Anda di halaman 1dari 21

KENDALA DAN PELUANG

PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI
Kendala Pengembangan Agroindustri (Deperi
ndag, 2000 dan 2005)

Bahan baku yang berupa komoditi pertanian belum dapat mencukupi


kebutuhan industri pengolahan secara berkesinambungan

Kemampuan sumberdaya manusia (SDM) terbatas dalam


penguasaan manajemen dan teknologi menyebabkan rendahnya
efisiensi dan daya saing produk agroindustri

Investasi di bidang agroindustri kurang berkembang

Lembaga keuangan masih menerapkan preferensi suku bunga yang


sama antara sektor pertanian, kehutanan, industri dan jasa sehingga
kurang atraktif bagi investor untuk berusaha di bidang agroindustri
Kendala Pengembangan Agroindustri (Deperi
ndag, 2000 dan 2005)

Informasi peluang usaha dan permasalahan belum memadai dengan


keterpaduan jaringan bisnis yang baik

Masih adanya kesenjangan pengembangan wilayah

Belum terciptanya sinergi kebijakan yang mendukung iklim usaha

Kurangnya sarana, prasarana dan transportasi

Kemitraan usaha dan keterkaitan produk antara hulu dan hilir belum
berjalan lancar

Ketergantungan pada lisensi produk dan teknologi yang bersumber dari luar
negeri
Kendala Pengembangan Agroind
ustri Kopi
Hasil Penelitian Agroindustri Kopi di Lampung (Agu
stian et al, 2003)

Harga biji kopi sangat rendah sehingga


intensifikasi kopi sulit dilaksanakan,
sehingga kualitas biji kopi rendah

Pemasaran hasil olahan belum


berlangsung dengan baik
Kendala Pengembangan
Agroindustri Kelapa

Keterbatasan tenaga kerja panen, karena terbukanya kesempatan


kerja alternatif pada komoditas perkebunan lainnya

Adanya komoditi pesaing usaha

Keterbatasan teknologi pengolahan, sehingga produk olahan yang


dihasilkan kalah bersaing dengan produk yang sama dari
lokasi/negara lain

Potensi bahan baku belum dimanfaatkan optimal


Kendala Industri Pengolahan
Buah-buahan

Ketidakpastian kontinuitas pasokan bahan baku dan konsistensi mutu,


ukuran serta tingkat kematangan buah

Belum ada budidaya perkebunan buah skala komersial yang dapat


memasok kebutuhan industri pengolahan terutama pengalengan buah

Rendahnya minat investasi di bidang budidaya dan industri pengalengan


buah

Ketatnya persyaratan yang diberlakukan negara pengimpor terutama


negara maju

Banyak buah dalam kaleng ex impor yang masuk pasar dalam negeri
dengan harga relatif murah dan mutu bagus
Kendala Pengembangan
Agroindustri CPO

Kualitas produk rendah

Belum adanya jaminan pasokan bahan baku industri


pengolahan CPO meskipun sudah ada pajak ekspor

Pendalaman struktur industri oleokimia hilir yang


memakai teknologi faksinasi belum berkembang

Ekspor dan olahannya masih dengan FOB (free on


board)
Kendala pada Pengembangan
Agroindustri Karet

Rendahnya komitmen terhadap upaya


peningkatan mutu

Lemahnya kelembagaan petani karet

Belum dikuasainya teknologi


pengolahan produk karet hilir
Kendala Pengembangan
Agroindustri Tembakau
Mutu tembakau belum memenuhi standar
internasional

Ketidakseimbangan pasokan dan kebutuhan tembakau

Rendahnya posisi tawar petani

Kebijakan cukai yang kurang mendukung


perkembangan industri rokok

Kurangnya informasi pasar


Kendala Pengembangan
Agroindustri Kakao
Kakao yang diekspor dalam bentuk biji dan tidak terkena
PPn 10%, tetapi bila diolah dalam negeri terkena PPn 10%

Industri kakao olahan dalam negeri kekurangan bahan baku


karena biji kakao lebih banyak di ekspor

Rendahnya mutu biji kakao Indonesia karena tidak


difermentasi

Harga biji kakao fermentasi dan tidak fermentasi tidak


berbeda jauh

Tanaman kakao Indonesia 50% terserang hama penggerek


buah kakao
Peluang Pengembangan Agroindustri
(Deperindag, 2000 dan 2005)

Potensi permintaan produk-produk komoditas industri agro semakin besar sejalan


dengan dinamika pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya dan arus global

Perubahan lingkungan strategis dari sisi permintaan seperti pertamaban


penduduk, pertumbuhan kota dan industrialisasi

Semakin terbukanya peluang usaha sebagai akibat reformasi ekonomi

Adanya kesepakatan AFTA, APEC, dan WTO yang menyebabkan terbukanya


pasar domestik di masing-masing negara anggota

Adanya upaya untuk merelokasikan unit-unit produksi dari beberapa negara maju ke
negara berkembang termasuk indonesia
ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI
ANALISIS NILAI TAMBAH

Nilai tambah (value added) adalah


penambahan nilai suatu komoditas karena
mengalami proses pengolahan,
pengangkutan, atau penyimpanan dalam
suatu proses produksi.

Tujuan dari analisis nilai tambah adalah untuk


mengukur balas jasa yang diterima pelaku sistem
( pengolah ) dan kesempatan kerja yang dapat
diciptakan oleh sistem tersebut.
Dalam analisis nilai tambah terdapat tiga ko
mponen pendukung

• menunjukkan banyaknya output yang


faktor konversi dihasilkan dari satu satuan input

faktor • menunjukkan banyaknnya tenaga kerja


keofesien langsung yang diperlukan untuk
tenaga kerja mengolah satu satuan input

• menunjukkan nilai output yang


nilai dihasilkan dari satu satuan input
Analisis Nilai Tambah
Nilai tambah = f (K, B, T, U, H, h, L)

Dimana: 
K = kapasitas produksi (unit)
B = jumlah bahan baku yang digunakan(unit)
H = harga output (unit)
L = harga input lain (unit)
T = tenaga kerja yang terlibat (orang)
U = upah tenaga kerja(Rp/unit)
h = harga bahan baku(Rp/unit)
Analisis Perhitungan Nilai Tambah
No Variabel Nilai
 Output, Input, Harga
1 Output/ total produksi (unit ) A
2 Input bahan baku ( 3/ unit) B
3 Input Tenaga kerja (HOK/unit) C
4 Factor konversi (1) / (2) D=A/B
5 Koefisien tenaga kerja (3) / (2) E=C/B
6 Harga produk ( Rp /unit) F
7 Upah rata-rata tenaga kerja per orang( Rp /HOK)) G
   
Analisis Perhitungan Nilai Tambah
 
Pendapatan dan Keuntungan
 

8 Harga input bahan baku ( Rp /unit) H


9 Sumbangan input lain ( Rp /unit) I
10 Nilai produk ( 4 ) x ( 6 ) ( Rp /unit) J=DXF
11 a. Nilai tambah ( 10 ) - ( 8 ) – ( 9 ) ( Rp /unit) K=J–H–I
  b. Rasio nilai tambah (11a) / (10 ) ( % ) L%=(K/J)%
12 a. Pendapatan Tenaga kerja ( Rp /unit) M=EXG
  b. Imbalan tenaga kerja (12a) / (11a) ( % ) N%=(M/K)%
13 a. Keuntungan (11a) – ( 12a) ( Rp /unit) O=K–M
  b. Tingkat keuntungan (13a) / (10 ) ( % ) P%=(O–J)%
Analisis Perhitungan Nilai Tambah

Balas Jasa Untuk Faktor produksi


14 Marjin ( 10 ) - ( 8 ) ( Rp / unit) Q=J–H
a. Pendapatan tenaga kerja (12a) / (14 ) ( % ) R%=(M/Q)%
b. Sumbangan input lain ( 9 ) / (14 ) ( % ) S%=(I/Q)%
c. Keuntungan perusahaan (13a) / (14 ) ( % ) T%=(O/Q)%
Analisis Perhitungan Nilai Tambah

Penjelasan
langkah
analisis nilai
tambah dapat
dilihat pada
modul
analisis yang
diberikan!
TUGAS
1. Anda diminta untuk melakukan
analisis nilai tambah pada
agroindustri di dekat rumah Anda
2. Lakukan kunjungan pada
agroindustri dan lakukan wawancara
3. Wawancara dapat dilakukan
dengan berpedoman pada kuisioner
yang ada pada modul panduan
analisis nilai tambah
4. Input hasil analisis pada excel dan
lakukan analisis sesuai panduan dan
langkah-langkah yang diberikan
5. Kumpulkan laporan hasil analisis 2
minggu setelah tugas diberikan
6. Konsultasikan dengan dosen
terkait pembuatan jurnal
berdasarkan hasil analisis yang telah
Lakukan analisis nilai tambah pada agroindustri di sekitar rumah Anda! dilakukan

Anda mungkin juga menyukai