UNISSULA PRESS
Penulis:
Ns. Dyah Wiji Puspita Sari, M.Kep
Cetakan pertama:
September 2018
Penerbit:
UNISSULA PRESS
Universitas Islam Sultan Agung
Jl. Raya Kaligawe KM.4 Semarang (50112)
Jawa Tengah, Indonesia
Telp. (024)6583584 / Fax. (024)6582455
ISBN. XXX-XXX-XXXX-XX-X
Buku ini diharapkan dapat menjadi panduan dan pedoman bagi petugas
kesehatan sebagai upaya pemberdayaan dan pelatihan kader kesehatan diabetes
mellitus berbasis keluarga di masyarakat, untuk dapat meningkatkan pelaksanaan
program PTM (Penyakit Tidak Menular), sehingga dapat dicapai derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
1.2. Tujuan......................................................................................................... 2
1.3. Sasaran........................................................................................................ 2
2.4. Cara Olahraga dan Latihan yang Tepat Pada Penderita DM........................ 17
2.6. Cara Mengukur Tekanan Darah dan Kolesterol Secara Teratur .................. 20
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
1.2. Tujuan
Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan keluarga dalam
melaksanakan perawatan mandiri pada anggota keluarga yang menderita Diabetes
Mellitus dan meningkatkan self care behavior pada pasien Diabetes Mellitus.
1.3. Sasaran
1. Kader kesehatan
2. Keluarga yang memiliki anggota keluarga yang menderita Diabetes
Mellitus
3. Warga masyarakat yang menderita Diabetes Mellitus
Contoh menu makan sehari dengan kebutuhan energi 1500 kkal, Karbohidrat:
235 gr, protein: 51,1 gr, lemak: 36,5 gr.
Ada dua metode tidak langsung non-invasif yang umum digunakan dalam
mengukur tekanan darah: metode auskultasi dan palpasi. Metode auskultasi
umumnya digunakan di rumah sakit, klinik, dan rumah. Tekanan eksternal diberikan
pada arteri superfisial dan perawat membaca tekanan pada spigmomanometer sambil
mendengarkan lima fase suara yang disebut suara Korotkoff melalui
stetoskop.Metode palpasi kadang-kadang digunakan ketika suara korotkoff tidak
dapat didengar atau peralatan untuk membantu mendengarkan suara tidak tersedia.
1. Stetoskop
2. Spigmomanometer air raksa atau aneroid yang terdiri dari:
a. Pompa karet memiliki katup kecil disisi pompa yang apabila diputar
berlawanan arah jarum jam, akan mengeluarkan udara dari dalam
bladder. Sebaliknya apabila katup dikencangkan (diputar searah jarum
jam) udara yang dipompa akan masuk ke dalam bladder.
b. Manset dengan ukuran yang sesuai (bayi, anak, dewasa). Manset tekanan
darah terdiri dari kantung karet yang dapat dipompa dengan udara,
22 || PELATIHAN KADER KESEHATAN KELOMPOK PENDAMPING DIABETES ...
disebut bladder. Bladder terhubung dengan dua selang, satu selang
terhubung ke pompa karet dan satu selang yang lain terhubung ke
manometer.
Prosedur Keterampilan:
D. Tahap terminasi:
1. Melakukan evaluasi dan menyampaikan hasil pengkajian yang dilakukan.
Contoh:
1. Pasien mendapat terapi insulin 10 unit. Kandungan insulin pada label kemasan
U-100 berarti kekuatan insulin adalah 100 unit/ml).
a. Jika menggunakan spuit insulin 100 unit/ml, maka ambil 10 unit pada spuit
untuk diberikan. Jika dihitung menggunakan rumus :
10
jumlah y ang diberikan = x 100 = 10 unit
100
2. Pasien mendapat terapi insulin 10 unit. Kandungan insulin pada label kemasan
U-80 berarti kekuatan insulin adalah 80 unit/ml).
a. Jika menggunakan spuit insulin 80 unit/ml, maka ambil 10 unit pada spuit
untuk diberikan. Jika dihitung menggunakan rumus :
10
jumlah yang diberikan = x 80 = 10 unit
80
b. Jika menggunakan spuit insulin 100 unit/ml, maka jumlah yang diberikan
pada pasien dihitung menggunakan rumus :
3. Pasien mendapat terapi insulin 10 unit. Kandungan insulin pada label kemasan
U-40 berarti kekuatan insulin adalah 40 unit/ml).
a. Jika menggunakan spuit insulin 40 unit/ml, maka ambil 10 unit pada spuit
untuk diberikan. Jika dihitung menggunakan rumus :
10
jumlah yang diberikan = x 40 = 10 unit
40
c. Jika menggunakan spuit insulin 100 unit/ml, maka jumlah yang diberikan
pada pasien dihitung menggunakan rumus :
10
jumlah yang diberikan = x 100 = 25 unit
40
Apabila spuit insulin tidak tersedia, dapat digunakan spuit tuberkulin yang
mempunyai kapasitas volume 1 cc. Bila spuit tuberkulin digunakan, maka dosis
akan dikonversikan dalam cc.
Contoh: Berapa cc harus diambil untuk memenuhi order 35 unit insulin dengan
menggunakan reguler insulin U-40?
40 unit – 1 cc
35 unit x
Latihan:
Prosedur Tindakan:
1. Tahap Pra Interaksi
a. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada.
b. Mengidentifikasi pasien dengan tepat.
c. Mencuci tangan.
d. Menempatkan alat didekat pasien dengan benar.
2. Tahap Orientasi:
a. Mengucapkan salam, menyapa nama pasien dan memperkenalkan diri.
b. Melakukan kontrak untuk tindakan yang akan dilakukan.
c. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien.
d. Menanyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan.
4. Tahap Terminasi:
a. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan.
b. Menyampaikan rencana tindak lanjut / RTL
c. Merapikan pasien dan lingkungan.
d. Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa kepada Allah.
Hariyanto F. (2013). [Skripsi] Hubungan aktivitas fisik dengan kadar gula darah
puasa pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Cilegon Tahun 2013. Pogram Studi Pendidikan Dokter. Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. 2013.
Isezuo S.A., et al. 2003. Comparative Analysis of Lipid Profiles Among Patients
with Type 2 Diabetes Mellitus, Hypertension and Concurrent Type 2 Diabetes,
and Hypertension: A View of Metabolic Syndrome. Journal of The National
Medical Association. Pp. 95:328-333.
McFarlane et al, 2005. Diabetes and hypertension. In: Johnstone M.T. and Veves A.
(eds). Diabetes and Cardiovascular Disease. New Jersey: Humana Press. Pp.
322.
Mozaffarian et al, 2008. Beyond Established and Novel Risk Factors: Lifestyle Risk
Factors for Cardiovascular Disease. Circulation. Pp. 117: 3031.
Nugroho, A.S. & Purwanti, S.O. (2010). Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan
Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas
PELATIHAN KADER KESEHATAN KELOMPOK PENDAMPING DIABETES ... || 39
Sukoharjo I Kabupaten Sukoharjo. Jurnal S1 Keperawatan FIK UMS Jln.
Ahmad Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura.
Rader. D. J., Hobbs. H.H,. 2005. Disorder of Lipoprotein Metabolism. In: Harrison’s
Principles of Internal Medicine sixteenth edition. New York: Mc. Graw Hill.
Pp. 2286-2298.
Rhee, S. Y., & Kim, Y. S. (2015). Peripheral Arterial Disease in Patients with Type
2 Diabetes Mellitus. Diabetes & Metabolism Journal, Vol. 39 (No. 4):283-290.
Suyono, S. (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Keenam Jilid II. Jakarta:
Interna Publishing.
Smeltzer, C.S & Bare, G.B. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
EGC
Yuanita, A., Wantiyah., & Susanto, T. (2014). Pengaruh Diabetes Self Management
Education (DSME) terhadap resiko terjadinya ulkus diabetic pada pasien rawat
jalan dengan diabetes mellitus tipe 2 di RSD dr.Soebandi Jember. Jurnal
universitas negeri jember, E-Journal Pustaka Kesehatan, vol 2, no 1
TANGGAL : ...........................................
NAMA KADER : ...........................................
RW : ...........................................
IDENTITAS
HASIL PELAKSANAAN
NO PESERTA KEGIATAN
KEGIATAN
KUNJUNGAN
Nama: Penyuluhan:
Alamat: Terapi
Sederhana:
Rujukan:
Semarang, 2018
(.............................................)
Kader Kesehatan
Nama :
Umur :
Alamat :
Posyandu/RW :
Kelurahan :
Masalah DM :
Dirujuk :
Semarang, ………………………………
( )
POST TEST
1. Apa yang saudara ketahui tentang cara perawatan mandiri pasien DM?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Apa yang saudara ketahui tentang perencanaan pola makan dan diet yang tepat
untuk pasien DM?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
44 || PELATIHAN KADER KESEHATAN KELOMPOK PENDAMPING DIABETES ...
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
5. Apa yang saudara ketahui tentang cara mencegah terjadinya luka DM?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………