Anda di halaman 1dari 21

SOP Pelaksanaan

Penetapan Status Penggunaan

Barang Milik Negara


Kementerian PUPR
Surat Sekretaris Jenderal
Nomor PL 0703-Mn/631
Tanggal 18 Juli 2017
Surat Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Nomor
PL 0703-Mn/631
Tanggal 18 Juli 2017

Tujuan :
1. Mempercepat proses PSP yg kewenangannya berada
pada Kem. PUPR;
2. Menyeragamkan Alur, Format dan Dokumen
Pendukung .
DASAR HUKUM (1)

PMK No. 246/PMK.06/2014 tentang Tata Cara


Pelaksanaan Penggunaan BMN Jo. PMK No.
87/PMK.06/2016, seluruh BMN wajib ditetapkan status
penggunaannya, kecuali :
a. Barang Persediaan;
b. Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP);
c. Barang yang dari awal pengadaannya dimaksudkan untuk
dihibahkan;
d. Barang dari dana Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
e. Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditetapkan Status
Penggunaannya (BPYBDS);
f. Aset Tetap Renovasi (ATR).
DASAR HUKUM (2)

PMK No. 4/PMK.06/2015 tentang Pendelegasian


Kewenangan Dan Tanggung Jawab Tertentu Dari Pengelola
Barang Kepada Pengguna Barang:
Pasal 4 ayat (2) :
Kewenangan dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud
pada ayat ( 1) dilakukan terhadap:
a. alat utama sistem persenjataan;
b. BMN selain tanah dan/atau bangunan, yang tidak
mempunyai dokumen kepemilikan, dengan nilai
perolehan sampai dengan Rp.100.000.000,00 (seratus
juta rupiah) per unit/satuan.
DASAR HUKUM (3)

KepMen PUPR No. 965/KPTS/M/2016


tentang Pelimpahan Kewenangan dan
Tanggung Jawab Dalam Pengelolaan BMN
pada Kementerian PUPR
Lampiran I
- Nilai >50juta s/d 100juta : Ka. Satker  SekJen;
- Nilai s.d 50juta : Ka. Satker  Pimpinan UnOr.
Dokumen pendukung

Dokumen pendukung yang diperlukan dalam pengajuan


permohonan PSP, adalah:
a. Daftar Barang;
b. BAST perolehan barang;
c. Dalam hal BAST sebagaimana huruf b tidak tersedia,
dapat diganti dengan Surat Pernyataan Tanggung Jawab
bermaterai cukup yang ditandatangani oleh Kepala
Satuan Kerja,
== tidak diperlukan dokumen lainnya (foto, KIB dll.)
Penerbitan SK Penetapan Status Penggunaan BMN oleh
Pejabat berwenang dilakukan paling lama 5 (lima) hari
kerja sejak diterimanya surat permohonan PSP dari Kepala
Satuan Kerja di Unit Organisasi/Setjen.
Untuk BMN berupa :
a. tanah dan/atau bangunan (T/B),
b. STB yang memiliki dokumen kepemilikan
(seperti KDO, kapal dll.), serta
c. BMN STB dengan nilai perolehan di atas
Rp.100 juta/unit,
Kepala Satker selaku Kuasa Pengguna Barang
dapat langsung mengajukan permohonan PSP
kepada Pengelola Barang dengan berpedoman pada
KMK No. 229/KM.6/2016.
KEW ENANGAN PERSETUJUAN
KEM PUPR DJKN
PENGGUNAAN KPKNL KANW IL PKNSI
(Nilai (Nila i
BMN (Nilai Pe roleha n/Usula n) (Nila i Pe role ha n/Usula n) (Nila i Pe role han/Usula n)
Pe role ha n) Pe role ha n/Usulan)

TB/Usulan : ≤ Rp.10 M TB : > Rp.10 M - Rp.50 M TB : > Rp.50 M - Rp.100 M TB : > Rp.100 M
STB TP DOK. STB dg Dok/Usulan : ≤ Rp.5 M STB : > Rp.5 M - Rp.25 M STB : > Rp.25 M - Rp.50 M STB : > Rp.50 M
PSP BMN : ≤ STB TP DOK. : > STB TP DOK. : > STB TP DOK. : > STB TP DOK. : >
Rp.100jt/unit Rp.100jt/Unit, dg nilai per Rp.100jt/Unit, dg nilai per Rp.100jt/Unit, dg nilai per Rp.100jt/Unit, dg nilai
usulan ≤ Rp.5M usulan > Rp.5 M - Rp.25 M usulan > Rp.25 M - Rp.50 M per usulan > Rp.50 M

Pengalihan Status TB : ≤ Rp.10 M TB : > Rp.10 M - Rp.50 M TB : > Rp.50 M - Rp.100 M TB : > Rp.100 M
Penggunaan BMN STB : ≤ Rp.5 M STB : > Rp.5 M - Rp.25 M STB : > Rp.25 M - Rp.50 M STB : > Rp.50 M

TB/Usulan : ≤ Rp.10 M TB : > Rp.10 M - Rp.50 M TB : > Rp.50 M - Rp.100 M TB : > Rp.100 M
Penggunaan STB TP DOK. STB dg Dok/Usulan : ≤ Rp.5 M STB : > Rp.5 M - Rp.25 M STB : > Rp.25 M - Rp.50 M STB : > Rp.50 M
Sementara o/ : ≤ STB TP DOK. : > STB TP DOK. : > STB TP DOK. : > STB TP DOK. : >
Pengguna Brg Lain Rp.100jt/unit Rp.100jt/Unit, dg nilai per Rp.100jt/Unit, dg nilai per Rp.100jt/Unit, dg nilai per Rp.100jt/Unit, dg nilai
usulan ≤ Rp.5M usulan > Rp.5 M - Rp.25 M usulan > Rp.25 M - Rp.50 M per usulan > Rp.50 M

PSP BMN u/
TB : ≤ Rp.100 M TB : > Rp.100 M
dioperasikan Pihak - -
STB : ≤ Rp.50 M STB : > Rp.50 M
Lain

PEMANFAATAN KPKNL KANW IL PKNSI DJKN


BMN (N. Pe role ha n/Usula n) (N. Pe roleha n/Usula n) (N. Perole ha n/Usula n) (N. Pe role ha n/Usula n)

TB : ≤ Rp.5 M TB : > Rp.5 M - Rp.10 M TB : > Rp.10 M - Rp.25 M TB : > Rp.25 M


Sewa
STB : ≤ Rp.2,5 M STB : > Rp.2,5 M - Rp.5 M STB : > Rp.5 M - Rp.10 M STB : > Rp.10 M

TB : ≤ Rp.5 M TB : > Rp.5 M - Rp.10 M TB : > Rp.10 M - Rp.25 M TB : > Rp.25 M


Pinjam Pakai
STB : ≤ Rp.2,5 M STB : > Rp.2,5 M - Rp.5 M STB : > Rp.5 M - Rp.10 M STB : > Rp.10 M

TB : ≤ Rp.5 M TB : > Rp.5 M - Rp.10 M TB : > Rp.10 M - Rp.25 M TB : > Rp.25 M


KSP
STB : ≤ Rp.2,5 M STB : > Rp.2,5 M - Rp.5 M STB : > Rp.5 M - Rp.10 M STB : > Rp.10 M

BGS / BSG - - Tanah : ≤ Rp.25 M Tanah : > Rp.25 M


KSPI - - TB : ≤ Rp.25 M TB : > Rp.25 M

KEW ENANGAN PERSETUJUAN


KEM PUPR
PEMINDAHTANG KPKNL KANW IL PKNSI DJKN
(Nilai
ANAN BMN (N. Pe role ha n/Usula n) (N. Pe roleha n/Usula n) (N. Perole ha n/Usula n) (N. Pe role ha n/Usula n)
Pe role ha n)
TB : ≤ Rp.1 M TB : > Rp.5 M - Rp.10
STB TP DOK.
STB : ≤ Rp.1 M TB : > Rp.1 M - Rp.2,5 M TB : > Rp.2,5 M - Rp.5 M M
Penjualan : ≤
STB TP DOK. : Rp.100jt - STB : > Rp.1 M - Rp.2,5 M STB : > Rp.2,5 M - Rp.5 M STB : > Rp.5 M - Rp.10
Rp.100jt/unit
Rp.1M M
TB : > Rp.5 M - Rp.10
TB : ≤ Rp.1 M TB : > Rp.1 M - Rp.2,5 M TB : > Rp.2,5 M - Rp.5 M M
Tuk ar Menukar
STB : ≤ Rp.1 M STB : > Rp.1 M - Rp.2,5 M STB : > Rp.2,5 M - Rp.5 M STB : > Rp.5 M - Rp.10
M
TB : ≤ Rp.1 M TB : > Rp.5 M - Rp.10
STB TP DOK.
STB : ≤ Rp.1 M TB : > Rp.1 M - Rp.2,5 M TB : > Rp.2,5 M - Rp.5 M M
Hibah : ≤
STB TP DOK. : Rp.100jt - STB : > Rp.1 M - Rp.2,5 M STB : > Rp.2,5 M - Rp.5 M STB : > Rp.5 M - Rp.10
Rp.100jt/unit
Rp.1M M
PEMUSNAHAN
TB : ≤ Rp.5 M
ATAU STB TP DOK.
STB : ≤ Rp.1 M TB : > Rp.5 M - Rp.10 M TB : > Rp.10 M - Rp.25 M TB : > Rp.25
PENGHAPUSAN : ≤
STB TP DOK. : Rp.100jt - STB : > Rp.1 M - Rp.2,5 M STB : > Rp.2,5 M - Rp.5 M STB : > Rp.5 M
KARENA SEBAB - Rp.100jt/unit
Rp.1M
SEBAB NORMAL
BAGAN ALIR PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN BMN
PIMPINAN UNIT
NO SATUAN KERJA SEKRETARIS JENDERAL KEPALA KPKNL KEPALA KANWIL DJKN DIREKTUR PKNSI / DJKN
ORGANISASI
Kepala Satuan Kerja menyampaikan
Tanah dan/atau Bangunan
I permohonan PSP kepada Kepala
/Usulan nilai ≤ Rp.10 M
KPKNL

Selain Tanah dan/atau Bangunan


dg Dok/Usulan nilai ≤ Rp.5 M

Selain Tanah dan/atau


Bangunan, Tanpa Dok Perolehan
nilai > Rp.100jt/Unit, dg nilai per
usulan ≤ Rp.5 M
Kepala Satuan Kerja menyampaikan Tanah dan/atau Bangunan
II permohonan PSP kepada Kepala /Usulan nilai > Rp.10 M - Rp.50
Kanwil DJKN M
Selain Tanah dan/atau Bangunan
dg Dok/Usulan nilai > Rp.5 M -
Rp.25 M
Selain Tanah dan/atau
Bangunan, Tanpa Dok. Perolehan
nilai > Rp.100jt/Unit, dg nilai per
usulan > Rp.5 M - Rp.25 M
Kepala Satuan Kerja menyampaikan Tanah dan/atau Bangunan
III permohonan PSP kepada Direktur /Usulan nilai > Rp.50 M - Rp.100
PKNSI / DJKN M
Selain Tanah dan/atau Bangunan
dg Dok/Usulan nilai > Rp.25 M -
Rp.50 M
Selain Tanah dan/atau
Bangunan, Tanpa Dok.
Perolehan nilai > Rp.100jt/Unit,
dg nilai per usulan > Rp.25 M -
Rp.50 M
Selain Tanah dan/atau
Kepala Satuan Kerja menyampaikan
Bangunan, Tanpa Dok. Perolehan
IV permohonan PSP kepada Sekretaris
nilai < Rp.50 jt/unit s/d
Jenderal Kementerian PUPR
Rp.100jt/Unit
Kepala Satuan Kerja menyampaikan
Selain Tanah dan/atau
permohonan PSP kepada Sekretaris
Bangunan Tanpa Dok.
V Jenderal/Inspektur Jenderal/
Perolehan nilai s/d
Direktur Jenderal/Kepala Badan
Rp.50 jt/unit
Kementerian PUPR
PMK No. 87/PMK.06/2016
(ps.10)

Utk pengajuan PSP Tanah :


Dlm hal tidak tersedia Sertifikat Tanah, maka diperlukan :

a. fotokopi dokumen kepemilikan/ penguasaan, seperti Akta Jual


Beli (AJB), Girik, Letter C, Berita Acara Serah Terima (BAST)
terkait perolehan barang, dan ledger jalan;
b. Surat Pernyataan Tanggung Jawab bermeterai cukup yang
ditandatangani oleh pejabat struktural yang berwenang di
lingkungan unit organisasi eselon I (Ses Unor) yang menyatakan
bahwa tanah tersebut digunakan dalam penyelenggaraan tugas dan
fungsi Kementerian/Lembaga
c. Surat keterangan dari Lurah/ Camat setempat yang memperkuat
pernyataan sebagaimana dimaksud pada huruf b, jika ada; dan
d. Surat permohonan pendaftaran hak atas tanah dari satuan kerja
kepada Kantor Pertanahan, jika ada.
PMK No. 87/PMK.06/2016
(ps.10)

Untuk pengajuan PSP BMN berupa bangunan yang tidak memiliki


Izin Mendirikan Bangunan (1MB). dokumen perolehan, dan/ atau
dokumen lainnya :

dokumen tersebut diganti dengan Surat Pernyataan Tanggung J awab


bermeterai cukup yang ditandatangani oleh pejabat struktural yang
berwenang pada Kementerian/Lembaga bersangkutan yang
menyatakan bahwa bangunan tersebut digunakan dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsi Kernenterian / Lembaga

(memerlukan SPTJ dari Ses Unor)


Format Surat Permohonan Penetapan Status Penggunaan BMN
Format Lampiran Surat Permohonan Penetapan Status Penggunaan BMN
Format Surat Pernyataan Tanggung Jawab
Format Surat Keputusan Penetapan Status Penggunaan BMN (1)
Format Surat Keputusan Penetapan Status Penggunaan BMN (2)
Format Surat Keputusan Penetapan Status Penggunaan BMN (3)
Petunjuk Pengisian Format Surat Keputusan PSP BMN

1. Nama Kementerian.
1. Nama Kementerian.
2.
2. Nomor Keputusan Menteri
Nomor Keputusan Menteri diisi
diisi menggunakan
menggunakan kodekode sesuai
sesuai dengan
dengan ketentuan
ketentuan tata
tata persuratan
persuratan
dinas.
dinas.
3.
3. Kuasa
Kuasa Pengguna
Pengguna Barang
Barang yang
yang menguasai
menguasai BMN
BMN tersebut,
tersebut, contoh
contoh :: Biro
Biro Pengelolaan
Pengelolaan BMNBMN & & LP,
LP,
Sekretariat Jenderal.
Sekretariat Jenderal.
4.
4. Peraturan
Peraturan Presiden
Presiden yang
yang mengatur
mengatur mengenai
mengenai Kedudukan,
Kedudukan, Tugas,
Tugas, Dan
Dan Fungsi
Fungsi Kementerian
Kementerian
Negara
Negara Serta
Serta Susunan
Susunan Organisasi,
Organisasi, Tugas,
Tugas, Dan
Dan Fungsi
Fungsi Eselon
Eselon II Kementerian
Kementerian Negara.
Negara.
5.
5. PMK
PMK yang
yang mengatur
mengatur mengenai
mengenai Penetapan
Penetapan Status
Status Penggunaan
Penggunaan BMN.BMN.
6.
6. Surat
Surat permohonan
permohonan penetapan
penetapan status
status Penggunaan
Penggunaan BMN BMN dari
dari Kuasa
Kuasa Pengguna
Pengguna Barang.
Barang.
7.
7. Keterangan
Keterangan BMN
BMN yang
yang dimohonkan
dimohonkan penetapan
penetapan status
status penggunaannya.
penggunaannya.
8.
8. Dokumen
Dokumen pendukung
pendukung atas
atas objek
objek yang
yang ditetapkan
ditetapkan status
status penggunaannya
penggunaannya (BAST,
(BAST, BABA Hibah,
Hibah, Surat
Surat
Pernyataan Tanggung Jawab dll.). Dalam hal jenis BMN dan dokumen
Pernyataan Tanggung Jawab dll.). Dalam hal jenis BMN dan dokumen pendukung tidakpendukung tidak
memungkinkan
memungkinkan untukuntuk ditulis
ditulis dalam
dalam DIKTUM
DIKTUM KESATU,
KESATU, makamaka jenis
jenis dan
dan dokumen
dokumen pendukung
pendukung
dapat
dapat dicantumkan
dicantumkan dalam
dalam Lampiran
Lampiran Keputusan
Keputusan Menteri/Pimpinan
Menteri/Pimpinan Lembaga
Lembaga tersebut.
tersebut.
9.
9. Nilai
Nilai BMN
BMN yang
yang menjadi
menjadi objek
objek penetapan
penetapan status
status Penggunaan
Penggunaan sesuai
sesuai dengan
dengan nilai
nilai perolehan
perolehan
yang
yang tercatat di dalam SIMAK/dokumen pengadaan/dokumen perolehan lainnya yang sah.
tercatat di dalam SIMAK/dokumen pengadaan/dokumen perolehan lainnya yang sah.
10.
10. Tembusan
Tembusan disampaikan
disampaikan kepada
kepada Kepala
Kepala Kanwil
Kanwil DJKN/Kepala
DJKN/Kepala KPKNL KPKNL yangyang wilayah
wilayah kerjanya
kerjanya
melingkupi
melingkupi lokasi
lokasi Kuasa
Kuasa Pengguna
Pengguna Barang
Barang yang
yang mengajukan
mengajukan permohonan
permohonan penetapan
penetapan status
status
Penggunaan.
Penggunaan.
11.
11. Lokasi
Lokasi tempat
tempat Kementerian.
Kementerian.
12.
12. Jabatan
Jabatan dan
dan nama
nama lengkap
lengkap Pimpinan
Pimpinan Unit
Unit Organisasi
Organisasi yang
yang berwenang
berwenang menandatangani
menandatangani
Keputusan Menteri.
Keputusan Menteri.
Format Surat Keputusan Penetapan Status Penggunaan BMN (4)
Petunjuk Pengisian Format Lampiran Surat Keputusan PSP BMN

1. Judul Keputusan Menteri sebagaimana tercantum dalam


batang tubuh Keputusan.
2. Kuasa Pengguna Barang yang memohonkan PSP BMN.
3. Diisi dengan merek/tipe atau spesifikasi BMN yang
ditetapkan status penggunaannya.
4. Diisi dengan jumlah BMN yang ditetapkan status
penggunaannya.
5. Diisi dengan nilai perolehan BMN sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
6. Diisi dengan nilai buku BMN pada saat pengajuan
penetapan status penggunaan.
7. Jabatan dan nama lengkap pejabat yang berwenang
menandatangani Keputusan Menteri.
TERIMA KASIH

Mari kita tertibkan administrasi pengelolaan BMN Kementerian PUPR

D:\SLIDE\SOP PSP edit.pptx

Anda mungkin juga menyukai