Anda di halaman 1dari 36

Capita Selecta

Ujian Komprehensif
Dokter Gigi

Oral Surgery Departement


Faculty of Dentistry
University of Mahasaraswati

Dps,Rabu 17/06/15
KONTROL INFEKSI

Hendri Poernomo, drg., M. Biotech


Ruang praktek potensial untuk
penyebaran penyakit
PENYAKIT-PENYAKIT YANG
BISA DITULARKAN
• Hepatitis B
• Hepatitis C
• TBC
• AIDS
• Herpes
JALAN PENULARAN INFEKSI

• Kontak langsung dengan darah, cairan rongga mulut


• Kontak tidak langsung dengan instrumen yang
terkontaminasi, peralatan praktek, permukaan dental
unit dll.
• Kontak dengan ‘airborne contaminant’
• Biofilm ?
CLEANING, DISINFEKSI,
STERILISASI

• CLEANING : Tahap dasar untuk dekontaminasi 


menghilangkan debris & mengurangi jumlah
mikroorganisme.

SELALU dilakukan sebelum sterilisasi


CLEANING, DISINFEKSI,
STERILISASI
DISINFEKSI : Proses membunuh mikroorganisme patogen.

STERILISASI : Proses membunuh SEMUA mikroorganisme


termasuk spora bakteri.
KATEGORI
KATEGORI
INSTRUMEN
INSTRUMEN PERAWATAN
PERAWATAN

• CRITICAL : Instrumen yang digunakan untuk


penetrasi ke jaringan/tulang  di sterilisasi setiap
selesai digunakan.
Mis: Tang, Scalpel, Bone chisel, Scaler dan bur

CARA STERILISASI: Heat sterilization


KATEGORI
KATEGORI
INSTRUMEN
INSTRUMEN PERAWATAN
PERAWATAN

• SEMICRITICAL : Instrumen yang TIDAK digunakan


untuk penetrasi ke jaringan/tulang tapi KONTAK
pada jaringan rongga mulut di sterilisasi setiap
selesai digunakan.
Mis: Kaca mulut, Amalgam condenser

CARA STERILISASI : Heat sterilization atau ‘high-


level disinfection’
TAHAPAN STERILISASI

• CLEANING
- Menghilangkan debris
- Menggunakan sabun , disenfektan atau secara
mekanik (mis: ultrasonic cleaner)
• STERILISASI
STERILISASI

SUATU PROSES YG DPT MEMUSNAHKAN


SEMUA KEHIDUPAN
KLASIFIKASI :
1. MOIST HEAT (PANAS BASAH)
2. BOILING WATER (PEREBUSAN)
3. STEAM UNDER PRESSURE (TEKANAN UAP)
4. DRY HEAT (PANAS KERING)
5. RADIASI
DISINFEKSI
• MACAM DISINFECTAN :
1. ALKOHOL 70-95%
2. CHLORINE COMPOUND
3. FORMALDEHYDE
4. GLUTARALDEHYDE
5. IODOPHORS
6. PHENOLIC COMPOND
7. QUARTERNARY AMONIUM COMPOUND
8. CHLOR HEXIDINE
1. ALKOHOL 70 – 95 %
Cara : Koagulasi protein sel
Keuntungan :
 Tidak meninggalkan residu pada permukaan benda.
 Dapat mendisinfeksi instrumen semi kritis.
 Bersifat bakterisidal, pseudomonasidal, fungisidal  10
menit (cepat).
 Bersifat tuberkolosidal + virusidal (hanya virus lipofilik)
 15 menit.
 Hanya sedikit yang mengiritasi.
Kerugian :
 Tidak sporosidal.
 Mudah menguap.
 Tidak efektif bila terdapat tanah organik.
 Dapat melarutkan perekat.
2. IODOPHORS

Povidone iodine Betadine, Isodine, Dinasept.


Larutan yang dipakai untuk mensuci hamakan kulit
dan selaput lendir, sebelum dan sesudah tindakan
bedah, cegah infeksi, mempercepat penyembuhan luka.
N. V2 / N. Maksilaris
• N. Alveolaris superior posterior
• N. Alveolaris superior medius
• N. Alveolaris superior anterior
• N. Nasopalatine
• N. Palatine anterior
• N. Infra Orbita
Persyarafan RA
Struktur Persyarafan

Molar dua dan tiga, gingival bukal, N. Alveolaris Superior posterior


mukosa, periodontium dan tulang
alveolar bukal

Molar satu, gingival bukal, mukosa, N. Alveolaris Superior posterior (akar


periodontium dan tulang alveolar bukal distobukal & palatal), Alveolaris
Superior medius (akar mesiobukal)

Premolar, gingival bukal, mukosa, N. Alveolaris Superior medius


periodontium dan tulang alveolar bukal

Kaninus, insisivus, gingival bukal, N. Alveolaris Superior anterior


mukosa, periodontium dan tulang
alveolar bukal
Persyarafan RA
Struktur Persyarafan
Mukosa & tulang palatal N.Palatinus
region molar & premolar mayus/anterior/greater

Mukosa & tulang palatal N.Palatinus mayus & N.


region caninus Nasopalatinus

Mukosa & tulang palatal N. Nasopalatinus


region Insisivus

Palatum Mole N. Palatinus minor/posterior


Kulit & mukosa bibir atas N. Infra orbita
N. V3 / N. Mandibularis
N. Alveolaris Inferior: masuk ke foramen mandibula
Pada for. Mentale bercabang:
N. Mentalis
N. Incisivus
N. Lingualis
N. Bukalis
N. Mylohyoid
Persyarafan RB
Struktur Persyarafan
Gigi dan Tulang alveolar N. Alveolaris Inferior
gingival dan mukosa bukal region molar N. Bukalis/long bucal
nerve
gingival dan mukosa bukal region N. Bukalis & N. Mentalis
premolar bukal
gingival dan mukosa bukal region N. Mentalis
kaninus dan insisiv
2/3 anterior lidah N. lingualis
Gingiva & mukosa lingual serta dasar N.lingualis
mulut
Kulit & mukosa bibir bawah & dagu N.mentalis
Infiltrasi Anastesi
• Gigi permanen RA, anterior RB dan gigi
sulung → pada syaraf terminal
• Cara:
• Mulut separuh terbuka
• Asepsis & anastesi topikal
• Retraksi pipi
• Injeksi jarum supraperiosteal → jangan
subperiosteal
• Aspirasi → cegah intravaskular
Infiltrasi Anastesi
• Deponir pelan-pelan
• Injeksi pada bukal / labial → 1,5 ml
• Pada M1 RA → 2 kali injeksi (mesial &
distal)
• Tes sonde pada sulkus gingiva dan bukal
→ tidak sakit
Infiltrasi Anastesi
• Injeksi pada Palatal / Lingual → 0,5 ml
• Tes sonde pada sulkus gingiva dan
palatal/lingual → tidak sakit
Blok Anastesi
• Gigi posterior RB dan Gigi
permanen RA yang banyak→ pada
syaraf utama
• Secara teknik lebih sulit daripada
IA
• Mid line RB → overlap/cross over
→ tidak efektif
Teknik Blok Anastesi Mandibula
Tanda teranastesi:
• ½ bibir bawah & dagu terasa tebal →
(N. Alv. Inferior)
• Mukosa bukal terasa tebal → (N. Bukalis)
• 2 /3 anterior lidah terasa tebal →
(N. Lingualis)
• Tes sonde pada sulkus gingiva, mukosa
bukal & lingual → tidak sakit
Infeksi odontogen
Arah Penyebaran Melanjut / Tidak?
Tebal tipisnya tulang Daya tahan tubuh (Umur,
Resistensi jaringan gizi, Peny sistemik dll)
Lokasi apek gigi Potensi Patogen Kuman
terhadap perlekatan - Virulensi (kemampuan
otot perlekatan, Enzym dll)
- Jumlah
Contoh
Contoh
Diatas
Di atasM.
M. Buccinator
Buccinator

Ke arah
Ke arahTulang
Tulang Lingual
Lingual
M. Mylohyoid
M. Mylohyoid

Sublingual space(P, M1)

Submandibula space {M2 M3}

Dibawah
Di bawah M.
M. Buccinator
Buccinator

•• Bukalspace
Bukal space
Ke arah
Ke arahTulang
TulangBukal
Bukal
•• Subkutanspace
Subkutan space
M3
Di bawah
Di bawahBuccinator
Buccinator→→
Kearah
Ke arahtulang
tulanglingual
lingual

Submandibular
Sub mandibular space
space

Parafaringeal space

Jar. Konective tissue di leher

Submasseterik
Sub masseterik
Linguoversi
Linguoversi abses
abses
Pericoronitis
Pericoronitis Pterygomandibular
Pterygomandibular
Vertikal
Vertikal space
space
Figure 69-4 Natural progression of dental infection. The pathways by which such infections may travel are:
1, postzygomatic (from canine fossa in cuspid and bicuspid region; pterygomaxillary fossa communicates
from rear); 2, vestibular; 3, facial; 4, submandibular; 5, sublingual; 6, palatal; 7, antral; 8,
pterygomandibular; 9, parapharyngeal; 10, masseteric. (Redrawn from Rose LF, Hendler BH, Amsterdam
JT: Temporomandibular disorders and odontic infections. Consultant 22:125, 1982.)

Downloaded from: Rosen's Emergency Medicine (on 15 January 2009 05:57 PM)
© 2007 Elsevier
Perdarahan

 Ringan : 24 jam pertama


 Kontrol : Penekanan dg menggigit kasa
 Anamnesa : peny. Hati, alkoholik dg sirosis, terapi
antikoagulan, aspirin dosis tinggi/anti-radang
nonsteroid
 Waktu perdarahan : 2-7 menit
Tindakan Mengontrol Perdarahan

 Tekanan : dg tangan/perban/dg menggigit kasa


 Menutup : sepon kasa/Gelfoam bertekanan
 Klem/pengikatan : pembuluh darah
 Klip hemostatik : p. darah yg sulit diikat
 Elektrokauterisasi : p. darah kecil
Trauma pada Gigi
(Luksasi)

 Splinting : 3-5 minggu


 Replantasi , tgt :
1. Tenggang waktu : 30 menit
2. Luas kerusakan lig. Periodontal
3. Derajat kerusakan alveolar
4. Efektifitas stabilitas
Senyum merupakan Ibadah
Terima kasih

Orang-orang sukses banyak meraih


keberhasilannya krn usaha kerasnya, bukan
hanya menggantungkan cita-cita pd ilmu yg
belum seberapa

Anda mungkin juga menyukai