Anda di halaman 1dari 17

Abstrak

PENDAHULUAN

Kehamilan menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional adalah


penyatuan atau fertilisasi dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
implantasi atau nidasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi terjadi, kehamilan normal
akan berlangsung dalam waktu 40 minggu. Menurut Prawirohardjo (2009),
periode kehamilan terbagi menjadi tiga trimester, yaitu trimester pertama yang
berlangsung dalam waktu 12 minggu, lalu dilanjutkan dengan trimester kedua
dengan lama 15 minggu (minggu ke-13 sampai dengan ke-27) dan trimester
ketiga dengan lama 13 minggu (minggu ke-28 sampai dengan ke-40).
Asuhan antenatal atau antenatal care (ANC) merupakan serangkaian
kegiatan pelayanan kesehatan obstetrik yang bertujuan mengoptimalkan outcome
maternal dan neonatal yang dilakukan secara berkala selama kehamilan. Kegiatan
antenatal yang dilakukan sampai sebelum persalinan ini paling tidak dilakukan
sebanyak 4 kali. Menurut Prawirohardjo (2009), dalam bahasa program kesehatan
ibu dan anak, kunjungan ini diberi kode dengan huruf K yang merupakan
singkatan dari kunjungan. Kunjungan 1 (K1) dilakukan satu kali sebelum minggu
ke-14, K2 dilakukan satu kali sebelum minggu ke-28, K3 dilakukan antara
minggu ke-28 sampai dengan 36 dan K4 dilakukan antara minggu ke-36.

1
Mahalnya biaya hidup dan tuntutan pekerjaan merupakan faktor-faktor
yang paling sering membuat seorang ibu hamil terpicu mengalami stress yang
kemudian berpengaruh terhadap sistem imun dan sistem lain dalam tubuh ibu
hamil tersebut sehingga memacu kehamilan yang berisiko. Namun dalam kasus
ini pasien mengalami kehamilan normal yang mana dibutuhkan asuhan antenatal
normal serta rasa pengertian dari setiap orang. Tujuan dari penulisan laporan tugas
blok kehamilan dan masalah reproduksi ini adalah untuk menerapkan
penatalaksanaan yang tepat pada pasien dengan kehamilan normal.

METODE

Laporan kasus di ruang KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) pada Puskesmas
Mlati II Kabupaten Sleman Provinsi Yogyakarta yang merupakan Puskesmas
pilihan dari Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia serta ditelaah
berdasarkan Evidence Based Medicine.

STATUS OBSTETRI

Identitas

Nama : Rina Setyaningsih


Usia : 32 tahun
Tanggal lahir : 18 Agustus 1984
Alamat : Burikan
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Nama suami : Wawan Purwoko
No telpn : 087839364288

2
Keluhan utama : Tidak ada keluhan

Riwayat penyakit sekarang

Flek coklat pada tanggal 19 September


Kadang mual disertai muntah pada pagi hari

Riwayat menstruasi

Umur menarche : 14 tahun


Siklus : 28 hari, teratur
Lama : 7 hari
Nyeri menstruasi : tidak
Keluhan lain : tidak ada

Riwayat pernikahan

Menikah : 1 kali
Umur waktu menikah : 24 tahun
Umur suami waktu menikah : 25 tahun
Lama menikah : 8 tahun

Riwayat kehamilan sekarang

G2 P1 A0Ah1
HPM : 04Februari 2016
HPL : 11November 2016
ANC : Ya, di Puskesmas Mlati II , sudah 3 kali
Imunisasi TT : Ya, 1 kali

Riwayat persalinan terakhir

Metode persalinan : Spontan


Penolong persalinan : Bidan

Riwayat Kontrasepsi

3
KB sebelum kehamilan : Ya
Caranya : Suntik

Riwayat Persalinan

Anak pertama lahir tahun 2009, persalinan normal spontan dengan bantuan
bidan, usia kehamilan 41minggu, dan berat badan . . . kg. Dilakukan IMD (Inisiasi
Menyusui Dini) menggunakan ASI eksklusif. Saat ini, keadaan anak sehat.

Riwayat Penyakit dahulu

Tidak ada riwayat penyakit dahulu (hipertensi, DM, TBC, hepatitis, asma,
jantung) dan penyulit kehamilan (kista, mioma, perdarahan, DKP, preekalmsi,
eklamsi).

Riwayat penyakit keluarga

Tidak ada keluarga yang mempunyai riwayat penyakit, seperti hipertensi,


DM, TBC, hepatitis, asma, jantung, serta riwayat lahir kembar.

Pola kebiasaan sehari- hari

1. Nutrisi :
a. Makan
Jenis : Nasi, lauk pauk (daging, telur), sayur dan buah
Porsi : 3xsehari
Makan terakhir jam : 7 pagi
Kualitas dan kuantitas : Baik
b. Minum
Jenis : Air putih
Porsi : 5-6 gelas sehari
Minum terakhir jam : 7 pagi
Keluhan :-
2. Obat : Vitamin untuk ibu hamil
3. Eliminasi

4
BAK : . . . kali sehari
Warna : Jernih
BAB : 1 kali/ hari
Keluhan :-

Kebiasaan yang mengganggu kesehatan

Merokok : Tidak, suami merokok


Pantangan makanan :-
Binatang peliharaan, jenis :-
Minum alkohoh :-
Jamu- jamuan :-

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik Umum

Keadaan umum : Normal


Kesadaran : Komposmentis
Antropometri
o TB : 158 cm
o BB sekarang : 74 kg
o BB sebelum hamil : 60 kg
o Kenaikan selama hamil : 14 kg (2 kg/bulan)

Tanda vital
o TD :120/80 mm/Hg
o R : 15 kali/menit
o Nadi : 85 denyut/menit
o Suhu : 37
Kepala
o Muka : Tidak edem, tidak ada chloasma
gravidarum dan tidak pucat
o Mata

5
- bentuk : simetris
- konjungtiva : tidak anemis
- sklera : putih
o Mulut
- bibir : Normal
- gusi : tidak stomatitis, tidak bengkak
- gigi : bersih, tidak ada karies
- lidah : merah
Leher : tidak ada pembesaran tiroid dan kelenjar
limphe
Dada : tidak diperiksa
Abdomen : tidak diperiksa
Genital : tidak diperiksa
Anus : tidak diperiksa
Ekstremitas :tidak edema, simetris, dan reflek patella
positif

Pemeriksaan Obstetrik

a. Pemeriksaan luar
Leopold I : TFU 27 cm TBJ: 2950 gram
Leopold II : letak punggung janin di kanan
Leopold III : presentasi bokong
Leopold IV : belum masuk PAP
b. His :-
c. DJJ : 138 kali

Pemeriksaan laboratorium dan penunjang lain

Darah rutin : Hb 11,8 g/dL


Protein :-
HBSAg :-

6
Bakteri :-

Diagnosa

G2P1A0Ah1, usia kehamilan 33minggu,kehamilan normal.

Tata laksana

Hemafort 1x1

PERTANYAAN KLINIS

Patient / Problem Ibu Hamil

Intervention/ Exposure Paparan asap rokok

Comparison Tidak terpapar asap rokok

Outcome Kondisi janin

7
Question Bagaimanakah kondisi janin pada ibu hamil yang
terpapar asap rokok dengan yang tidak terpapar asap
rokok?

Type of question Foreground question

Type of study Original Article

Keyword Active smoking, passive smoking, pregnancy, pregnancy


outcomes

Searching result http://www.hsj.gr/medicine/effect-of-active-and-


passive-smoking-during-pregnancy-on-its-outcomes.pdf

Judul jurnal terpilih Effect of active and passive smoking during pregnancy
on its outcomes

No. Kriteria Jawab Bukti


1 P Ya Dalam jurnal ini, populasi atau problem yang ditemukan yaitu ibu
hamil dengan riwayat terpapar asap rokok (perokok aktif dan perokok
pasif) dan yang tidak terpapar asap rokok
2 I Ya Intervensi/paparan yang dimaksudkan dalam jurnal ini adalah ibu
hamil yang terpapar asap rokok, baik sebagai perokok aktif maupun

8
perokok pasif.
Ibu hamil yang terpapar asap rokok memiliki resiko yang lebih
besar untuk mengalami masalah kehamilan, seperti solusio plasenta,
hipertensi, plasenta previa, selaput ketuban pecah dini, fetal distress
Fetal distress dapat terjadi karena hemoglobin pada darah ibu
dirusak oleh karbon monoksida, sehingga darah yang mengalir ke
plasenta sebagian besar sudah tidak berikatan dengan oksigen
Keadaan hipoksemia pada darah juga bisa berakibat fatal selain
fetal distress, yaitu dapat menimbulkan pembesaran plasenta dan
juga dapat memudahkan ketuban untuk pecah.
Akibat hal yang sudah disebutkan diatas bisa mengakibatkan
persalinan harus melalui sectio caesarea
Pada beberapa kasus juga dapat meningkatkan resiko abortus.

3 C Ya Hasil metode perbandingan antara perokok aktif, pasif, dan tidak


terpapar asap rokok untuk melihat kondisi janin bahwa ibu yang tidak
terpapar asap rokok berpeluang besar untuk melahirkan bayi yang
sehat dan cenderung tidak mengalami masalah pada kehamilan. Jika
ditemukan masalah pada ibu hamil yang tidak terpapar rokok, hal
tersebut ditimbulkan oleh faktor lain selain asap rokok.
4 O Ya Dari 223 responden, 45 orang merupakan ibu hamil sebagai perokok
aktif, 94 orang merupakan ibu hamil sebagai perokok pasif, dan 84
orang merupakan ibu hamil yang sama sekali tidak terpapar asap
rokok. Berdasarkan data, bahwasanya prevalensi masalah pada ibu
hamil yang terpapar asap rokok jauh lebih tinggi dibandingkan yang
tidak terpapar asap rokok. Dilihat dari masalah antenatal, ibu hamil
perokok aktif sebanyak 73,3%, perokok pasif sebanyak 39,4%, dan
yang tidak terpapar asap rokok sebanyak 16,7%. Kemudian anemia,
plasenta previa, dan solusio plasenta paling banyak terjadi pada ibu
hamil yang berperan sebagai perokok aktif. Pada ibu hamil yang tidak

9
terpapar asap rokok tidak ditemukan adanya solusio plasenta. Fetal
distress juga paling tinggi pada ibu hamil dengan riwayat perokok
aktif, yaitu sekitar 73,3%.

10
PEMBAHASAN

A. Interpretasi Hasil Anamnesis


Ibu RS usia 32 tahun datang ke Puskesmas Ngaglik 1 dengan
tujuan kontrol kehamilan. Kontrol kehamilan atau antenatal care
(ANC)merupakan kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini
mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan
antenatal. Pada tiap kunjungan ANC, anamnesis dilakukan seperti pada
pasien lainnya, kemudian data yang didapatkan dari anamnesis dan
pemeriksaan fisik akan dievaluasi oleh dokter untuk mendapatkan
diagnosis kehamilan, hal ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
kelainan pada ibu maupun janin (Saifuddin, 2005).
Untuk memperkirakan usia kehamilan secara akurat, riwayat
menstruasi merupakanhal yang sangat penting. Diketahui bahwa riwayat
haid Ibu RS teratur, yang artinya kemungkinan besar di tengah siklus
mengalami ovulasi sehingga usia kehamilan dapat dihitung sejak hari
pertama menstruasi terakhir (Cunningham et al, 2010).
Ibu RS sudah menikah selama 8 tahun dan hanya 1 kali menikah.
Dan dengan status obstetri Ibu RS yang merupakan G2P1A0Ah1,
bermakna bahwa Ibu RS saat ini sedang hamil untuk yang kedua kalinya
(G2),lalu P1 berarti bahwa Ibu RS sudahpernah melahirkan sekali,
sedangkan A0 yang bermakna abortus ditunjukkan oleh angka 0 yang
berarti Ibu RS tidak pernah mengalami riwayat abortus, dan Ah1yang
artinya anak yang hidup sampai saat ini berjumlah satu
orang.(Cunningham et al, 2010)
Setelah itu ditanyakan HPM Ibu RS. Diketahui HPM Ibu RS
terjadi pada tanggal 04Februari 2016. Lalu dihitung HPL dengan
menggunakan rumus Naeggle dan didapatkan HPL pada tanggal 11
November 2016.Ibu RS sudah kontrol ANC 3 kali di Puskesmas Mlati II,
lalu pada saat itu usia kehamilan 33 minggu, yang artinya bahwa kontrol

11
ANC sudah sesuai prosedur, karena pada trimester terakhir ANC
dilakukan 1 kali seminggu sampai persalinan (Sarwono, 2010).Imunisasi
TT sudah dilakukan 1 kali, yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
infeksi tetanus yang bisa ditularkan ke janin melalui sirkulasi utero-
plasenta.
Riwayat kontrasepsi Ibu RS menggunakan KB suntik tiap . . .
bulan. Riwayat persalinan Ibu RS pada saat melahirkan anak pertama
secara pervaginam normal spontan tanpa bantuan alat. Persalinan ditolong
oleh bidan. Kondisi anak pada saat lahir sehat, dengan berat badan 2,950
kg (Mochtar, 2008).
Ibu RS tidak memiliki riwayat penyakit kronis yang bisa ikut
mempengaruhi perkembangan janinnya, seperti diabetes melitus,
tuberkulosis, hipertensi, hepatitis, asma, dan jantung. Kemudian, riwayat
penyakit keluarga juga tidak ditemukan adanya penyakit yang menurun
kepada Ibu RS. Karena baik RPD maupun RPK bersifat genetik, sehingga
bisa mempengaruhi progresifitas perkembangan janin, baik dari segi
anatomis maupun fisiologis (Mochtar, 2008).
Lalu untuk selanjutnya kami menganamnesis tentang kegiatan
sehari-hari Ibu RS, mulai dari asupan nutrisi, obat-obatan hingga
kebiasaaan yang mengganggu kesehatan. Dari segi asupan nutrisi,
didapatkan bahwa makanan yang sering dikonsumsi ibu adalah nasi,
daging/telur, sayur-sayuran serta buah-buahandan juga diikuti dengan 5-6
gelas air putih sehari.Asupan nutrisi yang dikonsumsi sudah dirasa cukup
oleh Ibu RS tapi untuk konsumsi air putih dirasa kurang, namun karena
nutrisi selama menjalani kehamilan ini tercukupi tidak pernah ada
keluhan-keluhan yang terkait tentang kurangnya gizi Ibu RS.Selain itu, Ibu
RS juga mengonsumsi vitamin untuk ibu hamil berupa Hemafort yang
diminum satu kali sehari. Dari faktor lingkungan, diketahui suami Ibu W
terkadang merokok. Hal ini tentu cukup mengganggu kesehatan, karena
Ibu RS menjadi perokok pasif, yang dapat membahayakan diri dan
janinnya. (Saifuddin, 2002)

12
B. Interpretasi Hasil Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, didapatkantekanan darah 120/80 mm/Hg.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa vital sign masih dalam batas normal.
Kemudian status generalis dari konjungtiva hingga ekstrimitas juga tidak
ditemukan adanya kelainan.
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan leopold. Leopold I didapatkan
tinggi fundus uteri 27 cm atau di pertengahan proc. xyphoideusdan ini
sesuai dengan usia kehamilan. Leopold I bertujuan untuk menentukan
bagian janin mana yang terletak di fundus uteri.Pada fundus uteri Ibu RS
teraba bulat dan keras yang berarti bagian kepala janin.Kemudian
dilakukan leopold II untuk menentukan bagian janin yang berada di
sebelah samping dan didapatkan punggung di bagian kanan perut Ibu RS.
Sesuai dengan letak punggung janin, didapatkan denyut jantung janin 138
kali per menit dan ini masih dalam batasan normal.
Setelah itu, dilakukan pemeriksaan leopold III untuk menentukan
bagian janin yang terletak di segmen bawah rahim. Hasilnya adalah
bulat,lunak dan tidak melenting yang berarti bokong janin.Terakhir,
dilakukan pemeriksaan leopold IV sebagai penentu apakah kepala sudah
masuk ke pintu atas panggul atau belum dan didapatkan hasil konvergen
yang berarti kepala janin belum memasuki pintu atas panggul.

C. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan darah
rutin dan urin. Pemeriksaan darah rutin bertujuan untuk mengetahui kadar
Hb yang mengindikasikan apakah Ibu RS terkena anemia atau tidak.
Selain itu, pemeriksaan urin juga penting untuk mengetahui apakah
volume urin berlebih, serta ada tidaknya kandungan protein dan keton.
Jika ditemukan adanya protein maka Ibu RS berpotensi terkena
preeklampsia dan apabila ditemukan keton maka mengindikasikan bahwa
Ibu RS terkena diabetes gestasional.Dari pemeriksaan darah rutin yang

13
telah dilakukan,didapatkan hasil Hb 11,8 g/dL yang berarti normal.
Pemeriksaan urin yang dilakukan didapatkan hasil urin berwarna kuning
dan protein negatif.

D. Diagnosis
Diagnosis pada Ibu RS adalahG2P1A0Ah1usia kehamilan 33
minggu, G2bermaknabahwa Ibu RS saat ini sedang hamil untuk kedua
kalinya, P1 bermakna bahwa Ibu RS sudahpernah melahirkan sekali, A0
yang berartitidak pernah mengalami abortus,Ah1 artinya anak yang hidup
sampai saat ini berjumlah satu orang.

E. Tata Laksana
Ibu RS diberikan vitamin ibu hamil berupa Hemafort sebanyak sepuluh
tabletyang harus diminum sekali sehari.

F. Masalah Terkait Pelaksanaan Klinis


Terdapat hubungan yang tinggi antara paparan rokok pada ibu
hamil dengan resiko mengalami kelahiran disertai penyulit dan kondisi
janin yang buruk. Studi ini menjelaskan bahwa pada ibu hamil yang
terpapar rokok, baik perokok pasif maupun aktif, lebih beresiko untuk
mengalami atau memiliki kelahiran preterm, operasi sesar, janin dengan
fetal distress, malformasi organ, presentasi bokong, dan naonatus dengan
skor APGAR yang rendah. (Amasha dan Jaradeh, 2012)
Pada ibu yang terpapar rokok menunjukkan bahwa terdapat
penurunan asupan asam amino melalui plasenta, sehingga hal ini mampu
mempengaruhi proses organogenesis janin yang memberikan resiko tinggi
pada janin untuk mengalami malformasi atau pertumbuhan yang asimetris.
Selain itu, kandungan nikotin dan CO yang meningkat pada ibu hamil
akibat paparan rokok merupakan salah satu faktor resiko terjadinya fetal
distress. (Amasha & Jaradeh, 2012)

14
Dengan ini dapat disimpulkan, bahwa paparan rokok terhadap ibu
hamil mempengaruhi kondisi janin, seperti presentasi bokong, malformasi
kongenital, dan fetal distress, dibandingkan dengan ibu yang tidak
terpapar rokok.

G. Analisa Masalah Ibu Hamil (dari kuisioner)


Dari faktor internal, Ibu RS mengutarakan bahwa kehamilan ini
telah ia rencanakan. Ibu RS juga telah mempersiapkan berbagai hal untuk
kelahirannya, seperti mengurangi aktivitas fisik dengan mengatur porsi
dan waktu dalam melakukan pekerjaan rumah, memperhatikan asupan
makan dengan memperbanyak konsumsi sayuran serta buah-buahan,
meminum susu, dan makan tepat waktu, lalu menuruti nasihat bidan
dengan meminum vitamin secara teratur, tidak mengonsumsi obat-obatan
yang dijual bebas, dan menghindari konsumsi jamu-jamuan.
Beliau juga mengatakan bahwa tidak ada masalah selama proses
kehamilan ini, dan siap dengan kehamilan, proses persalinan, hingga
melahirkan sang buah hati kelak. Kesiapan ibu RS juga didasari dengan
pernyataan bahwa, Ia akan menjalani persalinan dengan sabar dan ikhlas,
ia juga tidak merasa bahwa persalinan merupakan hal yang menyakitkan
dan sebuah penderitaan namun merupakan karunia, keberlimpahan, dan
anugerah. Menurut cunningham (2012), rasa takut dan pengetahuan yang
kurang dari ibu, akan meningkatkan nyeri yang dirasakan. Intensitas nyeri
selama persalinan sangat erat kaitannya dengan tekanan emosional. Oleh
karena itu, dukungan psikologi berperan nyata mengurangi nyeri dan
cemas. Bahkan bisa mempesingkat masa pesalinan.
Kemudian, faktor eksternal meliputi suami, keluarga, tenaga
penolong dan masyarakat sekitar. Menurut hasil wawancara, baik suami
maupun keluarga mendukung secara penuh kehamilan ibu RS, mereka
selalu siap mengantarkan ibu RS kontrol setiap waktu, mendukung
masalah keuangan baik untuk periksa kehamilan maupun persalinan, dan
ikut mengambil keputusan bila dalam kondisi kehamilan dibutuhkan

15
tindakan segera. Ibu RS juga menjelaskan, bahwa suami turut memberikan
perhatian lebih seperti mengingatkan untuk minum obat, makan, dan
beristirahat, selalu melibatkan keluarga dalam mengambil keputusan saat
keadaan darurat. Ia dan suami juga telah memercayakan setiap langkah
medis yang dilakukan oleh dokter/bidan. Kemudian, masyarakat setempat
juga telah mengetahui bahwa ibu RS hamil dan siap memberikan
pertolongan satiap saat. Menurut Cunningham (2010) , adanya pasangan
atau anggota keluarga yang mendukung, pendamping yang perhatian saat
persalinan,dan ahli kandungan akan memberikan manfaat yg besar.
Namun, yang menjadi masalah adalah suami ibu RS yang
merupakan seorang perokok pasif. Menurut Amasha dan Jaradeh (2012),
merokok merupakan faktor resiko berbagai penyulit dalam kehamilan,
seperti fetal distress, hipertensi, solusio plasenta, plasenta pravia, hingga
abortus. Dari segi ekonomi, didapatkan data bahwa Ibu RS adalah seorang
karyawan swasta dengan anak tunggal berusia 7 tahun. Suami serta
keluarga ibu RS pun selalu mendukung masalah keuangan ibu RS, serta
tidak merasa bahwa biaya menjadi kendala kehamilan serta persalinannya.
Beberapa hal yang bisa kami lakukan sebagai tenaga medis saat
terjadi hal- hal yang tidak diinginkan, yaitu menyediakan bantuan praktis,
dukungan informasi serta dukungan emosional., menyediakan konseling
untuk ibu tersebut dan keluarganya, menjelaskan masalah yang ada untuk
membantu mengurangi kecemasan, dan dengarkan dan tunjukkan serta
simpati terhadap perasaan ibu.(Saefudin, 2002)

H. Hasil
Ny. RS, perempuan 32 tahun datang ke Puskesmas Mlati II dengan
tujuan kontrol kehamilan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Amasha, H. A., Jaradeh, M. S. 2012. Health Science Journal. Effect of Active


andPassive Smoking During Pregnancy on Its Outcomes. Vol. 6. P; 335-
52

Cunningham, F. G., Maldo Hald, Gant, N.F. 2010. Obstetri Williams


(penerjemah: Joko Suyono & Andi Hartono). Edisi ke 23. EGC. Jakarta

Mochtar, R. 2008 Sinopsis Obstetri (Ed. 2). Jakarta: EGC

Prawihardjo, S. Buku Pedoman Praktis Pelayanan KesehatanMaternal dan


Neonatal. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta

Saifuddin, A. B. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta

17

Anda mungkin juga menyukai