.
Pembentukan ikatan yang sementara (biasanya ikatan non
kovalen) antara substrat dengan enzim menimbulkan
penyabaran elektron dalam molekul substrat, sehingga
ikatan kovalen tersebut menjadi mudah terpecah. Para
ahli biokimia menamakan keadaan dimana terjadi
renggangan ikatan molekul substrat setelah berinteraksi
dengan enzim disebut pengaktifan substrat
Enzim
EnzimAlosterik
Alosterikdan
danKendali
KendaliUmpan
Umpan
Balik
Balik
Istilah alosterik diturunkan dari bahasa Yunani "allo" yang
berarti yang lain, dan "stereos" yang berarti ruang atau sisi.
Enzim alosterik adalah enzim yang memiliki sisi lain selain sisi
katalitik. Enzim alosterik mempunyai dua bagian aktif, yaitu
bagian aktif yang menangkap substrat dan bagian yang
menangkap penghambat. Apabila ada senyawa yang dapat
memasuki bagian yang menangkap penghambat maka enzim
menjadi tidak aktif, senyawa penghambat tersebut merupakan
penghambat alosterik. Struktur senyawa penghambat alosterik
tidak mirip dengan struktur substrat. Pengikatan penghambat
alosterik pada enzim menyebabkan enzim tidak aktif, sehingga
substrat tidak dapat dikatalisis dan tidak menghasilkan produk.
Apabila enzim menangkap substrat maka penghambat tidak
dapat terikat pada enzim, sehingga enzim dapat aktif mereaksikan
substrat menjadi produk.
Di dalam metabolisme sel, sekumpulan enzim bekerja bersama-sama
dalam rangkaian atau sistem yang berurutan, untuk menjalankan
proses metabolik tertentu seperti penggubahan glukosa menjadi asam
laktat di dalam otot kerangka atau sintesis asam amino dari prekursor
yang lebih sederhana. Di dalam sistem enzim seperti itu, produk
reaksi enzim pertama menjadi substrat bagi enzim selanjutnya, dan
seterusnya. Sistem multi enzim dapat memiliki sampai 15 atau lebih
enzim yang bekerja pada urutan spesifik. Di dalam tiap sistem enzim,
terdapat sekurang-kurangnya satu enzim, ''pemacu" yang menentukan
kecepatan keseluruhan urutan reaksi, karena enzim ini mengkatalisa
tahap yang paling lambat, atau tahap penentu kecepatan. Enzim
pemacu seperti ini bukan hanya memiliki fungsi katalitik, tetapi juga
mampu meningkatkan atau menurunkan aktivitas katalitik sebagai
respons lerhadap isyarat tertentu. Melalui kerja enzim pemacu
tersebut, kecepatan masing-masing urutan metabolik diatur secara
tetap, pada setiap menit, untuk mengubah, menyesuaikan diri, dengan
kebutuhan sel akan energi dan molekul unit pembangun yang
diperlukan dalam pertumbuhan dan perbaikan sel.
Sifat-sifat enzim alosterik berbeda nyata dari enzim-enzim bukan
pengatur (biasa). Perbedaannya antara lain:
1. Pertama, seperti semua enzim, enzim alosterik memiliki sisi
katalitik yang berikatan dengan substrat dan mengubahnya,
tetapi enzim ini juga memiliki satu atau lebih sisi pengatur
atau alosterik untuk mengikat metabolit pengatur, yang
disebut modulator (pengatur) atau efektor. Sama seperti sisi
katalitik enzim yang bersifat spesifik bagi substiarnya, sisi
alosterik bersifat spesifik bagi modulator (pengatur)-nya.
2. Kedua, molekul enzim alosterik umumnya lebih besar dan
lebih kompleks dibandingkan dengan molekul enzim biasa.
Kebanyakan enzim-enzim alosterik memiliki dua atau lebih
rantai atau subunit polipeptida.
3. Ketiga, enzim alosterik biasanya memperlihatkan
penyimpangan yang nyata dari tingkah laku klasik Michaelis-
Menten. Hal ini salah satu ciri yang pertama-tama
membedakannya dari enzim-enzim biasa.
PENGARUH KONSENTRASI SUBSTRAT DAN
KONSENTRASI ENZIM
Katalisis hanya terjadi jika enzim dan substrat membentuk suatu
kompleks. Semakin tinggi konsentrasi enzim akan semakin
mempercepat terjadinya reaksi. Dan konsentrasi enzim berbanding
lurus dengan kecepatan reaksi.Jika sudah mencapai titik jenuhnya,
maka konsentrasi substrat berbanding terbalik dengan kecepatan
reaksi. Untuk suatu konsentrasi enzim, tingkat reaksi meningkat
dengan meningkatnya konsentrasi substrat sampai satu titik, yang di
atas lebih lanjut dalam meningkatkan konsentrasi substrat tidak
menghasilkan perubahan signifikan dalam menilai reaksi. Hal ini
disebabkan karena situs yang aktif dari enzim molekul pada suatu
waktu yang hampir jenuh dengan substrat. Enzim / substrat
kompleks harus memisahkan sebelum aktif situs gratis untuk
mengakomodasi lebih substrat. Asalkan substrat konsentrasi yang
tinggi dan suhu dan pH dijaga konstan, tingkat reaksi yang
proporsional terhadap konsentrasi enzim.
Contoh dari penghambatan balik alosterik seperti ini;
salah satu yang pertama kali ditemukan, adalah sistem
enam bakteri yang mengkatalisa pengubahan L-treonin
menjadi L-isoleusin. Pada urutan lima enzim ini, yang
pertama yaitu dehidratase treonin dihambat oleh
isoleusin, produk enzim terakhir dari rangkaian ini.
Isoleusin bersifat spesifik sebagai penghambat. Tidak
ada senyawa antara lain pada rangkaian reaksi ini yang
bersifat menghambat terhadap dehidratase treonin,
demikian pula tidak ada enzim lain di dalam rangkaian
ini yang dihambat oleh isoleusin. Penghambatan balik
adalah satu di antara berbagai jenis pengaturan alosterik.
Pengaruh Ph