Anda di halaman 1dari 17

Kelompok 1

Yohana Simun
Aleksander Guntur
ASUHAN KEPERARAWATAN
KEGAWATDARUTATAN
SISTEM MUSKOLOSKELETAL
DENGAN FRAKTUR
Anatomi Fisiologi

Tulang tersusun atas sel, matriks protein dan deposit


mineral. Sel-selnya terdiri atas tiga jenis dasar yaitu:

1. Osteoblas, berfungsi dalam pembentukan tulang


dengan mensekresikan matriks tulang. Matrik tulang
tersusun atas 98 % kolagen dan 2 % subtansi dasar.
2. Osteosit adalah sel dewasaa yang terlibat dalam
pemeliharaan fingsi tulang dan terletak dalam oeston
(unit matrik matriks tulang).
3. Osteoklas adalah sel multinuklera (berinti banyak)
yang berperan dalam penghancuran, resorpsi dan
remodeling tulang
Pengertian fraktur

Fraktur adalah terrputusnya kontinuitas


tulang dan ditentukan sesuai jenis dan
luasnya. Fraktur dapat disebabkan oleh
pukulan.
Meskipun tulang patah, jaringan sekitarnya
juga akan terpengaruh mengakibatkan edema
jaringan lunak, perdarahan ke otot dan sendi,
dislokasi seendi, rupture tendon, kerusakan
saraf dan kerusakan pembuluh darah.
Etiologi
Sebagian besar patah tulang merupakan
akibat dari cidera, seperti kecelakaan mobil,
olah ragaatau karena jatuh.patah tulang
terjadi jika tenaga yang melawan tulang lebih
besar dari pada kekuatan tulang. Jenis dan
beratnya patah tulang dipengaruhi oleh:
 Arah, kecepatan dan kekuatan tenaga yang
melawan tulang
 Usia penderita
 Kelenturan tulang
 Jenis tulang
Komplikasi fraktur menurut Smeltzer dan Bare
(2001) antara lain:
 syok
 sindrom emboli lemak
 sindrom kompartement
 Kerusakan arteri
 Avaskuler nekrosis (AVN)
 Infeksi
Jenis fraktur
 Patah tulang tertutup, tidak menyebabkan robekan
kulit.
 Patah tulang terbuka(patah tulang majemuk).
 Patah tulang kompresi.
 Patah tulang karena tergilas
 Patah tulang avulse
 Patah tulang patologis
penanganan
 Trauma tulang belakang
 Trauma pelvis
 Trauma femur
 Trauma pangkal paha dan sendi panggul
 Dislokasi panggul
 Trauma lutut
 Trauma tibia dan fibula
 Trauma bahu, trauma klavikula
 Trauma siku
 Trauma tangan dan pergelangan tangan
 Trauma kaki, angkel
Asuhan Keperawatan
 Airway
Penilaian kelancaran airway pada klien yang
mengalami fraktur, meliputi pemeriksaan adanya
obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda
asing, fraktur wajah, fraktur mandibula atau
maksila, fraktur laring atau trachea. Usaha untuk
membebaskan jalan nafas harus melindungi
vertebra servikal karena kemungkinan patahnya
tulang servikal harus selalu diperhitungkan. Dalam
hal ini dapat dilakukan chin lift, tetapi tidak boleh
mengakibatkan hiperekstensi leher.
Breathing

 Jalan nafas yang baik tidak menjamin


ventilasi yang baik. Pertukaran gas yang
terjadi pada saat bernafas mutlak untuk
pertukaran oksigen dan mengeluarkan
karbondioksida dari tubuh. Ventilasi yang
baik meliputi fungsi yang baik dari paru,
dinding dada dan diafragma.
Circulation

 Control pendarahan bena dengan menekan


langsung sisi area perdarahan bersamaan
dengan tekanan jari pada arteri paling dekat
dengan area perdarahan. Kaji tanda-tanda
syok yaitu penurunan tekanan darah, kulit
dingin, lembab dan nadi halus. Darah yang
keluar berkaitan dengan fraktur femur dan
pelvis. Pertahankan tekanan darah dengan
infuse IV, plasma.
Disability/evaluasi neurologis

 Dievalusai keadaan neurologisnya secara


cepat, yaitu tingkat kesadaran ukuran dan
reaksi pupil. Penurunan kesadaran dapat
disebabkan penurunan oksigen atau
penurunan perfusi ke otak atau perlukaan
pada otak. Perubahan kesadaran menuntutu
dilakukannya pemeriksaan terhadap keadaan
ventilasi, perfusi dan oksigenasi.
Exporsur/ control lingkungan

 Di Rs klien harus dibuka keseluruhan


pakainnya,untuk evaluasi klien. Setelah
pakaian dibuka, penting agar klin tidak
kedinginan, harus diberikan selimut hangat
dan diberikan cairan intravena yang sudah
dihangatkan.
Survai skunder

 Kaji riwayat trauma, mengetahui riwayat trauma,


karena penampilan luka kadang tidak sesuai
dedngan parahnya cidera, jika ada saksi
seseorang dapat menceritakan kejadiannya
sementara petugas melakukan pemeriksaan
klien.
 Kaji seluruh tubuh dengan pemeriksaan fisik

dari kepa;a sampai kaku secara sistematis,


inspeksi adanya laserasi bengkak dan
deformitas.
 Kaji kemungkinan adanya fraktur multiple:
Diagnosa keperawatan

 Gangguan perfusi jaringan b.d diskontinuetas


tulang
 Resti terjadinya syok hi[povolemik b.d fraktur
 Nyeri b.d adanya robekan jaringan pada area

fraktur.
 Gangguan mobilitas fisik b.d fraktur dan

nyeri
Intervensi keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan b.d diskontinuitas tulang
 Kaji TTV

 Observasi dan periksa bagian yang luka atau cedera

 Kaji kapilary refill tiap 2 jam

 Kaji adanya tanda-tanda gangguan perfusi jaringan; keringat dingin pada

ekstremitas bawah, kulit sianosis, baal.


 Luruskan persendian dengan hati-hati dan seluruh splint harus terpasang dengan

baik.
2. Nyeri b.d adanya robekan jaringan lunak pada area cidera
 Kaji rasa nyeri pada area disekitar fraktur

 Kaji skala nyeri dan ketidaknyaman pasien.

 Gunakan upaya untuk mengontrol rasa nyeri:

 Membidai dan menyangga daerah cedera

 Melakukan perubahan posisi dengan perlahan

 Meberikan analgetik sesui ketentuan

 Menganjurkan tehnik relaksasi

 Atur posisi klien sesuai kondisi, untk fraktur ekstremitas bawah sebaiknya

posisikan kaki lebih tinggi dari badan.


 Dorong latihan drentang gerak aktif dan pasif pada sendi yang tidak diimobilisasi;

dorong untuk melakukan perubahan posisi sebatas yang bisa dilakukan


 alat imolisasi.

 Kaji TTV
3. Gangguan mobilitas fisik b.d fraktur
 Kaji tingkat kemampuan mobilisasi fisik
 Bantu klien memenuhi kebutuhan
 Ajarkan secara bertahap dalam memenuhi

kabutuhan sehari-hari
 Dorong melakukan aktivitas dengan

menggunakan alat bantu.


 Libatkan keluarga dalam pemenuhan

kebutuhan
 Lakukan imobilisasi sendi dibawah pada area

fraktur.

Anda mungkin juga menyukai