Anda di halaman 1dari 47

Manajemen

Kasus dr. M. Faliq Khubbata, Sp...

“PRETERM LABOR”
IDENTITAS
Nama : Ny. M

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 31 th

Alamat : Jeruksari 07/22 Wonosari

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Pendidikan : SMA

Tanggal masuk : 29 November 2019

Nomer RM : 00668858

Nama Suami :Tn. AS


RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

• Seorang wanita dengan G2P1A0 hamil 32


minggu lebih 4 hari datang ke IGD karena
terasa kenceng-kenceng dan ingin mengejan.
• Keluhan ini disertai rembes cairan dan darah
pada jalan lahir. Keluhan dirasakan sejak 4 hari
yang lalu dan semakin hari kenceng-kenceng
semakin bertambah.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
1 HSMRS pasien mengeluhkan terasa kenceng-
kenceng disertai keluar cairan cukup banyak,
jernih dan berbau amis.

?
Sekitar 1 jam SMRS pasien mengonsumsi mangga,
setengah jam kemudian pasien mulai merasakan
kenceng-kenceng semakin kuat disertai cairan rembes
dan keluar lendir disertai darah.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Setengah jam di IGD, pasien


melahirkan bayi perempuan,
spontan, BBL 2.100 gr, A/S 7/9.

Plasenta lahir 1 menit kemudian, kesan


lengkap.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Saat usia kehamilan 3-5 bulan, pasien mengalami keputihan 3-4 kali, jumlah
sedang, tidak gatal dan berbau. Keluhan tidak diobati, pasien hanya
menggunakan sabun mandi dan keluhan sembuh dengan sendirinya.

Pasien tidak mengalami demam, riwayat trauma disangkal, riwayat koitus


saat kehamilan 2 kali.
Riwayat Penyakit Dahulu
KEGUGURAN

PREMATUR

ASMA
ALERGI
Riwayat Penyakit Keluarga
KEGUGURAN

PREMATUR

ASMA
ALERGI
Riwayat Menstruasi
• Menarche : 14 tahun

• Mentruasi : Siklus 30 hari, lama haid 3-5


hari, teratur

• Jumlah darah menstruasi : 3 x ganti pembalut

• Rasa sakit saat menstruasi : Sedikit

• Perdarahan di luar siklus : Belum pernah

• HPM : 22-03-2019
Riwayat Perkawinan

• Kawin : 1 kali

• Umur waktu kawin : 19 th

• Umur suami waktu kawin : 23 th

• Lama perkawinan : 12 th
Riwayat Lainnya
Riwayat Fertilitas Riwayat Kehamilan Sekarang
• Hamil 1 • HPM : 22 Maret 2019
Aterm, BBLR, Bidan, • HPL : 30 Desember 2019
• Mual-muntah : Awal kehamilan
JK Lk/BB 2.300 gr
• Sesak Nafas : -
• Gangguan BAK/BAB: -
Riwayat KB : Pil KB
• Hipertensi :-
• Kejang :-
• Keputihan : 3-4x
Pemeriksaan Fisik
KU : Cukup, Compos Mentis
Vital Sign : 120/80 mmHg N: 81 R:20 S :36,3
Berat Badan : 49 kg
Tinggi Badan : 150 cm
BMI : 21,8
Gizi : baik

Kepala : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),


Leher : JVP dbn
Dada : Jantung : S1,S2 Reguler (+), bising (-)
Paru : SDV (+/+), Rhonki (-/-), Whezing (-/-)
Abdomen : BU (+), NT (-)
Extremitas : jejas (-), luka (-), edema (-)
PEMERIKSAAN OBSTETRI

• Leopold I : 2 Jari Bawah Pusat


• Leopold II :-
• Leopold III :-
• Leopold IV :-
PEMERIKSAAN OBSTETRI

Genitalia Eksterna :
Vagina bersih, terdapat rambut pubis, ulkus ( -) pembengkakan vulva (-),
klitoris (-), keluar darah yg mengalir (+) , pus (-), lendir (-), cairan
keputihan (+).

Pemeriksaan Dalam
V/U Normal, Dinding Vagina Licin, teraba dilatasi serviks, Kepala S+1,
Selket (-), AK (-).
DIAGNOSA

Kala II, G2P1A0 Uk. 32 minggu 4 hari (IGD)


DIAGNOSA

Post Partum Spontan, Preterm, P2A0 Ah 1


TERAPI

Bangsal :
• Amoxicilin 500 mg/8 jam
• As. Mefenamat 500 mg/8 jam
• SF 1 x 200
• Vit. A 1 x 200.000
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI

Prematuritas/Preterm adalah
kelahiran yang berlangsung pada umur
kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu
dihitung dari hari pertama haid
terakhir.
DEFINISI

3 subkategori usia kelahiran prematur :

1) Extremely preterm (< 28 minggu)

2) Very preterm (28 hingga < 32 minggu)

3) Moderate to late preterm (32 hingga < 37 minggu)


EPIDEMIOLOGI

Tingkat kelahiran prematur di Amerika


Serikat sekitar 12,3% dari
keseluruhan 4 juta kelahiran setiap
tahunnya dan merupakan tingkat
kelahiran prematur tertinggi di antara
negara industri.

March of Dimes 2015 Premature Birth Rate Report Card. Available at: http://www.marchofdimes.org/materials/premature-
birth-report-card-united-states.pdf
EPIDEMIOLOGI

INDONESIA ??

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Departemen Kesehatan tahun 2007

Proporsi BBLR di Indonesia mencapai 11,5%, meskipun angka BBLR tidak mutlak mewakili
angka kejadian kelahiran prematur. Dalam studi yang dilakukan di RSUP Dr. Kariadi
Semarang tahun 2002 didapatkan kelahiran prematur sebesar 138 kasus (4,6%).
ETIOLOGI
Prawirohardjo (2011) menyatakan bahwa kondisi yang terjadi selama kehamilan dapat berisiko terhadap kejadian
persalinan prematur yang dibagi dalam dua faktor :

2. Ibu
1. Janin dan Plasenta
a. Penyakit berat pada ibu
a. Perdarahan trimester awal b. Diabetes mellitus
c. Preeklamsia/hipertensi
b. Perdarahan antepartum (plasenta previa, solution d. Infeksi saluran kemih/genital/intrauterin
plasenta) e. Penyakit infeksi dengan demam
f. Stress psikologik
c. Ketuban pecah dini (KPD) g. Kelainan bentuk uterus/serviks
d. Pertumbuhan janin terhambat h. Riwayat persalinan prematur/abortus berulang
i. Inkompetensia serviks (panjang serviks kurang
e. Cacat bawaan janin dari 1 cm)
f. Kehamilan ganda/gemeli j. Pemakaian obat narkotik
k. Trauma
g. Polihidramnion l. Perokok berat
m. Kelainan imunologik/kelainan resus
Patofisiologi
Secara umum, penyebab persalinan prematur dapat dikelompokkan dalam 4 golongan yaitu :

1) Aktivasi prematur dari pencetus terjadinya 3) Perdarahan plasenta


persalinan Hemosistein
Stres dan Anxietas

4) Peregangan yang berlebihan pada uterus


2) Inflamasi/infeksi
Distensi berlebih
decidua-chorio-amnionitis
Patofisiologi

Tahap 1: Perubahan flora normal di vagina/serviks

Tahap 2: Mikroorganisme berada di antara korion dan amnion

Tahap 3: Infeksi intraamnion

Tahap 4: Invasi fetus


Patofisiologi
Dampak Persalinan Prematur

KELAINAN JANGKA PENDEK KELAINAN JANGKA PANJANG

RDS (Respiratory Distress Syndrome) Serebral Palsy


Perdarahan intra/periventrikular
Retinopati
NEC(Necrotizing Entero Cilitis)
Retardasi Mental
Displasi bronko-pulmoner
Disfungsi Neurobehavioral
Paten Duktus Arteriosus

Sepsis
Diagnosa SULIT ??

Beberapa kriteria dapat dipakai sebagai diagnosis ancaman


persalinan prematur, yaitu:

a. Kontraksi yang berulang sedikitnya setiap 7-8 menit sekali atau 2-3 kali dalam waktu 10 menit
b. Adanya nyeri pada punggung bawah (low back pain)

c. Perdarahan bercak

d. Perasaan menekan pada daerah serviks

e. Pemeriksaan serviks menunjukkan telah terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm dan penipisan 50-80%

f. Presentasi janin rendah sampai mencapai spina ischiadika

g. Selaput ketuban pecah dapat merupakan tanda awal terjadinya persalinan prematur

h. Terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu


Diagnosa SULIT ??

Menurut Prawirohardjo (2011), beberapa indikator dapat dipakai untuk


meramalkan terjadinya persalinan prematur, yaitu sebagai berikut :

1. Indikator Klinik
Indikator klinik yang dapat dijumpai seperti timbulnya kontraksi dan pemendekan
serviks (secara manual maupun ultrasonografi). Terjadinya ketuban pecah dini
juga meramalkan akan terjadinya persalinan prematur.

2. Indikator Laboratorik
Beberapa indikator laboratorik yang bermakna antara lain adalah
jumlah leukosit dalam air ketuban (20/ml atau lebih), pemeriksaan CRP
(>0,7 mg/ml), dan pemeriksaan leukosit dalam serum ibu (>13.000/ml)
Diagnosa SULIT ??

Menurut Prawirohardjo (2011), beberapa indikator dapat dipakai untuk


meramalkan terjadinya persalinan prematur, yaitu sebagai berikut :

3. Indikator Biokimia

a. Fibronektin janin: peningkatan kadar fibronektin janin pada vagina, serviks, dan
air ketuban memberikan indikasi adanya gangguan pada hubungan antar korion dan
desidua. Pada kehamilan 24 minggu atau lebih, kadar fibronektin janin 50ng/ml
atau lebih mengindikasikan risiko persalianan prematur.

b. Corticotropin Releasing Hormone (CRH): peningkatan CRH dini atau pada


trimester 2 merupakan indikator kuat untyk terjadinya persalinan premature.
Diagnosa SULIT ??

Menurut Prawirohardjo (2011), beberapa indikator dapat dipakai untuk


meramalkan terjadinya persalinan prematur, yaitu sebagai berikut :

3. Indikator Biokimia

c. Sitokin inflamasi: pada keadaan normal (tidak hamil) kadar isoferitin sebanyak
10 U/ml. Kadarnya meningkat secara bermakna selama kehamilan dan mencapai
puncak pada trimester akhir yaitu 54,8±53 U/ml. Penurunan kadar dalam serum
akan berisiko terjadinya persalinan prematur.

d. Ferritin: Peningkatan ekspresi feritin berkaitan dengan berbagai keadaan fase


akut termasuk kondisi inflamasi. Beberapa peneliti menyatakan ada hubungan
antara peningkatan kadar feritin dan kejadian penyulit kehamilan, termasuk
persalinan prematur.
Karakteristik Bayi Prematur POSTUR

Preterm Aterm

Tampak Relaks Aktif

Badan Ekstensi Badan Fleksi

Badan Kecil Badan Cukup

Kepala Tampak Kepala Proporsional


Lebih Besar
Karakteristik Bayi Prematur TELINGA

PRETERM ATERM

Kartilago belum sempurna Kartilago terbentuk sempurna

Kurva Pinna lengkung


Pinna Kurang Lengkung sempurna

Gampang Terlipat Sulit Terlipat

Ear Recoil : Ear Recoil :


Lambat Cepat
Karakteristik Bayi Prematur LANUGO

PRETERM ATERM

Banyak Sedikit

Wajah dan Punggung Jarang


Karakteristik Bayi Prematur SOLE

PRETERM ATERM

Kasar
Halus

Guratan Sedikit Guratan Banyak


Karakteristik Bayi Prematur PAYUDARA

PRETERM ATERM

Areola belum sempurna Areola Sempurna


Karakteristik Bayi Prematur GENITALIA PEREMPUAN

PRETERM ATERM

Klitoris menonjol Klitoris tak menonjol

Labia mayor kecil Labia mayor besar


Karakteristik Bayi Prematur GENITALIA LAKI-LAKI

PRETERM ATERM

Skrotum datar dan halus, Skrotum kasar dan


rugae sedikit rugae banyak

Testis masih ada yang Testis turun


belum turun sepenuhnya
Tatalaksana

Penatalaksaan persalinan preterm

Empat tujuan:

1. Diagnosis dini persalinan preterm

2. Identifikasi dan terapi penyebab persalinan preterm bila mungkin

3. Coba untuk menghentikan persalinan preterm

4. Minimalkan morbiditas dan mortalitas neonatal


Tatalaksana
Prinsip pengelolaan persalinan prematur bergantung
pada:

a. Keadaan selaput ketuban. Persalinan tidak dihambat bilamana selaput ketuban sudah pecah.

b. Pembukaan serviks. Persalinan akan sulit dicegah bila pembukaan mencapai 4 cm.

c. Umur kehamilan. Makin muda usia kehamilan, upaya mencegah persalinan makin perlu dilakukan.
Persalinan dapat dipertimbangkan berlangsung bilaTBJ > 2.000 atau kehamilan > 34 minggu.

d. Penyebab/komplikasi persalinan prematur.

f. Ada atau tidaknya gejala klinis dari infeksi intrauterin


Tatalaksana
Pengelolaan pada kasus persalinan prematur dengan ketuban yang masih
intak dimana tidak didapatkan bahaya pada ibu dan janin maka pengelolaannya
adalah konservatif, yang meliputi:

a. Menunda persalinan prematur dengan tirah baring dan pemberian obat-


obat tokolitik.

b. Memberikan obat-obat untuk pematangan paru janin.

c. Memberikan obat-obat antibiotik untuk mencegah risiko infeksi perinatal.

e. Mempersiapkan perawatan neonatal dini yang intensif untuk bayi-bayi


prematur
(Fadlun dan Feryanto, 2013).
Tatalaksana
TOKOLISIS

Pemberian tokolisis masih perlu dipertimbangkan bila dijumpai kontraksi uterus yang regular dengan
perubahan serviks. Alasan pemberian tokolisis dalam pengelolaan persalinan prematur adalah:

 Mencegah mortalitas dan morbiditas bayi prematur


 Memberi kesempatan bagi terapi kortikosteroid untuk menstimulir
surfaktan paru janin
 Memberi kesempatan transfer intrauterine pada fasilitas yang lebih lengkap
Tatalaksana
OBAT-OBATAN TOKOLISIS

a. Obat β-mimetik
Ada tiga reseptor β mimetik di tubuh manusia. β 1 di jantung, usus halus, dan jaringan adiposit, β2 di
uterus, β3 di jaringan lemak coklat. Stimulasi di reseptor β 2 menyebabkan relaksasi otot polos uterus.
Contoh obat β2 selektif adalah ritrodin dan terbutalin.

b. Sulfas Magnesium
Walaupun terdapat efek samping pada ibu dan janin, sulfas magnesikus masih kurang berbahaya
dibandingkan obat β-mimetik. Oleh karena itu, banyak tim medis yang menggunakan obat ini sebagai
obat tokolisis utama.

c. Prostaglandin Synthetase Inhibitors


Contoh obatnya adalah indometasin. Namun, penggunaan ini tidak banyak dilakukan karena efek
samping pada ibu dan janin.
Tatalaksana
OBAT-OBATAN TOKOLISIS

d. Calcium Channel Blockers


Calcium Channel Blockers adalah obat untuk mengurangi masuknya kalsium sehingga dapat mengontrol
kontraktilitas otot dan aktivitas pacemaker di jantung dan jaringan uterus. Obat yang digunakan
adalah nifedipin.
Nifedipin dilaporkan dapat memperpanjang usia kehamilan dibandingkan ritrodin atau plasebo.
Nifedipin juga sama efektifnya dengan sulfas magnesikus dalam menunda persalinan.

e.Antibiotika
Antibiotika diberikan hanya diberikan bilamana kehamilan mengandung risiko terjadinya infeksi,
seperti ketuban pecah dini. Obat diberikan per oral, yang dianjurkan adalah eritromisin 3 x 500 mg
selama 3 hari. Obat pilihan lain adalah ampisilin 3 x 500 mg selama tiga hari atau antibiotika lain
klindamisin.
Tatalaksana
OBAT-OBATAN TOKOLISIS

f. Kortikosteroid
Penggunaan kortikosteroid dapat menurunkan kejadian Respiratory Distress Syndrome (RDS) sehingga
dapat menurunkan morbiditas perinatal pada neonatus yang lahir sebelum usia 34 minggu. Efek ini
diperolah hanya pada persalinan yang terjadi lebih dari 24 jam setelah pemberian dosis pertama dan
sebelum 7 hari.

Ibu hamil yang berada pada usia kehamilan antara 23 dan 34 minggu yang berisiko mengalami
persalinan prematur sebaiknya diberikan kortikosteroid.
Pada pasien yang mengalami ketuban pecah dini, kortikosteroid direkomendasikan untuk diberi
pada kehamilan 30-32 minggu.

Kortikosterid yang paling sering digunakan adalah:


1. Betametason : 2 x 12 mg intramuskular dengan jarak pemberian 24 jam
2. Deksametason : 4 x 6 mg intravena dengan jarak pemberian 6 jam
Tatalaksana
Thank You

Anda mungkin juga menyukai