Anda di halaman 1dari 49

FRAUD

CONTROL PLAN
Oleh
Heru Susanto, SE.MM

Bengkulu, 25 Februari 2016


KONDISI YANG DIHARAPKAN
GAMBARAN KONDISI SAAT INI
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

10 – 50 %
WORLD-BANK

KOMITMEN
FEE
KKN DI BIDANG PENGADAAN
BARANG/JASA PEMERINTAH
Dikuatkan oleh data dari:

• Terjadi Kebocoran 10% - 50% dalam


proses pengadaan pemerintah – Bank Dunia, 2003
• Korupsi di pengadaan pemerintah paling
luas dan merajalela – Donald Stromboom (Mantan
Senior Procurement Specialist WB)
• Sistem Pengadaan Pemerintah Indonesia
sangat rawan terhadap praktek KKN – World
Bank/ADB/GOI CPAR, 2000
JENIS KKN
KORUPSI
(UU No. 31/1999 jo UU No. 20/2001)

• Kerugian Keuangan Negara


• Suap-menyuap
• Penggelapan dalam jabatan
• Pemerasan
• Perbuatan curang
• Benturan kepentingan dalam pengadaan
• Gratifikasi
“Power tends to corrupt and
absolute power corrupt absolutely”

Lord Acton-Sejarawan Inggris (1834–1902) dalam


suratnya kepada Uskup Mandel Crighton yang
dibuat pada tanggal 3 April 1887
KEPPRES 80/2003, KEPPRES
61/2004, PERPRES 32/2005, dll

PRAKTEKNYA

Ini Yang Sering Terjadi


INDEKS PERSEPSI KORUPSI
IPK Indonesia 2005-2009

Tahun 2005 2006 2007 2008 2009

IPK 2,2 2,4 2,3 2,6 2,8

Rank 137/146 130/163 143/180 126/180 111/180

Sumber: Transparency International Indonesia


IPK sekitar ASEAN
Negara 2004 2009
IPK (Rank) IPK (Rank)
Singapura 9.4 (5) 9.2 (3)
Hongkong 8 (14-15)  
Malaysia 5 (38-39) 4.5 (56)
Brunei Darussalam -  5.5 (39)
Thailand 3.6 (62-64) 3.3 (84)
Indonesia 2.0 (132) 2.8 (111)
Vietnam 2.6 ( 102-106 )  2.7

Philipina  2.6 ( 102-106 ) 2.4


Timor Leste  - 2.2
PENYEBAB KORUPSI DI
INDONESIA
INSTITUSI /
ADMINISTRASI

MANUSIA SOSBUD

BONI HARGENS & Hasil berbagai seminar mengenai korupsi


FRAUD TRIANGLE

Perceived
Opportunity

Fraud
Fraud
Triangle
Triangle
Pressure Rationalization

Donald R. Cressey, Others People Money, A study In The Social


Psychology of Embezzlement.
PILIHANNYA ?
INTEGRATED STRATEGY:
– EDUKASI/PRE-EMTIF
– PREVENTIF
– REPRESIF
CORRUPTION COMBATING
INTEGRATED STRATEGY
- Investigative Audit
Repressive
- Liquidation Damages
Actual Calculation

Case - Expert Witness

- To assist public management


Moral internal control system Preventive
Hazard - Evaluation & Implementation
FCP
- To review corrupted
regulation
Pre-emptive
- Public Education against
Latent corruption
INTEGRATED STRATEGY TO ERADICATE CORRUPTION
TOWARD INDONESIA THAT’S FREE FROM CORRUPTION IN 2020

Public official,
public and
business
people
commitment

Pre-emptive
To minimize Indonesia
activities that’s Free Prosperity of
Preventive Island of
vulnerable to From Indonesians
Integrity
corrupt Corruption
practices
Repressive

Strategies to
control
corruption
Gambaran Intensitas Kegiatan Memerangi
Korupsi Pada Masa Mendatang
Intensitas

Repressive

Preventif dan Pre-emptive

Periode
MENGAPA PREVENTIF ?
• Jika telah terjadi, korupsi mengakibatkan
kerugian keuangan yang besar
• Recovery atas uang negara yang dikorupsi
sangat kecil
• Kasus korupsi, merusak reputasi baik institusi
maupun individu
• Proses litigasi menyita waktu dan biaya, baik
bagi aparat hukum maupun calon tersangka
• Semakin lama kejadian korupsi tidak
terungkap semakin memberi peluang pelaku
korupsi untuk menutup-nutupi tindakannya
dengan kecurangan yang lain
APA FCP ?

• Pengembangan pengendalian yang dirancang


secara spesifik untuk mencegah, menangkal,
dan memudahkan pengungkapan kejadian
berindikasi korupsi
• Program yg dirancang untuk melindungi entitas
pemerintah dari kemungkinan kejadian korupsi
• Sistem tersebut ditandai dengan adanya atribut-
atribut yang spesifik yang merupakan
pendalaman atau penguatan dari sistem tata
kelola setiap organisasi yang telah ada yang
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi masing-
masing organisasi pemerintah
ALASAN PENGEMBANGAN FCP

• Korupsi telah pada stadium sistemik


 perlu penanganan yang sistematis
• Secara hipotesis, pengendalian intern
dipersepsikan telah memadai
 kenyataan belum cukup utk
menangkal KKN
SISTIM PENGENDALIAN MANAJEMEN

8 UNSUR COSO
• Organisasi • Control Environment
• Kebijakan • Risk Assessment
• Perencanaan • Control Activities
• Prosedur • Information and
• Pencatatan Communications
• Pelaporan • Monitoring
• Pembinaan Personil
• Review Intern
KETERKAITAN POSISI
– PAK  SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
• Lebih spesifik – lebih lengkap – lebih probable
• Lebih luas mencakup eksternal/lingkungan

11/12/20 22
UNCAC 2003
UU No.7 Tahun 2006

PENURUNAN
TINGKAT
KORUPSI
SECARA
PROGRAM NASIONAL
PENCEGAHAN WILAYAH
DAN BEBAS Indikator:
PENGENDALIAN KORUPSI Meningkatnya
KORUPSI Indeks Persepsi
Korupsi (IPK)
Indonesia

UU No. 28 Tahun 1999


tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih
dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

INPRES NO.5 TH 2004


SASARAN
SASARAN ANTARA
INSTANSI PEMERINTAH MEMILIKI KEBIJAKAN MAKRO YG
TERINTEGRASI DLM PENCEGAHAN/PEMBERANTASAN
KORUPSI
(Bersifat spesifik untuk organisasi tersebut)

SASARAN AKHIR
AREA BEBAS KORUPSI DGN CAKUPAN YANG LUAS
“dalam jangka panjang, keberhasilan pemberantasan ini
akan lebih bergantung pada keberhasilan mengurangi
peluang korupsi, mengekang pembenaran dan
menghambat niat”
TAHAPAN FCP

DIAGNOST
SOSIALIS IC
ASI ASSESSM
ENT

EVALUA
SI BIMTEK
FRAMEWORK FCP

INTEGRATED MACRO POLICY

FRAUD
COMMUNITY REPORTING
RISK
AWARENESS SYSTEM
ASSESMENT

CONDUCT & DISCIPLINARY STANDARD


Framework FCP
1. Integrated Macro Policy:
 Kebijakan anti fraud
 Struktur pertanggungjawaban

2. Fraud Risk Assessment

3. Community Awareness:
 Kepedulian pegawai
 Kepedulian pelanggan & masyarakat
 Perlindungan pelapor
Framework FCP

4. Reporting System:
 Sistem pelaporan kejadian fraud

 Pengungkapan kpd pihak eksternal

 Prosedur investigasi

5. Conduct & Disciplinary Standard


10 ATRIBUT FCP
KEBIJAKAN ANTI FRAUD

STRUKTUR
PERTANGGUNGJAWABAN

PENILAIAN RISIKO FRAUD

KEPEDULIAN PEGAWAI
KEPEDULIAN
PELANGGAN & MASYARAKAT

SISTEM PELAPORAN FRAUD

PERLINDUNGAN PELAPOR

PENGUNGKAPAN KPD
PIHAK EKSTERNAL

PROSEDUR INVESTIGASI

STANDAR
PERILAKU & DISIPLIN
Kebijakan Anti Fraud
• Secara jelas mengkomunikasikan nilai-nilai
organisasi dan kegiatan utama (core business).
• Mengartikulasikan komitmen pimpinan terhadap
prinsip-prinsip di atas.
• Berdasarkan pada filosofi manajemen risiko.
Potensi Korupsi dalam Pelaksanaan Tugas
Utama
• Berisi respon yang layak terhadap ancaman
yang telah diidentifikasikan. Tindakan Organisasi
dalam menangani Fraud
• Perangkat Pendukung Kebijakan Terintegrasi (9
Atribut Program Pencegahan Korupsi).
Struktur Pertanggungjawaban
– Setiap tingkatan manajemen dan mereka perlu
dibuat peduli bahwa tanggungjawab ini
melekat pada posisi mereka dalam hal
pencegahan dan pendeteksian fraud.
– Pada berbagai tingkatan manajemen
tanggungjawab tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut :
• Pada tingkat stratejik, tanggungjawab manajemen
untuk mencegah dan mendeteksi fraud harus
tercermin pada rencana organisasi, rencana
manajemen, dan manual operasi.
• Pada tingkat operasional, tanggungjawab
manajemen untuk mencegah dan mendeteksi fraud
harus dicantumkan dalam uraian tugas, edaran, dan
prosedur.
Penilaian Risiko Fraud
• Manajemen harus memutuskan bagaimana harus
mengelola risiko.Kajian atas risiko fraud menghasilkan
profil risiko dan informasi yang diperlukan untuk
menyikapi fraud dengan cara yang hemat.
• Kajian risiko kejadian korupsi akan mencakup elemen
berikut :
– Mengidentifikasi fungsi-fungsi utama
– Mengkaji dan merangking sifat dan luasnya kerentanan fraud
setiap bidang/fungsi
– Mengidentifikasi bentuk ancaman fraud pada setiap bidang/fungsi
– Mengkaji probabilitas kejadian ancaman yang teridentifikasi
• Manajemen harus selalu mengupdate informasi berkaitan
dengan risiko fraud.
Kepedulian Pegawai
• Pegawai mengetahui lebih banyak dari siapapun
bilamana terdapat kesenjangan, kelemahan dan
kegagalan dalam sistem organisasi.
• Untuk dapat secara aktif dan positif memberi
kontribusi pada pengendalian fraud, pimpinan
dan staf perlu :
– Mendorong kultur tempat bekerja yang etis.
– Memahami nilai dan pentingnya personil.
– Memberi kontribusi pada pengendalian atas fraud.
– Mengembangkan pemahaman tentang praktik, sistem,
dan pengendalian yang baik.
– Menjaga praktek terbaik mencegah fraud.
– Mewaspadai tipe kecurangan yang berbeda-beda di
tempat kerja dan bagaimana mendeteksinya.
Kepedulian Pelanggan dan
Masyarakat
• Komunikasi atas informasi mengenai
tindakan yang diharapkan dilakukan dalam
hal terdapat fraud yang diidentifikasi
• manfaat serta peningkatan kinerja sebagai
hasil pengendalian atas fraud bila terdapat
informasi dari masyarakat.
Sistem Pelaporan Fraud
• Pemberi informasi kemungkinan merasa
kurang nyaman membuat laporan dimana
tidak ada sarana untuk melakukannya.

• Dokumentasi dan distribusi sistem pelaporan


akan meminimalisir ketidakpastian dan
memperjelas tanggungjawab karyawan.
Perlindungan Pelapor
Organisasi harus menyatakan komitmen
untuk mendukung dan melindungi pihak
yang kurang puas/pemberi informasi
dalam mengidentifikasi kecurangan.
Komitmen tersebut dinyatakan secara
tertulis dan didokumentasikan serta
dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang
potensial.
Pengungkapan kpd Pihak
Eksternal
• Pimpinan hendaknya menjelaskan bahwa tidak ada
pengecualian untuk melaporkan kejadian fraud kepada
penegak hukum. Selain karena telah diatur dalam
peraturan perundang-undangan, obyektivitas
penanganan fraud oleh pihak yang independen akan
lebih terjamin.
• Namun demikian, perlu diatur mekanisme pelaporan
kepada pihak luar.
• Pelaporan kepada pihak luar dapat dilakukan kepada
KPK, Kejaksaan Agung, Kepolisian Negara, BPK, BPKP,
Inspektorat Jenderal sebagaimana dimaksudkan dalam
penjelasan pasal 6 Undang-undang Nomor 30 Tahun
2002 tentang Komisi Pemberantasan TPK.
Prosedur Investigasi

Merupakan hal yang sangat penting bahwa


apabila sekali fraud telah terdeteksi, maka
harus ditangani dan diinvestgasi secara
kompeten. Setiap kejadian fraud harus
diinvestigasi sebagai dasar melakukan
tindakan lebih lanjut.
Standar Perilaku & Disiplin
• Standar mendefinisikan aturan, mengatur lingkungan
etik, memungkinkan memberikan justifikasi apa yang
boleh dan apa yang tidak boleh, mendefinisikan
hukuman dan panduan yang jelas apabila standar
dilanggar. Standar hendaknya jelas dan dimengerti,
tidak boleh berasumsi
• Pedoman perilaku memuat hal-hal sebagai berikut :
– Kepada siapa berlaku
– Permakluman atas pedoman perilaku
– Peraturan yang berlaku
– Aktivitas ilegal
– Praktek korupsi
• Standar disiplin memuat, antara lain, hal-hal sebagai
berikut:
– Landasan tindakan disiplin.
– Tindakan sebelum hukuman
– Hukuman atas pelanggaran disiplin
– Keputusan atas hukuman
PROGRAM
EVALUASI

HASIL
EVALUASI
FRAUD
RISK KUESIONER
ASSESSMENT (Q1 & Q2)

PENDEKATAN EVALUASI
PROGRAM EVALUASI
Simpulan hasil penilaian dengan
menggunakan PE dikategorikan menjadi 3, yaitu :

• Tidak memadai, tidak ada eksistensi dan tidak ada


implementasi.

• Cukup memadai, ada eksistensi tetapi tidak ada


implementasi atau tidak ada eksistensi tetapi ada
implementasi.

• Memadai, apabila ada eksistensi dan implementasi


PROGRAM EVALUASI

Eksistensi Implementasi
Simpulan
Ada Tidak Ada Ya Tidak

  = Memadai

 
= Cukup Memadai
 

  = Tidak Memadai
FRAUD RISK ASSESSMENT

Simpulan hasil penilaian dengan


menggunakan FRA dikategorikan menjadi 3, yaitu:

• Sangat berisiko (nilai rata-rata < 0,50)


> perhatian pejabat senior, perlu tindakan segera.

• Cukup berisiko (0,50  nilai rata-rata < 0,80)


> dikelola dgn prosedur rutin.

• Berisiko (0,80  nilai rata-rata)


> tanggung jawab pejabat tertentu.
SIMPULAN PE & FRA
Dari hasil penilaian PE & FRA
dapat disimpulkan bagaimana risiko terjadinya
fraud/korupsi pada suatu organisasi, yaitu sbb:

• Risiko terjadinya fraud TINGGI


> Jika simpulan PE adalah “Tidak Memadai” dan
kategori FRA adalah “Sangat Berisiko”.

• Risiko terjadinya fraud SEDANG


> Jika simpulan PE adalah “Cukup Memadai” dan
kategori FRA adalah “Berisiko”.

• Risiko terjadinya fraud RENDAH


> Jika simpulan PE adalah “Memadai” dan
kategori FRA adalah “Cukup Berisiko”.
KUESIONER
Pengisian Kuesioner:

• Q1 -> Diisi oleh Tim Evaluasi berdasarkan


simpulan hasil PE & FRA

• Q2 -> Diisi oleh responden pd organisasi


-> Dihitung nilai rata-rata tiap parameter
oleh Tim Evaluasi

Q1 bandingkan Q2
GAMBARAN HASIL EVALUASI FCP

Hasil Penilaian Terhadap Bidang Tertentu


No. Atribut FCP
Bidang 1 Bidang 2 Bidang 3 Bidang 4

1 Kebijakan Anti Fraud Hijau Hijau Hijau Hijau


2 Struktur Pertanggungjawaban Hijau Hijau Hijau Hijau

3 Penilaian Risiko Fraud Hijau Kuning Hijau Merah

4 Kepedulian Pegawai Kuning Merah Merah Merah


5 Kepedulian Pelanggan & Masyarakat Hijau Hijau Kuning Merah

6 Sistem Pelaporan Fraud Hijau Kuning Hijau Merah

7 Perlindungan Pelapor Kuning Hijau Hijau Hijau


8 Pengungkapan kpd Eksternal Hijau  Merah Kuning Merah

9 Prosedur Investigasi Hijau Hijau Hijau Kuning

10 Standar Perilaku & Disiplin Hijau Hijau Hijau Hijau

  Hasil Keseluruhan Hijau Kuning Kuning Merah

Catatan:

Risiko Fraud Risiko Fraud


Risiko Fraud Rendah
Sedang Tinggi
Organisasi yang telah dievaluasi

• KPMPPT Pemkab Kudus


• Dipenda Pemkot Kupang
• Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul
Sapi Perah Baturaden
• BPTSP Batanghari
• Pemprov. Gorontalo
SIMPULAN
.
•• Mencegah
MencegahFraud
Fraudlebih
lebihefektif
efektifdari
daripada
pada
melakukan
melakukanupaya
upayarepresif
represifterhadap
terhadapFraud
Fraud

••Memerangi
Memerangifraud
fraudsistemik
sistemikdengan
denganpola
polayang
yang
sistematis
sistematisdengan
denganmenggunakan
menggunakanatribut-atribut
atribut-atribut
yang
yangspesifik
spesifikyang
yangmerupakan
merupakanpendalaman
pendalamanatau atau
penguatan
penguatandari
darisistem
sistemtata
tatakelola
kelolasetiap
setiap
organisasi
organisasipemerintah
pemerintah

Anda mungkin juga menyukai