Anda di halaman 1dari 27

METODOLOGI MEMPELAJARI

AGAMA ISLAM DI PT
OLEH : BUSTAMI, S.PD.I, M.PD
PERLUKAH MATERI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI PT ?
BANYAK ALASAN DAN ATAU SUMBER YANG DAPAT DIKEMUKAKAN UNTUK MENDUKUNG TENTANG PERLUNYA PENDIDIKAN AGAMA
DISELENGGARAKAN DI PERGURUAN TINGGI, DI ANTARANYA ADALAH:

Falsafah Bangsa Indonesia

Sumber Psikologis
Sosial- Budaya
Sumber Historis
Sumber Yuridis
Sumber Yuridis .Penyelenggaraan pendidikan agama di sekolah dan di perguruan tinggi di
Indonesia sesungguhnya memiliki landasan filosofis dan kedudukan secara yuridis yang sangat
kuat. Hal ini selain berpijak pada Pancasila, khusunya sila pertama, juga berdasar kepada berbagai
peraturan perundang-undangan yang telah ada. Secara normatif, landasan yuridis perlunya
pelaksanaan pendidikan agama di perguruan tinggi adalah sebagai berikut:
a. Pancasila.
b. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
c. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Tentang: Sistem Pendidikan Nasional.
d. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007, Tentang: Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional 2005-2025.
e. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012, Tentang: Pendidikan Tinggi.
f. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, sebagaimana diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 032 Tahun 2013, Tentang: Standar Nasional Pendidikan.
PENGERTIAN AGAMA

Agama (Bahasa Sanskerta)


• A = tidak
• GAMA= Kacau/tidak teratur
“Secara Bahasa agama diartikan tidak kacau atau sesuatu yang
teratur”
Islam = Dara Bahasa Arab
Salima-salam, aslama-yuslimu-islam,
akar katanya :silmun
AGAMA = RELIGION =‫دين‬1‫ال‬

• Addin berarti peraturan, undang-undang, pedoman, agama, tata cara dan


adat istiadat.
Firman Allah SWT :
”Bagimu agamamu dan bagiku agamaku.” (QS. Al-Kafirun : 6)
• Addin yang berarti pembalasan dan kiamat.
Firman Allah SWT :
”Penguasa hari pembalasan (kiamat)” (QS. Al-Fatihah : 4)
• Addin yang berarti nasihat.
Bersabda Rasulullah SAW : ”Din itu nasihat.” (Al-Hadist)
• RELIGION = ikatan
INTI ATAU HAKIKAT DARI SUATU AGAMA ADALAH

ATURAN2 YANG MENGIKAT DAN MENGUASAI PENGANUTNYA


DENGAN KEWAJIBAN2 YANG MENJADI HUTANG BAGINYA,
YANG DIPATUHI SEHINGGA MENJADI ADAT KEBIASAAN DAN
JALAN HIDUP BAGINYA, SERTA MENISCAYAKAN BALASAN
BAGI PELAKUNYA
PEMAKNAAN AGAMA
ISLAM

Islam = Dara Bahasa Arab


Salima-salam, aslama-yuslimu-islam,
akar katanya :silmun

BERDASARKAN MAKNA-MAKNA AGAMA DAN ISLAM SEBAGAIMANA TERSEBUT DI ATAS DAPAT DIDEFINISIKAN BAHWA AGAMA ISLAM
ADALAH AGAMA YANG DITURUNKAN KEPADA NABI MUHAMMAD S.A.W MELALUI MALAIKAT JIBRIL A.S KEMUDIAN MENYAMPAIKANNYA
KEPADA UMMAT MANUSIA MELALUI PENGAJARAN, BIMBINGAN, DAN KETELADANAN. SELANJUTNYA DAPAT DITEGASKAN BAHWA
BERAGAMA ISLAM MENGANDUNG MAKNA DAN MAKSUD:
1. BERSERAH DIRI/TUNDUK DAN PATUH. YAKNI BERSERAH DIRI/TUNDUK DAN PATUH KEPADA ALLAH DENGAN CARA MEMATUHI
PETUNJUK, BIMBINGAN, DAN PERINTAH ALLAH SERTA MENGIKUTI KETELADANAN RASULULLAH S.A.W. (QS.4/AN-NISA`: 59).
2. MENCIPTAKAN RASA DAMAI. YAKNI TERCAPAINYA RASA TENTERAM DI DALAM HATI (QS.13/AR-RA`DU: 28) SERTA TERWUJUDNYA
RASA/SUASANA AMAN/DAMAI DI DALAM KEHIDUPAN.
3. MENEMPUH JALAN YANG SELAMAT. YAKNI MEMILIH DAN MENJALANI HIDUP YANG MENYELAMATKAN BAIK DI DUNIA MAUPUN DI
AKHIRAT.
METODOLOGI/MODEL PENDEKATAN DALAM MEMPELAJARI AGAMA
ISLAM

Pendekatan Al quran dan Kajian Sejarah Islam

Pendekatan Disiplin Ilmu dan Kajian Isi/Ajaran.

Metodologi/Model Pendekatan dalam Mempelajari Agama Islam

Pendekatan tentang Maksud/Tujuan Diturunkannya Syariat Islam.

Pendekatan “Proses” Pembelajaran Agama


Pendekatan Tentang Maksud/Tujuan Diturunkannya Syariat Islam.

Adapun fungsi syariat Islam banyak sekali, mencakup semua aspek kehidupan
manusia. Namun yang paling utama di antaranya (Ibrahim Hosen, 1996:90) adalah:
1. Fungsi ibadah, yaitu untuk mengabdi kepada Allah S.w.t. Inilah fungsi yang
paling utama.
2. Fungsi amar ma`ruf dan nahi munkar, yaitu untuk membudayakan kebaikan dan
menghilangkan keburukan.
3. Fungsi zawājir, yaitu mencegah terjadinya kriminalitas.
4. Fungsi Tanzhīm wa ishlāh al-Ummah, yaitu sebagai sarana untuk mengatur
ketertiban dan kebaikan interaksi sosial ummat manusia.
Sedangkan tujuan dari syariat Islam adalah berupa hikmah diturunkannya syariat
Islam. Menurut ulama atau pakar hukum Islam terdapat lima hikmahnya yaitu:
a. Untuk memelihara kelestarian agama (hifzud-dīn –‫حـظُ ل ِ ّداـ ْي ِن‬ ْ‫) ِ ف‬.
b. Untuk menjaga kesucian rohani (hifzun-nafs‫س‬ - ِ ْ‫اـَف‬ ْ‫) ِ ف‬.
ّ ‫حـظُ لن‬
c. Untuk memelihara keselamatan akal (hifzul-`aql –‫حـظُ ال َـْعقْ ِل‬ ْ‫) ِ ف‬.
d. Untuk memelihara keturunan dan kehormatan (hifzun-nasl wal-hurumāt
–‫ل‬ ِ ‫) َو ال ُْح ُر َم‬.
ِ ‫ات ِحفْظ ُ الن ّ َْس‬
e. Untuk memelihara kesucian harta (hifzul-māl –‫حـظُ ا َلـْم ِال‬ ْ‫) ِ ف‬.
Pendekatan “Proses” Pembelajaran Agama
a. Studi Implementasi “Kaidah yang Lima” (Qawā`id al-Khamsah). Yaitu menjadikan lima kaidah induk fiqhiyah
sebagai dasar kajian/teori dasar dalam memahami dan menganalisis tentang ajaran Islam. Lima kaidah tersebut
adalah pertama: segala urusan tergantung kepada tujuannya (al-Umūru bi maqāshidihā) artinya segala perbuatan
tergantung niatnya, kedua: keyakinan tidak dapat dihapus dengan keraguan (al-Yaqīnu lā yuzālu bisy-syakk), ketiga:
kesukaran itu menarik kemudahan (al-Masyaqqatu tajlibut-taysir) artinya ketika dalam kesulitan akan selalu ada
keringanan/rukhshah, keempat: kemudaratan itu harus dilenyapkan (adh-dhararu yuzālu) artinya menolak kerusakan
harus diutamakan, dan kelima: adat kebiasaan itu ditetapkan sebagai hukum (al-Ădatu muhakkamah).

b. Metode Tipologi Agama. Yaitu semacam pendekatan perbandingan agama, dimulai dengan mengidentifikasi beberapa
aspek suatu agama, kemudian membandingkannya dalam aspek yang sama pada agama yang lain. Dengan cara ini akan
dapat melihat secara jernih dan obyektif tentang kelebihan serta ciri khas agama yang dideskripsikan. Metode ini juga
dapat digunakan untuk mengkaji faham-faham atau aliran-aliran yang ada di dalam satu agama dengan mengidentifikasi
dan kemudian membandingkannya satu dengan yang lainnya. Metode ini dipelopori oleh Dr. Ali Syariati.

c. Studi Tematik Kandungan/Ajaran al-Quran. Metode ini dipelopori oleh Fazlur Rahman dan dikembangkan dalam
bentuk berbagai disiplin keilmuan seperti tafsir numerik dll. Cara kerjanya adalah berupa menghimpun tema-tema pokok
dalam al-Quran dengan menggunakan kamus kata-kata al-Quran dan atau juga melalui al-Quran digital.
MANUSIA DAN AGAMA
“DAPATKAH MANUSIA
HIDUP TANPA
AGAMA??"
ADAKAH MANUSIA TANPA AGAMA?

• BERBAGAI UPAYA DENGAN BERMACAM-MACAM CARA


TELAH DILAKUKAN UNTUK MENOLAK AGAMA SEJAK
ZAMAN DAHULU.
• PERKEMBANGAN SAINS DI EROPA MODERN MENDORONG
PARA SAINTIS UNTUK MENINGGALKAN AGAMA YANG
MEREKA ANUT (KRISTEN).
• AGAMA DIPANDANG SEBAGAI PENGHALANG
KEMAJUAN/MODERNISASI.
FILSAFAT EMPIRISME – MATERIALISTIK (BARAT)

• YANG ADA HANYA SESUATU YANG DAPAT DIBUKTIKAN


SECARA EMPIRIK, SESUATU YANG DAPAT DIJANGKAU OLEH
PANCAINDERA.
• HAL2 YANG TAK TERJANGKAU PANCAINDERA (IMMATERI)
TIDAK DAPAT DIBUKTIKAN KEBERADAANNYA.
• KEBERADAAN YG GHAIB TIDAK MEYAKINKAN KARENA ITU
AGAMA TIDAK DAPAT DIJADIKAN PEGANGAN
Manusia oleh Allah SWT
dilahirkan dengan insting atau
naluri untuk beribadah;
mensucikan kepada 'sesuatu'.

GHARIZAH AT TADAYYUN
(Insting Beragama)
َ ‫ين َحنِيفًا فِ ْط َر‬
‫ت هَّللا ِ الَّتِي‬ ِ ِ َ َ ْ ِ ‫فَأ‬
‫د‬
ِّ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ك‬
َ ‫ه‬‫ج‬ْ ‫و‬ ‫م‬ ‫ق‬ َ
‫ق هَّللا ِ َذلِ َك‬
ِ ْ
‫ل‬ َ
‫خ‬ ِ ‫ل‬ ‫ل‬
َ ‫ي‬ ‫د‬
ِ ‫ب‬
ْ َ ‫ت‬ ‫اَل‬ ‫ا‬‫ه‬َ ‫ي‬
ْ َ ‫ل‬ ‫ع‬
َ ‫اس‬
َ َّ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ر‬َ َ ‫ط‬ َ ‫ف‬
‫ون‬َ ‫س اَل يَ ْعلَ ُم‬ ِ ‫ا‬ َّ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ر‬ َ َ ‫ث‬ ْ
‫ك‬ َ ‫ين ا ْلقَيِّ ُم َولَ ِك َّن أ‬ ُ ‫ال ِّد‬

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;


(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia
menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah.
(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui
(QS. Ar Rum: 30)
‫ُور ِه ْم ُذ ِّريَّتَهُ ْم َوأَ ْشهَ َدهُ ْم َعلَى أَ ْنفُ ِس ِه ْم أَلَ ْس ُ‬
‫ت بِ َربِّ ُك ْم‬ ‫ِ‬ ‫ه‬ ‫ُ‬ ‫ظ‬ ‫ْ‬
‫ن‬ ‫م‬
‫ِ‬ ‫م‬ ‫َ‬ ‫د‬
‫َ‬ ‫آ‬ ‫ي‬ ‫ِ‬ ‫ن‬‫َ‬ ‫ب‬ ‫ْ‬
‫ن‬ ‫م‬
‫ِ‬ ‫ك‬‫َ‬ ‫ُّ‬ ‫ب‬ ‫ر‬
‫َ‬ ‫ذ‬‫َ‬ ‫َ‬
‫خ‬ ‫َ‬ ‫أ‬ ‫ْ‬
‫ذ‬ ‫َوإِ‬
‫ين (‪ )172‬أَ ْو تَقُولُوا إِنَّ َما‬ ‫قَالُوا بَلَى َش ِه ْدنَا أَ ْن تَقُولُوا يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة إِنَّا ُكنَّا َع ْن هَ َذا َغافِلِ َ‬
‫ون (‪)173‬‬ ‫ك آبَا ُؤنَا ِم ْن قَ ْب ُل َو ُكنَّا ُذ ِّريَّةً ِم ْن بَ ْع ِد ِه ْم أَفَتُ ْهلِ ُكنَا بِ َما فَ َع َل ْال ُم ْب ِطلُ َ‬ ‫أَ ْش َر َ‬
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari
sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau
Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di
hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah
orang-orang yang lengah atau agar kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya
orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami
ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah
Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat
dahuluterhadap ini (keesaan Tuhan)“
Qs. Al A’raf: 172-173
‫هُ َو الَّ ِذي يُ َسيِّ ُر ُك ْم فِي ْالبَ ِّر َو ْالبَ ْح ِر َحتَّى إِ َذا ُك ْنتُ ْم فِي ْالفُ ْل ِك‬
‫ف‬ ‫اص ٌ‬ ‫يح طَيِّبَ ٍة َوفَ ِر ُحوا بِهَا َجا َء ْتهَا ِري ٌح َع ِ‬ ‫َو َج َر ْي َن بِ ِه ْم بِ ِر ٍ‬
‫َ‬ ‫هَّللا‬ ‫ا‬‫و‬ ‫ُ‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫د‬
‫َ‬ ‫م‬
‫ْ‬ ‫ه‬ ‫ب‬
‫ِ ِِ‬ ‫َ‬ ‫ط‬ ‫ي‬ ‫ح‬ ‫ُ‬ ‫أ‬ ‫م‬
‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ه‬‫َّ‬ ‫ن‬‫َ‬ ‫أ‬ ‫وا‬ ‫ُّ‬ ‫ن‬‫ظ‬‫َ‬ ‫و‬ ‫ان‬
‫َ ٍ َ‬‫َ‬
‫ك‬ ‫م‬ ‫ل‬
‫ِّ‬ ‫ُ‬
‫ك‬ ‫ن‬‫ْ‬ ‫م‬
‫ِ‬ ‫ج‬
‫ُ‬ ‫و‬
‫ْ‬ ‫م‬ ‫ْ‬
‫َو َجا َءهُ ُم َ‬
‫ال‬
‫ين لَئِ ْن أَ ْن َج ْيتَنَا ِم ْن هَ ِذ ِه لَنَ ُكونَ َّن ِم َن ال َّشا ِك ِر َ‬
‫ين‬ ‫ين لَهُ ال ِّد َ‬‫ص َ‬ ‫ُم ْخلِ ِ‬
Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan.
Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu
membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan
mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari
segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung
(bahaya), maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-
Nya semata-mata. (Mereka berkata): "Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan
kami dari bahaya ini, pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur
(QS. Yunus: 22)
KEBUTUHAN MANUSIA:

• ALAMIAH, YAITU KEBUTUHAN MUTLAK YG DIPERLUKAN MANUSIA


UNTUK MENJAGA EKSISTENSINYA SEBAGAI MANUSIA
• MAKAN, MINUM, DLL.
• PENGETAHUAN,
• KEBENARAN,
• HIDUP BERMASYARAKAT
• KESELAMATAN
KEBUTUHAN MANUSIA:

• NON ALAMIAH, YAITU KEBUTUHAN YG BILA TIDAK TERPENUHI TIDAK


AKAN MENGHILANGKAN EKSISTENSI MANUSIA SEBAGAI MANUSIA
MEROKOK, KOPI, DLL.
• AGAMA MERUPAKAN KEBUTUHAN ALAMIAH YG BERSIFAT IMMATERI
TANPA AGAMA, SESEORANG TIDAK AKAN HIDUP SEBAGAI MANUSIA
Akibat hanya
mengandalkan AKAL
TANPA SPIRITUAL
EMOSI DAN KEHILANGAN KENDALI
MUDAH STRESS

Anda mungkin juga menyukai