Anda di halaman 1dari 33

KEBIJAKAN

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH


DALAM RANGKA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
PADA TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
TUJUAN

SETELAH MENGIKUTI KEGIATAN INI


DIHARAPKAN PESERTA MAMPU MEMAHAMI
TENTANG:

1. Kewenangan secara umum oleh satuan pendidikan


menurut regulasi;
2. Peran masyarakat/orang tua peserta didik dalam
kerangka implementasi MBS di satuan pendidikan;
3. Mengimplementasikan kebijakan MBS dalam
pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di
satuan pendidikan, khususnya dalam penyusunan
RKS dan RKAS, pelaksanaan program, dan SME
CAKUPAN MATERI
1. Kewenangan secara umum oleh satuan
pendidikan menurut regulasi;
2. Peran masyarakat/orang tua peserta didik
dalam kerangka implementasi MBS di satuan
pendidikan;
3. Implementasi kebijakan MBS dalam
pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan
di satuan pendidikan, khususnya dalam
penyusunan RKS dan RKAS, pelaksanaan
program, dan SME
BAGIAN I.
Kewenangan secara umum oleh
satuan pendidikan menurut
regulasi
PENGERTIAN KEBIJAKAN
• Kebijakan adalah aturan tertulis yang merupakan keputusan formal organisasi, yang bersifat mengikat, yang
mengatur perilaku dengan tujuan untuk menciptakan tatanilai baru dalam masyarakat,. Kebijakan akan
menjadi rujukan utama para anggota organisasi atau anggota masyarakat dalam berperilaku. Berbeda dengan
Hukum (Law) dan Peraturan (Regulation), kebijakan lebih bersifat adaptif dan intepratatif, meskipun kebijakan
juga mengatur “apa yang boleh, dan apa yang tidak boleh”.
• Contoh kebijakan adalah: (1) Undang-Undang, (2) Peraturan Pemerintah, (3) Keppres, (4) Kepmen, (5) Perda,
(6) Keputusan Bupati, dan (7) Keputusan Direktur. Setiap kebijakan yang dicontohkan di sini adalah bersifat
mengikat dan wajib dilaksanakan oleh obyek kebijakan. Contoh di atas juga memberi pengetahuan pada kita
semua bahwa ruang lingkup kebijakan dapat bersifat makro, meso, dan mikro. ( Sumber: Dunn, William N. 1999.
Analisis Kebijakan. Diterjemahkan Drs. Samodra Wibawa, MA dkk. Edisi ke 2. Jakarta)
• Dalam kajian dan diskusi selanjutnya adalah apa saja dan bagaimana implementasi kebijakan-kebijakan dalam
pengelolaaan dan penyelenggaraan bidang pendidikan, sebagai rujukan bagi para pemangku kepentingan
menurut kewenangan atau tugas pokok dan fungsinya, baik oleh Satuan Pendidikan, Komite Sekolah, Orang
tua Peserta didik, dan Penyelenggara Pendidikan yang dilakukan oleh Masyarakat.
KEWENANGAN SATUAN
PENDIDIKAN
Pasal 49 s.d. pasal 58 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
1. Mengelola satuan atau program pendidikan anak 6. Mengelola pendidikan sesuai dengan kebijakan
usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan pendidikan tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota,
menengah berdasarkan standar pelayanan minimal serta sesuai dengan ketentuan peraturan
dengan prinsip manajemen berbasis perundang-undangan.
sekolah/madrasah.
7. Menetapkan kebijakan untuk menjamin peserta
2. Bertanggung jawab mengelola sistem pendidikan nasional di satuan didik memperoleh akses pelayanan pendidikan bagi
atau program pendidikannya serta merumuskan dan menetapkan
kebijakan pendidikan sesuai dengan kewenangannya. peserta didik yang orang tua/walinya tidak mampu
membiayai pendidikan, peserta didik pendidikan
3. Kebijakan pendidikan tersebut merupakan penjabaran dari kebijakan
pendidikan tingkat nasional, provinsi, kabu­paten/kota, serta sesuai khusus, dan/atau peserta didik di daerah khusus.
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
8. Wajib menjamin terpenuhinya standar pelayanan
4. Menuangkan kebijakan pendidikan satuan pendidikan dalam: 1). minimal bidang pendidikan.
rencana kerja tahunan satuan pendidikan; 2). anggaran pendapatan
dan belanja tahunan satuan pendidikan; dan 3). peraturan satuan 9. Wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan
atau program pendidikan.
dengan berpedoman pada kebijakan pendidikan
5. Mengalokasikan anggaran pendidikan agar sistem pendidikan nasional, provinsi, kabupaten/kota, serta Standar
nasional di satuan dan/atau program pendidikan yang bersangkutan
dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, dan akuntabel. Nasional Pendidikan dan bekerja sama dengan unit
pelaksana teknis Pemerintah yang melaksanakan
tugas penjaminan mutu pendidikan.
10. Dalam rangka penjaminan mutu pendidikan satuan atau
program pendidikan, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, mengikuti: a. akreditasi program 10. Untuk menumbuhkan iklim kompetitif yang
pendidikan; b. akreditasi satuan pendidikan; c. sertifikasi
kompetensi peserta didik; d. sertifikasi kompetensi pendidik;
kondusif bagi pencapaian prestasi puncak,
dan/atau e. sertifikasi kompetensi tenaga kependidikan. satuan dan/atau program pendidikan
melakukan secara teratur kompetisi di satuan
11. Satuan atau program pendidikan yang telah atau hampir atau program pendidikan dalam bidang: a. ilmu
memenuhi Standar Nasional Pendidikan dapat merintis pengetahuan; b. teknologi; c. seni; dan/atau d.
dirinya untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan
berbasis keunggulan lokal. olahraga.
12. Satuan atau program pendidikan yang telah atau hampir 11. Memberikan penghargaan kepada peserta didik
memenuhi Standar Nasional Pendidikan dapat mengikuti yang meraih prestasi puncak sesuai ketentuan
akreditasi peraturan perundang-undangan.
13. Satuan atau program pendidikan wajib melakukan 12. Menetapkan kebijakan tata kelola pendidikan
pembinaan berkelanjutan kepada peserta didik yang untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan
memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk akuntabilitas pengelolaan pendidikan
mencapai prestasi puncak di bidang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan/atau olahraga pada tingkat satuan 13. Mengembangkan dan melaksanakan sistem
pendidikan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, informasi pendidikan berbasis teknologi
dan internasional. informasi dan komunikasi
KEWENANGAN/TUPOKSI
PERMENDIKNAS NO. 19 TAHUN
2007 TENTANG STANDAR
PENGELOLAAN

SATUAN PENDIDIKAN

1. Penyusunan perencanaan program Sekolah:visi, misi, tujuan, dan RKS/RKAS;


2. Pelaksanaan Rencana Kerja: pedoman sekolah, struktur organisasi, pelaksanaan
kegiatan, bidang kesiswaan, kurikulum, pembelajaran, PTK, sarpras, keuangan dan
pembiayaan, budaya dan lingkungan, peranserta masyarakat dan kemitraan
sekolah;
3. Pengawasan dan evaluasi: program pengawasan, EDS, evaluasi dan pengembangan
KTSP, evaluasi pendayagunaan PTK, dan akreditasi;
4. Kepemimpinan sekolah;
5. SIM (Sistem Informasi Manajemen);
6. Penilaian khusus.
BAGIAN II.
Peran masyarakat/orang tua peserta didik
dalam kerangka implementasi MBS di satuan
pendidikan
PERAN MASYARAKAT DAN ORANG TUA PESERTA DIDIK DALAM RANGKA
IMPLEMENTASI MBS

1. MENURUT UU SISDIKNAS NOMOR 20 TAHUN 2003

Pasal 6: (2)  Setiap warga negara bertanggung jawab terhadap


keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan; pada pasal 8:
Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan;
dan pada pasal 9: Masyarakat berkewajiban memberikan
dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan;
TENTANG PERAN KOMITE SEKOLAH

2. MENURUT PP NOMOR 17 TAHUN 2010 TTG PENGELOLAAN DAN


PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

a. Masyarakat dapat c. Dalam Pasal 188 dijelaskan bahwa: Peran serta masyarakat
meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, e. Dalam Pasal 198 dijelaskan Dewan
berperan serta dalam organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan
dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan dan/atau komite
penyelenggaraan pendidikan; (2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud sekolah/madrasah, baik
pendidikan melalui pada ayat (1) dapat menjadi sumber, pelaksana, dan pengguna perseorangan maupun kolektif,
berbagai komponen hasil pendidikan dalam bentuk: penyediaan sumber daya
pendidikan; penyelenggaraan satuan pendidikan; penggunaan dilarang: menjual buku pelajaran,
masyarakat, pendidikan hasil pendidikan; pengawasan penyelenggaraan pendidikan; bahan ajar, perlengkapan bahan ajar,
berbasis masyarakat, pengawasan pengelolaan pendidikan; pemberian pertimbangan pakaian seragam, atau lahan pakaian
dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada pemangku
dewan pedidikan, dan kepentingan pendidikan pada umumnya; dan/atau pemberian seragam di satuan pendidikan;
komite sekolah/madrasah bantuan atau fasilitas kepada satuan pendidikan dan/atau memungut biaya bimbingan belajar
penyelenggara satuan pendidikan dalam menjalankan fungsinya. atau les dari peserta didik atau orang
(Pasal 186);
tua/walinya di satuan pendidikan;
b. Peran serta masyarakat d. Fungsi Komite Sekolah dala Pasal 196 diatur: (1) Komite mencederai integritas evaluasi hasil
dalam pendidikan sekolah/madrasah berfungsi dalam peningkatan mutu pelayanan belajar peserta didik secara langsung
pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan atau tidak langsung; mencederai
berfungsi memperbaiki dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan
akses, mutu, daya saing, pendidikan pada tingkat satuan pendidikan; (2) Komite integritas seleksi penerimaan peserta
sekolah/madrasah menjalankan fungsinya secara mandiri dan didik baru secara langsung atau tidak
relevansi, tata kelola, dan professional; (3) Komite sekolah/madrasah memperhatikan dan langsung; dan/atau melaksanakan
akuntabilitas pengelolaan menindaklanjuti terhadap keluhan, saran, kritik, dan aspirasi
kegiatan lain yang mencederai
masyarakat terhadap satuan pendidikan; dan pada ayat (7)
dan penyelenggaraan Pendanaan komite sekolah/madrasah dapat bersumber dari: a. integritas satuan pendidikan secara
pendidikan (Pasal 187); Pemerintah; b. pemerintah daerah; c. masyarakat; d. bantuan langsung atau tidak langsung.
pihak asing yang tidak mengikat; dan/atau e. sumber lain yang
sah.
TENTANG ATURAN DANA PENDIDIKAN

3. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 Tentang Pendanaan Pendidikan


Ps 50 Prinsip-prinsip Menentukan sumber pendanaan pendidikan berdasarkan prinsip keadilan, kecukupan, dan
pendanaan keberlanjutan. Prinsip keadilan berarti bahwa besarnya pendanaan pendidikan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat disesuaikan dengan kemampuan masing-
masing. Prinsip kecukupan berarti bahwa pendanaan pendidikan cukup untuk membiayai
penyelenggaraan pendidikan yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan. Prinsip
keberlanjutan berarti bahwa pendanaan pendidikan dapat digunakan secara
berkesinambungan untuk memberikan layanan pendidikan yang memenuhi Standar
Nasional Pendidikan.
Ps 51 (1,2) Sumber dana Pendanaan pendidikan bersumber dari Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
Dana pendidikan pemerintah daerah dapat bersumber dari: anggaran Pemerintah;anggaran
pemerintah daerah;bantuan pihak asing yang tidak mengikat; dan/atausumber lain yang
sah.
Ps 51 (3) Sumber dana Dana pendidikan penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat dapat
pendidikan bersumber dari: pendiri penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan
oleh masyarakat;bantuan dari masyarakat, di luar peserta didik atau orang tua/ walinya;bantuan
masyarakat Pemerintah;bantuan pemerintah daerah; bantuan pihak asing yang tidak mengikat; hasil
usaha penyelenggara atau satuan pendidikan; dan/atau sumber lainnya yang sah.
TENTANG ATURAN DANA PENDIDIKAN

Ps 51 (4) Sumber dana Dana pendidikan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah dapat bersumber
pendidikan dari:anggaran Pemerintah;bantuan pemerintah daerah; pungutan dari peserta didik atau orang
oleh tua/walinya yang dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan;bantuan dari pemangku
pemerintah kepentingan satuan pendidikan di luar peserta didik atau orang tua/walinya;bantuan dari pihak asing
yang tidak mengikat; dan/atau sumber lainnya yang sah.

Ps 51 (5) Sumber dana Dana pendidikan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah dapat
pendidikan bersumber dari:bantuan pemerintah daerah; bantuan Pemerintah;pungutan dari peserta didik atau
oleh orang tua/walinya yang dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan;bantuan dari
pemerintah pemangku kepentingan satuan pendidikan di luar peserta didik atau orang tua/walinya;bantuan
daerah pihak asing yang tidak mengikat; dan/atau sumber lainnya yang sah.

Ps 51 (6) Sumber dana Dana pendidikan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh penyelenggara atau satuan
pendidikan pendidikan yang didirikan masyarakat dapat bersumber dari:bantuan dari penyelenggara atau
satuan satuan pendidikan yang bersangkutan;bantuan dari Pemerintah; bantuan dari pemerintah
pendidikan daerah;pungutan dari peserta didik atau orang tua/walinya yang dilaksanakan sesuai peraturan
oleh perundang-undangan;bantuan dari pemangku kepentingan satuan pendidikan di luar peserta didik
masyarakat atau orang tua/walinya; bantuan pihak asing yang tidak mengikat; dan/atausumber lainnya yang
sah.
TENTANG ATURAN PUNGUTAN DANA PENDIDIKAN
Ps Syarat Pungutan oleh satuan pendidikan dalam rangka memenuhi tanggung jawab kontribusi peserta didik, orang tua,
52 pungutan dan/atau walinya sebagaimana dimaksud di atas wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. didasarkan pada perencanaan investasi dan/atau operasi yang jelas dan dituangkan dalam rencana
strategis, rencana kerja tahunan, serta anggaran tahunan yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan;
b. perencanaan investasi dan/atau operasi sebagaimana dimaksud pada huruf a diumumkan secara
transparan kepada pemangku kepentingan satuan pendidikan;
c. dana yang diperoleh disimpan dalam rekening atas nama satuan pendidikan;
d. dipungut oleh satuan pendidikan dan dana yang diperoleh dibukukan secara khusus oleh satuan
pendidikan terpisah dari dana yang diterima dari penyelenggara satuan pendidikan;
e. tidak dipungut dari peserta didik atau orang tua/walinya yang tidak mampu secara ekonomis;
f. menerapkan sistem subsidi silang yang diatur sendiri oleh satuan pendidikan;
g. digunakan sesuai dengan perencanaan sebagaimana dimaksud pada huruf a;
h. kontribusi tidak dikaitkan dengan persyaratan akademik untuk penerimaan peserta didik, penilaian hasil
belajar peserta didik, dan/atau kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan;
i. sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari total dana kontribusi peserta didik atau orang
tua/walinya digunakan untuk peningkatan mutu pendidikan;
j. tidak dialokasikan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk kesejahteraan anggota komite
sekolah/madrasah atau lembaga representasi pemangku kepentingan satuan pendidikan;
k. pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan dana diaudit oleh akuntan publik dan dilaporkan kepada
Menteri, apabila jumlahnya lebih dari jumlah tertentu yang ditetapkan oleh Menteri;
l. pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan dana dipertanggung jawabkan oleh satuan pendidikan
secara transparan kepada pemangku kepentingan pendidikan terutama orang tua/wali peserta didik, dan
penyelenggara satuan pendidikan; dan
m. sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
TENTANG ATURAN PUNGUTAN DANA PENDIDIKAN

Ps 53 Pembatalan Menteri atau Menteri Agama, sesuai kewenangan masing-masing, dapat membatalkan
pungutan pungutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 apabila melanggar peraturan
perundang-undangan atau dinilai meresahkan masyarakat.
Ps 54 Kelebihan Apabila dana pungutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 yang diterima satuan
penggunaan pendidikan pada suatu tahun ajaran melebihi jumlah dana yang diperlukan menurut
pungutan perencanaan investasi dan/atau operasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 huruf a,
maka kelebihannya dimasukkan dalam anggaran tahun berikutnya.
Ps 55 Pungutan Peserta didik atau orang tua/walinya dapat memberikan sumbangan pendidikan yang
diluar ps 52 sama sekali tidak mengikat kepada satuan pendidikan secara sukarela di luar yang telah
diatur dalam Pasal 52. Penerimaan, penyimpanan, dan penggunaan sumbangan
pendidikan yang bersumber dari kontribusi peserta didik atau orang tua/walinya, diaudit
oleh akuntan publik, diumumkan secara transparan di media cetak berskala nasional, dan
dilaporkan kepada Menteri apabila jumlahnya lebih besar dari jumlah tertentu yang
ditetapkan oleh Menteri.
TENTANG ATURAN PUNGUTAN DANA PENDIDIKAN

4. Menurut Permendikbud Nomor 44 Tahun 2012 Tentang Pungutan


dan Sumbangan Biaya Pendidikan pada Satuan Pendidikan Dasar
PASAL-1
PENGERTIAN
2. Pungutan adalah penerimaan biaya pendidikan baik berupa uang
dan/atau barang/jasa pada satuan pendidikan dasar yang berasal
dari peserta didik atau orangtua/wali secara langsung yang bersifat
wajib, mengikat, serta jumlah dan jangka waktu pemungutannya
ditentukan oleh satuan pendidikan dasar.
3. Sumbangan adalah penerimaan biaya pendidikan baik berupa uang
dan/atau barang/jasa yang diberikan oleh peserta didik,
orangtua/wali, perseorangan atau lembaga lainnya kepada satuan
pendidikan dasar yang bersifat sukarela, tidak memaksa, tidak
mengikat, dan tidak ditentukan oleh satuan pendidikan dasar baik
jumlah maupun jangka waktu pemberiannya.
PASAL-5,6
SUMBER BIAYA
PENDIDIKAN
Pasal 5: Sumber biaya pendidikan pada satuan pendidikan dasar yang diselenggarakan oleh
Pemerintah dan/atau pemerintah daerah: a. anggaran pendapatan dan belanja negara; b.
anggaran pendapatan dan belanja daerah; c. sumbangan dari peserta didik atau orang
tua/walinya; d. sumbangan dari pemangku kepentingan pendidikan dasar di luar peserta didik
atau orang tua/walinya; e. bantuan lembaga lainnya yang tidak mengikat; f. bantuan pihak asing
yang tidak mengikat; dan/atau g. sumber lain yang sah.

Pasal 6: Sumber biaya pendidikan pada satuan pendidikan dasar yang diselenggarakan oleh
masyarakat: a. bantuan dari penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan; b.
pungutan, dan/atau sumbangan dari peserta didik atau orang tua/walinya; c. bantuan dari
masyarakat di luar peserta didik atau orang tua/walinya; d. bantuan Pemerintah; e. bantuan
pemerintah daerah; f. bantuan pihak asing yang tidak mengikat; g. bantuan lembaga lain yang
tidak mengikat; h. hasil usaha penyelenggara atau satuan pendidikan; dan/atau i. sumber lain yang
sah.
PASAL - 8(1)
BAGI SEKOLAH SWASTA

Pungutan yang dilakukan oleh satuan pendidikan dasar yang diselenggarakan oleh
masyarakat wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. didasarkan pada perencanaan
investasi dan/atau operasi yang jelas dan dituangkan dalam rencana strategis, rencana kerja
tahunan, serta anggaran tahunan yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan; b.
perencanaan investasi dan/atau operasi sebagaimana dimaksud pada huruf a diumumkan
secara transparan kepada pemangku kepentingan satuan pendidikan terutama orang
tua/wali peserta didik, komite sekolah, dan penyelenggara satuan pendidikan dasar; c.
dimusyawarahkan melalui rapat komite sekolah; dan d. dana yang diperoleh dibukukan
secara khusus oleh satuan pendidikan dasar terpisah dari dana yang diterima dari
penyelenggara satuan pendidikan dasar dan disimpan dalam rekening atas nama satuan
pendidikan dasar. (2) Pungutan harus digunakan sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) butir b, dan sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari total dana
pungutan peserta didik atau orang tua/walinya digunakan untuk peningkatan mutu
pendidikan.
PASAL- 12(1)
Masyarakat di luar penyelenggara dan satuan pendidikan dasar yang didirikan
masyarakat, serta peserta didik atau orang tua/walinya dapat memberikan
sumbangan pendidikan kepada satuan pendidikan dasar. (2) Satuan pendidikan
dasar dapat menerima sumbangan. (3) Sumbangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) digunakan untuk memenuhi kekurangan biaya satuan pendidikan.
Pungutan adalah penerimaan biaya pendidikan baik berupa uang dan/atau
barang/jasa pada satuan pendidikan dasar yang berasal dari peserta didik atau
orangtua/wali secara langsung yang bersifat wajib, mengikat, serta jumlah dan
jangka waktu pemungutannya ditentukan oleh satuan pendidikan dasar. 3.
Sumbangan adalah penerimaan biaya pendidikan baik berupa uang dan/atau
barang/jasa yang diberikan oleh peserta didik, orangtua/wali, perseorangan atau
lembaga lainnya kepada satuan pendidikan dasar yang bersifat sukarela, tidak
memaksa, tidak mengikat, dan tidak ditentukan oleh satuan pendidikan dasar
baik jumlah maupun jangka waktu pemberiannya.
5. Menurut Permdendikbud Nomor 75 Tahun 2016
Tentang Komite Sekolah
PASAL- 1
PENGERTIAN
1. Komite Sekolah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orangtua/wali peserta didik,
komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan.
2. Bantuan Pendidikan, yang selanjutnya disebut dengan Bantuan adalah pemberian berupa
uang/barang/jasa oleh pemangku kepentingan satuan pendidikan di luar peserta didik atau
orangtua/walinya, dengan syarat yang disepakati para pihak.
3. Pungutan Pendidikan, yang selanjutnya disebut dengan Pungutan adalah penarikan uang oleh
Sekolah kepada peserta didik, orangtua/walinya yang bersifat wajib, mengikat, serta jumlah dan
jangka waktu pemungutannya ditentukan.
4. Sumbangan Pendidikan, yang selanjutnya disebut dengan Sumbangan adalah pemberian berupa
uang/barang/jasa oleh peserta didik, orangtua/walinya baik perseorangan maupun bersama-
sama, masyarakat atau lembaga secara sukarela, dan tidak mengikat satuan pendidikan.
PASAL- 3
TUGAS KOMITE
SEKOLAH1. Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Komite Sekolah bertugas untuk:
a. memberikan pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan terkait:
1) kebijakan dan program Sekolah;
2) Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah/Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah
Diatur dalam (RAPBS/RKAS);
Permendikbud
3) kriteria kinerja Sekolah;
No 30 tahun 2017
4) kriteria fasilitas pendidikan di Sekolah; dan
5) kriteria kerjasama Sekolah dengan pihak lain.
b. menggalang dana dan sumber daya pendidikan lainnya dari masyarakat baik perorangan/organisasi/dunia
usaha/dunia industri maupun pemangku kepentingan lainnya melalui upaya kreatif dan inovatif;
c. mengawasi pelayanan pendidikan di Sekolah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
d. menindaklanjuti keluhan, saran, kritik, dan aspirasi dari peserta didik, orangtua/wali, dan masyarakat serta
hasil pengamatan Komite Sekolah atas kinerja Sekolah.
2. Upaya kreatif dan inovatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harus memenuhi kelayakan, etika,
kesantunan, dan ketentuan peraturan perundangundangan.
PASAL- 10
(1) Komite Sekolah melakukan penggalangan dana dan sumber daya pendidikan lainnya untuk melaksanakan fungsinya dalam memberikan
dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan.
(2) Penggalangan dana dan sumber daya pendidikan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk bantuan dan/atau sumbangan, bukan
pungutan. Diatur dalam permendikbud No 30 tahun 2017
(3) Komite Sekolah harus membuat proposal yang diketahui oleh Sekolah sebelum melakukan penggalangan dana dan sumber daya pendidikan
lainnya dari masyarakat.
(4) Hasil penggalangan dana dibukukan pada rekening bersama antara Komite Sekolah dan Sekolah.
(5) Hasil penggalangan dana dapat digunakan antara lain:
a. menutupi kekurangan biaya satuan pendidikan;

b. pembiayaan program/kegiatan terkait peningkatan mutu Sekolah yang tidak dianggarkan;


c. pengembangan sarana prasarana; dan

d. pembiayaan kegiatan operasional Komite Sekolah dilakukan secara wajar dan harus dipertanggungjawabkan secara transparan.
(6) Penggunaan hasil penggalangan dana oleh Sekolah harus:
a. mendapat persetujuan dari Komite Sekolah;
b. dipertanggungjawabkan secara transparan; dan dilaporkan kepada Komite Sekolah.
BIAYA SATUAN PENDIDIKAN
Pasal 2 (Peremen No.44/2012) PP Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan
Biaya satuan pendidikan terdiri atas:
a. biaya investasi;
b. biaya operasi; (1) Biaya pendidikan meliputi: a. biaya satuan pendidikan; b. biaya penyelenggaraan
c. bantuan biaya pendidikan; dan dan/atau pengelolaan pendidikan; dan c. biaya pribadi peserta didik.
d. beasiswa.
(2) Biaya satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri
atas: a. biaya investasi, yang terdiri atas: 1. biaya investasi lahan pendidikan; dan
6. Menurut Permendiknas Nomor 69 Tahun 2009 Tentang 2. biaya investasi selain lahan pendidikan. b. biaya operasi, yang terdiri atas: 1.
biaya personalia; dan 2. biaya nonpersonalia. c. bantuan biaya pendidikan; dan d.
Standar Biaya operasi Non Personalia Tahun 2009 beasiswa.
(3) Biaya penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b meliputi: a. biaya investasi, yang terdiri atas: 1. biaya
Dalam Permendiknas ini dijelaskan bahwa yang investasi lahan pendidikan; dan 2. biaya investasi selain lahan pendidikan. b.
dimaksudkan dengan Standar biaya operasi biaya operasi, yang terdiri atas: 1. biaya personalia; dan 2. biaya nonpersonalia.
nonpersonalia untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, (4) Biaya personalia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b angka 1 dan ayat
SMK, SDLB, SMPLB, dan SMALB adalah standar (3) huruf b angka 1 meliputi: a. biaya personalia satuan pendidikan, yang terdiri
biaya yang diperlukan untuk membiayai kegiatan atas: 1. gaji pokok bagi pegawai pada satuan pendidikan; 2. tunjangan yang
operasi nonpersonalia selama 1 (satu) tahun untuk melekat pada gaji bagi pegawai pada satuan pendidikan; 3. tunjangan struktural
SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK, SDLB, SMPLB, bagi pejabat struktural pada satuan pendidikan; 4. tunjangan fungsional bagi
dan SMALB sebagai bagian dari keseluruhan dana pejabat fungsional di luar guru dan dosen; 5. tunjangan fungsional atau subsidi
pendidikan agar satuan pendidikan dapat melakukan tunjangan fungsional bagi guru dan dosen; 6. tunjangan profesi bagi guru dan
kegiatan pendidikan secara teratur dan berkelanjutan dosen; 7. tunjangan khusus bagi guru dan dosen; 8. maslahat tambahan bagi
sesuai Standar Nasional Pendidikan, yang besarnya guru dan dosen; dan 9. tunjangan kehormatan bagi dosen yang memiliki jabatan
adalah 137.005.100,- rupiah per sekolah, atau profesor atau guru besar. b. biaya personalia penyelenggaraan dan/atau
22.834.183,- rupiah per rombongan belajar atau pengelolaan pendidikan, yang terdiri atas: 1. gaji pokok; 2. tunjangan yang
713.568,- rupiah per peserta didik. melekat pada gaji; 3. tunjangan struktural bagi pejabat struktural; dan 4.
tunjangan fungsional bagi pejabat fungsional.
7. Menurut Permendiknas Nomor 30 Tahun 2017
Tentang
Pelibatan Keluarga Pada Penyelenggaraan
Pendidikan
PASAL-5-11

1. Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan dalam Satuan Pendidikan

Bentuk pelibatan keluarga di sekolah:


a. menghadiri pertemuan yang diselenggarakan oleh Satuan Pendidikan;
b. mengikuti kelas Orang Tua/Wali;
c. menjadi narasumber dalam kegiatan di Satuan Pendidikan;
d. berperan aktif dalam kegiatan pentas kelas akhir tahun pembelajaran;
e. berpartisipasi dalam kegiatan kokurikuler, ekstra kurikuler, dan kegiatan lain untuk pengembangan diri
Anak;
f. bersedia menjadi aggota Komite Sekolah;
g. berperan aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Komite Sekolah;
h. menjadi anggota tim pencegahan kekerasan di Satuan Pendidikan;
i. berperan aktif dalam kegiatan pencegahan pornografi, pornoaksi, dan penyalahgunaan narkoba,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA); dan
j. memfasilitasi dan/atau berperan dalam kegiatan Penguatan Pendidikan Karakter Anak di Satuan
Pendidikan.
2. Pelibatan Keluarga pada 3. Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan
Penyelenggaraan Pendidikan dalam Pendidikan dalam Masyarakat
Keluarga
a. mencegah peserta didik dari perbuatan yang
melanggar peraturan Satuan Pendidikan
a. menumbuhkan nilai-nilai karakter Anak di dan/atau yang menganggu ketertiban
lingkungan Keluarga; umum;
b. memotivasi semangat belajar Anak; b. mencegah terjadinya tindak anarkis
dan/atau perkelahian yang melibatkan
c. mendorong budaya literasi; dan pelajar; dan
d. memfasilitasi kebutuhan belajar Anak. c. mencegah terjadinya perbuatan pornografi,
pornoaksi, dan penyalahgunaan narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA)
yang melibatkan peserta didik.
PASAL-12-
15
2. Peran dan Tanggung Jawab Komite Sekolah
1. Peran dan Tanggung Jawab a. Mendorong pelaksanaan Pelibatan Keluarga 4. Peran dan Tanggung Jawab
di Satuan Pendidikan;
Satuan Pendidikan Kementerian
b. Mendukung pelaksanaan Pelibatan
a. Melaksanakan norma, Keluarga; dan a. Menyusun norma, standar,
standar, prosedur, dan c. Mengoordinasikan pelaksanaan Pelibatan prosedur dan kriteria;
Keluarga.
kriteria yang ditetapkan oleh
Kementerian; b. Mengoordinasikan pelaksanaan
3. Peran dan Tanggung Jawab Pemerintah Daerah kebijakan Pelibatan Keluarga;
b. Mendukung program
Pelibatan Keluarga di Satuan
d. Menyusun kebijakan Pelibatan Keluarga c. Memfasilitasi Pemerintah
berdasarkan norma, standar, prosedur dan
Pendidikan; kriteria yang ditetapkan oleh Kementerian;
Daerah, Satuan Pendidikan,
e. Mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan
Komite Sekolah, dan
c. Memprakarsai pelaksanaan Pelibatan Keluarga di Satuan Pendidikan Masyarakat dalam pelaksanaan
Pelibatan Keluarga di Satuan dan Masyarakat; Pelibatan Keluarga;
Pendidikan; dan f. Memfasilitasi Satuan Pendidikan, Komite
Sekolah, dan Masyarakat dalam d. Melaksanakan bimbingan
d. Memfasilitasi pelaksanaan pelaksanaan Pelibatan Keluarga; teknis untuk mendukung
Pelibatan Keluarga di Satuan g. Melaksanakan bimbingan teknis untuk kegiatan Pelibatan Keluarga di
mendukung kegiatan Pelibatan Keluarga di Satuan Pendidikan; dan
Pendidikan. Satuan Pendidikan; dan
h. Melaksanakan supervisi, monitoring, dan e. Melakukan supervisi,
evaluasi pelaksanaan Pelibatan Keluarga di
Satuan Pendidikan.
monitoring, dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan
Pelibatan Keluarga.
PASAL-16

Pembiayaan kegiatan Pelibatan Keluarga dapat


bersumber dari:

1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;


2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
3. sumbangan;
4. bantuan; dan/atau
5. sumber pembiayaan lain yang sah dan tidak mengikat, sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAGIAN III.
Implementasi kebijakan MBS dalam pengelolaan dan
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan,
khususnya dalam penyusunan RKS dan RKAS,
pelaksanaan program, dan SME
PENGERTIAN
1. Pengertian implementasi kebijakan MBS dalam pengelolaan dan
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan disini adalah
lebih difokuskan kepada bagaimana sekolah melaksanakan
pengembangan/penyusunan RKS (Rencana Kerja Sekolah) dan RKAS
(Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah, pelaksanaan program,
dan SME (Supervisi, Monitoring, dan Evaluasi).
2. Dalam pelaksanaannya tetap harus didasarkan atas prinsip-prinsip
(konsep) MBS, yaitu otonomi/kemandirian, keterbukaan,
akuntabilitas, partisipasi, dan kerjasama. Disamping itu, juga
mengacu kepada konsep manajemen sekolah yang baik serta
Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan.
PENYUSUNAN/PENGEMBANGAN
RKS DAN RKAS

(TAMBAHKAN FILE KHUSUS)

Anda mungkin juga menyukai