Anda di halaman 1dari 38

Manajemen

Kasus dr. M. Faliq Khubbata, Sp...

“Myoma Uteri”
IDENTITAS
Nama : Ny. S

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 44 th

Alamat : Gading VII 007/007 Wonosari

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Pendidikan : SMA

Tanggal masuk : 6 Januari 2020

Nomer RM : 00508670

Nama Suami :Tn. A


Keluhan Utama

Keluhan Utama :
• Keluar darah haid berlebihan

Keluhan Tambahan :
• Pasien mengeluhkan terdapat benjolan di perut
bawah dan teraba keras
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

• Pasien Ny. S, 43 th P0A2 datang dengan keluhan perut


membesar sejak ± 3 tahun yang lalu, awalnya terasa
terdapat benjolan kecil dalam perut dan semakin
membesar disertai keluarnya darah menstruasi lebih
banyak.

• Darah yang keluar berwarna merah terang, tidak


menggumpal, tak terdapat brongkol-brongkol ataupun
jaringan lainnya. Keluhan nyeri perut, mual dan muntah
disangkal. Selama keadaan ini pasien mengganti
pembalut hingga 8-10 kali/hari.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

• 2 Bulan SMRS, pasien sempat berobat ke Puskesmas


namun saat di USG tak terlihat, pasien memutuskan
berobat ke Klinik Kandungan dan di diagnosa menderita
Myoma Uteri. Pasien sempat meminum ramuan kunyit
putih dan sirsak selama satu bulan namun keluhan
belum membaik hingga akhirnya pasien berobat ke
RSUD Wonosari.

• Sebenarnya keluhan keluar darah haid banyak sudah


dirasakan pasien sejak 8 tahun yang lalu, namun perut
belum dirasakan membesar. Sejak itu pula siklus haid
pasien tidak teratur dan durasi lebih lama yakni 8-9
hari.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

• Pasien memiliki riwayat HT sejak sekolah dan


Kolesterol tinggi sejak 4 tahun yang lalu. Pasien hanya
konsumsi obat ketika terdapat keluhan saja. Sejak usia
remaja pasien juga sering konsumsi gorengan dan mie
instan dalam jumlah banyak.
• Lima bulan terakhir pasien berhenti konsumsi obat
semenjak suami nya meninggal dunia, pasien merasa
stress dan semakin sering konsumsi makanan
berminyak.
Riwayat Penyakit
Riwayat Menstruasi
• Menarche : 16 tahun

• Mentruasi : Siklus 20-25 hari, lama haid


8-9 hari, tak teratur

• Jumlah darah menstruasi : 9-10 x ganti pembalut

• Rasa sakit saat menstruasi : Jarang

• Perdarahan di luar siklus : Belum pernah


Riwayat Perkawinan

• Kawin : 1 kali

• Umur waktu kawin : 21 th

• Umur suami waktu kawin : 28 th

• Lama perkawinan : 21 th
Riwayat Lainnya
Riwayat Fertilitas
• Hamil 1
Abortus, Uk. 6 minggu
• Hamil 2
Abortus, Uk. 10 minggu

Riwayat KB : -
Pemeriksaan Fisik
KU : Cukup, Compos Mentis
Vital Sign : 150/90 mmHg N: 82 R:20 S :36,6
Berat Badan : 71 kg
Tinggi Badan : 165 cm
BMI : 26,1
Gizi : Overweight

Kepala : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),


Leher : JVP dbn
Dada : Jantung : S1,S2 Reguler (+), bising (-)
Paru : SDV (+/+), Rhonki (-/-), Whezing (-/-)
Abdomen : BU (+), NT (-)
Extremitas : jejas (-), luka (-), edema (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Genitalia Eksterna :
Vagina bersih, terdapat rambut pubis, ulkus ( -) pembengkakan vulva (-),
klitoris (-), keluar darah yg mengalir (+) , pus (-), lendir (-), cairan
keputihan (-).

Abdomen :
•Inspeksi : tidak ada tanda-tanda peradangan, bekas operasi (-)
terlihat massa menonjol setinggi suprapubis bagian tengah.
•Auskultasi : bising usus (+) normal
•Perkusi: timpani diseluruh lapang abdomen, di tempat tumor
redup
•Palpasi : defans muskular (-), undulasi tes (-), shifting dullnes
(-). Teraba massa 10x15 cm pada perut, konsistensi keras,
permukaan rata, sulit digerakkan, nyeri tekan (-).
PEMERIKSAAN PENUNJANG

DARAH RUTIN Pemeriksaan Lainnya :


KIMIA DARAH
Hb : 11,4 gr/dl GDS : 85 mg/dl
Urea : 19 mg/dL
Leukosit : 7,300 /uL Creatinine : 0,6 mg/dL
SGOT : 10 U/L
Golongan Darah : A SGPT : 8 U/L
BT : 2’ Urine
Protein : Negatif
CT : 4’
DIAGNOSA

Myoma Uteri, P2A0


TERAPI

Terapi :
• Laparatomi Myomektomi
• Captopril 3 x 25 mg
• Bisoprolol 1 x 5 mg
LAPORAN OPERASI
• dilakukan Laparotomi Histerektomi 
 Dalam stadium narkose, dilakukan insisi Joel Cohan
 Insisi diperdalam lapis demi lapis sampai dengan
peritoneum parietal
 Setelah peritoneum parietal dibuka, tampak uterus
berubah menjadi tumor mass ukuran 20x10x20 cm
 Tuba kanan dan kiri menjadi besar (hidrosalphinge)
 Diagnosis ditegakkam Myoma Uteri
 Dilakukan histerektomi supraservikal
 Dilakukan evaluasi terdapat ovarium kanan menjadi
massa tumor kistik ovarii uk. 10 cm berlengketan
dengan dinding abdomen posterior.
 Dipecahkan lens cairan kist
 Dilakukan partial histerektomi
 Dilakukan reperitonealisasi visceral dan parietal
 Dinding abdomen dijahit lapis demi lapois
 Kulit dijahit secara intrakutan
 Operasi selesai
INSTRUKSI POST OPERASI

• Inf. RL 20 tpm
• Oksigenasi 3L/menit
• Inj.Ceftriaxone 1gr/ 12jam
• Inj. Ketorolac 30 mg/8jam
• SF 2 x 1
• Vit. C 2 x 1
• Cek Hb post OP, bila <9 transfusi
DIAGNOSA

Post Histerektomi a.i Mioma Uteri dan Kistoma


Ovarii, P0A2 dengan Hipertensi
TINJAUAN
PUSTAKA
PENDAHULUAN

Diperkirakan insiden
Kesehatan reproduksi Salah satu masalah
mioma uteri sekitar
wanita memberikan pada kesehatan
20%-30% dari seluruh
pengaruh yang besar reproduksi wanita
wanita. Proporsi mioma
dan berperan penting adalah ditemukannya
uteri di Indonesia 2,39
terhadap kelanjutan mioma uteri yang
– 11,7% dari semua
generasi penerus insidensinya terus
penderita ginekologi
bangsa mengalami peningkatan.
yang dirawat.
DEFINISI

Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang


berasal dari otot uterus dan jaringan ikat
yang menumpangnya, sehingga dalam
kepustakaan juga dikenal juga istilah
fibromioma, leiomioma, ataupun fibroid.
EPIDEMIOLOGI
- Wanita usia reproduktif  20-
25%
- 20 – 30% (Seluruh dunia)
- 2,39 – 11,7% (Indonesia)
Patofisiologi

Stimulasi hormonal: - Reseptor estrogen+progestin pd


mioma
- Konsentrasi estrogen   besar
mioma >>
- Menopause  mioma menyusut,
Klasifikasi

Klasifikasi Mioma Uteri

Intraligamenter Submukosa
4% 5%

Subserosa
43%
Intramural
48%
Klasifikasi

Mioma Submukosa
• Berada dibawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga
uterus.
• Jenis ini sering memberikan keluhan gangguan perdarahan.
• Diketahui dari tindakan kuretase, dengan adanya benjolan
waktu kuret, dikenal sebagai Currete bump.
• Tumor jenis ini sering mengalami infeksi, terutama pada
mioma submukosa pedinkulata.
• Tumor ini dapat keluar dari rongga rahim ke vagina, dikenal
dengan nama mioma geburt.
Klasifikasi

Mioma Intramural
• Terdapat di dinding uterus diantara serabut miometrium.

• Bila didalam dinding rahim dijumpai banyak mioma, maka


uterus akan mempunyai bentuk yang berdungkul dengan
konsistensi yang padat.

• Mioma yang terletak pada dinding depan uterus dapat


menimbulkan keluhan miksi.
Klasifikasi

Mioma Subserosa
• Apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol
pada permukaan uterus diliputi oleh serosa.

• Mioma subserosa dapat tumbuh diantara kedua lapisan


ligamentum latum menjadi mioma intraligamenter.
Klasifikasi

Mioma Intraligamenter
• Mioma subserosa yang tumbuh menempel pada jaringan lain

• Mioma pada serviks  ostium uteri eksternum berbentuk


bulan sabit.

• Apabila mioma dibelah  tampak mioma terdiri dari berkas


otot polos dan jaringan ikat yang tersusun seperti kumparan
(whorle like pattern) dengan pseudokapsul yang terdiri dari
jaringan ikat longgar yang terdesak karena pertumbuhan
sarang mioma ini.
Perubahan Sekunder

Atrofi.
Sesudah menopause ataupun setelah kehamilan berakhir mioma uteri
menjadi kecil.

Degenerasi Hialin.
Perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita usia lanjut. Tumor
kehilangan struktur aslinya menjadi homogen.

Degenerasi Kistik.
Sebagian dari mioma menjadi cair  ruangan tidak teratur, dapat juga
terjadi pembengkakan yang luas dan bendungan limfe  menyerupai
limfangioma.

Degenerasi Membatu.
adanya pengendapan garam kapur pada sarang mioma maka mioma menjadi
keras dan memberikan bayangan pada foto rontgen.
Perubahan Sekunder

Degenerasi Merah.
karena suatu nekrosis subakut akibat gangguan vaskularisasi.
Pada pembelahan  sarang mioma seperti daging mentah
berwarna merah  pigmen hemosiderin dan hemofusin.
Penampilan klinik seperti ini menyerupai tumor ovarium
terpuntir atau mioma bertangkai.

Degenerasi Lemak.
dapat terjadi pada degenerasi hialin yang lanjut, dikenal
dengan sebutan fibrolipoma.
Diagnosa
ANAMNESIS
Timbul benjolan di perut bagian bawah dalam waktu yang relatif
lama.
Kadang-kadang disertai gangguan haid, buang air kecil atau buang air
besar.
Nyeri perut bila terinfeksi, terpuntir, pecah.

PEMERIKSAAN FISIK
Palpasi abdomen didapatkan tumor di abdomen bagian bawah.
Pemeriksaan ginekologik dengan pemeriksaan bimanual didapatkan
tumor tersebut menyatu dengan rahim atau mengisi kavum Douglasi.
Konsistensi padat, kenyal, mobil, permukaan tumor umumnya rata.
Diagnosa
Gambaran Klinis
Umumnya tidak mengalami gejala. Gejala yang terjadi berdasarkan ukuran dan lokasi
dari mioma yaitu :
Menoragia (menstruasi dalam jumlah banyak)
Perut terasa penuh dan membesar
Nyeri panggul kronik (berkepanjangan)

Gejala gangguan berkemih dan hidronefrosis (pembesaran ginjal)

Penekanan rektosigmoid (bagian terbawah usus besar) yang mengakibatkan konstipasi


(sulit BAB) atau sumbatan usus

Prolaps atau keluarnya mioma melalui leher rahim dengan gejala nyeri hebat, luka, dan
infeksi

Bendungan pembuluh darah vena daerah tungkai serta kemungkinan tromboflebitis


sekunder karena penekanan pelvis (rongga panggul)
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium  Anemia

USG  jenis, lokasi mioma, ketebalan endometrium dan


keadaan adnexa dalam rongga pelvis. 

Foto BNO/IVP  massa di rongga pelvis serta menilai fungsi ginjal


dan perjalanan ureter

Histerografi dan histeroskopi  menilai pasien mioma submukosa


disertai dengan infertilitas.

Laparaskopi untuk mengevaluasi massa pada pelvis.


Mioma Uteri Pada Kehamilan

• Kemungkinan abortus lebih besar karena distorsi


kavum uteri khususnya pada mioma submukosum.

• Dapat menyebabkan kelainan letak janin

• Dapat menyebabkan plasenta previa

• Dapat menganggu proses involusi uterus dalam masa


nifas

• Jika letaknya dekat pada serviks, dapat menghalangi


kemajuan persalinan dan menghalangi jalan lahir.
Kehamilan pada Mioma Uteri

• Mioma membesar terutama pada bulan-bulan


pertama

• Dapat terjadi degenerasi merah


Tatalaksana

Konservatif
Bila mioma yang kecil pada pra dan post menopause tanpa
gejala.
Observasi  Px pelvis setiap 3-6 bulan.

Bila anemia, Hb < 8 g% transfusi PRC.

Pemberian zat besi.

Penggunaan agonis GnRH leuprolid asetat 3,75 mg IM pada hari 1-3


menstruasi setiap minggu sebanyak tiga kali.

Terapi agonis GnRH ini dapat pula diberikan sebelum pembedahan

Baru-baru ini, progestin dan antipprogestin dilaporkan mempunyai efek


terapeutik.
Tatalaksana

Operatif
Penanganan operatif, bila:
Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus 12-14 minggu.

Pertumbuhan tumor cepat.

Mioma subserosa bertangkai dan torsi.

Bila dapat menjadi penyulit pada kehamilan berikutnya.

Hipermenorea pada mioma submukosa.

Penekanan pada organ sekitarnya.


Thank You

Anda mungkin juga menyukai