Trend Dan Isu Keperawatan Keluarga
Trend Dan Isu Keperawatan Keluarga
KEPERAWATAN KELUARGA
TREND DAN ISU KEP. KELUARGA
KEPERAWATAN KELUARGA 2
Bersaing kualitas dengan adanya
tenaga/pelayanan asing yang masuk ke Indonesia
Kompetensi global untuk tenaga kes/kep,
???
Tenaga kep. Indonesia
Kebebasan memilih tanpa proteksi
Prinsip Cost Effectiveness
KEPERAWATAN KELUARGA 3
KOMPETENSI GLOBAL
Nursing
KEPERAWATAN KELUARGA 4
REFORMASI KESEHATAN
Profesionalisme
Desentralisasi dengan kebijkan kewenangan
kabupaten untuk menetapkan kebijakan
kesehatan, namun SDM belum dianggap sebagai
aset rendahnya kwalitas SDM khususnya
perawat di komunitas
Melibatkan peran aktif masyarakat
Biaya pelayann kesehatan mahal asuransi
kesehatan untuk seluruh pendudulk penduduk
miskin ???
KEPERAWATAN KELUARGA 5
TREND DAN ISU NASIONAL
Pelayanan
SDM belum dapat menjawab tantangan global
Penghargaan/reward rendah
Bersifat pasif/di dalam gedung >>
Jumlah penduduk >>, terutama di Pedesaan (desa
= 47,3 %; Kota 42,3 % dari 220 juta jiwa,
Depkes, 2008)
Biaya pelayanan kesehatan rawat inap mahal
“Home based care, respite care, day care”, dll
KEPERAWATAN KELUARGA 6
Lanjutan………..
Pelayanan keperawatan belum sesuai kaedah
profesi; holistik, berdasarkan ilmu dan kiat,
bersifat manusiawi, sesuai kebutuhan objektif
klien, dan mengatsi masalah kep perlu
dilakukan oleh ners, dalam kemonitas profesional
dengan kemampuan manajerial yang baik
Pengembangan program di komunitas/keluarga
kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat
setempat
Pelayanan lebih bersifat kuratif
Munculnya masalah kesehatan lama kembali:
TB-Paru, Malnutrisi, dll
KEPERAWATAN KELUARGA 7
Lanjutan…….
Pengetahuan dan keterampilan perawat dan
melaksanakan askpe sesuai teori dan konsep
masih rendah perlu tenaga profesional
Rendahnya minat perawat yang potensial bekerja
di komunitas pengembangan karir yang jelas
Belum dikembangkannya pelayanan keperawatan
keluarga secara profesional
Pandangan tentang keperawatan komunitas
mengikuti pandangan kedokteran, diman kep
kom/ keluarga dianggap sederhna, tidak
menantang & pelayanan dasar.
KEPERAWATAN KELUARGA 8
Lanjutan………
Geografis yang luas tidak ditunjang oleh fasilitas
yang memadai
Kerjasama lintas program dan sektor belum
optimal
Model pelayanan belum mendukung peran aktif
semua profesi, lebih klik-klik terkait dana
KEPERAWATAN KELUARGA 9
Pendidikan
1. Keterampilan profesional dengan teknikal tidak
berkembang baik pada peserta didik perlu tahan
praktik yang sesuai
2. Penelitian-penelitian terkait pengembangan dan uji
coba model tidak berjalan baik
3. Sarana dan prasarana termasuk buku-buku, jurnal,
penggunaan internet untuk penelusuran kepustakaan
masih sangat terbatas sehingga kemampuan analisis
peserta didik kurang berkembang
4. Ratio supervisor/pembimbing masih belum
berimbang
5. Keterlibatan berbagai profesi selama pendidikan
masih terbatas
KEPERAWATAN KELUARGA 10
PENGEMBANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
KEPERAWATAN KELUARGA 12
Profesi
Belum ada standar kep. Komunitas
Belum ada model-model yan komunitas yang
dapat dijadikan acuan sesuai dengan kesepakatan
profesi
Kompetensi berbagai jenjang pendidikan belum
jelas
Belum ada mekanisme akreditasi dari profesi baik
pendidikan atau pelayanan
KEPERAWATAN KELUARGA 13
Dimasa depan peranan profesi dituntut lebih
besar lagi untuk turut menetapkan kebijakan
keperawatan
Diperlukan Undang-undang Praktek keperawatan
dan konsil keperwatan yang mengatur pelayanan
keperawatan dan akreditasi pelayanan
keperawtan dan pendidikan keperawatan
KEPERAWATAN KELUARGA 14
PENUTUP
Berbagai trend dan isu yang telah dijelaskan sebelumnya
perlu menjadi pemikirian bersama untuk
mengembangkan keperwatan khususnya kom/keluarga
SDM perlu ditingkatkan bertahap yang merupakan aset
masa depan karena masalah masyarakat makin kompleks
Perlu ditetapkan pola pelayanan komunitas
Ners perlu terlibat dalam menetapkan kebijakan
kesehatan khususnya keperawatan tingkat kabupaten/kota
dan diberbagai jenjang
Berbagi model perlu dikembangkan sesuai budaya dan
keunikan daerah masing-masing
Perlu peningkatan profesionalisme, sehingga mampu
bersaing secara regional dan global
KEPERAWATAN KELUARGA 15
TEORI PERKEMBANGAN
KELUARGA
PENDAHULUAN
Pendekatan terbaru dalam keperawatan keluarga
adalah teori perkembangan keluarga
Didasarkan pada observasi sejarah alamiah, siklus
hidup dan dinamika (Duvall & Miller, 1985)
Keluarga memiliki tahapan perkembangan yang unik
(Rodger, 1973) dan urutannya universal (Goode,
1959)
Dalam keluarga terdapat ketergantungan yang tinggi;
dipaksa berubah setiap saat. Seperti perubahan peran,
perkawinan, mengasuh anak, dll (Meeder & Hill,
1983)
KEPERAWATAN KELUARGA 17
TUGAS PERKEMBANGAN
KELUARGA
Tahap keluarga dapat diprediksi
Mengalami pertumbuhan dan perkembngan yang
berturut-turut
8 tahap (Duvall, 1997), 6 tahap (Carter & Mc
Goldrick (1988)
Keluarga menyelesaikan satu tahap
perkembangan dan beralih ketahap perkembangan
yang lain
Setiap tahap perkembangan mempunyai tugas
yang spesifik
KEPERAWATAN KELUARGA 18
4. ASUMSI DASAR TEORI PERKEMBANGAN
KELUARGA ALDOUS, 1978)
Keluarga berkembang dari waktu ke waktu dengan
cara yang sama dan dapat diprediksi
Karena manusia menjadi matang dan berinteraksi
mereka memulai tindakan dan juga bereaksi terhadap
lingkungan
Keluarga melaksanakan tugas yang ditetapkan mereka
sendiri dengan budaya masyarakat
Kecenderungan keluarga memulai dengan sebuah
awal dan akhir yang kelihatan jelas.
KEPERAWATAN KELUARGA 19
SETIAP TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
MELEKAT DENGAN LIMA DASAR FUNGSI
KELUARGA:
Fungsi afektif (pemeliharaan kepribadian)
Fungsi sosialisasi
Fungsi keperawatan kesehatan
Fungsi reproduksi
Fungsi ekonomi
KEPERAWATAN KELUARGA 20
TUGAS PERKEMBANGAN DALAM
PEMELIHARAAN KESEHATAN
KEPERAWATAN KELUARGA 21
TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA
HARUS DICAPAI SEHINGGA DAPAT
MEMENUHI:
KEPERAWATAN KELUARGA 22
TAHAP TRANSIAL: KELUARGA (DEWASA
MUDA, BELUM KAWIN)
Umur 20 tahun, mandiri secara finansial meninggalkan
keluarga tapi belum kawin
Tahap ini sering diabaikan oleh para perawat
Di USA banya dewasa muda menunda perkawinan dan
banyak kumpul kebo, dewasa muda yang hidup bersama
diluar nikah lima kali lebih banyak dibanding tahun 60-
an (Glick, 1989)
Untuk dapat akses melewati tahap berikutnya maka
dewasa muda harus berpisah tanpa memutuskan secara
reaktif hubungan emosional keluarga
KEPERAWATAN KELUARGA 23
MASALAH KESEHATAN
Keluarga berencana
Penyakit menular seksual
Kecelakan dan bunuh diri
Masalah mental
Masalah rokok, alokohol, obat-obatan, nutrisi
Masalah personal hygiene
KEPERAWATAN KELUARGA 24
TUGAS PERKEMBANGAN
Bersifat individual bukan berinteraksi pada
keluarga
Harus menerima keluarga aslinya
Pembedaan diri dalam hub dengan keluarga
aslinya
Menjalin hubungan dengan teman sebaya yang
akrab
Pembentukan diri berhubungan dengan
kemandirian dan pekerja finansial
KEPERAWATAN KELUARGA 25
TAHAP I : KELUARGA PEMULA
Keluarga baru menikah
Tugas perkembangan
Saling memuaskan
Menjalin persaudaraan yang harmonis
Keluarga berencana
Prenatal care
KEPERAWATAN KELUARGA 26
MASALAH KESEHATAN
Masalah utama : penyesuaian seksual dan peran
perkawinan
Penyuluhan dan konseling KB
Penyuluhan dan konseling prenatal
komunikasi
KEPERAWATAN KELUARGA 27
TAHAP II: KELUARGA SEDANG MENGASUH
ANAK
Memulai kelahiran anak pertama hingga bayi usia
30 bulan
Kekhwatiran tinggi terhadap anak
Senang/gembira
Tetapi bisa berakhir dengan perselisihan
mengenai perubahan peran dan kurangnya
bantuan
Ibu letih secara fisik dan psikologis, selain letih
persalinan juga sakit akibat persalinan.
KEPERAWATAN KELUARGA 28
MASALAH” YANG LAZIM TERJADI PADA
PASANGAN KELUARGA SEDANG MENGASUH
ANAK
Suami merasa diabaikan (ini sering
dikemukakan oleh suami)
Terdapat peningkatan perselisihan dan
argumen antara suami istri
Interupsi jadwal kontinu
Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan
menurun
KEPERAWATAN KELUARGA 29
MASALAH KESEHATAN :
Pendidikan maternitas yang terpusat pada
keluarga
Perawatan bayi yang baik
Pengenalan dan penanganan masalah fisik secara
dini
Imunisasi
Konseling perkembangan anak
KB
KEPERAWATAN KELUARGA 30
TUGAS PERKEMBANGAN
Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit
yang mantap (mengintegrasikan bayi baru lahir
ke dalam keluarga)
Rekonsiliasi pada tugas-tugas yang bertentangan
Mempertahankan hubungan perkawinan yang
memuaskan
Memperluas hubungan dengan keluarga besar
dan menambah peran kakek/nenek
KEPERAWATAN KELUARGA 31
TAHAP III : KELUARGA DENGAN ANAK USIA
PRA SEKOLAH (2.5 – 5)
Dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 th s.d 5
tahun
Keluarga menjadi majemuk
Keluarga perlu menyediakan waktu untuk
merancang dan mengarahkan perkembangan
keluarga
Memperkokoh kemitraan agar perkawinan menjadi
lestari
Anak-anak harus mecapai otonomi yang cukup
KEPERAWATAN KELUARGA 32
TUGAS PERKEMBANGAN
Memenuhi kebutuhan keluarga seperti rumah,
ruang bermain, privasi dan keamanan
Mensosialisasikan anak
Mengintegrasikan anak yang baru serta tetap
memenuhi kebutuhan anak-anak yang lain
Mempertahankan hubungan yang sehat baik
dalam keluarga maupun diluar keluarga
KEPERAWATAN KELUARGA 33
MASALAH KESEHATAN
Masalah kesehatan fisik seperti penyakit menular
Jatuh, luka bakar, keracunan dan kecelakaan lain
Masalah psikososial: hubungan perkawinan
Perselisihan kakak-adik
KB
Kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan
Masalah pengasuhan anak
Penganiayaan dan penelantaran anak
Keamanan dan komunikasi keluarga
KEPERAWATAN KELUARGA 34
PROSES KEPERAWATAN
KELUARGA
PROSES KEPERAWATAN KELUARGA
PENGKAJIAN
Proses pengumpulan informasi yang dilakukan terus-
menerus dan untuk mengartikan data/informasi yang
diperoleh digunakan kemampuan profesional
Sumber-sumber Data:
Pengkajian keluarga
Observasi rumah dan lingkungannya
Pemeriksaan fisik seluruh anggota keluarga
Data sekunder hasil lab X-Ray
KEPERAWATAN KELUARGA 36
PENGKAJIAN
Tahap I
I. Data Umum
1. Nama kepala keluarga
2. Alamat
3. Komposisi keluarga (dalam tabel) lengkap dengan
genogram
4. Tipe keluarga
5. Suku
6. Agama
7. Status sosial ekonomi keluarga
8. Aktivitas rekreasi keluarga
KEPERAWATAN KELUARGA 37
II. Riwayat Dan Tahap perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
3. Riwayat keluarga inti
4. Riwayat keluarga sebelumnya (pihak suami dan istri)
III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3. Mibolitas geografis keluarga
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan
masyarakat
5. Sistem pendukung keluarga
KEPERAWATAN KELUARGA 38
IV. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
2. Struktur kekuatan keluarga
3. Struktur peran (formal dan informal)
4. Nilai atau norma keluarga
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
2. Fungsi sosialisasi
3. Fungsi perawatan keluarga
KEPERAWATAN KELUARGA 39
IV. Stres dan Koping Keluarga
Stresor jangka pendek dan panjang serta kekuatan
keluarga
Kemampuan keluarga berespons terhadap situasi /
stresor
Strategi koping yang digunkan
Strategi adaptasi disfungsional
V. Pemeriksaan Fisik
VI. Harapan Keluarga
KEPERAWATAN KELUARGA 40
Pengkajian Tahap II:
Penjajakan tahap II mengacu pada pelaksanaan 5
tugas kesehatan keluarga oleh keluarga
M Mengenal Masalah:
Pengertian
Penyebab
Tanda dan gejala
Identifikasi tingkat keseriusan masalah pada keluarga
KEPERAWATAN KELUARGA 41
M Mengambil Keputusan
Akibat
Keputusan keluarga
KEPERAWATAN KELUARGA 42
M Modifikasi Lingkungan
Lingkungan fisik
Lingkungan psikologis
KEPERAWATAN KELUARGA 43
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan merupakan panduan dalam
memberikan tindakan keperawatan
KEPERAWATAN KELUARGA 44
Komponen diagnosa keperawatan keluarga
1. Masalah
Mengacu pada respon keluarga terhadap
gangguan pemenuhan kebutuhan dasar
2. Etiologi
Mengacu pada pelaksanaan 5 tugas
kesehatan keluarga
3. Tanda dan Gejala
KEPERAWATAN KELUARGA 45
CONTOH DIAGNOSA KEPERAWATAN
Bersihan jalan nafas tidak efektif pada keluarga
BP…khususnya ….berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat keluarga
dengan….
Resiko cedera pada keluarga BP…khususnya …
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
menyediakan lingkungan yang aman
KEPERAWATAN KELUARGA 46
PRIORITAS MASALAH
Kriteria Bobot
1. Sifat masalah 1
Potensial = 1
Risiko = 2
Aktual =3
2. Kemungkinan untuk diubah 2
Mudah = 2
Sebagian = 1
Tidak dapat =0
3. Potensial dicegah 1
Tinggi = 3
Cukup = 2
Rendah = 1
KEPERAWATAN KELUARGA 47
Kriteria Bobot
4. Menurunkan masalah 1
Segera ditangani = 2
Ada masalah tetapi = 1
tidak perlu segera
ditangani
Masalah tidak
dirasakan =0
Cara perhitungan
Score
----------------- x Bobot
angka tertinggi
KEPERAWATAN KELUARGA 48
RENCANA KEPERAWATAN
Tujuan
Tujuan jngka panjang menacu pda penyelesaian
masalah
Tujuan jangka pendek mengcau pada penyelesaian
etiologi
Kriteria Evaluasi
Kriteria
standar
KEPERAWATAN KELUARGA 49
Lanjutan…………..
Untuk mengubah domain kognitif
Memberi pujian pada kekuatan individual dan keluarga
Menawarkan informasi/pendapat
“Reframing”
Menawarkan pendidikan kesehatan
Mengeksterenalisasi masalah
KEPERAWATAN KELUARGA 50
Untuk mengubah domain afektif
Memvalidasi / menormalkan afektif respons emosional
Menceritakan pengalaman sakit saat anggota keluarga
sakit
Menggambarkan kekuatan dukungan keluarga
KEPERAWATAN KELUARGA 51
IMPLEMENTASI
Tuliskan yang telah dilakukan dengan jelas dan
deskriptif meliputi alat bantu yang digunakan
proses pelaksanaan tindakan : lama tindakan;
modifikasi yang perlu dilakukan
EVALUASI
Mengacu pada S.O.A.P.I.E
KEPERAWATAN KELUARGA 52
TAHAP I: KELUARGA PASANGAN BARU (PB)
Keluarga pasangan baru menikah dimulai dari
dibentuknya keluarga dari keluarga asal masing-
masing membentuk suatu keluarga baru.
Family Development Task:
1. Establishing a mutually satisfying marriage
(membina/mempertahankan hubungan perkawinan saling
memuaskan)
2. Relating harmoniously to the kin network (membina
hubungan yang harmonis dengan anak audara)
3. Planning a family (decisions about parenthood)
(adopted from Carter and Mc Goldrick 1989, Duvall and
Miller 1985)
KEPERAWATAN KELUARGA 54
ESTABLISHING A MUTUALLY
SATISFYING MARRIAGE
I. TASK:
Konsern untuk menyiapkan kehidupan baru
bersama-sama
Menyatukan sumber-sumber yang ada dari dua
individu termasuk perbedaan-perbedaan yang
dimiliki
Belajar untuk hidup bersama mengakomodasi
perbedaan (termasuk hal-hal yang kecil)
KEPERAWATAN KELUARGA 55
ACHIEVING A SATIFYING RELATIONSHIP IS DEPENDENT
ON THE DEVELOPMENT OF SATISFACTORY WAYS TO
HANDLE “DIFFERENTNESS” AND CONFLITS (SATIR, 1983)
KEPERAWATAN KELUARGA 56
HOW SUCSESFUL THE ENVOLVING MARITAL RELATIONSHIP
WILL BE DEPENDS ON HOW WILL EACH OF THE PATNERS
HAS DIFERENTIATED OF SPARATED FROM THEIR
RESPECTIVES FAMILIES OF ORIGIN
2nd Task:
Relating harmoniously to kin network
Setelah selesai perkawinan PB menjadi tiga anggota
keluarga
Tugas PB untuk menempatkan diri mereka pada
posisi/kedudukan yang sesuai, diantar orang tua, mertua,
sepupu, ipar, adik, kakak, dll
Untuk PB hubungan yang baru tsb selain dapt
menciptakan “mutual support” & kesenangan juga u/
outonomi protect
KEPERAWATAN KELUARGA 57
KELUARGA BARU DARI INTERVENSI KELUARGA
YANG LAIN PERKAWINAN YANG MEMUASKAN
3rd Task:
Planning a family
Membuat keputusan ingin memiliki anak / tidak
Perencanaan waktu yang tepat untuk kehamilan
Prediksi kemungkinan pengaruh yang besar
terhadap PB setelah melahirkan anak koping
keluarga afektif.
KEPERAWATAN KELUARGA 58
SALAH SATU TANGGUNG JAWAB PERAWAT SAAT
BEKERJA DENGAN KELUARGA UNTUK MEMBERIKAN
PENDIDIKAN KELUARGA TENTANG KB JIKA TIDAK:
Dapat mempengaruhi kesehatan keluarga secara
keseluruhan, seperti:
Kematian ibu-bayi
“Child Neglet”
Masalah-masalah kesehatan pada orang tua
Masalah-masalah perkembangan anak
Marital “discord”
Pendidikan kesehatan dapat berupa:
Waktu yang tepat untuk kehamilan
Jarak antara kelahiran
Ukuran keluarga (jumlah anak)
KEPERAWATAN KELUARGA 59
WALAUPUN PASANGAN BARU MEMILIKI ANAK UNTUK:
KEPERAWATAN KELUARGA 61
PERAN PERAWAT KELUARGA
Memberikan askep keluarga pengkajian
evaluasi
Contoh intervensi keperawatan:
Family planning education
Prenatal and marital role adjustment
Counseling and communication
Not take value judgements but ahempt to help each of
two groups to understand themselves and each other
(William & Leman, 1973)
KEPERAWATAN KELUARGA 62
KELUARGA MENGHADAPI
KELAHIRAN
Dimulai dengan kelahiran anak pertama dan
berlanjut sampai anak umur umur 30 bulan
Bersuka cita dengan kelahiran anak pertama
Perubahan psikologis dan fisiologis pada ayah –
ibu (suami-istri)
Datangnya seorang bayi dirumah perubahan
baru keseimbangan keluarga akan berubah
KEPERAWATAN KELUARGA 63
TUGAS PERKEMBANGAN
KELUARGA PADA TAHAP II:
1. Mengintegrasikan bayi ke dalam keluarga
sebagai satu unit yang stabil
2. Menyelesaikan konflik akibat tugas
perkembangan dan memenuhi kebutuhan
anggota keluarga
3. Mempertahankan hubungan dengan keluarga
yang lebih besar dengan menambah peran
orang tua, kakek, nenek
KEPERAWATAN KELUARGA 64
Le Master (1976)
Melakukan Studi Kasus Mengenai Penyesuaian Diri
Keluarga Menghadapi Kelahiran Pertama
Le Master mewawancarai 46 orang tua kelas
menengah (umur 25 – 35thn):
17 % krisis biasa
83 % krisis berat
KEPERAWATAN KELUARGA 65
PERUBAHAN PSIKOSOSIAL, EMOSIONAL
Kurang percaya diri berhubungan intim dengan
suami (merasa tidak seksi)
“FEELING MOTHR” yang terlalu kuat
(merugikan ibu sendiri)
BABY BLUES (mood yang terus berubah dengan
cepat) susah berkonsentrasi tidak nafsu makan,
susah tidur, kehilangan motivasi, semangat,
sering menangis, hidup tak berarti, cemas, selalu
khawatir akan penyakit bayinya.
KEPERAWATAN KELUARGA 66
PERUBAHAN FISIK YANG TERJADI PADA IBU
SETELAH MELAHIRKAN:
Perdarahan
Pegal-pegal diseputar kaki dan punggung
Rasa nyeri akibat luka Episiotomi
Luka diperut bawah (post op Caesar)
Payudara membengkak
Keindahan tubuh terganggu (Stretch Marks)
Perubahan hormon pada wanita melahirkan
kerontokan rambut, gigi terasa sakit gusi berdarah
Berubahnya bentuk tubuh (berat badan akan naik 8 –
20 kg)
KEPERAWATAN KELUARGA 67
MASALAH-MASALAH LAIN YANG DAPAT
TIMBUL
KEPERAWATAN KELUARGA 68
Kebanyakan orang tidak mempersiapkan diri menjadi
orang tua
Mitos-mitos yang tidak realistik dalam membesarkan
anak.
Tugas mengasuh Ibu!
KEPERAWATAN KELUARGA 69
PERAN PERAWAT PENGKAJIAN
1. Peran sebagai orang tua
2. Bagaimana kedua orang tua berinteraksi dan
merawat bayi baru
3. Bagaimana respon si bayi (Klaus & Kendall 1979)
4. Perilaku orang tua dalam mewujudkan diri sebagai
orang tua
5. Perilaku orang tua tehdap bayi
6. Karakteristik bentuk stimulasi bayi
(Carter, MC Goldrick 1988, Duvall and Miller 1985)
KEPERAWATAN KELUARGA 70
CARA-CARA UNTUK MENGEMBALIKAN ENERGI
SETELAH MELAHIKAN
1. Jangan terlalu memaksakan diri untuk selalu
menemani semua orang yang ebrkunjung, usahakan
tetap cukup istirahat
2. Ketika bayi anda sedang tidur, cobala ikut tidur atau
istirahat
3. Anda buka “supermom”
Carilah tenaga yang bisa membantu, mencuci, menyetrika,
memasak, dan menjaga bayi.
4. Jangan terobsesi kondisi rumah bersih sempurna
(seperti sebelum anda memiliki anak), jangan
paksakan diri anda
5. Jika berencana diet, tunggulah setelah 2 bulan
setelah melahirkan, agar produksi ASI tidak
terganggu
KEPERAWATAN KELUARGA 71
CARA-CARA YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK
MELIBATKAN SUAMI
1. Jangan hanya mengomel, tapi komunikasi kerepotan pada
suami
2. Ungkapkan secara spesifik, hindari kata-kata yang kurang
jelas atau yang bersayap
3. Buat daftar pekerjaan rumah tangga yang harus dilakukan
supaya suami berkomitmen dengan tugas bagiannya,
biarkan suami memilih pekerjaan yang sesuai minatnya
4. Mengatur jadwal tugas; misalnya kalau anda terpaksa
lembur, suami bisa diminta untuk pulang lebih cepat
5. Jangan ribut soal hasil pekerjaan yang dilakukan suami,
misalnya popok yang miring atau baju yang tidak
“MATCH” tidak usah dipersoalkan
6. Jangan lupa berikan “REWARD”
KEPERAWATAN KELUARGA 72
BAGAIMANA KEMBALI BEKERJA ?
1. Jarak rumah ke kantor (tempat kerja) jauh
2. Kesulotan memberikan ASI eksklusif
3. STRESOR di tempat kerja produksi ASI
berkurang/terhenti
4. Perasaan tidak mampu menyelesaikan pekerjaan
kantor
5. Perasaan tidak mampu menyelesaiakan pekerjaan
rumah tangga.
KEPERAWATAN KELUARGA 73
SOLUSI YANG BISA DILAKUKAN:
1. Menunda karier
2. Bekerja paruh waktu (pekerjaan yang fleksibel)
3. Jangan mencampurkan urusan rumah tangga
dengan kantor
4. Susunlah manajemen waktu dan tetapkan target
waktu untuk pulah ke rumah
5. Mampukah menjalani tiga peran sekaligus: Ibu,
Istri, pekerja Profesional.
KEPERAWATAN KELUARGA 74