Anda di halaman 1dari 72

TEKNIK,

HAMBATAN,
TAHAPAN, SERTA
ANALISIS DIRI
PERAWAT DALAM
KOMUNIKASI
TERAPEUTIK

HUDINOTO EKO YUDYARTO


OUTLINE
Definisi, Prinsip, Komponen, Hambatan Komunikasi Terapeutik

Teknik Komunikasi Terapeutik

Tahapan Komunikasi Terapeutik

Analisis Diri Perawat dan Klien


DEFINISI KOMUNIKASI TERAPEUTIK
• Komunikasi terapeutik adalah proses dimana perawat menggunakan
pendekatan terencana dalam mempelajari kliennya (Keltner, Schwecke, dan
Bostrom, dalam Potter & Perry, 2005)

• Komunikasi terapeutik ialah suatu interaksi interpersonal antara perawat dan


klien yang selama interaksi berlangsung perawat berfokus pada kebutuhan
khusus klien untuk meningkatkan pertukaran informasi yang efektif (Videback,
2008)
PRINSIP DASAR KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Menghargai keunikan klien,


Hubungan perawat & klien yang menghargai perbedaan karakter,
saling menguntungkan memahami  perasaan dan perilaku
klien

Menciptakan tumbuhnya hubungan


Menjaga harga diri
saling percaya (trust)
KOMPONEN KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Empati Kepercayaan

Kejujuran Keterbukaan diri


MEMPELAJARI KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Interaksi perawat – Klien
- Membutuhkan minat, perhatian, kesadaran akan tujuan
- Waspada terhadap perasaan dan pikiran klien yang bersipat verbal maupun
nonverbal
- Mendengarkan dengan baik
- Mengerti setiap pesan klien ini membutuhkan empati dan kesediaan untuk mengetahui
persepsi klien
- Respon yang jelas dan bertujuan untuk mengarahkan kepada proses komunikasi
- Evaluasi kegiatan yg berlansung terus untuk meyakinkan bahwa proses komunikasi
be5rjalan baik
Menetapkan hubungan antar pribadi dengan klien secara
baik dalam proses keperawatan, penggunaan teknik
komunikasi disesuaikan dengan pribadi perawat dan
kebutuhan klien pada situasi itu
FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Perbedaan kemampuan pemahaman
Perbedaan pengamatan/penafsiran yg berbeda krn pengalaman msa
lalu
Komunikasi satu arah
Kepentingan yang berbeda
Memberikan jaminan yg tdk mungkin
Memberitahu apa yg harus dilakukan kepada penderita
Membicarakan hal yang bersipat pribadi
Menuntut bukti, tantangan serta penjelasan dari klien ttg mengenai
tindakan nya
Memberikan kritik ttg perasaan klien
Menghentikan / mengalihkan tpik pembicaraan
Terlalu banya bicara yg seharusnya mendengarkan
Memperlihatkan perasaan jemu, pesimis
HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK
(DELAUNE & LADNER, 2002)

Ketidakmampuan klien untuk berkomunikasi secara efektif



Perbadaan bahasa dengan petugas kesehatan dapat mempengaruhi respon klien


terhadap intervensi.


●Perawat harus menyadari pola interaksi tipikal pada
Perbedaan budaya berbagai budaya.
●Setiap budaya menggunakan bahasa yang berbeda-beda.

Pengiriman, penerimaan, dan penafsiran




Gender
pesan dapat bervariasi antara pria dan wanita.
HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK
(DELAUNE & LADNER, 2002)

Status Komunikasi dipengaruhi oleh perubahan persepsi



sensorik, seperti hilangnya penglihatan atau pendengaran.


Kesehatan
Tingkat ●
● Tingkat perkembangan klien diperlukan
perkembangan dalam pemahaman pesan.

Perbedaan Perawat secara konsisten menilai tingkat pengetahuan klien



untuk menentukan cara terbaik untuk memperbaiki defisit


pengetahuan pengetahuan.
HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK
(DELAUNE & LADNER, 2002)

Jarak emosional Perawat memelihara hubungan dengan klien tanpa memandang


status mereka, sehinggadapat mengurangi jarak emosional.


Ketika perawat atau klien cemas, komunikasi dapat berubah atau berhenti.

Emosi Perawat harus berada dalam keadaan yang tenang untuk menurunkan

kekhawatiran klien dan dengan demikian dapat meningkatkan kualitas


komunikasi.

Perawat dapat menjaga diri klien dari khayalan dengan terus

Khayalan

memperhatikan apa yang klien telah katakan, dengan tetap


waspada, dan dengan mengendalikan pikiran mereka sendiri.
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Mendengarkan dengan aktif


untuk menjadi pendengar yang baik diperlukan sikap sbb:
* Memandang kearah klin dengan simpatik saat berbicara
* Menunjukkan sikap bersungguh sungguh
* Tidak menyilangkan tangan atau kaki
* Menghindari gerakan yang tidak diperlukan
* Menganggukkan kepala jika klien menyampaikan hal yg penting dan
memerlukan umpan balik
* Tidak menyela pembicaraan
Diam


Untuk memberikan kesempatan pada klien mengungkapkan apa yang ada dipikirannya sebelum menjawab pertanyaan dari perawat.

Memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk mengorganisasi pikiran masing-masing

Klien : “Saya jengkel kepada suami saya.”

Perawat : “Diam (memberi kesempatan klien).

Klien : “Suami saya selalu telat pulang kerja tanpa alasan yang jelas, kalau saya tanya pasti marah”

Offering Sel (Menawarakan diri)


Perawat menyediakan diri tanpa respon bersyarat atau respon yang diharapkan

“Jika ibu membutuhkan bantuan saya ibu bisa panggil saya di ruangan atau ibu bisa menekan tombol yang ada di
samping tempat tidur”
Identifikasi “Theme”
Latar belakang/isyu/masalah yang dialami K yang muncul selama
percakapan.
Guna: percakapan, pengertian & eksplorasi masalah yang penting
Contoh:
Saya lihat dari semua hubungan yang anda jelaskan, anda telah disakiti.
Apakah ini latar belakang masalahnya?
Pertanyaan Terbuka (Board Opening)


Memberikan pertanyaan terbuka kepada klien

Untuk merangsang klien mengungkapkan perasaan yang sesungguhnya

“Ceritakan tentang keluargamu”

“Apa yang sedang anda pikirkan?”

“Bagaimana perasaan anda hari ini?”

Refleksi (Reflection)


Teknik mengulang ide, perasaan, pernyataan, dan pertanyaan yang diajukan klien

Bertujuan memastikan perawat telah memahami apa yang klien sampaikan dan menunjukkan rasa empati, ketertarikan, dan respek terhadap klien

Klien : “Menurut Anda, apakah saya harus memberitahu dokter…. ?”

Perawat : “Apakah anda berpikir harus memberitahunya?”

Klien : “Adik saya selalu menghabiskan uang saya dan dia tidak pernah memberitahu saya”

Perawat : “Apakah hal tersebut yang membuat anda marah?”
Refleksi
a. Refleksi isi
- Validasi apa yang didengar
- Klarifikasi ide yang diekspresikan klien &
memvalidasi pengertian perawat & klien
b. Refleksi perasaan
- Respon pada perasaan klien terhadap isi
- Agar klien tahu & menerima perasaannya
Guna: - u tahu & menerima ide & perasaan
- mengoreksi
- memberi keterangan > jelas
Rugi: - mengulang terlalu sering & sama
- dpt menimbulkan marah, iritasi, frustasi
Pengulangan (Restating)


Mengulangi pikiran atau ide utama yang dinyatakan oleh klien

Agar perawat dan klien memiliki pemahaman yang sama terhadap suatu ide atau topik

Klien : “Saya tidak bisa tidur. Saya terjaga sepanjang malam”

Perawat : “Anda sangat sulit untuk tidur”

Konfrontasi


Respon perawat kepada ketidaksesuaian antara perkataan klien dengan sikapnya

Melakukan konfrontasi secara terapeutik akan membantu pihak lain menyadari bahwa ia tidak konsisten dengan perasaan, sikap,
kepercayaan, dan perilakunya (Stuart & Laraia, 2005 dalam Potter & Perry, 2009).

Klien “ Saya sangat marah dengan dia” (berkata sambil tersenyum).

Perawat : “Anda mengatakan bahwa Anda marah, tetapi Anda tersenyum.”
Verbalizing the implied


● Untuk
Untuk mendeteksi
mendeteksi arti
arti sebenarnya
sebenarnya dari
dari pesan
pesan verbal
verbal

● Klien
Klien :: “berapa
“berapa biaya
biaya yang
yang harus
harus dikeluarkan
dikeluarkan untuk
untuk x-ray?”
x-ray?”

● Perawat
Perawat :: “apakah
“apakah ibu
ibu khawatir
khawatir dengan
dengan besarnya
besarnya biaya
biaya kesehatan
kesehatan ibu?”
ibu?”

Obeservasi


● Kegiatan
Kegiatan mengamati
mengamati klien
klien

● “Anda terlihat sedih hari ini”

● “Anda
“Anda tampak
tampak cemas
cemas dan
dan pucat”
pucat”

Klarifikasi


● Teknik
Teknik dengan
dengan menanyakan
menanyakan kepada
kepada klien
klien apa
apa yang
yang tidak
tidak dimengerti
dimengerti perawat
perawat terhadap
terhadap situasi
situasi yang
yang ada,
ada, atau
atau menjelaskan
menjelaskan
kembali
kembali idea
idea tau
tau pikiran
pikiran klien
klien yang
yang tidak
tidak jelas
jelas atau
atau meminta
meminta klien
klien untuk
untuk menjelaskan
menjelaskan arti
arti dari
dari ungkapannya
ungkapannya

● “Saya
“Saya tidak
tidak yakin
yakin dengan
dengan apa
apa yang
yang anda
anda katakan
katakan tadi,
tadi, bisakah
bisakah anda
anda mengulanginya
mengulanginya kembali?”
kembali?”
GIVING RECOGNITION/REWARD
• Memberi penghargan merupakan tehnik untuk memberikan pengakkuan dan
menandakan kesadaran, Schultz & (Videbeck,1998 dalam Nurjanah, 2001)

Dengan menyapa klien dengan namanya, merupakan suatu indikasi bahwa perawat
mengakui hadirnya klien secara pribadi, sebagai individu. Pengakuan tersebut tidak
membawa gagasan nilai yaitu, menjadi “baik” atau “buruk”

CONTOH:
“SAYA PERHATIKAN IBU SUDAH LEBIH SEGAR DAN SEHAT.”
“SELAMAT, YA. SEMOGA IBU DAPAT SEGERA SEMBUH” ( REWARD)
GIVING RECOGNITION
• Contoh Pernyataan :

“Selamat pagi, Pak. X.....”

“Anda nampak segar hari ini”


FOCUSING

• kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk membatasi area diskusi sehingga


percakapan menjadi lebih spesifik dan dimengerti

• Teknik juga merupakan teknik yang berguna saat klien berpindah dari satu topik
ke topik yang lain

Contoh pernyataannya : “anda menyebutkan bahwa anda memiliki


masalah dengan....”, “anda berkata bahwa anda merasa mual”
Responkonfrontasi
Melakukan perawat kepada
secara terapeutik
akan membantu pihak lain menyadari
KONFRONTASI
ketidaksesuaian
bahwa ia tidak konsistenantara
dengan
perasaan, sikap, kepercayaan, dan
perkataan klien dengan
perilakunya (Stuart & Laraia, 2005 dalam
sikapnya
Potter & Perry, 2009).
CONTOH TEKNIK KONFRONTASI

Klien : “ Saya sangat marah dengan dia” (berkata sambil


tersenyum).

Perawat: “Anda mengatakan bahwa Anda marah, tetapi Anda


tersenyum.”
Informing
• Memberi informasi/ fakta untuk pendidikan kesehatan
Saran/ suggestion
• Memberi alternatif ide untuk pemecahan masalah, dipakai pada
fase kerja (sudah ada saling percaya) tidak tepat pada fase
permulaan hubungan
EXPLORING

Definisi : teknik untuk menggali perasaan ,pikiran dan pengalaman klien, suatu
upaya untuk mengembangkan secara lebih rinci. Hal ini penting dilakukan karena
banyak klien menyimpan rahasia batin, menutup diri atau tidak mampu
mengemukakan pendapatnya

Jenis :
 Eksplorasi Perasaan : c/ “Bisakah anda menjelaskan apa perasaan bingung yang
dimaksudkan…”
 Eksplorasi Pikiran : c/ “ saya yakin anda dapat menjelaskan lebih lanjut ide anda tentang
sekolah sambil bekerja”
 Eksplorasi Pengalaman : c/ “ saya terkesan dengan pengalaman yang anda lalui”
TEKNIK YANG MENDORONG KLIEN UNTUK
MENGEKSPRESIKAN PERASAANNYA

Verbalizing the implied



Klien : “Berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk X-Ray?”

Perawat : “Apakah ibu khawatir dengan besarnya biaya kesehatan ibu?”

Obeservasi

“Anda terlihat sedih hari ini”

“Anda tampak cemas dan pucat”

Klarifikasi


“Saya tidak yakin dengan apa yang Anda katakan tadi, bisakah Anda mengulanginya kembali?”
TAHAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Tahapan Komunikasi Terapeutik

prainteraksi orientasi kerja terminasi


TAHAP PRAINTERAKSI
Fase prainteraksi mirip dengan tahap perencanaan sebelum
melakukan wawancara.

Biasanya, perawat memiliki informasi tentang klien sebelum


bertatap muka yang pertama kali.

Informasi tersebut dapat meliputi nama klien, alamat, usia,


riwayat medis, dan/ atau riwayat sosial.
TUGAS PERAWAT PADA FASE PRAINTERAKSI


● Melihat informasi dasar tentang klien.
Meninjau data ●
● Fungsinya adalah untuk melihat hambatan atau kendala komunikasi yang
pengkajian dan mungkin terjadi.
pengetahuan ●
● Hambatan atau kendala komunikasi yang terjadi ini dapat menjadi masalah
potensial.
TUGAS PERAWAT PADA FASE PRAINTERAKSI


Area masalah potensial dapat diprediksi berdasakan kendala dan hambatan
Memikirkan area komunikasi yang mungkin terjadi.
masalah potensial ●
Kendala tersebut meliputi defisit bahasa, defisit sensorik, gangguan kognitif,
dan defisit structural
KENDALA

Gangguan kognitif
Defisit bahasa Defisit sensorik dan Gangguan
struktural
TUGAS PERAWAT PADA FASE PRAINTERAKSI


● Hal yang direncanakan kapan, dimana, dan strategi
apa yang dilakukan untuk pertemuan pertama
Menyusun rencana
● Sebelum berinteraksi dengan klien, perawat perlu

interaksi
mengkaji perasaannya sendiri.
● Apakah ada perasaan cemas? Apa yang dicemaskan?

KETERAMPILANPERAWAT YANG DIBUTUHKAN PADA
FASE PRAINTERAKSI

Keterampilan yang dibutuhkan adalah mengumpulkan data yang


terorganisir, menyadari keterbatasan yang ada dan mencari bantuan
sesuai kebutuhan
TAHAP ORIENTASI
disebut juga dengan fase perkenalan
atau fase prabantuan

mengenal satu sama lain dan membina


rasa percaya
KENDALA FASE ORIENTASI
Perilaku resistif  merupakan
bentuk
Perilakuperilaku
resistif yang dapat
 merupakan
menghambat keterlibatan, kerja
bentuk perilaku yang dapat
sama, atau perubahan
menghambat keterlibatan, kerja
sama, atau perubahan

Peri
Peri
lak
lak
uu
resi
resi
tif
tif


dap
dap
at
at
diat
diat
asi
asi
den
den
gan
gan
me
me
nun
nun
juk
juk
kan
kan
sika
sika
pp
cari
cari
ng,
ng,
min
min
at
at
yan
yan
gg
tulu
tulu
s,
s,
sert
sert
aa
ko
ko
mp
mp
eten
eten
si.
si.
KENDALA FASE ORIENTASI

ab

ansietas tentang
am rasa takut untuk
ketidaknyamanan
ebutuhan mengungkapkan dan
ketergantungan yang dirasakan
ta menghadapi perasaan
dalam mengubah
yang ada
pola perilaku
TUGAS PERAWAT PADA FASE ORIENTASI
Fase orientasi/perkenalan Tugas Keterampilan

1. Membuka hubungan • Baik klien maupun perawat mengidentifikasi satu • Sikap perhatian, tetapi santai untuk
sama lain dengan menggunakan nama. membantu menenangkan klien.

• Saat hendak mengawali interaksi, penting bagi


perawat menjelaskan perannya kepada klien agar
klien memperoleh gambaran tentang proses
interaksi tersebut.

• Saat klien mengawali hubungan, perawat perlu


membantu klien mengungkapkan masalah dan
alasannya mencari bantuan.

•Pertanyaan yang samar dan terbuka seperti


“bagaimana perasaan Anda hari ini?”
Fase orientasi/perkenalan Tugas Keterampilan

2. Mengklarifikasi masalah Karena pada awalnya klien mungkin tidak • Teknik menyimak
melihat masalah dengan jelas, tugas utama • menyatakan kembali pernyataan klien
perawat adalah mengklarifikasi masalah
• mengklarifikasi
tersebut.
• teknik komunikasi efektif

Catatan:

Kesalahan yang umum terjadi pada tahap ini


adalah mengajukan terlalu banyak pertanyaan
kepada klien. Sebaliknya fokuskan pada
prioritas.
Fase orientasi/perkenalan Tugas Keterampilan

3. Membuat dan Perawat dan klien membangun tingkat Berbagai keterampilan komunikasi di atas,
memformulasikan kepercayaan dan kesepakatan yang berikut kemampuan untuk mengatasi perilaku

kontrak diungkapkan secara verbal tentang resitif jika muncul.

• lokasi, frekuensi dan lamanya


pertemuan

• keseluruhan tujuan dari hubungan


tersebut

• bagaimana hal-hal yang sifatnya rahasia


akan ditangani

• tugas-tugas yang akan dituntaskan

• durasi dan indikasi untuk mengakhiri


pertemuan tersebut.
HASIL YANG DIHARAPKAN PADA FASE ORIENTASI:

Menumbuhkan kepercayaan Memandang perawat


(memahami dan menghormati sebagai tenaga
keyakinan dan nilai budaya profesional yang
mereka, menghargai kompeten untuk
kerahasiaan klien.) memberikan bantuan

Memandang perawat
sebagai pribadi yang
Merasa
TAHAP KERJA
TAHAP KERJA
Tahap kerja merupakan
tahap inti dari keseluruhan
proses komunikasi
terapeutik

Tuj
uan
tah
ap
ini
per
aw
at
dan
klie
n
bek
erja
ber
sa
ma-
sa
ma
unt
uk
me
nga
tasi
ma
sala
h
yan
g
dih
ada
pi
klie
n
TAHAP KERJA
• Tahap kerja hubungan perawat-klien biasanya dibagi menjadi dua subfase:

Identifikasi
Eksploitasi
masalah
IDENTIFIKASI MASALAH PADA TAHAP KERJA
Menerapkan active listening

Membantu klien untuk mendefinisikan masalah yang dihadapi

Bagaimana cara mengatasi masalahnya

Mengevaluasi cara atau alternatif pemecahan masalah yang telah dipilih


EKSPLOITASI PADA TAHAP KERJA

Perawat memandu klien mengkaji perasaan dan responnya

Mendorong perkembangan kesadaran diri

Dibangun rasa saling percaya antara perawat dan klien

Menyimpulkan percakapannya dengan klien


KENDALA DALAM TAHAP KERJA

Transferen


Klien biasanya secara tidak sadar memindahkan perasaannya terhadap individu yang berarti dalam hidupnya
kepada perawat

Kontertransferen


Respon perawat dipengaruhi kebutuhan dan konflik pribadi yang tidak disadari
TAHAP TERMINASI
TAHAP TERMINASI

Klien ada yang


Tahap
menghindar ada
Terakhir yang tidak

Jangan
Rencanakan
mengakhiri relasi
TAHAP TERMINASI

Terminasi
Terminasi Akhir
Sementara

Terjadi ketika perawat telah menyelesaikan
proses keperawatan secara keseluruhan

Melakukan Evaluasi Objektif.

akhir dari tiap pertemuan perawat- ●
Melakukan Evaluasi Subjektif.
klien ●
Menyepakati tingkat lanjut terhadap
interaksi yang telah dilakukan

Membuat kontrak untuk pertemuan
berikutnya.
RESPON KLIEN PADA TAHAP HUBUNGAN

1. Orientasi
 siap berhubungan
 Menguji
 Lupa janji/nama
 Mengucang/ menggoyah
 Mengecilkan perawat
2. Kerja
 Menerima perawat
 Menepati janji
 Terbuka
 Mendiskusikan topik
 Merubah prilaku
3. Terminasi

oMenolak perpisahan / merasa ditolak


oMengungkapkan perasaan
oMengubah sikap
oMenerima perpisahan
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SETIAP
HARI
A. Prose keperawatan
1. Kondisi klien………………………………
2. Dignosa keperawatan………………...
3. Tujuan khusus……………………………
4. Tindakan keperawatan……………….
B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan
1. Fase orientasi:……………………….
a. salam terapeutik………………..
b. evaluasi/validasi………………..
c. kontrak (topik, waktu , tempat)

2. Fase kerja (langkah-langkah tindakan keperawatan)


……………………………
3. Fase terminasi
a. evaluasi respon klien terhadap tindakan
keperawatan
evaluasi klien ( subjektif )……………
evaluasi perawat ( objektif )………..
b. rencana tindak lanjut……………….
c. kontrak yang akan datang (topik,waktu, tempat)
…………………..
Mengulas kembali

ANALISA DIRI PERAWAT DALAM KOMUNIKASI


TERAPEUTIK
ANALISA DIRI DALAM KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
Proses stimulasi untuk menentukan keberhasilan setiap tindakan yang dilakukan
oleh perawat.
Harus dilakukan setiap waktu karena erat kaitannya dengan kesadaran diri perawat
yang merupakan evaluasi dari apa yang telah dilakukan perawat terhadap kliennya.

Terbagi dalam 6 aspek, yaitu:

Kesadaran Klarifikasi
Diri Nilai
KESADARAN DIRI
• Akan membuat perawat dapat menerima perbedaan dan keunikan klien
• Perlu ditingkatkan agar penggunaan diri secara terapeutik dapat lebih efektif
• Jendela johari (johari window) adalah konsep komunikasi yang diperkenalkan oleh joseph
luth dan harry ingram menggambarkan tingkat saling pengertian anta rorang yang berinteraksi
mengenai perilaku, pikiran dan perasaan

1 2

Diketahui oleh diri Hanya diketahui oleh


sendiri dan orang lain orang lain

3 4

Hanya diketahui oleh Tidak diketahui oleh


diri sendiri siapapun
3 PRINSIP YANG DAPAT DIAMBIL DARI JOHARI
WINDOW, YAITU:
1. Perubahan satu kuadran akan mempengaruhi kuadran yang lain.
2. Jika kuadran 1 yang paling kecil, berarti komunikasinya buruk atau kesadaran
dirinya kurang (perilaku dan perasaan rendah)
3. Kuadran 1 paling besar pada individu yang mempunyai kesadaran diri yang
tinggi
KESADARAN DIRI DAPAT DITINGKATKAN MELALUI 3 CARA (STUART &
SUNDEEN, 1987), YAITU:

Mempelajari diri sendiri


Proses eksplorasi diri sendiri, tentang pikiran, perasaan, perilaku, termasuk pengalaman yang menyenangkan, hubungan interpersonal dan kebutuhan pribadi.

Belajar dari orang lain


Kesediaan dan keterbukaan menerima umpan balik dari orang lain akan meningkatkan pengetahuan tentang diri sendiri. Dikarenakan banyak sekali sifat dan perilaku yang
tidak kita sadari tetapi orang lain melihat atau merasakannya.

Membuka diri.


Untuk ini harus ada teman intim yang dapat dipercaya untuk menceritakan hal yang meupakan rahasia. Sehingga seseorang akan merasa aman ketika berinteraksi karena tidak
ada sesuatu yang disembunyikan.
EKSPLORASI PERASAAN
• Yaitu mengkaji atau menggali perasaan-perasaan yang muncul sebelum dan
sesudah berinteraksi dengan orang lain.

• Perawat perlu terbuka dan sadar terhadap perasaan dirinya dan mengontrolnya
agar dapat berkomunikasi dengan klien secara maksimal
KLARIFIKASI NILAI
• Klarifikasi nilai bermanfaat bagi perawat untuk memahami dirinya sendiri dan
nilai-nilai pribadinya
• Proses klarifikasi nilai terdiri dari tiga langkah

Memilih Menilai

Mengambil
Tindakan
ROLE MODEL
• Perawat yang efektif adalah perawat yang dapat memenuhi dan memuaskan
kehidupan pribadi, tidak didominasi oleh konflik serta adaptasi yang sehat
• Ciri perawat yang dapat menjadi role model adalah puas akan hidupnya, tidak
didominasi oleh stress, mampu mengembangkan kemampuan, dan adaptif
ALTRUISME
• Altruisme adalah perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa
memperhatikan diri sendiri
• Altruisme juga dapat diasumsikan sebagai bentuk perubahan social yang dibuat
untuk manusia dalam bentuk kebutuhan akan kesejahteraan
ETIK DAN TANGGUNG JAWAB
• Kode untuk perawat umumnya menyampaikan penguatan nilai hubungan
perawat-klien dan tanggung jawab dan pemberian pelayanan yang merupakan
rujukan untuk kesejahteraan pasien dan tanggung jawab social
• Hubungan perawat dengan etik adalah kebutuhan akan tanggung jawab untuk
merubah perilaku.
MASIH BERSAMBUNG LAGI NIH?!!

72

Anda mungkin juga menyukai