Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN ASMA
Dosen Pembimbing : Dra Hj. Erna Mesra, M.Kes

KELOMPOK 7
Alfiani syahri P27906120002
Anggun Nita Wati P27906120005
Elena Widya K P27906120011
Ira Maribeth P27906120018
Zulfa Fauziah Rahmah P27906120039
definisi
• Asma pada anak merupakan masalah bagi pasien dan
keluarga, karena asma pada anak berpengaruh terhadap
berbagai aspek khusus yang berkaitan dengan kualitas hidup,
termasuk proses tumbuh kembang baik pada masa bayi, balita
maupun remaja (Sidhartini, 2010).
• Asma merupakan penyakit jalan napas obstructive intermitten
yang bersifat reversibel ditandai dengan adanya penyempitan
jalan napas disertai peradangan dan hiperresponsivitas
terhadap stimulus (Saputra, 2014).
Klasifikasi Asma pada Anak
Asma bronchial Asma kardial
• Penderita asma bronchial, • Asma yang timbul akibat
hipersensitif dan hiperaktif
adanya kelainan jantung.
terhadap rangsangan dari luar,
seperti debu rumah, bulu Gejala asma kardial
binatang, asap dan bahan-bahan biasnya terjadi pada
penyebab alergi. Gejala malam hari, disertai sesak
kemunculannya mendadak,
napas yang hebat.
sehingga gangguan asma bisa
datang. Gangguan asma bronchial Kejadian ini disebut
juga bisa muncul lantaran adanya nocturnal paroxymul
radang yang mengakibatkan dyspnea. Biasanya terjadi
penyempitan saluran pernapasan
pada saat penderita
bagian bawah.
sedang tidur.
derajat asma menurut Phelan dkk (dikutip
dari buku kuliah Ilmu keperawatan Anak FK
UI tahun 1985)
• Asma Episodik yang Jarang
Biasnya terdapat pada anak usia 3-8 tahun. Pencetus utama dari
asma ini yaitu infeksi virus saluran nafas bagian atas, dengan
banyaknya serangan 3-4 kali per tahun. Lamanya serangan dapat
beberapa hari, jarang merupakan serangan berat, gejala lebih
berat pada malam hari.
Next..
• Asma Episodik Sering
Pada 2/3 golongan ini serangan pertama terjadi pada umur
sebelum 3 tahun. Pada permulaan serangan berhubungan
dengan infeksi saluran nafas akut. Pada umur 5-6 tahun dapat
terjadi serangan tanpa infeksi yang jelas.
Next..
• Asma Kronik atau Persisten
Pada 25% anak golongan ini serangan pertama terjadi sebelum
umur 6 bulan dan 75% sebelum umur 3 tahun. Pada lebih dari
50% anak terdapat wheezing yang lama pada 2 tahun pertama
dan sisanya serangannya episodic. Pada umur 5-6 tahun akan
lebih jelas terjadinya obstruksi saluran nafas yang peristen dan
hampir selalu terdapat wheezing setiap hari, dan pada malam
hari terdapat batuk disertai wheezing. Aktivitas fisik juga sering
menyebabkan asma, seringkali memerlukan perawatan di rumah
sakit
Maniestasi Klinis Asma pada Anak
• Stadium I
• Waktu terjadinya edema dinding bronkus batuk paroksismal
karena iritasi dan batuk kering, sputum yang kental dan
mengumpul merupakan benda asing yang merangsang batuk.
Next..
• Stadium II
Sekresi bronkus bertambah banyak dan batuk dengan dahak yang
jernih dan berbusa. Pada stadium ini anak akan mulai merasa
sesak nafas berusaha bernafas lebih dalam,eksprinium
memanjang dan terdengar bunyi mengi, tampak otot nafas
tambahan turut bekerja, terdapat retraksi suprasternal,
epigastrium dan mungkin juga sela iga, anak lebih senang duduk
dan bungkuk, tangan menekan pada tepi tempat tidur atau kursi,
anak tampak gelisah, pucat dan sianosis sekitar mulut,
Next..
• Stadium III
Obstruksi atau spasme bronkus lebih berat aliran udara sangat
sedikit sehingga suara nafas hampir tidak terdengar, stadium ini
sangat berbahaya karena sering disangka ada perbaikan juga
batuk seperti ditekan, pernafasan dangkal, tidak teratur dan
frekuensi nafas yang mendadak meninggi.
Gejala klinis asma
• Auskultasi :Wheezing, ronki kering • Tidak toleransi terhadap aktivitas;
musikal, ronki basah sedang. makan, bermain, berjalan, bahkan
• Dyspnea dengan lama ekspirasi; bicara.
penggunaan otot-otot asesori • Kecemasan, labil dan perubahan
tingkat kesadaran.
pernafasan, cuping hidung, retraksi
dada,dan stridor. • Meningkatnya ukuran diameter
anteroposterior (barrel chest) akibat
• Batuk kering (tidak produktif) ekshalasi yang sulit karena udem
karena sekret kental dan lumen bronkus sehingga kalau diperkusi
jalan nafas sempit. hipersonor.
• Tachypnea, orthopnea. • Serangan yang tiba-tiba atau
• Diaphoresis berangsur.
• Nyeri abdomen karena terlibatnya • Bila serangan hebat : gelisah,
otot abdomen dalam pernafasan. berduduk, berkeringat, mungkin
sianosis.
• Fatigue.
• X foto dada : atelektasis tersebar,
“Hyperserated”
Etiologi Asma pada Anak
• Faktor Predisposisi : Keturunan (Genetik)
• Faktor Presipitasi :
 Alergen
 Perubahan cuaca
 Faktor psikis
 Olahraga/aktifitas jasmani yang berat
 Infeksi
Patofisiologi Asma pada Anak
• Asma merupakan inflamasi kronik saluran pernapasana. Berbagai
sel inflamasi berperan terutama sel mast, eosinophil, sel limfosit
T, makrofag, neutrofil, dan sel epitel.Faktor-faktor penyebab
seperti virus, bakteri, jamur, parasit, alergi, iritan, cuaca, kegiatan
jasmani dan psikis akan merangsang reaksi hiperreaktivitas
bronkus dalam saluran pernafasan sehingga merangsang sel
plasma menghasilkan imonoglubulin E (IgE).
• IgE selanjutnya akan menempel pada reseptor dinding sel mast
yang disebut sel mast tersensitisasi. Sel mast tersensitisasi akan
mengalami degranulasi, sel mast yang mengalami degranulasi
akan mengeluarkan sejumlah mediator seperti histamin dan
bradikinin. Mediator ini menyebabkan peningkatan permeabilitas
kapiler sehingga timbul edema mukosa, peningkatan produksi
mukus dan kontraksi otot polos bronkiolus.
Komplikasi dan Prognosis Asma pada
Anak
• Status Asmatikus
• Atelektasis
• Hipoksemia
• Pneumotoraks
• Emfisema
Pemeriksaan Diagnostik pada Anak
Pemeriksaan Sputum Pemeriksaan Darah

• Kristal-kristal charcot leyden • Analisa gas darah pada umumnya


yang merupakan degranulasi normal akan tetapi dapat pula
dari Kristal eosinophil terjadi hipoksemia, hiperkapnia,
• Spiral curshmann yang atau asidosis.
merupakan cast cell (sel • Kadang pada darah terdapat
cetakan) dari cabang bronkus peningkatan dari SGOT dan LDH
• Creole yang merupakan fragmen • Hiponatremia dan kadar leukosit
dari epitel bronkus kadang-kadang di atas
15.000/mm3 dimana menandakan
• Netrofil dan eosinophil yang
terdapatnya suatu infeksi
terdapat pada sputum
• Pada pemeriksaan faktor-faktor
umumnya bersifat mukoid
alergi terjadi peningkatan dari Ig E
dengan viskositas yang tinggi
pada waktu serangan dan menurun
dan kadang terdapat mucus plug
pada waktu bebas dari serangan.
Next…
Pemeriksaan Radiologi Pemeriksaan Tes Kulit
• Gambaran radiologi pada • Dilakukan untuk mencari
asma pada umumnya factor alergi dengan
normal.Pada waktu serangan berbagai allergen yang
menunjukan gambaran
hiperinflasi pada paru-paru
dapat menimbulkan
yakni radiolusen yang reaksi yang positif pada
bertambah dan peleburan asma
rongga intercostalis, serta
diafragma yang
menurun.Akan tetapi bila
terdapat komplikasi
Next…
• Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan
dapat dibagi menjadi 3 bagian, dan disesuaikan dengan
gambaran yang terjadi pada empisema paru yaitu:
 Perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi
right axis deviasi dan clock wise rotation
 Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni
terdapatnya RBB (Right bundle branch block)
 Tanda-tanda hopoksemia, yakni terdapatnya sinus
tachycardia, SVES, dan VES atau terjadinya depresi segmen
ST negative
Next..
Scanning Paru Spirometri
• Scanning paru dengan • Untuk menunjukkan
inhalasi dapat dipelajari adanya obstruksi jalan
bahwa redistribusi udara nafas reversible, cara
selama serangan asma yang paling cepat dan
tidak menyeluruh pada sederhana diagnosis
paru-paru asma adalah melihat
respon pengobatan
dengan bronkodilator.
Penatalaksanaan Asma pada Anak
• Edukasi
• Menilai/memonitor berat asma secara berkala
• Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus
• Merencanakan dan memberikan pengobatan jangka panjang
• Menetapkan pengobatan pada serangan akut
• Kontrol secara teratur
• Pola hidup sehat
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. F DENGAN ASTMA
Pengkajian
• Identitas Klien
Nama : An. F (P)
Tempat & Tgl Lahir : Tangerang, 04 November 2007
Pendidikan Terakhir : SMP
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Status Perkawinan : Belum Kawin
Pekerjaan : Pelajar
TB / BB : 150 cm / 45 kg
Golongan Darah : B
Diagnosa Medis : Asma Bronkhial
Alamat : Kp Lontar Rt 007/002 Kabupaten
Tangerang 
Next
• Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. W
Umur : 38 Tahun
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Pekerjaan : Swasta
Hub. Dengan pasien : Ayah
Alamat : Kp Lontar Rt 007/002 Kabupaten Tangerang
Next..
• Keluhan Utama
Pasien mengeluh sesak nafas pada bagian dada 
• Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan batuk dan pasien langsung merasakan
susah untuk bernafas/sesak nafas. Sebelum pasien dibawa ke
RS oleh keluarganya, pasien diberikan obat batuk yaitu komik.
Namun kondisi pasien semakin lemas dan sesaknya
bertambah. Akhirnya keluarga pasien memutuskan untuk
mengajak pasien berobat ke RSUD Tangerang
Next..
• Riwayat kesehatan masa lalu
Pasien mengatakan sekitar 5 tahun yang lalu sempat di rawat
di RS karena sesak nafas. Pasien tidak pernah mengalami
kecelakaan dan tidak pernah dioperasi. Pasien tidak memiliki
alergi terhadap makanan serta obat-obatan maupun factor
lingkungan yang lain. Sesak nafas pasienn muncul jika pasien
merasa kedinginan
• Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarganya memang ada yang
memiliki penyakit asma yaitu ayahnya. Pasien mengatakan
didalam anggota keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit
menular seperti hepatitis, TBC
Next..
• Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda Vital :
TD : 110/80 mmHg
N : 80 ×/menit
S : 36,8°C
Rr : 28 ×/menit
• Antopometri : Tinggi badan pasien 130 cm, berat badan
sebelum sakit 28 kg (3 minggu sebelum sakit) dan saat masuk
rumah sakit BB 26 kg.
Next..
• Sistem pernafasan
Data Subyektif :
 Pasien mengatakan sesak nafas.
 Pasien mengatakan sering sesak nafas saat kedinginan.
 Pasien mengatakan tidak merokok.
 Pasien mengatakan tidak mengetahui tentang batuk efektif.
Data Obyektif :
 Pernafasan 28 ×/menit dengan gerakan sesak nafas.
 Nafas pendek, terlihat adanya retaksi dinding dada.
 Batuk, ada sputum dengan karakteristik berwarna kuning, terdengar ada
suara nafas tambahan (wheezing) ada cuping hidung.
 Menggunakan alat bantu pernafasan kanul nasal 3 L/menit.
 Pasien tampak gelisah.
 Paru-paru simetris, ada tarikan intercosta, ekspresi dan inspirasi cepat dan
dangkal. Retraksi taktis fremitus teraba sama
Next..
• Sistem kardiovaskuler
Data Subyektif :
 Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat darah tinggi.
 Pasien mengatakan nyeri saat menarik nafas.
Data Obyektif :
 TD 110/80 mmHg, denyut nadi corortis 80 ×/menit.
 Bunyi jantung mengalami peningkatan frekuensi ada bunyi
mengi atau wheezing CRT < 2 detik.
 Ekstermitas tidak ada varises, suhu 36,8°C, penyebaran
rambut merata, mukosa bibir lembab, konjungtiva tidak
anemis, sclera tidak ikterik.
 Mata tidak memerah, warna kecoklatan tidak gelap.
Next..
• Integritas ego (status psikososial)
Data subyektif :
 Pasien mengatakan merasa tidak berdaya karena sakit.
 Pasien mengatakan hubungannya baik-baik saja bersama
keluarganya.
 Pasien dapat berbicara jelas, Pasien tampak cemas.
• ADL/Activity Daily Living
 Data Subyektif :
Pasien mengatakan aktivitasnya dapat dilakkan sendiri tapi
dengan sedikit bantuan dan pengawasan.
 Data Obyektif :
Pasien tampak lesu, bau badan tercium bau, kuku tidak
panjang, aktivitas diawasi.
Next..
• Ketidaknyamanan
 Data Subyektif :
Pasien mengatakan tidak nyaman karena sesak
 Data Obyektif :
Pasien tampak sesak terpasang selang oksigen 3 l/menit
•  Pembelajaran
 Data subyektif :
Pasien mengatakan masih duduk di kelas 1 SMP dan
sekarang dan berusia 13 tahun. Pasien mengatakan selalu
belajar walaupun sakit/dirawat di rumah sakit.
Next..
• Pola istirahat/tidur
 Sebelum sakit : Pasien tidak mengalami gangguan tidur.
Tidur 8 – 10 jam perhari terdiri dari tidur siang dan malam.
Pasien dapat tidur nyenyak.
 Selama sakit : Pasien mengalami gangguan pola tidur.
Tidur 4 – 5 jam perhari dan waktunya tidak tentu. Kadang-
kadang pasien terbangun dari tidurnya karena sesak nafas.
Next..
• Pola mempertahankan suhu tubuh
Sebelum dan selama pasien sakit, pasien menyesuaikan diri
dengan lingkungan, bila cuaca dingin menggunakan baju dan
jaket serta selimut tebal, jika cuaca panas/suhu naik
menggunakan pakaian tipis yang menyerap keringat.
• Pola kebutuhan personal hygiene
 Sebelum sakit :
Pasien mandi 2 × sehari (pagi dan sore), gosok gigi saat
mandi dan sesudah makan, keramas 2 × sehari.
 Selama sakit :
Pasien disibin 2 × sehari oleh keluarganya, gosok gigi 2 ×
sehari dibantu keluarga. Selama di rumah sakit tidak
pernah keramas.
Next..
• Pola komunikasi
 Sebelum sakit : Pasien dapat berkomunikasi lancer, mudah
dimengerti, menggunakan bahasa Jawa.
 Selama sakit : Komunikasi pasien dengan keluarganya sedikit
terganggu dan pasien lebih banyak diam karena merasakan sesak.
• Kebutuhan spiritual
 Sebelum sakit :
Pasien seorang muslim taat ibadah dan selalu berdoa juga selalu
membaca kitab sucinya.
 Selama sakit :
Pasien mendapat gangguan dalam ibadah dan tidak pernah
melakukan ibadah tetapi selalu berdoa untuk kesembuhannya.
Next..
• Kebutuhan berpakaian
 Sebelum sakit :
Pasien berpakaian rapi, ganti pakaian 2 × sehari setelah
mandi dan pasien senang memakai kaos lengan pendek
dan celana pendek.
 Selama sakit :
Pasien memakai baju berkancing dipilihkan oleh
keluarganya dang anti sehari sekali.
Next..
• Kebutuhan rasa aman dan nyaman
 Sebelum sakit :
Pasien merasa nyaman tinggal di rumah dan dapat
beristirahat dengan nyaman.
 Selama sakit :
Pasien merasa tidak nyaman karena sesak nafas, dan
terpasang selang oksigen 3 liter/ menit
• Kebutuhan bekerja
 Sebelum sakit :
Pasien bersekolah dari jam 07.00 sampai jam 14.00.
 Selama sakit :
Pasien tidak bisa sekolah dan hanya berbaring di bed.
Next..
• Kebutuhan rekreasi
 Sebelum sakit :
Pasien selalu menghabiskan akhir pekannya bersama
keluarganya di tempat wisata atau hanya di kebun rumah saja.
 Selama sakit :
Pasien tidak bisa rekreasi/berlibur bersama keluarga.
• Kebutuhan belajar
 Sebelum sakit :
Pasien belajar di sekolah dari jam 07.00 – 14.00, dilanjutkan di
malam hari jam 19.00 – 21.00.
 Selama sakit :
Pasien tidak pernah belajar karena masih merasa sesak pasien
hanya terbaring di tempat tidur
Hasil pemeriksaan AGD

Parameter Hasil Pemeriksaan Batas Normal


pH 7,32 7,35-7,45

PCO2 46 34-45 mmHg

HCO3 20 22-26 mmHg


Analisa data
Diagnosa keperawatan
• Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membrane alveolus kapiler (D.0003)
• Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
hipersekresi jalan napas (D.0149).
• Risiko defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis :
keengganan untuk makan (D.0032)
Intervensi keperawatan-Evaluasi keperawatan
Dibacakan melalui word
Thank You..

Anda mungkin juga menyukai