Anda di halaman 1dari 49

ENZIM

Bambang Prajogo E.W.


Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
SEL SEBAGAI REAKTOR KIMIA
 Sel mahluk hidup dengan ukuran yg kecil, mampu melakukan
metabolisme dan melakukan seluruh reaksi kimia yang terjadi di
dalam sel dalam jumlah yang sangat besar dengan rangkaiannya yang
rumit.
 Reaksi kimia dalam sel, walaupun rumit langkah demi langkah
dapat diikuti,serta hasil antara reaksi kimia sebagian besar
dapat dilacak (berjalan tidak acak) seperti pada peta
metabolisme yang bersifat spesifik (khas). Lain halnya dengan
reaksi dalam tabung yang hanya dapat diketahui hasil akhirnya.

•Contoh :

anaerob CH3CH2OH + CO2(g)


Suspensi sel ragi

C6H12O6 + aerob H2O + CO2 (g)

Suspensi sel darah 2 Asam Laktat


Distribusi Enzim dan Struktur Sel

 Teknik mengetahui distribusi enzim :


1. Histokimia / Sitokimia
Contoh : - enzim pengkatalisis rx. Redoks (di mitokondria )
- enzim biosintesa asam nukleat (di inti sel )
- enzim pengkatalisis rx. Hidrolisis ( di lisosom )
- enzim bosintesa protein ( mikrosom )
- dsb.
2. Fraksinasi sel dengan cara pemusingan bertingkat (biofisika)
Diperoleh : - enzim tersebar secara berkelompok
- sel bukan struktur yg homogen
- orgnel dan bagian sel memiliki enzim yg
mengkatalisis reksi yg sama
- enzim – enzim tidak memiliki kemiripan
namun terkait satu dengan yg lainnya
Enzim Ekstrasel dan Enzim Intrasel
 Pada dasarnya enzim berada dan bekerja menjalankan fungsi sel.
 Enzim intrasel  misal enzim pengkatalisis proses pencernakan.
 Enzim ekstrasel

- pada matozoa tingkat tinggi, menghsilkan substrat


integritas orgnisme (cara kerja tergolong dlm enzim )
- sistem penggumpalan darah
- sistem pertahanan tubuh (antibodi yang bekerja
seperti enzim yg ketika mengenali dan mengikat
benda asing,dimana kerja in disempurnakan oleh
komplemen yg merupakan enzim )

 !!!!! Baik enzim eksternal maupun internal,keduanya hanya dapat disintesis


oleh sel dan sintesis tersebut terjadi di dalam sel ….!!!!!!
PERKEMBANGAN PENGETAHUAN TENTANG
ENZIM
 Enzim berperan penting dalam proses pencernakan.
 Hati dapat mengubah protein menjadi karbohidrat.

- Dimana hati mampu mengubah senyawa bukan karbohidrat (yaitu protein )


menjadi senyawa karbohidrat yang berupa glukosa 
GLIKONEOGENOLISIS
 Peragian dengan enzim

 Pencernaan bertemu dengan peragian.


 Penemuan dan identifikasi enzim
- Ptialin  memecah amilum atau pati
- glikosidase – β  memecah amigdalin , dll
 Enzim untuk sintesis
- Urease  merubah urea menjadi NH3 dan CO2
- Isomelase  untuk sintesis yg terdapat pd ragi.
• Enzim dan penyakit
- Glutamat oksaloasetat transaminase ( GOT) meningkat  menandai kerusakan otot
jatung (infak jantung)
Fermen atau Enzim….?
Fermen.
 Fermen adalah substansi yang menjalankan proses peragian (fermentasi )
 Dimana untuk mengubah bahan,harus terjadi kontak langsung.
 2 jenis fermen :

- tidak terorganisasi
contoh : ragi,getah lambung, cairan pankreas.
- terorganisasi
oleh suatu cara tertentu dlm sel.
hanya terdapat & bekerja di sel hidup (omno vivum ex ovo)

Enzim.
 Pada perkembangannya enzim merupakan kata lain dari fermen. Namun enzim
lebih menggambarkan keadaan yg terjadi di dalam sel dibandingkan dengan
fermen (yg hanya berhubungan dengan ragi saja)
 penamaan diakhiri dengan ‘in’ atau ‘ ase ‘
ENZIM SEBAGAI PROTEIN
KATALISIS

 Enzim merupakan protein yang bersifat katalisis  disebabkan


karena kemampuannya untuk mengaktifasi senyawa lain secara
spesifik.
 Enzim sebagai protein.
 enzim hanya disintesis di dalam sel.

 enzim hanya dapat disintesis jika sel mempunyai gen penyandi


untuk enzim tersebut.
 Dipengaruhi oleh suhu dan derajat keasaman (pH)

 Dapat mengalami kehilangan sifat atau kemampuan


alamiahnya  DENATURASI.
 Sifat katalisis enzim

 E+S ES
 enzim tidak mengubang tetapan kesetimbangan satu reaksi.

 Enzim menigkatkan kecepatn reaksi.  sampai 1012 kali rx


tanpa enzim
 Enzim dan katalis bukan enzim
 Keduanya sama-sama mempercepat reaksi kimia  tetapan
kesetimbangan cepat tercapai.
 Katalis bukan enzim bekerja kurang spesifik, karena dapat
mengolah 2 senyawa yg berbeda, mengkatalisis lebih dari 2
jenis reaksi yang berbeda.
 Enzim bekerja secara spesifik.
MEKANISME KERJA ENZIM
Energi Bebas ( ∆G )
 Perubahan energi bebas suatu sistem ditentukan oleh perubahan energi dan
perubahan entropi.
 ∆G < 0 , reaksi berjalan spontan

∆G = 0 , reaksi dalam kesetimbangan


∆G > 0 , reaksi tidak berjalan spontan

Energi Aktivasi
 Laju reaksi menurun jika energi aktivasi bebas naik, sebaliknya jika suhu
dinaikkan nilai laju reaksinya juga naik

kB . T
k’ = e -∆G/RT
H
Bentuk Peralihan.
 Energi peralihan  Energi yg diperlukan untuk membawa
substrat dari keadaan awal (dari stabil ke peralihan yg tidak
stabil yg mempunyai tingkat energi yg tinggi) ≈ energi aktivasi.
A A* B
A* adalah molekul yang berada dalam keadaan teregang,bila
energi yang terkandung didalamnya lebih besar dari suatu nilai
kritis tertentu,secara spontan akan terjadi perubahan menjadi
B.
Bila A* masih dalam bentuk teregang harus berinteraksi
dengan enzim untuk membentuk molekul B.
Mekanisme Katalisis
 Ada 2 : enzimatik dan non-enzimatik ( asam-basa,katalisis
elektrostatis, dan katalisis kovalen )
KOFAKTOR,KOENZIM,
APOENZIM, DAN PROENZIM.

 Molekul mengalami Dialisis akan terpisah menjadi 2


fraksi : Dialisat
Presipitat
 Enzim  presipitat yg memiliki berat molekul yang
besar dan tidak tahan panas.
 Koenzim  senyawa yg terkandung dalam dialisat
yang tidak dapat diendapkan dan tahan panas,
memiliki berat molekul lebih kecil dari enzim
 Apoenzim  substansi dalam presipitat, bila
berikatan dengan koenzim maka dapat terjadi rx.
enzimatik
 Haloenzim  gabungan antara apoenzim dan
koenzim.
 Proenzim ( zimogen)  enzim – enzim yang
disekresikan dalam bentuk elum aktif.
 Contoh : peptisin, tripsin, kimotripsin, alastase.
 Proenzim diaktifkan pada tempat ia bekerja,dan diaktifkan pada
keadaan tertentu
Contoh koenzim
Asal Macam Koenzim

Turunan vitamin B1 Tiamin pirofosfat (TPP)

Turunan riboflavin Laktokrom,sitoflav,dll


Turunan Niasin (Nikotinamida) NAD, NADP
Turunan Adenin dinukleotida Koenzim A
Bentuk aktiv Vitamin B6 Piridoksal fosfat
Turunan vitamin B12 Koenzim kobalamin
Bukan merupakan turunan (dpt disintesis Glutation
sendiri )
Lain-lain Asam lipoat,biotin, sitokrom
Gugus Prostetik
 Merupakan koenzim yang terikat erat dengan ikatan kovalen ke
apoprotein yang sesuai.
 Contoh : FAD, FMN, Piridoksal phospat, dan gugus hem
(hemoprotein)

 Apoprotein protein bukan enzim yang terpisah daari gugus


prostetiknya shingga tidak dapat berfungsi dengan baik.
Koenzim sebagai Kosubstrat.
 Dalam pengikatan energi, proses penerimaan fosfat oleh ADP
menjadi ATP merupakan reaksi utama bukan reaksi sampingan
namn ADP maupun ATP berupa koenzim dimana ADP sebagai
penerima fosfat dari substrat yang diolah.
 Peran koenzim tertentu sangat penting, tidak dapat digantikan
dengan oleh koenzim lain yang mirip.
Peran logam dalam proses enzimatik :
 Metaloenzim  enzim yang berikatan kuat dengan logam dan
tidak dapat dipisahkan secara fisikokimia.
 Enzim yang berikatan longgar dangan logam dapat dipisahkan
secara fisikokimia tanpa merusak adanya apoenzim disebut
Enzim yang diaktifkan dengan logam..
 Contoh : - dipeptidse (enzim + kobalt )
LOGAM DAN ENZIM CONTOH YANG MEMERLUKAN
LOGAM
Logam Enzim Ikatan
Ca Faktor penggumpalan,komplemen Longgar

Co Dipeptidase Metaloenzim (erat)


Cu Berbagai oksidase Metaloenzim
Fe Berbagai oksidoreduktase Metaloenzim
K Piruvat kinase (selain Mg) Longgar
Mg Fosfatase Longgar
kinase
Mn Arginase Metaloenzim
Aminopeptidse
Mo Xantin oksidase Metaloenzim
Nitogenase (bakteri)
Na Sukrose (usus) Longgar
Se Glutation peroksidase Erat
Zn Alkohol dehidrogenase Metaloenzim
Anhidrase karbonat
PENGGOLONGAN DAN TATA NAMA ENZIM
 Tatanama berdasarkan substrat.
 Diakhiri dengan –ase
 Contoh : amilase, laktase, glukase

 Glukosa glukase
produk
• Tatanama berdasarkan jenis ikatan kimia substrat.
— akhiran –ase bila memiliki ikatan peptida
 Contoh : nukleutidase dll

— Akhiran – esterase bila memiliki ikatan ester

 Contoh : asetil kolin esterase, dll

 Tatanama berdasarkan jenis reaksi


 Akar kata adalah jenis reaksi yang ditambah dengan akhiran –ase
 Contoh : glukosa oksidase, transferase, hidrolase , dll
 Hubungan antara Tata nama dengan Penggolongan :
menurut Baldwin enzim digolongkan berdasarkan jenis reaksi kimia yang
dikataliisnya, yaitu :
 Kelas pertama  Golongan hidrolase atau enzim yang melakukan hidrasi
dan dehidrasi
 Contoh : peptidase, karbohidrase, lipase, dll
 Kelas Kedua  golongan enzim yang melakukan pemindahan dan
isomerasi.
 Contoh : transfosforilase, transglikosidase, transkarbamasi,dll
 Kelas ketiga golongan enzim oksidase.
 Contoh : kelompok oksidase, enzim pernafasan warburg dan sistem
sitokrom, serta sistem pembawa tambahan.
 Kelas keempat  golongan dehidrogenase
 Contoh : dehidrogenase dan kodehidrogenase, dehidrogenase
koenzim tereduksi (flavoprotein), dehidrogenase reversible.
 Tatanama dan Klasifikasi menurut IUB (International Union of
Biochemistry)
 Kelas Oksidoreduktase
 Kelas Transferase

 Kelas Hidrolase
 Kelas Liase
 Kelas Isomerase
 Kelas Ligase atau sintetase
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
REAKSI ENZIMATIK
 Aktifitas enzim menggambarkan jumlah
enzim
 Laju reaksi

 Konsentrasi enzim

 pH yang mempengaruhi aktifitas enzim

 Suhu yang mempengaruhi reaksi enzimatik

 Konsentrasi substrat
 Aktifitas enzim menggambarkan jumlah enzim
 aktifitas enzim adalah jumlah tumbukan yang terjadi antar
molekul per dtik pada suhu tetap  maka meningkatnya jumlah
tumbkan dikarenakan krena adnya kenaikan dari konsentrasi
 S P, pada reaksi ini jumlah S akan turun bersamaan dengan
kenaikanEjumlah P, kecepatan perubahan ini dipengaruhi oleh
jumlah E.

 V= [S]2 - [S]1

t 2 - t1
 1 unt internasional (UI) enzim dinyatakan sebagai jumlah enzim
yang diperlukan untuk mengubah 1 mmol substrat atau
menghasilkan 1 mmol produk dalam wakktu 1 menit dala suhu
dan pH lingkungan tertentu
 Laju Reaksi
 Hubungan laju reaksi dengan konsentrasi enzim berbanding lurus  jika
konsentrasi makin besar maka makin cepat laju reaksi.
 Kurva :

Pada kurva laju raksi (y) dengan konsentrasi


enzim (x) terkadang tidak linier,ini terjadi
pada enzim yang tidak murni karena
adanya aktivator maupun inhibitor,
meskipun pH dan suhu sudah ditentukan.
 Hubungan Atifitas Enzim dengan pH
 Pada pH optimim, enzim bekerja dengan kinerja yang maksimum
 Pada suhu optimum, protein enzim membentuk struktur 3dimensi yang
sangat tepat sehingga dapat mengikat substrat dan mengolahnya dengan
kecepatan yng setinggi-tingginya
 Kurva :

plateu

 Terkadang terjadi pelebaran pH optimumpHyang


pH optimum membentuk
optimum
plateu,,dikarenakan adanya isozim (molekul enzim yang memiliki
bentuk molekul protein yang berbeda).
• Hubungan Suhu dengan reaksi enzimatik
– Pada suhu optimim, enzim bekerja dengan kinerja yang maksimum
– Makin besar perbedaan suhu dengan suhu optimum makin rendah laju
reaksi
– Kurva :

Suhu optimum
PENGHAMBAT KERJA ENZIM

 Penghambat kerja enzim  inhibitor


 Peningkat kerja enzim  aktifator
Terpulihkan ( reversible )
Kompetitif (persaingan)

Non-Kompetitif (nirsaing)

INHIBITOR Uncompetitive(tak bersa-ing)

Tak Terpulihkan (irrreversible)

Tak Terpulihkan ( irrreversible )


Pada penghambatan irreversible, terjadi ikatan mantap antara enzim dengan inhibitor
sehingga enzim tidak dapat mengikat substrat.
Adanya penghambat irreversible mengurangi konsentrasi enzim bebas yg dapat
dipakai.
Contoh : senyawa fosfat organik  menghambat asetilkolin asterase dll
MODEL ENZIM DAN PENGATURAN
REAKSI
 Model kunci – anak kunci dan situs aktif dari fischer
 Model Suai-Bentuk dari koshland

 Model Kooperatif

 Model Ketuk – Tular dari Monod – Wyman –Changeux


Model kunci – anak kunci dan situs aktif dari fischer
• Interaksi yang terjadi antara enzim dan substrat yang spesifik, dimana
struktur enzim ini sedemikian rupa dapat diduduki secara pas oleh
substrat untuk membentuk kompleks ES.

• Gambar :

+ +2
Model Suai-Bentuk dari koshland
• Seluruh bagian enzim berupaya untuk menyesuaikan diri dengan bentuk
substrat, dimana kompleks yang terbentuk akan menstabilkan enzim
dalam keadaan tersebut.
• Penyesuaian diri terjadi pada seluruh bagian enzim dan bukan hanya
bagian yang menempel pada substrat.
• Gambar :

+ +
Kooperatifitas

+ 4

Kooperatif positif  dsb juga Kooperatif homotropik, artinya : pengaktifan salah


satu sub unit oleh molekul substrat akan mengaktifkan dan meningkatkan afinitas
subunit lain terhadap molekul substrat yang tersisa.

Ada kerja sama positif antara subunit yang terdapat dalam molekul enzim oligomer
 Pengendalian Kerja Enzim
 Pengendalian di tingkat gen
Sebagai contoh, sel manusia tidak mampu mensintesis vit.C karena
sel manusia tidak mempunyai gen yang menyandikan enzim untuk
sintesis vit. tersebut.
 Pengendalian Kerja dan Kesangkilan enzim dengan jeram
( cascade ) reaksi.
Mekanismenya seperti jeram,yaitu terdiri dari rangkaian enzimatik
yang saling mengaktifkan
 Pengendalian dengan pengelompokan enzim.

Dasar tujuannya untuk mengoptimalkan kerja sama antar enzim


dalam suatu rangkaian metabolisme
BIOLOGI DAN FISIOLOGI ENZIM
 Menentukan tempat enzim di Dalam sel
 Tempat enzim fosfatase  dengan pewarnaan sitokimia ,
yaitu pewarna garam diazo.
 Enzim dehidrogenase yang menghasilkan NADH  +
pewarna garam tetrazon menghasilkan formazan yang
tidak larut dan berwarna biru.
 Penggunaan antibodi dengan teknik imunohistokimia
 Penggunaan mikroskop elektron.
 Analisis Biofisik Partikel subselular.
 Fisiologis Enzim
 Pada Pencernakan
 Pada Metabolisme
 Pada Pernafasan
 Pada Pertahanan Gradien Internal – Eksternal
 Pertahanan Tubuh atau sel
 Homeostasis
 Replikasi
 Transduksi Sinyal
 Pengaturan Tekanan Darah
ENZIM DAN PENGOBATAN
Enzim Sebagai Obat
Dalam hemofilia terjadi cacat pada faktor VII (anti hemofilia), faktor IX
(plasma thromboplastin component), kelainan glukosa-6 fosfat
dehidrigenase menyebabkan hemolisis, kelainan fenilalanin
hidroksilase menyebabkan penderita tidak mampu mengubah asam
amino.
Enzim Sebagai Sasaran Pengobatan
1. Enzim sel individu
• Contoh : enzim monoaminaoksidase, meningkat pada
keadaan depresi berat ( khususnya pd Psikiatri )
meningkaatkan neuromediator di SSP sehingga cenderung
melukai diri  obat MAO inhibitor untuk memperbaiki
kejiwaan.
2. Enzim mikroorganisme patogen
• Contoh : antibiotika
3. Interaksi protein – ligan.
• Adanya persaingana dalam antaraksi protein – ligan dijadikan
sebagai obat.
• Contoh : sistem mediator - reseptor
ENZIM SEBAGAI ALAT DIAGNOSIS
 Dasar penggunaan enzim Sebagai Penanda
Kerusakan Jaringan.
 Dalam keadaan sehat, aktifitas enzim intrasel di dalam darah
selalu rendah dan mempunyai harga maksimum.
 Faktor yang menentukan konsentrasi enzim dalam serum
 Laju sintesis
 Ukuran moleul enzim
 Sifat biokimia dan biologi enzim
 Tingkat kebocoran sel
Enzim yang digunakan untuk diagnosis :
Enzim Sebagai suatu reagensia diagnosis
 Dalam hal ini, enzim adalah salah satu reagensia seperti bahan kimia
yang lain yang digunakan sebagai pencari tanda diagnosis

 Alasan pengunaan enzim sebagai reagensia diagnosa :


1. pengukuran dengan enzim bersifat khas.
2. Kecilnya konsentrasi jumlah senyawa yang akan diukur
3. Praktis, mudah, cepat dan ketepatan kerja tinggi sehingga
meningkatkan ketepatan diagnosis.
4. Pengukuran secara reaksi memerlukan adanya pengendapan,
ekstraksi dan pemisahan sehingga memperbesar hilangnya bahan
yang diperiksa.

 Pada dasarnya senyawa dalam darah & bahan biologis dapat


diukur kadarnya secara enzimatis.
Enzim Sebagai Penanda Pembantu Regensia
 Penggunaan lain dari enzim adalah membantu
memperlihatkan reagensia lain dalam mengungkapkan
senyawa yang dilacak
ABZIN, RIBOZIM DAN PROSPEK
PENGGUNAAN ENZIM UNTUK PENGOBATAN
 Antibodi dan Enzim: dua protein sistem berbeda
pengolahan molekul.

Kompleks Ab-Ag akan diolah oleh sistem enzim, baik yang


terdapat di luar sel di dalam cairan tubuh dan dinamai sebagai
komplemen maupun oleh sistem enzim di dalam sel yaitu sel
– sel fagosit.
 Abzim  antibodi katalitik atau antibodi yang bersifat enzim.

+
Antigen Kompleks Ab-ag
abzim ( anolog substrat)

+ ᵟ + +
abzim substrat Kompleks abzin – substrat produk
ᵟ substrat peralihan
 Ribozim  RNA dengan kemampuan enzim.
 Contoh : pada bakteri Tetrahymena thermophila, dimana pra-rRNA
bertindak sebagai biokatalis seperti enzim
 Reaksi jenis ini dan substrat yang diolah ribozim sangat terbatas.

• Pada perkembangannya,diharapkan enzim dapat dijadikan sebagai


pengobatan pengganti  misal hibrizin sebagai antibodi

Anda mungkin juga menyukai