ada dalam makluk hidup

7
Jumlah Enim yang digunakan
Penggunaan:

8
Enzim Memperlihatkan Semua Sifat-sifat Protein
 Semua enzim murni yang telah diamati sampai saat ini
adalah protein; dan aktivitas kata-litiknya bergan tung
pada integritas strukturnya sebagai protein.
 Sebagai contoh,
3. Strukturnya utama protein
enzim dibutuhkan untuk akti­
vitasnya.
4.Diubah bentuk lipatannya
Akan menghilangkan aktivitas

5. Rantai protein yang khas dari enzim utuh terpengaruh oleh


panas, pH yang jauh menyimpang dari keadaan normal,
senyawa perusak lainnya. akan menghilangkan aktivitas
Jadi, struktur primer, sekunder, dan tertier protein enzim
penting bagi aktivitas katalitiknya.
9
10
Kelengkapan enzim

11
Mungkin juga kofaktor suatu molekul organik
kompleks yang disebut koenzim (Tabel berikut`)
 
Unsur jenis enzim

Fe 2+dan Fe3+ Oksidase sitokrom, Katalase, peroksidase


Cu2+ Oksidase sitokrom
Zn2+ Polimerase DNA,
Mg2+ Anhidrase karbonik Dehidrogenase alkohol
Mn2+ Heksokinase, 6-Fosfatase glukosa
K+ Arginase
Ni2+ Kinase piruvat, (juga Mg2+),Urease
Mo Reduktase nitrat
Se Peroksidae glutation
 

12
 Dalam slide 10, ditunjukkan beberapa senyawa organik yang
menjadi koenzim, dan bestruktur bervariasi tergantung gugus
dan aktivitas seperti halnya koenzim dari logam.

Koenzim dan ion logam bersifat stabil sewaktu


pemanasan, sedangkan bagian protein enzim, yang disebut
apoenzim, ter- denaturasi oleh pemanasan,
Koenzim yang spesifik (slide 13). mempunyai kemampuan
untuk membwa atom atau gugus tertentu.
Gugus yang dipindahkan seperti terlihat dalam slide 13,
harus ada penerimanya.
Pemidahan gugus tersebut disebut transfer, maka enzim ini
tergolong transferase

13
Tabel Koenzim sebagai pembawa
 sementara atom/gugus funsional

Koenzim Senyawa yang dipindahkan


Tiamin pirofosfat Aldehida
Flavin adenin dinukleotida Atom hidrogen
 
Nikotinamid adenin dinukleotida Ion hidrida (H+)
Koenzim A Gugus Asil
Piridoksalfosfat Gugus Amino
5’Deoksiadenilsianokobaltamin Atom H dan gugus alkil
Biositin CO2
Tetrahidrofolat Gugus satu karbon lainnya.

14
Enzim Digolongkan Berdasarkan Reaksi
yang Dikatalisis

Banyak enzim yang telah dinamakan
dengan menambahkan akhiran —ase— kepada
nama substratnya. Jadi, urease mengkata lisis
hidrolisis urea, dan arginase mengkatalisis
hidrolisis arginin.
 Tetapi, banyak enzim yang telah dinamakan
dengan tidak menerangkan substratnya, seperti,
pepsin dan tripsin.

 Pada "kenyataannya satu enzim yang sama


dikenal dengan dua atau lebih nama, atau bahwa
dua enzim yang berbeda telah diberikan nama
yang sama. sering masih kabur, juga dengan terus
meningkatnya jumlah enzim yang baru
ditemukan,
15
Dasar penemuan dan penggolongan enzim secara
sistematis telah dikemukakan oleh persetujuan
internasional.
Sistem ini menggolongkan enzim ke dalam enam
kelas utama, masing-masing dengan subkelas,
berdasarkan atas jenis reaksi yang dikatalisis
Tiap-tiap enzim ditetapkan ke dalam empat
tingkat nomor kelas dan diberikan suatu nama
sistematik,yang mengidentifikasi reaksi yang
dikatalisis. Contohnya adalah penamaan enzim
yang mengkatalisis reaksi:
ATP + D-Glukosa —ADP +D-Glukose 6-Fosfat.
16
 Enzim yang berpengaruh pada reaksi tersebut
dianamakan fosfotransferase ATP glukosa,
 Artinya enzim ini mengkatalisa pemindahan
gugus fosfat dari ATP ke glukosa. Enzim
seperti ini digolongkan menjadi 2, dengan nomer
klsifikasi 2.7.1.1;
 Angka 2 menunjukkan kode golongan
transferase, bilangan (7)=fosfotransferase,
bilangan (1) ke tiga adalah golongan
transferase ke gugus OH sebagai penerima,
bilangan (1), ke empat D-glukosa sebagai
penerima. Atau senyawa yang punya gugus
OH
17
Pengkodean Enzim secara Internasional
Kode Aktivitas 1. Oxida Gugus
reduktase(redoks)
1.1 Aktif pada guguasan CH-OH
1.2 Aktif pada guguasan -C=O
1.3 Aktif pada guguasan -C=CH-
1.4 Aktif pada guguasan -CH-NH
1.5 Aktif pada guguasan –CH-NH*
1.6 Aktif pada guguasan NADH; ADPH
2. TRANFERASE TRANFERASE
(Gg/fungsional)
2.1 Gg. Karbonat 2.4 Gg.glikosil
2.2 Gg. Keton/aldehid 2.5 . Gg. fosfat
2.3 Gg. Asil` 2.6 Gg. dengan S'

18
Table Lanjutan
Kod 3.Hidrolase(hidroli Kod 4.Liase
pembetukan
e sis e ikatan rangkap)
3.1 Gg. ester 4.1 Gg -C=C-
3.2 Gg. ikatan glikosidik 4,2 Gg. C=O
3.3 Gg. ikatan peptida 4.3 Gg. C=N-
3.4 Gg ikatan C-N lain
3.5 Gg anhidrid asam
5.Isomerase( rasem 6.Ligase
Pembentukan
asi) ikatan
5.1 Rasemerasasi atau 6.1 Ikatan C-O,
5.2 epimeri 6.2 Ikatan C-N
5.3 Cis-trans isomerase 6.3 Ikatan C-C
Aldosa jadi ketosa
19
KINETIKA ENZIM Bag. I
Kinetika enzim Penting untuk :
 Memahami fungsi katalitik
 Memahami fenomena biologik, pengaruh suhu, pH dll.
 Prosudur pemurnian enzim

Berdasar pada aktivitasnya.


1 IU, enzim yang dapat menguraikan senyawa/
substrat micromol P/menit
Pada enzim tertentu :
1 IU, perobahan kepekatan pada 340 nm
sebesar 0,001 per menit
Kecepatan reaksi :
jumlah substrat yg diubah per satuan waktu
20
jumlah produk yg terbentuk per satuan waktu
Pengaruh Enzim pada kecepatan reaksi kimia
Enzim maupun katalisator dapat menurunkan
energi aktivasi, sehingga dapat menaikkan kecepatan
reaksi.
Tiap molekul mempunyai energi tertentu, yang bila
digambarkan perubahan energinya berbentuk bel.
Bila suatu reaksi kimia A menjadi P, terjadi maka A
pada suatu bagian mempunyai energi lebih
banyak, sehingga dapat mencapai energi yang
diperlukan untuk reaksi
 Terlihat dalam gambar beda tenaga yang diperlukan
antara reaksi tanpa enzim dan reaksi dengan enzim

21
Perubahan energi

22
kead. transisi

G tanpa katalisator
E. level Ea
dgn katalisator inorg
E. bebas
Ea'
dgn enzim

Ea''
kead. awal G = Perubahan
E. bebas

kead. akhir

Perjalanan
reaksi

23
Bila energi itu cukup, maka dinamakan tahap transisi
energi aktivasi. Terdapat dua cara umum dalam
meningkatkan kecepatan reaksi kimia.
Pertama adalah meningkatkan suhu, yang
mempercepat gerak termal molekul, dan mening ­
katkan bagian (fraksi) molekul yang memiliki energi
dalam, dengan jumlah yang cukup untuk memasuki
keadaan transisi.
 Biasanya, kecepatan reaksi kimia meningkat
sampai kira-kira dua kali dengan kenaikan suhu
10°C.
Kedua adalah dengan menambahkan katalisator.
Katalisator ini mempercepat reaksi kimia dengan
menurunkan batas penghalang energi.

24
 Molekul ini, ditunjukkan oleh C, yang memiliki energi
aktivasi yang lebih rendah bergabung dengan
pereaksi A secara sementara, menghasilkan senyawa
atau komplek baru CA, yang keadaan transisi
keadaan transisi energi lebih tinggi A pada reaksi yang
tidak dikatalisa.
 C + A  CA  P(produk) + A.

 Katalisator A menurunkan energi aktivasi, dalam


reaksi-reaksi kimia.
 Analogi dengan hal tersebut enzim membuktikan
dapat berlaku sebagai katalisator, yang dapat
bergabung dengan substratnya selama siklus
katalitik.
 Persamaan yang terjadi : S + E  ES
ESP + E
25
Pengaruh substrat terhadap enzim
Pengaruh berbagai konsentrasi substrat terhadap
kecepatan reaksi awal jika konsentrasi enzim dijaga
konstan.
 Pada konsentrasi substrat yang amat rendah, kecepatan
reaksipun amat rendah, tetapi, kecepatan ini akan
meningkat dengan meningkatnya konsentrasi substrat.
Jika diuji pengaruh konsentrasi substrat yang terus
meningkat setiap saat, dan diukur kecepatan awal reaksi
yang dikatalisis ini, ditemukan bahwa kecepatan ini
meningkat dengan nilai yang semakin kecil.
 Pada akhirnya, akan tercapai titik batas, dan setelah
titik ini dilampaui, kecepatan reaksi lanya akan
meningkat sedemikian kecil dengan bertambahnya
konsentrasi substrat

26
Kurva aktivitas enzim

27
 Reaksi akan mendekati puncak, tetapi, tidak akan pernah
mencapai garis maksimum.
 Pada batas ini, yang disebut kecepatan maksimum (v ),
maks
enzim menjadi jenuh oleh substratnya, dan tidak dapat berfungsi
lebih cepat.
 Pengaruh kejenuhan terjadi hampir pada semua enzim. maka
disim pulkan, oleh Victor Henri pada tahun 1903.
 Enzim bergabung dengan nolekul substrat, untuk
membentuk suatu kompleks enzim substrat, sebagai tahap
yang harus dilalui dalam katalisis oleh enzim.
 Kajian diperluas menjadi suatu teori umum kerja enzim,
terutarma oleh Leonor Michaelis dan Maud Menten pada
tahun 1913. dikemukakan bahwa enzim E pertama-tama
bergabung dengan substratnya S dalam reaksi dapat balik,
membentuk kompleks enzim-substrat ES. Reaksi ini
berlangsung relatif cepat.
28
 E + S  ES
 Kompleks ES lalu terurai dalam reaksi dapat balik kedua,
yang lebih lambat, menghasilkan produk reaksi P dan enzim
bebas E
 ES  P +E
 karena reaksi kedua merupakan tahap yang membatasi
kecepatan, kecepatan keseluruhan aksi enzimatik harus
seimbang dengan konsentrasi komplek enzim-substrat ES.
 E + S  ES
 Pada setiap saat di dalam reaksi enzimatik, enzim
terdapat dalam dua bentuk, bentuk bebas atau bentuk-terikat,
dan bentuk terikat ES. Kecepatan reaksi katalitik ini jelaslah
menjadi maksimum jika semua enzim terdapat sebagai
kompleks ES dan konsentrasi enzim E menjadi
sangat kecil.
29
 Keadaan ini akan tetcapai pada konsentrasi substrat tinggi,
karena menurut hukum aksi-massa, kesetimbangan reaksi
pertama akan digeser ke kanan bila ditingkatkan
konsentrasi S
 Maka kita meningkatkan S sampai ke batas yang cukup
tinggi, dapat dikatakan semua enzim bebas E akan terubah
menjadi bentuk ES.
 Pada reaksi yang kedua dalam siklus katalitik ini, kompleks
ES terus-menerus, dan dengan cepat terurai, menghasilkan
produk P dan enzim bebas E.
 Tetapi, jika konsentrasi S cukup tinggi, enzim bebas E
segera akan ber-ikatan dengan molekul S yang lain. Pada
keadaan ini, tercapai suatu keadaan imbang, dengan
enzim yang senantiasa jenuh oleh substratnya.

30
Terdapat Hubungan Kuantitatif di antara
Konsentrasi Substrat dan Kecepatan Reaksi
Enzimatik
 Slide 26, memperlihatkan hubungan di antara konsentrasi
substrat dan kecepatan reaksi enzimatik.
 Untuk menyatakan berapa konsentrasi substrat yang diperlukan
untuk mencapai keceptan tertentu (1/2Vmaks,) terlihat kecepatan
reaksi yang semakin mende-kati kecepatan maksimum Vmaks.
 Kurva seperti diatas memiliki bentuk umum yang sama bagi
hampir semua enzim (berbentuk hiperbola), Michaelis dan
Menten mendeflnisikan suatu tetapan, yang sekarang
dinyatakan sebagai KM.
 Tetapan ini bermanfaat dalam menyatakan hubungan yang
tepat di antara konsentrasi substrat dan kecepatan reaksi
enzimatik pada KM,

31
 Tetapan Km atau Michaelis-Menten, dapat didefinisikan secara
sederhana sebagai konsentrasi substrat tertentu pada saat
enzim mencapai setengah kecepatan maksimumnya (side 24).
 Bentuk kurva kejenuhan substrat yang khas bagi suatu enzim
(slide 24) dapat di­nyatakan secara matematik oleh persamaan
Michaelis-Menten

 dengan V = kecepatan awal pada konsentrasi substrat [S]


0
 Vmaks = kecepatan maksimum
 KM = tetapan Michaelis-Menten enzim bagi substrat tertentu
 
 

32
Persamaan ini, yang diturunkan oleh Michaelis dan
Menten, berawal dari hipotesis dasar:
Bahwa tahap pembatas kecepatan di dalam
reaksi enzimatik adalah tahap penguraian
kompleks ES, menjadi produk dan enzim bebas.
Persamaan Michaelis-Menten merupakan dasar bagi
semua aspek kinetika kerja enzim. Jika diketahui KM
dan Vmaks akan dapat dihitung kecepatan reaksi suatu
enzim pada setiap konsentrasi substrat
 Hampir semua reaksi enzimatik, termasuk reaksi
dengan dua atau lebih substrat (lihat penjelasan
berikutnya), dapat dianalisa secara kuantitatif
dengan teori Michaelis-Menten

33
Terbukti dengan kuat bahwa enzim mengkatalisis reaksi
dengan menggabungkan substratnya dalam waktu
sementara, sehingga dapat menurunkan energi aktivasi
keseluruhan reaksi.
Pembentukan kompleks enzim-substrat seringkali dapat
dideteksi secara langsung dengan metoda fisiko-kimia, yaitu,
melalui perubahan spektrum absorbsi enzim tersebut,
yang bersifat khas, ketika substrat ditambahkan.
 Maka tiap Enzim mempunyai harga KM bagi substrat
tertentu Kunci persamaan Michaels-Menten adalah KM,
yang khas untuk tiap substrat dan enzim, pada kondisis pH
tertentu.
Untuk menentukan digunakan grafik sederhana (slide 24).
Dari beberapa percobaan ditemukan tetapan KM seperti
tabel berikut

34
M

Enzim Substrat KM
Katalase H2O2 25
Heksokinase ATP, 0,4
  D-Glukose, 0,05
  D-Fruktose, 1,5
Anhidrase karbonat HCO3- 9
Kimotrepsin Glisiltiosinamida 108
  N-Benzoiltirosinamida 2,5
Beta-Galaktosidase D-laktose 4,0

Dehidratase trionin L-Ttreonin 5,0
 

35
Beberapa contoh reaksi
1.R-HC=O (Aldehid) + oksidase — R-COOH (karboksilat)

Aldehid + reduktase — R-CH2OH (alkohol)


2. Asetil-SKoA + Kolin — Asetilkolin + Ko ASH
(transferase)
CH3COO-SKoA + N(CH3)3-CH2CH2-OH —
N(CH3)3 –CH2CH2-O=CO-CH3
3. Asetilkolin +Hidrolase — kolin + Asetat
N(CH3)3-CH2CH2O-CO-CH3 — N(CH3)3OH + CH3COOH
4. Ketosa fosfat +liase — Dihidroksi aseto-fosfat + aldehid
5. L-Alanin + Alanin rasemerase — D –alanin
COOH COOH
`H- C-NH2 — H2N-C-H
CH3 CH3
36
Contoh beberapa enzim dan hasil reaksi
Nama
 umum Nama sis tematik Reaksi
Transaminase Glutamat, piruvat Glutamat + piruvat 
amino transferase ketoglutarat + alanine

Heksolinase ATP-Heksofosfo ATP+glukosa,  glukosa


transferase 6PO4 + ADP

Sintetase Suksinat tiokinase GTP+Suksinat +KoASH


   GDP +Pi + SuksinalS-
KoA
 

37
Beberapa enzim pencernaan
Enzim Ditemukan Substrat Produk
Amilase Ludah/ Pati, Oligosakarida
mulut glikogen Maltose, sukrose
pankreas
Disakaridase Intestin (disakarida)
Maltase Maltose 2 Glukose
Sukrase Sukrose Glukose, fruktose
Laktase Laktose Glukose, galaktose
Trehalase Trehalose Glukose
Tripsin Pankreas Protein Polipeptida
Trepsinogen- Proteosa
pengaruh Pepton
enterokinase
Khemotripsinkhi Pankreas Protein Polipeptida
motrepsin Proteosa Dipeptida
38 Pepton
Lanjutan

Prokarboksipepti Pankreas Polipeptida pada Peptida rendah


dase Tripsin jung karboksil As.Amino
karboksipepti bebas
dase
Amino peptidase Intestin Polipeptida(ujung) Peptidah rendah
Asam amino
Dipeptidase Intestin Dipeptida As. Amino
Lipase Pankreas Trigliserida As. Lemak
digliserida
Fosfolipase Pankreas Fosfolipid As. Lemak dan
lisofosfolipid
Esterkoleosteril Pankreas EsterKoleosteril Koleosterol dan
hidrolase as.lemak
Fosfatase Intestin Fosfat organik Fosfat bebas

39
Lanjutan
RN-ase Pankreas RNA Nukleotida
DN- ase DNA
Isomaltase Intestin 1,6 -gikosida Glukosida

Polinukleotida Intestin Asam nukleat Nukleotida


se
Nukleosidase Intestin Nukleotida Pi dan
pentosafosfat
Pepsin Lambung Protein Polipetida
As.Amino.
 Catatan: semua contoh enzim tersebut termasuk enzim
hidrolase.

40
(as. Piruvat) (Glutamat).
CH3CO-COOH +HOOC(CH2)2CH(NH2)-COOH
HOOC(CH2)2CH(O)COOH + CH3C-(NH2)-COOH
Alfa ketoglutamat Alanin

`
HOOC-(CH2)2-COOH+KoASH HOOC(CH2)COSKoA

HOOC-(CH2)2-COSH

41
Enzim Mempunyai pH Optimum pada
Aktivitasnya
Aktivitas enzim yang maksimal diperlukan kondisi lingkungan
yang memadai ialah pH, Pada kondisi pH tertentu untuk
suatu enzim akan mampu sebagai pemberi atau
penerima proton yang penting pada sisi katalitik enzim
berada dalam tingkat inisasi yang diinginkan
 
 


42
 Profil aktivitas pH dari dua enzim. Kurva tersebut
disusun dan pengukuran kecepatan awal ketika
reaksi dilakukan di dalam buffer dengan berbagai
pH.
(a)Profil aktivitas pH dari pepsin yang
menghidrolisa ikatan peptida tertentu pada protein
selama pencernaan di dalam lambung pH cairan
lambung berada di antara 1 dan 2.
(b) Profil aktivitas pH 6-fosfatase glukosa, pada
sel hati, yang menyebabkan pelepasan glukosa ke
dalam darah. pH normal sitosol sel hati kira-kira
7,2.
43
Data pH optimal aktivitas` enzim

Enzim pH Enzim pH

Pepsin 1,5 Arginase 9,7


Tripsin 7,7 Fumarase 7,8
Katalase 7,6 Ribonuklease 7,8
 
Dari data diatas . Uji kuantitatif aktivitas enzim
(a). Dan (b), slide (1)mengambarkan bagian linier
dari aktivitas enzim, semula kecepatan awalnya 2,5
mikro mol/menit yang mengandung 5,8 mol unit
aktivitas enzim (lihat slide berikut)

44
Contoh kurva

45
Enzim Dapat Diuji Secara Kuantitatif
 Jumlah enzim di dalam larutan atau ekstrak jaringan
tertentu dapat diuji secara kuantitatif dalam hal pengaruh
katalitik yang dihasilkannya.
 Maka perlu diketahui (1) persamaan keseluruhan reaksi yang
dikatalisis, (2) suatu prosedur analisis untuk menentukan
menghilangnya substrat atau, munculnya produk reaksi.
 (3) Apakah enzim memerlukan kofaktor seperti ion logam atau
koenzim, (4) ketergantungan aktivitas enzim kepada konsentrasi
substrat, yaitu KM bagi substrat, (5) pH optimum, dan (6)
daerah suhu agar enzim dalam keadaan stabil dan memiliki
aktivitas tinggi.
Biasanya, enzim diuji pada pH optimum, suhu biasanya dalam
kisaran 25 sampai 38°C, dan dengan konsentrasi substrat yang
mendekati jenuh. Pada keadaan ini, kecepatan reaksi awal
sebanding dengan konsentrasi enzim, sedikitnya pada kisaran
konsentrasi enzim tertentu

46
 Persetujuan intemasional, 1 unit enzim ialah enzim yang
nenyebabkan pengubahan 1,0 mikromol ( 1 mol =10-6mol
substrat per menit pada suhu 25o C).

 Pengukuran optimal. adalah jumlah unit enzim per milligram


protein.
 Aktivitas spesifik adalah suatu ukuran kemurnian enzim:
nilainya meningkat selama pemurnian suatu enzim dan makin
menjadi murni.

 Bilangan putaran suatu enzim adalah jumlah molekul


substrat yang terubah per satuan waktu oleh satu molekul
enzim(atau oleh satu sisi katalitik).
 Jika konsentrasi enzim sendiri merupakan faktor pembatas
kecepatan reaksi maksimum, dan dianggap tetap (konstan) jika
enzim sudah berada pada keadaan kecepatan reaksi optimal.
(Tabel berikut)
 
47
Tabel Bilangan putaran Beberapa enzim
(molukul yang terubah permenit)
Pada suhu percobaan 20o C

Enzim Kecepatan
Anhidrase Karbonat  36.000.000
Beta-Amilase 1.100.000
Beta-Galaktosidase 12.500
` Fosfoglukomutase 1.240
 
Enzim anhidrase karbonat adalah enzim penting yang ditemukan
pada konsentrasi tinggi di dalam sel darah merah. Enzim ini
merupakan salah satu enzim yang paling aktif, dengan
bilangan putaran 36,000.000 per menit per molekul enzim.  

48
Anhidrase karbonat mengkatalisis hidrokarbonat yang
bolak-balik karbon dioksida terlarut, untuk memben
tuk asam
 CO2 + H2O H2CO3
Hidrasi CO2 di dalam sel darah merah merupakan
tahap penting di dalam transport CO2 dari jaringan
tempat molekul ini terbentuk, menuju paru-paru.
Tempat pembebasan dan pengeluarannya, tannpa
adanya enzim berjalan dengan kecepatan lambat.
Bila aktivitas enzim lambat terbentuknya asam
karbonat akan lambat, padahal asam ini penting
untuk mengatur pH darah.
49
Enzim Memperlihatkan Spesifisitas Terhadap
Substrat
Beberapa enzim memiliki spesifisitas yang hampir absolut
bagi substrat tertentu, dan tidak akan bekerja bahkan, terhadap
molekul yang amat serupa.
 Contoh yang baik adalah enzim aspartase, yang ditemukan
di dalam banyak tumbuhan dan bakteri
Aspartase mengkatalisis penambahan amonia kepada
ikatan ganda asam fumarat membentuk L-aspartat secara
bolak-balik (Slide 11)
Akan tetapi, aspartase tidak menyebabkan terjadinya
penambah­an amonia terhadap asam tidak jenuh lainnya
 Aspartase juga memiliki sifat optik yang kaku dan
spesifisitas geometrik; enzim ini tidak akan bekerja terhadap
D-aspartat, (membebaskan amonia) dan tidak akan
menambahkan amonia kepada maleat, yaitu, isomer
geometrik cis dari fumarat.

50
(Aspartase tak berinteraksi dengan Cis fumarat)
 Reaksi diatas menunjukkan pengaruh enzim terhadap
senyawa kimia yang khas.
Kelompok ekstrim lain, dijumpai enzim-enzim
dengan spesifisitas yang relatif luas, dan bekerja
pada berbagai senyawa yang memiliki ciri
struktural yang sama.

51
Sebagai contoh, khimotripsin mengkatalisis hidro lisis berbagai
peptida atau polipeptida, tetapi hanya memotong ikatan peptida
dengan gugus karbonil yang berasal dari fenilalanin, tirosin, atau
triptofan isoleusin.
Kemungkinan molekul substrat sintetik yang berbeda-beda telah
memperlihatkan bahwa khimo tripsin dapat juga menguraikan
amida sederhana selain ikatan ester.

Mengapa enzim hanya bekerja pada senyawa kelompok fenil, karena


gugus pengarah yang cocok adalah gugus benzin atau hidrokdi
benzin pada tirosin dan iso leusin. (gambar berikut)

52
 Contoh gambar

Penelitian terhadap spesifisitas enzim menunjukkan bahwa


molekul substrat harus memiliki dua ciri struktural yang jelas:
(1) Ikatan kimiawi spesifik yang dapat diserang oleh enzim
dan
(2) Biasanya beberapa gugus fungsional lainnya, yaitu gugus
pengikat,(atau pengarah) yang ber­ikatan dengan enzim dan
mengarahkan molekul substrat dengan tepat pada sisi aktif
sehingga ikatan yang rapuh tapi tepat terletak pada posisi yang
berikatan dengan gugus katalitik enzim.
53
Contoh yang agak berbeda adalah fosfatase dalam
usus, yang mengkatalisis hidrolisis berbagai ester
asam fosfat yang berbeda, tetapi pada kecepatan yang
agak bervariasi.
Penelitian mengenai spesifisitas substrat enzim telah
membawa kita kepada konsep hubungan "gembok
dan kunci" yang saling berpasangan, di antara
molekul substrat dan suatu daerah spesifik pada
permukaan molekul enzim,
Daerah itu dinamakan sisi aktif atau sisi katalitiknya,
tempat enzim berikatan dengan substrat pada saat
terjadi reaksi katalitik

54
molekul asetilkolin Gugus R
esterase
CH­2
OH

(asetilkolin)
Diisopropil flourofosfat
H2O +asetilkolin esterase
esterase
HF
  Asetilkolin esterase CH3COOH + HO-CH2CH2-N-(CH3)3
CH3 asetat kolin
O flourofosfat dengan
(CH3)2CH-P-O-CH(CH3)2 hasil ester diisopropilesterase
 

55
Enzim dapat dihambat oleh senyawa kimia
spesifik
 Enzim asetilkolin esterase yang dapat mengu raikan
asetilkolin menjadi asetat dan kolin dapat dihambat oleh
diisopropilflourofosfat atau DFP (slide 3). Dan penghambatan
tidak bersifat reversibel tetapi irreversibel.

Asetilkolin setelah memancarkan impuls pertama harus


dihidrolisis oleh asetilkolinesterase pada sambungan sel
syaraf.
 Produk aktivitas ini, adalah asetat dan kolin (slide 54) dan
tidak memiliki aktivitas transmiter. Penghambat DFP tak
dapat balik amat reaktif dan bereaksi dengan gugus hidroksil
dari residu serin esensial pada sisi aktif asetilkolinesterase,
untuk membentuk turunan yang tidak aktif lagi untuk
mengkatalisis.

56
  Sekali turunan ini telah terbentuk, molekul enzim tidak
lagi dapat berfungsi. Hewan yang menerima DFP, yang
merupakan salah satu gas syaraf yang pertamakali ditemukan,
menjadi lemas, tidak dapat lagi melaksa nakan fungsi bagian-
bagian tertentu.
 Impuls syaraf tidak lagi dapat ditransmisikan secara normal.
Tetapi, terdapat manfaat lain dari DFP. Senyawa itu
menyebabkan berkembang-nya malation dan insektisida
lain yang relatif tidak beracun bagi manusia dan hewan.
Malation menjadi tidak aktif dengan sendirinya, dan
diuraikan oleh hewan tinggi, menjadi produk yang dianggap
tidak membahayakan hewan tersebut, tetapi, senyawa ini
diubah oleh enzim-enzim pada insekta, menjadi penghambat
aktif asetilkolin- esterase insekta tersebut.
57
DFP telah ditemukan menghambat semua jenis enzim, yang
mampu mengkatalisis hidrolisis ikatan peptida atau ester.
Golongan ini tidak hanya mencakup asetil- kolinester- ase,
tetapi juga tripsin, khimotripsin, elastase, fosfogluko
mutase dan kokoonase suatu enzim yang dihasilkan oleh
larva ulat sutra untuk menghidrolisis serat-serat sutra
kepompong, dan menyebabkan larva dapat dibebaskan.
Semua enzim yang dihambat oleh DFP memiliki residu serin
esensial pada sisi aktifnya, yang berparti sipasi dalam
aktivitas katalitik
Senyawa penghambat tak dapat balik lainnya dari beberapa
enzim adalah iodoasetilamida yang dapat bereaksi dengan
gugus sulfhidril (-SH) dari residu sistein esensial atau
dengan gugus imidazol dari residu histidin esensial.

58

Anda mungkin juga menyukai