Anda di halaman 1dari 48

Selamat

Mahasiswa
Datang
POLTEKES Tegal
Pemerintah Kota
Konsep Manusia
Beberapa pendapat tentang manusia
a) Carles Darwin : binatang yang terjadi dari sebab-sebab mekanis
b) Sigmund Freund : makhluk yang memiliki perilaku hasil interaksi
antara
id, ego, dan super ego
c) Behaviorisme: homo mechanicus- perilaku manusia yang terbentuk
sebagai hasil pembelajaran dengan lingkungan
d) Kognitif : homo sapiens- selalu berusaha memahami lingkungannya
e) Humanisme : homu ludens, berperilaku untuk mempertahankan,
meningkatkan dan mengaktualisasikan diri
f) Aristoteles : hewan yang berakal sehat, mengeluarkan pendapat, dan
berbicara berdasar akal pikiran.
Konsep Manusia dalam Islam
a) Historis : bani adam (al-a’raf 31)
      

ْ ‫آد َم ُخ ُذوا ِزينَتَك ُْم ِعن ْ َد ك ّ ُِل َم ْسجِ ٍد َوكُل ُوا َو‬
‫اش َربُوا َول َا‬ َ ‫يَا بَ ِني‬
‫ين‬ َ ‫ب ال ُْم ْس ِر ِف‬
ُّ ‫تُ ْس ِرفُوا ۚ ِإن ّ َُه ل َا يُ ِح‬

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di


setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan
janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan
Konsep Manusia dalam Islam
b) Biologis : basyar (ar-rum 20)
      

‫اب ُث َّم إِذَا أَنْتُ ْم َب ٌر‬


‫شـ‬ ‫ر‬ُ ‫ت‬
ٍ َ ْ ْ ‫ن‬ ِ
‫م‬ ‫م‬ُ ‫ك‬َ ‫ق‬َ ‫ل‬ ‫خ‬
َ ‫ن‬ َ
ْ ‫َو ِم ْن آيَا ِت ِه أ‬
‫ون‬
َ ‫شـ‬ ‫تَن ْ ِتَ ُر‬
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba
kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.
Konsep Manusia dalam Islam
c) Intelektual : insan (at-tin 4)
      

‫يم‬‫و‬
ٍ ِ ْ ‫ق‬َ ‫ت‬ ‫ن‬
ِ ‫س‬ ‫ح‬َ
َْ ‫ان ِفي أ‬
َ ‫خلَقْنَا الْإِن ْ َس‬
َ ‫لَقَ ْد‬
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
dalam bentuk yang sebaik-baiknya
Konsep Manusia dalam Islam
d) Sosiologis : naas (al-hujarat 13)
      

‫خلَقْنَاك ُْم ِم ْن َذك ٍَر َوأُنْثَ ٰى َو َج َعلْنَاك ُْم ُش ُعوبًا َو َقبَا ِئ َللِتَ َع َارفُوا ۚ ِإ َّن أَك َْر َمك ُْم‬ َ ‫سن َّا‬ ‫يَا أَيُّ َها النَّاـ ُ ِإ‬
ٌ ‫علِيمٌ َخ ِب‬
‫ير‬ َ ‫ِعن ْ َد الل َّ ِه أَتْقَاك ُْم ۚ ِإ َّن الل َّ َه‬

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari


seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Konsep Manusia dalam Islam
e) Posisional : abd (saba’ 9)
      

ْ ‫الس َما ِء َوال ْأَر ِض ۚ إِ ْنن َ َشأ‬


َ ‫ن‬َ ِ
‫م‬ ‫م‬
ْ ‫ه‬ُ َ ‫ف‬ْ ‫ل‬ ‫خ‬
َ ‫ا‬ ‫م‬َ ‫و‬
َ ‫م‬
ْ ‫ه‬
ِ ‫ي‬ ِ
‫د‬ ْ ‫ي‬َ ‫أ َ َفل َْم يَر ْوا إِل َٰى َما َبي َن أ‬
ْ ّ ْ َ
‫الس َما ِء ۚ إِ َّن ِفي َٰذل ِ َكل َآيَ ًة‬ َّ ‫عل َيْ ِه ْم كِ َسفًا ِم َن‬َ ْ‫ن َ ْخ ِس ْف ِب ِه ُم ال ْأ َ ْر َضأ َ ْو ن ُ ْس ِقط‬
ٍ ِ‫ع ْب ٍد ُمن‬
‫يب‬ َ ‫ل‬ ِ ّ ُ ‫لِك‬
Maka apakah mereka tidak melihat langit dan bumi yang ada di
hadapan dan di belakang mereka? Jika Kami menghendaki,
niscaya Kami benamkan mereka di bumi atau Kami jatuhkan
kepada mereka gumpalan dari langit. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Tuhan) bagi
setiap hamba yang kembali (kepada-Nya).
Konsep Manusia dalam Islam
f) Khalifah (al-baqarah 30)
       

‫خلِيفَ ًة ۖ قَال ُوا‬َ ‫اع ٌل ِفي ال ْأ َ ْر ِض‬ ِ ‫َال َر ّبُ َك لِل َْمل َائِك َ ِة إِ ِن ّي َج‬
َ ‫َوإِ ْذ ق‬
‫اء َون َ ْح ُن ن ُ َس ِّب ُح ِب َح ْم ِد َك‬ َ َ‫م‬‫د‬ّ ِ ‫ال‬‫ك‬ُ ِ
‫ف‬ ‫س‬ ‫ي‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫يه‬
َ ِ
‫ف‬ ‫د‬
ُ ‫س‬ِ ْ ‫ف‬ُ ‫ي‬ ‫ن‬
ْ ‫م‬ ‫ا‬ ‫يه‬َ ِ
‫ف‬ ‫ل‬ُ ‫ع‬َ ‫أ‬‫ج‬ ْ َ ‫ت‬َ
ََْ َ
َ ‫َال ِإ ِن ّي أ َ ْعل َُم َما ل َا تَ ْعل َُم‬
‫ون‬ َ ‫س ََك ۖ ق‬ ‫َونُقَ ِ ّد ُ ل‬
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata:
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?"
Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui".
Asal-usul penciptaan dan tahap-tahap penciptaan-Nya:
Islam telah menjelaskan bahwa realitas manusia berasal dari dua
asal: Asal jauh, yang adalah ciptaan pertama dari lumpur ketika Allah
(SWT) membuatnya dan ditiupkan ke dalam dirinya hidup, dan asal
dekat, yang ciptaan-Nya dalam rahim ibunya. Allah (SWT) berfirman
dalam surat As-Sajdah, (Ayat 7-9), tentang asal-usul manusia, "Dia
orang yang unggul dalam segala sesuatu yang Dia ciptakan, dan Dia
mulai menciptakan manusia dari tanah liat dan keturunan manusia
kemudian dibuat dari cairan berharga, kemudian Dia membuatnya dan
ditiupkan ke dalam dirinya dari jiwanya, dan dibuat untuk Anda
pendengaran, penglihatan, dan hati, dan berkat kecil yang Anda
memberi. "
‫ين‬
ٍ ِ
‫ط‬ ‫ن‬ ْ ِ
‫م‬ ‫ان‬
ِ ‫س‬ ْ ‫ن‬ ‫اإل‬ ‫ْق‬
َ ‫ل‬ ‫خ‬
َ َ ‫أ‬‫د‬َ ‫ب‬
َ ‫و‬
َ ‫ه‬ ُ َ ‫ق‬ َ ‫ل‬‫خ‬َ ‫ء‬
ٍ ‫ي‬ ْ ‫ش‬ َ َ
‫ل‬ ّ ‫ك‬ ُ ‫ن‬
َ ‫س‬ ‫ح‬ْ َ ‫أ‬ ‫ي‬ ِ
‫ذ‬ َ ّ ‫ل‬ ‫ا‬
َ َ
‫) ُث َّم‬8( ‫ين‬ ٍ ‫) ُث َّم َج َع َل ْن َ لسـ َُه ِم ْن ُسالل ٍَة ِم ْن َما ٍء َم ِه‬7(
‫ار‬
َ ‫ص‬ َ ‫األب‬
ْ ‫و‬
َ ‫ع‬َ ‫م‬‫ـ‬
‫س‬
ْ ‫ال‬
َ ‫م‬ ُ ُ ‫ك‬َ ‫ل‬ ‫ل‬ َ ‫ع‬
َ ‫ج‬َ ‫و‬َ ِ
‫ه‬ ِ
‫وح‬ ‫ر‬ُ ‫ن‬
ْ ِ
‫م‬ ِ
‫ه‬ ‫ي‬ ِ
‫ف‬ َ‫خ‬ َ ‫ف‬ َ ‫ن‬ ‫و‬
َ ‫اه‬
ُ ‫و‬َ ّ ‫س‬ َ
ّ
)9( ‫ون‬ َ ‫َواأل ْفئِ َد َة قَلِيال َما تَ ْشك ُ ُر‬
Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya
dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia
menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina (air
mani). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke
dalam (tubuh)wya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi
kamu pendengaran, penglihatan dan hati;(tetapi) kamu sedikit
sekali bersyukur.
Manusia adalah makhluk terhormat:
Allah (SWT) berfirman dalam surat Al-Isra ', (Ayat 70), "Kami
telah menghormati anak-anak Adam dan membawa mereka di
bumi dan di laut dan memberikan kepada mereka rezeki yang
baik. Dan kita membuat mereka lebih baik daripada banyak dari
apa yang kita buat. " Kemudian Allah (SWT) menjelaskan bahwa
Dia (SWT) membuat seluruh alam semesta dalam melayani
manusia. Dia mengatakan dalam surat Luqman, (Ayat
20), "Apakah Anda tidak melihat bahwa Allah disediakan bagi
Anda apa yang di langit dan di bumi dan membanjiri Anda
dengan banyak berkat dikenal dan tidak dikenal."
Manusia adalah makhluk terhormat:

ُ َ ‫اه ْم ِفي ال َْب ِّر َوال َْب ْح ِر َو َر َزقْن‬


‫اه ْم‬ َ ‫َولَقَ ْد َك َّر ْمنَا َبنِي‬
ُ َ ‫آد َم َو َح َملْن‬
‫خلَقْنَا تَفْ ِضيل ًا‬ َ ‫ير ِم َّم ْن‬ ِ ‫ِم َن الطَّيِّ َب‬
ٍ ‫ات َوف ََّضلْنَا ُه ْم َعل َٰى َك ِث‬
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak
Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan,
Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
Manusia memiliki kemampuan untuk dapat membedakan dan
memilih antara baik dan jahat:

Allah (SWT) berfirman dalam surat Ash-Syams, (Ayat 7-


10 "Dan dengan Nafs, (jiwa), dan Allah yang sempurna dia
dalam proporsi; Kemudian Dia mengilhami dia korupsi dan
kebenaran nya; Memang ia berhasil yang memilih untuk
memurnikan diri sendiri-Nya;. dan memang ia gagal yang
merusak diri sendiri nya "
Manusia memiliki potensi untuk belajar dan memperoleh
pengetahuan:
Allah (SWT) berfirman dalam surat Al-Alaq, (Ayat 3-5),
"Bacalah dan Tuhan Anda adalah yang paling murah hati, Orang
yang mengajar dengan pena, Dia mengajarkan manusia apa yang ia
tidak tahu” .
ْ ‫اقْرأ‬
‫َو َر ّبُ َكال ْأ َ ْك َر ُم‬
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah
َ
Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
ِ‫عل َّ َم ِبالْقَلَم‬
‫ال َّ ِذي‬ َ
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak‫ان ما ل َم يعل َم‬
ْ ْ َ ْ َ َ ‫ـ‬
‫س‬ ْ ‫ن‬
َ ِ ‫إ‬ْ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫م‬َ َ ّ ‫ل‬ ‫ع‬
َ
diketahuinya.
Manusia bertanggung jawab dan akuntabel dan dia akan
mendapatkan hasil dari perbuatannya:
Allah (SWT) berfirman dalam surat Al-Baqarah, (Ayat 30),
"Dan Tuhanmu berkata kepada para malaikat bahwa saya menciptakan Khalifah di
bumi.

‫خلِيفَ ًة ۖ قَال ُوا أَتَ ْج َع ُل‬ َ ‫اع ٌل ِفي ال ْأ َ ْر ِض‬ ِ ‫َال َر ّبُ َك لِل َْمل َائِك َ ِة إِ ِن ّي َج‬
َ ‫َوإِ ْذ ق‬
‫اء َون َ ْح ُن ن ُ َس ِّب ُح ِب َح ْم ِد َك َونُقَ ِ ّد ُ ل‬
ۖ ‫س ََك‬ َ ‫يها َويَ ْس ِف ُكال ِ ّد َم‬
َ ‫يها َم ْن يُفْ ِس ُد ِف‬
َ ‫ِف‬
‫ون‬
َ ‫عل َُم َما ل َا تَ ْعل َُم‬َْ ‫َالإِ ِن ّي أ‬
َ ‫ق‬
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
2. Persamaan dan perbedaan manusia  dengan
   

makhluk lain
Manusia sebagai salah satu makhluk hidup di muka bumi merupakan
makhluk yang memiliki karakter paling unik. Manusia secara fisik tidak
begitu berbeda dengan binatang, sehingga pemikir menyamakan dengan
binatang. Letak perbedaan utama antara manusia dengan makhluk lainnya
adalah dalam kemampuannya melahirkan kebudayaan. Kebudayaan hanya
dimiliki oleh manusia, sedangkan binatang hanya mampu bergerak dalam
ruang yang terbatas. Walaupun ada binatang yang mampu bergerak di darat
dan di air (laut) namun tetap memiliki keterbatasan dan dan tidak dapat
melampaui manusia. Kelebihan manusia atas makhluk lainnya dijelaskan
dalam QS. 17 (Al-Isra’) : 70.
2. Persamaan dan perbedaan manusia  dengan
   

makhluk lain
ْ َ‫اه ْم ِفي ال ْبَ ِ ّر َوال ْب‬
‫ح ِر‬ ُ َ ‫آد َم َو َح َملْن‬
َ ‫ي‬ ِ
‫ن‬ َ‫َول َ َق ْد ك َ َّر ْمنَا ب‬
‫ير ِم َّم ْن‬ ٍ ‫عل َٰى ك َ ِث‬ ‫م‬
َ ْ ‫اه‬
ُ َ ‫ن‬ْ ‫ل‬ ‫ض‬
َ ِ
ّ َ َ‫الط ِيّب‬
‫ف‬
َ ‫و‬‫ات‬ َّ ‫اه ْم ِم َن‬ ُ َ ‫َو َر َز ْقن‬
‫َخل َ ْقنَا تَ ْف ِضيل ًا‬
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami
angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki
dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan
yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan.
Manusia memiliki kekhasan dibandingkan dengan makhluk yang
paling mirip sekalipun. Menurut al-Qur’an kekhasan ini
menyebabkan adanya konsekuensi kemanusiaan diantaranya
kesadaran, tanggung jawab, dan pembalasan. Karakterisrik manusia
adalah :
1. Aspek Kreasi
      

Apapun yang ada dalam tubuh manusia dirakit dalam suatu


tatanan yang terbaik dan sempurna. Hal ini dapat dibandingkan
dengan makhluk lain dalam aspek penciptaannya. Mungkin
banyak
kesamaannya, tetapi tangan manusia lebih fungsional dari tangan
simpanse, demikian pula organ-organ lainnya.
2. Aspek Ilmu
      

Hanya manusia yang punya kemampuan memahami lebih jauh


hakikat alam semesta ini. Pengetahuan hewan hanya terbatas pada
naluri dasar yang tidak bisa dikembangkan melalui pendidikan dan
pengajaran. Manusia menciptakan kebudayaan dan peradaban yang
terus berkembang.

3. Aspek Kehendak
      

Manusia memiliki kehendak yang menyebabkan adanya pilihan


dalam hidup. Makhluk hidup dalam suatu pola yang telah baku
dan
tidak akan pernah berubah. Para malaikat yang mulia tak akan
pernah menjadi makhluk yang sombong atau maksiat
4. Aspek Akhlak
      

Manusia adalah makhluk yang dapat dibentuk akhlaknya.


Ada manusia yang sebelumnya baik, tetapi karena
pengaruh
lingkungan tertentu menjadi penjahat atau sebaliknya. Oleh
sebab itu lembaga pendidikan diperlukan untuk
mengarahkan kehidupan generasi yang akan datang agar
lebih baik. .(Hamdan, dkk,2004:36)
3. Exsitensi dan martabat manusia
      

Menurut Ibnu Sina yang terkenal dengan filasafat jiwanya


menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk sosial dan sekaligus
makhluk ekonomi
a) Manusia sebagai makhluk sosial: manusia tidak bisa hidup
      

tanpa
manusia yang lain. Manusia baru bisa mencapai kepuasan dan
memenuhi segala kebutuhan bila hidup berkumpul.
b) Manusia sebagai makhluk ekonomi, karena mereka selalu
      

memikirkan masa depan dan menyiapkan segala sesuatu untuk


masa depannya.
Menurut pandangan Murtadha Mutahhari, manusi adalah makhluk
serba dimensi
a) Dimensi Pertama
       

b) Secara fisik manusia hampir sama dengan hewan,


      

membutuhkan makan, minum, istirahat dan


menikah
supaya ia dapat tumbuh dan berkembang.
c) Dimensi Kedua
      

d) Manusia memiliki sejumlah emosi yang bersifat


  

etis,
yaitu ingin memperoleh keuntungan dan
menghindari
kerugian.
f) Menusia mempunyai perhatian terhadap keindahan.
       

g) Dimensi keempat
      

h) Manusia memiliki dorongan untuk menyembah


  

Tuhan.
i) Dimensi kelima
        

j)
    Manusia mempunyai kemampuan dan kekuatan
yang
berlipat ganda karena
dikaruniahi akal, fikiran dan khendak bebas.
k) Dimensi keenam
     
4. Tujuan penciptaan manusia
1. Tujuan Umum Adanya Manusia di Dunia
a. Belajar. Obyek belajar nya adalah ilmu Allah yang berwujud Al
      

Quran dan ciptaanNya.Hal ini tercantum juga di dalam QS An


Naml: 15-16 dan QS Al Mukmin: 54

‫ان ِعل ًْما ۖ َوقَال َا ال َْح ْم ُد لِل َّ ِه ال ّ َ ِذي‬َ ‫ود َو ُسل َيْ َم‬ َ ‫او‬
ُ ‫َولَقَ ْد آتَيْنَا َد‬
َ ِ‫ير ِم ْن ِع َبا ِد ِه ال ُْمؤْ ِمن‬
‫ين‬ ٍ ‫ف ََّضلَنَا َعل َٰى َك ِث‬
Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud
dan Sulaiman; dan keduanya mengucapkan: "Segala puji bagi
Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-
hambanya yang beriman"
4. Tujuan penciptaan manusia
1. Tujuan Umum Adanya Manusia di Dunia

‫عل ِّ ْمنَا‬ ‫اس‬


ُ ُ ّ َ ‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬ ‫ه‬ َ
َ ّ ‫َاليَا أ‬
ُ ‫ي‬ َ ‫ود ۖ َوق‬
َ ‫او‬
ُ ‫ان َد‬ُ ‫ث ُسل َيْ َم‬ َ ‫َو ِر‬
‫ل َش ْي ٍء ۖ إِ َّن َٰهذَا ل َُه َو‬ ِّ ‫َمن ْ ِط َقالطَّيْ ِر َوأُو ِتينَا ِم ْن ُك‬
ُ ‫الْفَ ْض ُل ال ُْم ِب‬
‫ين‬
Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata:
"Hai Manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara
burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya
(semua) ini benar-benar suatu kurnia yang nyata".
4. Tujuan penciptaan manusia
1. Tujuan Umum Adanya Manusia di Dunia
b. Mengajarkan Ilmu. Khalifah yang telah diajarkan ilmu Allah
      

maka wajib untuk mengajarkannya kepada manusia lain.Yang


dimaksud dengan ilmu Allah adalah Al Quran dan juga Al
Bayan

c. Membudayakan Ilmu. Ilmu Allah tidak hanya untuk


       

disampaikan
kepada manusia lain tetapi juga untuk diamalkan sehingga ilmu
yang terus diamalkan akan membudaya. Hal ini tercantum pula
di dalam QS Al Mu’min:35
4. Tujuan penciptaan manusia
1. Tujuan Umum Adanya Manusia di Dunia
c. Membudayakan Ilmu. Hal ini tercantum pula
       

di dalam QS Al Mu’min:35

‫انأَتَا ُه ْم ۖ َك ُب َر َمقْتًا‬
ٍ َ ‫اتالل ّ َ ِه ِب َغيْ ِر ُسل ْط‬
ِ َ‫ُون ِفي آي‬ َ ‫ين يُ َجا ِدل‬ َ ‫ال ّ َ ِذ‬
‫ْب‬
ِ ‫ل قَل‬ ِ ّ ‫عل َٰى ُك‬َ ‫آمنُوا ۚ َك َٰذل ِ َك يَط ْ َب ُع الل ّ َ ُه‬
َ ‫ين‬
َ ِ
‫ذ‬ َ ّ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫د‬َ ْ ‫ن‬ ِ
‫ع‬ ‫و‬ ‫ه‬ِ َ
َ ّ ‫ِعن ْ َد الل‬
(Yaitu) orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat‫ار‬ َ‫ُم َتك َ ِّب ٍر َج ّب‬
ٍ Allah
tanpa alasan yang sampai kepada mereka. Amat besar
kemurkaan (bagi mereka) di sisi Allah dan di sisi orang-orang
yang beriman. Demikianlah Allah mengunci mati hati orang
yang sombong dan sewenang-wenang.
2. Tujuan Khusus Adanya Manusia di Dunia
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56).
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu
secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembali-kan kepada
Kami?” (Al-Mukminun: 115).
“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa
pertanggungjawaban)?” (Al-Qiyamah: 36).
Jadi berdasarkan ayat diatas tujuan penciptaan dari manusia tak lain
adalah untuk ibadah.
Ibadah sendiri artinya tunduk dan patuh kepada Allah ta’ala dengan
penuh kecintaan dan pengagungan dalam melaksanakan perintah-perintah-
Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya sesuai dengan tuntutan yang
ditetapkan dalam syarita-syariat-Nya.
3.  Tujuan Individu Dalam Keluarga
Tujuan manusia berkelurga menurut Q.S. Al-Ruum ayat 21

‫اجا ل ِ ْتَسـكُنُوا‬‫و‬‫ز‬
ْ
ً َ َْ ‫أ‬ ‫م‬ُ ‫ك‬ ِ
‫س‬ ُ ‫ف‬ْ ‫ن‬َ ‫أ‬ ‫ن‬ْ ‫م‬ ِ ‫م‬ْ ُ ‫ك‬ َ ‫ل‬ ‫َق‬
َ ‫ل‬ ‫خ‬
َ ‫ن‬
ْ َ ‫أ‬ ‫ه‬ِ ‫َو ِم ْن آيَا ِت‬
ٍ َ‫ح َم ًة ۚ إِ َّن ِفي َٰذلِ َك ل َآي‬
‫ات‬ ْ ‫إِل َيْ َها َو َج َع َل َبيْنَك ُ ْم َم َو ّدَ ًة َو َر‬
َ ‫لِقَ ْو ٍم يَتَفَك َّ ُر‬
‫ون‬
"Dan  diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa
tentram,
dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih sayang . Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaaum
Tujuan hidup berkeluarga dari setiap manusia
adalah supaya tentram.
Untuk menjadi keluarga yang tentram, Allah SWT
memberikan rasa kasih sayang. Oleh sebab itu,
dalam kelurga harus dibangun rasa kasih sayang
satu sama lain. 
4.  Tujuan Individu Dalam Masyarakat

Setelah hidup berkeluarga, maka manusia mempunyai kebutuhan untuk


bermasyarakat. Tujuan hidup bermasyarakat adalah keberkahan dalam
hidup yang melimpah. Kecukupan kebutuhan hidup ini menyangkut
kebutuhan fisik seperti perumahan, makan, pakaian, kebutuhan sosial
(bertetangga), kebutuhan rasa aman, dan kebutuhan aktualisasi
diri. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat mudah diperoleh apabila
masyarakat beriman dan bertakwa. Apabila masyarakat tidak beriman
dan bertakwa, maka Allah akan memberikan siksa dan jauh dari
keberkahan.
Pada dasarnya manusia memiliki dua hasrat atau keinginan
pokok, yaitu:

a.Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di


sekelilingnya  yaitu masyarakat
b.  Keinginan untuk menjadi satu dengan suasan alam di
sekelilingnya
5. Tujuan Individu Dalam Bernegara
Sebagai makhluk hidup yang selalu ingin berkembang
menemukan jati diri sebagai pribadi yang utuh, maka
manusia harus hidup bermasyarakat/bersentuhan dengan
dunia sosial. Lebih dari itu manusia sebagai individu dari
masyarakat memiliki jangkauan yang lebih luas lagi yakni
dalam kehidupan bernegara. Maka, tujuan individu dalam
bernegara adalah menjadi warganegara yang baik di dalam
lingkungan negara yang baik yaitu negara yang aman,
nyaman serta makmur. 
6. Tujuan Individu Dalam Pergaulan Internasional
Setelah kehidupan bernegara, tidak dapat terlepas dari
kehidupan internasional / dunia luar. Dengan era
globalisasi kita sebagai makhluk hidup yang ingin tetap
eksis, maka kita harus bersaing dengan ketat untuk
menemukan jati diri serta pengembangan kepribadian.
Jadi
tujuan individu dalam pergaulan internasional adalah
menjadi individu yang saling membantu dalam kebaikan
dan individu yang dapat membedakan mana yang baik dan
buruk dalam dunia globalisasi agar tidak kalah dan
tersesat
5. Fungsi dan peranan yang diberikan allah kepada manusia
1. Fungsi Manusia Terhadap Diri Pribadi
Manusia pribadi terdiri dari kesatuan unsur jasmani dan rohani,
unsur
rohani terdiri dari cipta (akal), rasa dan karsa. Fungsi manusia
terhadap diri pribadi yaitu memenuhi kebutuhan-kebutuhan unsur
unsur tersebut secara menyeluruh agar kebutuhan pribadi tetap
terjaga. Unsur jasmani yang memerlukan makan-minum, pakaian,
tempat tinggal, kesehatan dan sebagainya dipenuhi dengan sebaik
baikny
2. Fungsi Manusia Terhadap Masyarakat
Firman Allah, QS. al-Hujarat : 13, Allah mengajarkan kepada
manusia
sebagai berikut : 
‫خلَقْنَا ُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َوأُنْث َٰى َو َج َعلْنَا ُك ْم ُش ُعوبًا‬ ‫يَا أَيُّ َها الن َّ ُ ِإ‬
َ ‫اسنَّا‬
‫يم‬ ِ
ٌ َ َ‫ل‬‫ع‬ ‫ه‬ َ ّ ‫ل‬ ‫ال‬ َ
‫ن‬ ّ ‫إ‬
ِ ۚ ‫م‬
ْ ‫ك‬
ُ ‫ا‬َ ‫ق‬ْ ‫ت‬َ ‫أ‬ ِ
‫ه‬ َ ّ ‫ل‬ ‫ال‬ ‫د‬
َ ْ ‫ن‬‫ع‬ِ ‫م‬ُ ‫ك‬ ‫م‬‫ر‬‫ك‬
ْ َ
ْ َ َ ‫َوق ََبائِ َللِتَ َع َار ُفوا ۚ ِإ َّن أ‬
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang‫ير‬ ‫خ ِب‬
ٌ laki- َ
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang
paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Mengenal.
Dari ayat diatas dapat diketahui
bahwa manusia adalah makhluk
individual, makhluk relegius, dan
makhluk sosial.
3. Fungsi Manusia Terhadap Alam dan Lingkungan
Fungsi manusia terhadap alam adalah bagaimana manusia
memanfaatkan potensi alam untuk mencukupkan kebutuhan hidup
manusia. Banyak ayat-ayat al-Qur'an yang menegaskan bahwa
segala
sesuatu di langit dan dibumi ditundukan Allah kepada manusia
untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia sendiri [QS.al-Jatsiyah:13].
Laut,
sungai, matahari, bulan, siang dan malam dijadikan sebagai sarana
kemakmuran hidup manusia [QS. Ibrahim : 32-34]; binatang ternak
diciptakan Allah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia [QS.
An
4. Fungsi Manusia Terhadap Allah
Fungsi manusia terhadap Allah ditegaskan dalam al-Qur'an
surat adz-Dzariyat ayat 56, sebagai berikut :

ِ ‫لِيَ ْع ُب ُد‬
‫ون‬ ‫سلَّا‬
ِ‫ت ال ِْج َّن َوالْإِن ْ َ إ‬
ُ ْ‫خلَق‬
َ ‫َو َما‬
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Dalam al-Qur'an surat al Baqarah ayat 21, Allah
memerintahkan manusia untuk beribadah, sebagai berikut :

‫ين ِم ْن‬
َ ‫ذ‬ِ َ ّ ‫ل‬ ‫ا‬‫و‬ ‫م‬
َ ْ ُ ‫ك‬َ ‫ق‬َ ‫ل‬ ‫خ‬
َ ‫ي‬ ِ
‫ذ‬ َ ّ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫م‬ُ ‫ك‬‫ب‬‫ر‬ ‫وا‬‫د‬ ‫ب‬ ‫اع‬
ُ َّ َ ُ ُ ْ ُ ّ ‫اس‬ َ ‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬ ‫ه‬ َ
َ ُّ ‫يَا أ‬
‫ي‬
َ ُ‫ق َْبلِك ُ ْم ل ََعلَّك ُ ْم تَ ّتَق‬
‫ون‬
"Hai manusia, beribadahlah kamu kepada Tuhanmu yang
telah menciptakan kamu dan orang-orang sebelummu, agar
kamu bertaqwa".
6. Tanggungjawab manusia sebagai hamba dan khalifah
1. Mengabdikan diri kepada Allah menerusi beriman kepada Allah dan
melakukan amal soleh dalam bentuk yang sempurna.
2. Sebagai hamba, manusia perlu melaksanakan amanah Allah, memelihara
serta mengawal agama Allah serta ajaran Allah SWT. 
3. Ke arah melaksanakan amanah sebagai khalifah Allah ini, manusia
hendaklah
menyedari dan memahami bahawa kewajiban berdakwah dengan
menyebarkan dan memperluaskan ajaran Islam ke arah menegakkan syiar
Islam serta meninggikan kalimah Allah di atas muka bumi ini, dengan
berperanan menegakkan amar makruf serta mencegah kemungkaran.
“Dan hendaklah ada di antara kamu satu puak yang menyeru (berdakwah)
kepada kebajikan (mengembangkan Islam). Dan menyuruh berbuat segala
perkara yang baik, serta melarang daripada segala yang salah (buruk dan
keji). Dan mereka yang bersifat demikian ialah orang-orang yang berjaya.
(Ali Imran: 104)
4. Sebagai khalifah Allah, yang dimaksudkan dengan wakil Allah, wajiblah
manusia menjaga agama dengan melaksanakan dua perkara:
  i) Menegakkan Islam. Dengan berdakwah kepada manusia seperti yang
dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat RA dan
membuktikan
kebaikan ajaran Islam dan hukumnya di samping mempertahankan
agamanya dari ancaman musuh.
  ii) Melaksanakan Islam. Dengan mengamalkan perintahNya dan
meninggalkan laranganNya, dalam semua urusan termasuk juga
urusan
kemasyarakatan dan kenegaraan.
5. Bertanggungjawab menjauh dan memelihara diri dan
keluarga
daripada masuk ke dalam neraka.
‫اس‬ َُ ّ ‫آمنُوا قُوا أَنْفُ َسك ُ ْم َوأ َ ْهلِيك ُ ْم ن َ ًارا َوقُو ُد َها الن‬ َ ‫ين‬َ ‫ذ‬ِ َ ّ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ه‬ َ
َ ّ ‫يَا أ‬
ُ ‫ي‬
‫ون الل َّ َه َما أ َ َم َر ُه ْم‬
َ ‫غل َاظ ٌ ِش َدادٌ ل َا يَ ْع ُص‬ ِ ‫َوال ِْح َج َار ُة َعل َيْ َها َمل َائِك َ ٌة‬
‫ون‬
َ ‫ُون َما يُؤْ َم ُر‬ َ ‫َويَفْ َعل‬
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
MARTABAT MANUSIA
            Martabat saling berkaitan dengan maqam, maksudnya adalah secara
dasarnya maqam merupakan tingkatan martabat seseorang hamba terhadap khalik-
Nya, yang juga merupakan sesuatu keadaan tingkatannya seseorang sufi dihadapan
Tuhannya pada saat dalam perjalanan spiritual dalam beribadah kepada Allah swt.
Maqam ini terdiri dari beberapa tingkat atau tahapan seseorang dalam hasil
ibadahnya yang di wujudkan dengan pelaksanaan dzikir pada tingkatan maqam
tersebut, secara umum dalam  thariqat naqsyabandi tingkatan maqam ini jumlahnya
ada 7 (tujuh), yang di kenal juga dengan nama martabat tujuh, seseorang hamba
yang menempuh perjalanan dzikir ini biasanya melalui bimbingan dari seseorang
yang alim yang paham akan isi dari maqam  ini setiap tingkatnya, seseorang hamba
tidak di benarkan sembarangan menggunakan tahapan maqam ini sebelum
menyelesaikan atau ada hasilnya pada riyadhan dzikir pada setiap maqam, ia harus
ada mendapat hasil dari amalan pada maqam tersebut.
Tingkat martabat seseorang hamba di hadapan Allah Swt mesti melalui
beberapa proses sebagai berikut :
1.)     Taubat
2.)     Memelihara diri dari perbuatan yang makruh, syubhat dan apalagi yang haram
3.)     Merasa miskin diri dari segalanya
4.)     Meninggalkan akan kesenangan dunia yang dapat merintangi hati terhadap Tuhan
Yang Maha Esa
5.)     Meningkatakan kesabaran terhadap takdirNya
6.)     Meningkatkan ketaqwaan dan tawakkal kepadaNya
7.)     Melazimkan muraqabah (mengawasi atau instropeksi diri)
8.)     Melazimkan renungan terhadap kebesaran Allah Swt
9.)     Meningkatkan hampir atau kedekatan diri terhadapNya dengan cara menetapkan
ingatan kepadaNya
10.)     Mempunyai rasa takut dan rasa takut ini hanya kepada Allah Swt saja
Dengan melalui latihan di atas melalui amalan dzikir
pada maqamat, maka seseorang hamba akan muncul
sifat berikut :
1.) Ketenangan juwa
    

2.) Harap kepada Allah Swt


    

3.) Selalu rindu kepadaNya dan suka meningkatkan


    

ibadahNya
4.) Muhibbah, cinta kepada Allah Swt
    
Untuk mendapatkan point di atas, seseorang hamba harus
melalui beberapa tingkatan maqam di bawah ini, tetapi
melalunya adalah amalan dzikir pada maqam yang 7 (tujuh),
adapun hasilnya akan dapat di uraikan dengan beberapa maqam
sifat, yaitu :
· Taubat
         

· Zuhud
         

· Sabar
         

· Syukur
         

· Khauf (takut)
         

· Raja’ (harap)
         

· Tawakkal
         

Anda mungkin juga menyukai