1
Enzim
2
Sejarah Penelitian Enzim
Ditemukan di dalam Tahun 1850, Louis Pasteur
sistem biologi awal menyimpulkan bahwa
tahun 1800 dari fermentasi gula menjadi
alkohol dikatalisis oleh
penelitian
"fermen.“.
a. Pencernaan daging Dinamakan enzim ("di dalam
oleh sekresi lambung ragi") tidak dapat dipisahkan
b. Perubahan pati dari struktur sel ragi hidup,
Enzim urease, dari ekstrak
menjadi gula oleh air kacang oleh James Sumner,
liur menemukan bahwa kristal
urease terdiri
c. Dalam berbagai keseluruhannya dari
ekstrak tumbuhan. protein
3
Semua enzim Katanya enzim adalah
adalah protein. senyawa dengan BM
Ditentang keras oleh rendah protein yang
biokimiawan ditemukan pada kristal
Jerman Richard urease hanyalah suatu
Willstatter pencemar
6
Banyak pertanyaan
1,Mengapa molekul enzim demikian besar
dibanding kan dengan struktur substratnya?
2.Bagaimanakah asam amino yang dalam
keadaan sendiri-sendiri tidak dapat mempercepat
reaksi kimia, tetapi jika digabungkan menurut
deret secara spesifik dapat menghasifkan
aktivitas katalitik yang demikian ampuh
3.Mengapa jumlah enzim terlalu bervariasi, dan
jumlahnya terlalu banyak.
4. Peristiwa apa saja yang ada dalam makluk hidup
7
Jumlah Enim yang digunakan
Penggunaan:
8
Enzim Memperlihatkan Semua Sifat-sifat Protein
Semua enzim murni yang telah diamati sampai saat ini
adalah protein; dan aktivitas kata-litiknya bergan tung
pada integritas strukturnya sebagai protein.
Sebagai contoh,
3. Strukturnya utama protein
enzim dibutuhkan untuk akti
vitasnya.
4.Diubah bentuk lipatannya
Akan menghilangkan aktivitas
11
Mungkin juga kofaktor suatu molekul organik
kompleks yang disebut koenzim (Tabel berikut`)
Unsur jenis enzim
12
Dalam slide 10, ditunjukkan beberapa senyawa organik yang
menjadi koenzim, dan bestruktur bervariasi tergantung gugus
dan aktivitas seperti halnya koenzim dari logam.
13
Tabel Koenzim sebagai pembawa
sementara atom/gugus funsional
14
Enzim Digolongkan Berdasarkan Reaksi
yang Dikatalisis
Banyak enzim yang telah dinamakan
dengan menambahkan akhiran —ase— kepada
nama substratnya. Jadi, urease mengkata lisis
hidrolisis urea, dan arginase mengkatalisis
hidrolisis arginin.
Tetapi, banyak enzim yang telah dinamakan
dengan tidak menerangkan substratnya, seperti,
pepsin dan tripsin.
18
Table Lanjutan
Kod 3.Hidrolase(hidroli Kod 4.Liase
pembetukan
e sis e ikatan rangkap)
3.1 Gg. ester 4.1 Gg -C=C-
3.2 Gg. ikatan glikosidik 4,2 Gg. C=O
3.3 Gg. ikatan peptida 4.3 Gg. C=N-
3.4 Gg ikatan C-N lain
3.5 Gg anhidrid asam
5.Isomerase( rasem 6.Ligase
Pembentukan
asi) ikatan
5.1 Rasemerasasi atau 6.1 Ikatan C-O,
5.2 epimeri 6.2 Ikatan C-N
5.3 Cis-trans isomerase 6.3 Ikatan C-C
Aldosa jadi ketosa
19
KINETIKA ENZIM Bag. I
Kinetika enzim Penting untuk :
Memahami fungsi katalitik
Memahami fenomena biologik, pengaruh suhu, pH dll.
Prosudur pemurnian enzim
21
Perubahan energi
22
kead. transisi
G tanpa katalisator
E. level Ea
dgn katalisator inorg
E. bebas
Ea'
dgn enzim
Ea''
kead. awal G = Perubahan
E. bebas
kead. akhir
Perjalanan
reaksi
23
Bila energi itu cukup, maka dinamakan tahap transisi
energi aktivasi. Terdapat dua cara umum dalam
meningkatkan kecepatan reaksi kimia.
Pertama adalah meningkatkan suhu, yang
mempercepat gerak termal molekul, dan mening
katkan bagian (fraksi) molekul yang memiliki energi
dalam, dengan jumlah yang cukup untuk memasuki
keadaan transisi.
Biasanya, kecepatan reaksi kimia meningkat
sampai kira-kira dua kali dengan kenaikan suhu
10°C.
Kedua adalah dengan menambahkan katalisator.
Katalisator ini mempercepat reaksi kimia dengan
menurunkan batas penghalang energi.
24
Molekul ini, ditunjukkan oleh C, yang memiliki energi
aktivasi yang lebih rendah bergabung dengan
pereaksi A secara sementara, menghasilkan senyawa
atau komplek baru CA, yang keadaan transisi
keadaan transisi energi lebih tinggi A pada reaksi yang
tidak dikatalisa.
C + A CA P(produk) + A.
26
Kurva aktivitas enzim
27
Reaksi akan mendekati puncak, tetapi, tidak akan pernah
mencapai garis maksimum.
Pada batas ini, yang disebut kecepatan maksimum (v ),
maks
enzim menjadi jenuh oleh substratnya, dan tidak dapat berfungsi
lebih cepat.
Pengaruh kejenuhan terjadi hampir pada semua enzim. maka
disim pulkan, oleh Victor Henri pada tahun 1903.
Enzim bergabung dengan nolekul substrat, untuk
membentuk suatu kompleks enzim substrat, sebagai tahap
yang harus dilalui dalam katalisis oleh enzim.
Kajian diperluas menjadi suatu teori umum kerja enzim,
terutarma oleh Leonor Michaelis dan Maud Menten pada
tahun 1913. dikemukakan bahwa enzim E pertama-tama
bergabung dengan substratnya S dalam reaksi dapat balik,
membentuk kompleks enzim-substrat ES. Reaksi ini
berlangsung relatif cepat.
28
E + S ES
Kompleks ES lalu terurai dalam reaksi dapat balik kedua,
yang lebih lambat, menghasilkan produk reaksi P dan enzim
bebas E
ES P +E
karena reaksi kedua merupakan tahap yang membatasi
kecepatan, kecepatan keseluruhan aksi enzimatik harus
seimbang dengan konsentrasi komplek enzim-substrat ES.
E + S ES
Pada setiap saat di dalam reaksi enzimatik, enzim
terdapat dalam dua bentuk, bentuk bebas atau bentuk-terikat,
dan bentuk terikat ES. Kecepatan reaksi katalitik ini jelaslah
menjadi maksimum jika semua enzim terdapat sebagai
kompleks ES dan konsentrasi enzim E menjadi
sangat kecil.
29
Keadaan ini akan tetcapai pada konsentrasi substrat tinggi,
karena menurut hukum aksi-massa, kesetimbangan reaksi
pertama akan digeser ke kanan bila ditingkatkan
konsentrasi S
Maka kita meningkatkan S sampai ke batas yang cukup
tinggi, dapat dikatakan semua enzim bebas E akan terubah
menjadi bentuk ES.
Pada reaksi yang kedua dalam siklus katalitik ini, kompleks
ES terus-menerus, dan dengan cepat terurai, menghasilkan
produk P dan enzim bebas E.
Tetapi, jika konsentrasi S cukup tinggi, enzim bebas E
segera akan ber-ikatan dengan molekul S yang lain. Pada
keadaan ini, tercapai suatu keadaan imbang, dengan
enzim yang senantiasa jenuh oleh substratnya.
30
Terdapat Hubungan Kuantitatif di antara
Konsentrasi Substrat dan Kecepatan Reaksi
Enzimatik
Slide 26, memperlihatkan hubungan di antara konsentrasi
substrat dan kecepatan reaksi enzimatik.
Untuk menyatakan berapa konsentrasi substrat yang diperlukan
untuk mencapai keceptan tertentu (1/2Vmaks,) terlihat kecepatan
reaksi yang semakin mende-kati kecepatan maksimum Vmaks.
Kurva seperti diatas memiliki bentuk umum yang sama bagi
hampir semua enzim (berbentuk hiperbola), Michaelis dan
Menten mendeflnisikan suatu tetapan, yang sekarang
dinyatakan sebagai KM.
Tetapan ini bermanfaat dalam menyatakan hubungan yang
tepat di antara konsentrasi substrat dan kecepatan reaksi
enzimatik pada KM,
31
Tetapan Km atau Michaelis-Menten, dapat didefinisikan secara
sederhana sebagai konsentrasi substrat tertentu pada saat
enzim mencapai setengah kecepatan maksimumnya (side 24).
Bentuk kurva kejenuhan substrat yang khas bagi suatu enzim
(slide 24) dapat dinyatakan secara matematik oleh persamaan
Michaelis-Menten
32
Persamaan ini, yang diturunkan oleh Michaelis dan
Menten, berawal dari hipotesis dasar:
Bahwa tahap pembatas kecepatan di dalam
reaksi enzimatik adalah tahap penguraian
kompleks ES, menjadi produk dan enzim bebas.
Persamaan Michaelis-Menten merupakan dasar bagi
semua aspek kinetika kerja enzim. Jika diketahui KM
dan Vmaks akan dapat dihitung kecepatan reaksi suatu
enzim pada setiap konsentrasi substrat
Hampir semua reaksi enzimatik, termasuk reaksi
dengan dua atau lebih substrat (lihat penjelasan
berikutnya), dapat dianalisa secara kuantitatif
dengan teori Michaelis-Menten
33
Terbukti dengan kuat bahwa enzim mengkatalisis reaksi
dengan menggabungkan substratnya dalam waktu
sementara, sehingga dapat menurunkan energi aktivasi
keseluruhan reaksi.
Pembentukan kompleks enzim-substrat seringkali dapat
dideteksi secara langsung dengan metoda fisiko-kimia, yaitu,
melalui perubahan spektrum absorbsi enzim tersebut,
yang bersifat khas, ketika substrat ditambahkan.
Maka tiap Enzim mempunyai harga KM bagi substrat
tertentu Kunci persamaan Michaels-Menten adalah KM,
yang khas untuk tiap substrat dan enzim, pada kondisis pH
tertentu.
Untuk menentukan digunakan grafik sederhana (slide 24).
Dari beberapa percobaan ditemukan tetapan KM seperti
tabel berikut
34
M
Enzim Substrat KM
Katalase H2O2 25
Heksokinase ATP, 0,4
D-Glukose, 0,05
D-Fruktose, 1,5
Anhidrase karbonat HCO3- 9
Kimotrepsin Glisiltiosinamida 108
N-Benzoiltirosinamida 2,5
Beta-Galaktosidase D-laktose 4,0
Dehidratase trionin L-Ttreonin 5,0
35
Beberapa contoh reaksi
1.R-HC=O (Aldehid) + oksidase — R-COOH (karboksilat)
37
Beberapa enzim pencernaan
Enzim Ditemukan Substrat Produk
Amilase Ludah/ Pati, Oligosakarida
mulut glikogen Maltose, sukrose
pankreas
Disakaridase Intestin (disakarida)
Maltase Maltose 2 Glukose
Sukrase Sukrose Glukose, fruktose
Laktase Laktose Glukose, galaktose
Trehalase Trehalose Glukose
Tripsin Pankreas Protein Polipeptida
Trepsinogen- Proteosa
pengaruh Pepton
enterokinase
Khemotripsinkhi Pankreas Protein Polipeptida
motrepsin Proteosa Dipeptida
38 Pepton
Lanjutan
39
Lanjutan
RN-ase Pankreas RNA Nukleotida
DN- ase DNA
Isomaltase Intestin 1,6 -gikosida Glukosida
40
(as. Piruvat) (Glutamat).
CH3CO-COOH +HOOC(CH2)2CH(NH2)-COOH
HOOC(CH2)2CH(O)COOH + CH3C-(NH2)-COOH
Alfa ketoglutamat Alanin
`
HOOC-(CH2)2-COOH+KoASH HOOC(CH2)COSKoA
HOOC-(CH2)2-COSH
41
Enzim Mempunyai pH Optimum pada
Aktivitasnya
Aktivitas enzim yang maksimal diperlukan kondisi lingkungan
yang memadai ialah pH, Pada kondisi pH tertentu untuk
suatu enzim akan mampu sebagai pemberi atau
penerima proton yang penting pada sisi katalitik enzim
berada dalam tingkat inisasi yang diinginkan
42
Profil aktivitas pH dari dua enzim. Kurva tersebut
disusun dan pengukuran kecepatan awal ketika
reaksi dilakukan di dalam buffer dengan berbagai
pH.
(a)Profil aktivitas pH dari pepsin yang
menghidrolisa ikatan peptida tertentu pada protein
selama pencernaan di dalam lambung pH cairan
lambung berada di antara 1 dan 2.
(b) Profil aktivitas pH 6-fosfatase glukosa, pada
sel hati, yang menyebabkan pelepasan glukosa ke
dalam darah. pH normal sitosol sel hati kira-kira
7,2.
43
Data pH optimal aktivitas` enzim
Enzim pH Enzim pH
44
Contoh kurva
45
Enzim Dapat Diuji Secara Kuantitatif
Jumlah enzim di dalam larutan atau ekstrak jaringan
tertentu dapat diuji secara kuantitatif dalam hal pengaruh
katalitik yang dihasilkannya.
Maka perlu diketahui (1) persamaan keseluruhan reaksi yang
dikatalisis, (2) suatu prosedur analisis untuk menentukan
menghilangnya substrat atau, munculnya produk reaksi.
(3) Apakah enzim memerlukan kofaktor seperti ion logam atau
koenzim, (4) ketergantungan aktivitas enzim kepada konsentrasi
substrat, yaitu KM bagi substrat, (5) pH optimum, dan (6)
daerah suhu agar enzim dalam keadaan stabil dan memiliki
aktivitas tinggi.
Biasanya, enzim diuji pada pH optimum, suhu biasanya dalam
kisaran 25 sampai 38°C, dan dengan konsentrasi substrat yang
mendekati jenuh. Pada keadaan ini, kecepatan reaksi awal
sebanding dengan konsentrasi enzim, sedikitnya pada kisaran
konsentrasi enzim tertentu
46
Persetujuan intemasional, 1 unit enzim ialah enzim yang
nenyebabkan pengubahan 1,0 mikromol ( 1 mol =10-6mol
substrat per menit pada suhu 25o C).
Enzim Kecepatan
Anhidrase Karbonat 36.000.000
Beta-Amilase 1.100.000
Beta-Galaktosidase 12.500
` Fosfoglukomutase 1.240
Enzim anhidrase karbonat adalah enzim penting yang ditemukan
pada konsentrasi tinggi di dalam sel darah merah. Enzim ini
merupakan salah satu enzim yang paling aktif, dengan
bilangan putaran 36,000.000 per menit per molekul enzim.
48
Anhidrase karbonat mengkatalisis hidrokarbonat yang
bolak-balik karbon dioksida terlarut, untuk memben
tuk asam
CO2 + H2O H2CO3
Hidrasi CO2 di dalam sel darah merah merupakan
tahap penting di dalam transport CO2 dari jaringan
tempat molekul ini terbentuk, menuju paru-paru.
Tempat pembebasan dan pengeluarannya, tannpa
adanya enzim berjalan dengan kecepatan lambat.
Bila aktivitas enzim lambat terbentuknya asam
karbonat akan lambat, padahal asam ini penting
untuk mengatur pH darah.
49
Enzim Memperlihatkan Spesifisitas Terhadap
Substrat
Beberapa enzim memiliki spesifisitas yang hampir absolut
bagi substrat tertentu, dan tidak akan bekerja bahkan, terhadap
molekul yang amat serupa.
Contoh yang baik adalah enzim aspartase, yang ditemukan
di dalam banyak tumbuhan dan bakteri
Aspartase mengkatalisis penambahan amonia kepada
ikatan ganda asam fumarat membentuk L-aspartat secara
bolak-balik (Slide 11)
Akan tetapi, aspartase tidak menyebabkan terjadinya
penambahan amonia terhadap asam tidak jenuh lainnya
Aspartase juga memiliki sifat optik yang kaku dan
spesifisitas geometrik; enzim ini tidak akan bekerja terhadap
D-aspartat, (membebaskan amonia) dan tidak akan
menambahkan amonia kepada maleat, yaitu, isomer
geometrik cis dari fumarat.
50
(Aspartase tak berinteraksi dengan Cis fumarat)
Reaksi diatas menunjukkan pengaruh enzim terhadap
senyawa kimia yang khas.
Kelompok ekstrim lain, dijumpai enzim-enzim
dengan spesifisitas yang relatif luas, dan bekerja
pada berbagai senyawa yang memiliki ciri
struktural yang sama.
51
Sebagai contoh, khimotripsin mengkatalisis hidro lisis berbagai
peptida atau polipeptida, tetapi hanya memotong ikatan peptida
dengan gugus karbonil yang berasal dari fenilalanin, tirosin, atau
triptofan isoleusin.
Kemungkinan molekul substrat sintetik yang berbeda-beda telah
memperlihatkan bahwa khimo tripsin dapat juga menguraikan
amida sederhana selain ikatan ester.
52
Contoh gambar
54
molekul asetilkolin Gugus R
esterase
CH2
OH
(asetilkolin)
Diisopropil flourofosfat
H2O +asetilkolin esterase
esterase
HF
Asetilkolin esterase CH3COOH + HO-CH2CH2-N-(CH3)3
CH3 asetat kolin
O flourofosfat dengan
(CH3)2CH-P-O-CH(CH3)2 hasil ester diisopropilesterase
55
Enzim dapat dihambat oleh senyawa kimia
spesifik
Enzim asetilkolin esterase yang dapat mengu raikan
asetilkolin menjadi asetat dan kolin dapat dihambat oleh
diisopropilflourofosfat atau DFP (slide 3). Dan penghambatan
tidak bersifat reversibel tetapi irreversibel.
56
Sekali turunan ini telah terbentuk, molekul enzim tidak
lagi dapat berfungsi. Hewan yang menerima DFP, yang
merupakan salah satu gas syaraf yang pertamakali ditemukan,
menjadi lemas, tidak dapat lagi melaksa nakan fungsi bagian-
bagian tertentu.
Impuls syaraf tidak lagi dapat ditransmisikan secara normal.
Tetapi, terdapat manfaat lain dari DFP. Senyawa itu
menyebabkan berkembang-nya malation dan insektisida
lain yang relatif tidak beracun bagi manusia dan hewan.
Malation menjadi tidak aktif dengan sendirinya, dan
diuraikan oleh hewan tinggi, menjadi produk yang dianggap
tidak membahayakan hewan tersebut, tetapi, senyawa ini
diubah oleh enzim-enzim pada insekta, menjadi penghambat
aktif asetilkolin- esterase insekta tersebut.
57
DFP telah ditemukan menghambat semua jenis enzim, yang
mampu mengkatalisis hidrolisis ikatan peptida atau ester.
Golongan ini tidak hanya mencakup asetil- kolinester- ase,
tetapi juga tripsin, khimotripsin, elastase, fosfogluko
mutase dan kokoonase suatu enzim yang dihasilkan oleh
larva ulat sutra untuk menghidrolisis serat-serat sutra
kepompong, dan menyebabkan larva dapat dibebaskan.
Semua enzim yang dihambat oleh DFP memiliki residu serin
esensial pada sisi aktifnya, yang berparti sipasi dalam
aktivitas katalitik
Senyawa penghambat tak dapat balik lainnya dari beberapa
enzim adalah iodoasetilamida yang dapat bereaksi dengan
gugus sulfhidril (-SH) dari residu sistein esensial atau
dengan gugus imidazol dari residu histidin esensial.
58