Anda di halaman 1dari 76

By hj. Ulvi Mariati, S.Kp M.

Kes
Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil
konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus
melalui vagina ke dunia luar.
( Prawirohardjo, 2002:180).
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang
berakhir dengan pengeluaran bayi yang
cukup bulan atau hampir cukup bulan disusul
dengan pengeluaran plasenta dan selaput
janin dari tubuh ibu. (Unpad, 1983:221).
Persalinan adalah proses membuka dan
menipisnya serviks dan janin turun ke jalan
lahir.

Kelahiran adalah proses dimana janin dan


ketuban didorong keluar melalui jalan lahir.
Persalinan
dan kelahiran normal

proses pengeluaran janin yang terjadi pada


kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun janin.
(Prawirohardjo, 2002:100)
Partus biasa/normal/spontan Partus luar biasa /abnormal
Proses lahirnya bayi Persalinan pervaginam
pada LBK dengan dengan bantuan alat-
tenaga ibu sendiri, alat atau melalui
tanpa bantuan alat-alat dinding perut dengan
serta tidak melukai ibu operasi caesare.
dan bayi yang
umumnya berlangsung
kurang dari 24 jam.
Abortus (keguguran) terhentinya kehamilan sebelum
janin dapat hidup (viable) berat janin dibawah 1000 gr.
Tua kehamilan dibawah 28 minggu.
Partus Prematurus / Prematuritas partus dari hasil
konsepsi pada kehamilan 28 – 36 minggu. Janin dapat
hidup tapi prematur. Berat janin antara 1000 – 2500
gram.
Partus Maturus / Aterm / Cukup Bulan Partus antara
umur kehamilan 37 – 42 minggu. Janin matur. Berat
badan di atas 2500 gram.
Lanjutan…
Partus Postmaturus / Serotinus. Partus melampaui
umur hamil 42 minggu / partus yang terjadi 2 minggu
atau lebih dari waktu partus yang ditaksir. Pada janin
terdapat tanda postmaturitas.
Partus Presipitatus. Partus berlangsung cepat kurang
dari 3 jam / partus yang berlangsung cepat, mungkin di
kamar mandi dan sebagainya.
Partus Percobaan. Suatu penilaian kemajuan persalinan
untuk memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya
disproporsi sefalopelvik.
lanjutan
 GRAVIDA adalah seorang  PRIMIPARA adalah
wanita yang sedang hamil. seorang wanita yang pernah
melahirkan bayi hidup
 PRIMIGRAVIDA adalah untuk pertama kali.
seorang wanita yang hamil
 MULTIPARA atau
untuk pertama kali.
pleuripara adalah wanita
yang pernah melahirkan
 PARA adalah wanita yang bayi viable beberapa kali
pernah melahirkan bayi (sampai 5 kali)
yang dapat hidup (viable)
 NULLIPARA adalah  GRANDEMULTIPARA
seorang wanita yang adalah wanita yang pernah
belum pernah melahirkan melahirkan bayi 6 kali atau
bayi viable. lebih hidup atau mati.
Janin (passenger)

Tulang tengkorak (Cranium)


terdiri atas:
Bagian muka dan tulang-tulang dasar
Tengkorak (basis kranii)
 Os nasalis (tulang hidung)
 Os maksilaris (tulang rahang atas)
 Os mandibularis (tulang rahang
bawah)
 Os zygomatik (tulang pipi)

Bagian tengkorak
 Os frontalis (tulang dahi)
 Os parietalis (tulang ubun-ubun)
 Os temporalis (tulang pelipis)
 Os occipitalis (tulang belakang kepala)
SUTURAE
Sutura sagitalis
(sela panah)
Sutura koronaria
(sela mahkota)
Sutura lambdoidea
(sela lamda)
Sutura frontalis
(sela dahi)
Lanj kepala janin
Ubun-ubun (Fontanel)
Ubun-ubun besar (uub)
(Fontanel mayor)
Ubun-ubun kecil (uuk)
(Fontanel minor)
Daerah-daerah
Sinciput (depan kepala)
Vertex (puncak kepala)
Occiput (belakang
kepala)
Ukuran muka belakang
 Diameter suboccipito bregmatika
(dari foramen magnum ke ubun-
ubun besar) 9,5 cm.
 Diameter suboccipito frontalis
( dari foramen magnum ke
pangkal hidung) 11 cm.
 Diameter fronto occipitalis (dari
pangkal hidung ke titik yang
terjauh pada belakang kepala) 12
cm.
 Diameter mento occipitalis (dari
dagu ke titik yang terjauh di
belakang kepala) 13,5 cm.
 Diameter submento bregmatika
(dari bawah dagu ke ubun-ubun
besar 9,5 cm)
Ukuran
melintang
Diameter
biparietalis (±9 cm)
Diameter
bitemporalis (±8
cm)
Letak, Presentasi, Posisi Dan Sikap Badan Janin
Situs (letak)
Letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang
ibu.
Jika ukuran panjang anak adalah ukuran bokong
kepala sesuai dengan sumbu panjang ibu, maka anak
dikatakan dalam letak bujur atau letak memanjang.
Letak memanjang ada dua macam presentasi:
 Kalau kepala menjadi bagian terbawah disebut letak
kepala (presentasi kepala)
 Kalau bokong yang terendah disebut letak sungsang
(presentasi bokong)
Habitus (sikap)

Letak bagian-bagian anak seperti kepala,


badan, tangan, kaki itu letaknya satu
terhadap yang lain.
SIKAP SIKAP
FLEKSI/ DEFLEKSI/
MENEKUR MENENGADAH

Sikap anak yang Kalau anak menengadah


fisiologis  Dagu menjauhi dada
adalah :
o Badan anak dalam Kyphose
Tulang punggung dalam
o Kepala menekur, dagu dekat lordose
pada dada
o Lengan bersilang didepan
dada
o Tungkai terlipat pada lipatan
paha dan lekuk lutut rapat pad
badan.
HABITUS PADA LETAK SUNGSANG
Presentasi

Dipakai untuk menentukan pada pemeriksaan dalam


bagian janin yang ada di bawah uterus.
Jika kepala, dinamakan presentasi kepala.
Jika bokong dinamakan presentasi bokong
Letak mengolak , bahu biasanya berada di bagian
bawah uterus dan dalam hal ini dinamakan presentasi
bahu.
 presentasi kaki
presentasi muka dan sebagainya.
Posisi dan variasi
Letak salah satu bagian anak yang tertentu
terhadap dinding perut atau jalan lahir (kedudukan)

Dipakai untuk menetapkan apakah bagian janin


yang
ada di bagian bawah uterus di sebelah kiri, sebelah
kanan, sebelah belakang atau sebelah depan
terhadap sumbu carus ibu, misalnya ubun-ubun
kiri depan.
Letak Muka

o Indikatornya : dagu
o Variasi posisi :
Dagu kiri depan d.ki-dep
Dagu kiri belakang d.ki-bel
Dagu melintang kiri d.mel-ki
Dagu kanan depan d.ka-dep
Dagu kanan belakang d.ka-bel
Dagu melintang kanan d.mel-ka
Presentasi Dahi
Presentasi bokong

Indikator : Sakrum
Variasi posisi adalah :
Sakrum kiri depan s.ki-dep
Sakrum kanan depan s.ka-dep
Sakrum kanan belakang s.ka-bel
Sakrum melintang kanan s.mel-ka
Letak Lintang

o Menurut posisi kepala :


Kepala di kiri LLi I
Kepala di kanan Lli II
o Menurut arah punggung :
Punggung depan (dorso anterior) PD
Punggung belakang (dorso posterior) PB
Punggung atas (dorso superior) PA
Punggung bawah (dorso inferior) PI
o Presentasi bahu (scapula) :
Bahu kanan Bh.ka
Bahu kiri Bh.ki
JALAN LAHIR (PASSAGE)
2 tulang pangkal
paha (ossa coxae)
1 tulang
kelangkang (os
sacrum)
1 tulang tungging
(os coccyges)
Tulang pangkal paha terdiri atas 3 buah tulang

Tulang usus
(os illium)
Tulang duduk
(os ischium)
Tulang kemaluan
(os pubis)
Tulang kelangkang (os sacrum)
Tulang tungging (Os Coccygis)
PANGGUL KECIL
Pintu atas panggul :

 Batas-batasnya ialah :
Promontorium, sayap sacrum, linea innominata, ramus
superior ossis pubis dan pinggir atas symphysis
 Ukuran muka belakang ialah :
Dari promontorium ke pinggir atas symphysis, terkenal
dengan nama conjugata vera, ukurannya 11 cm.
 Ukuran melintang
Adalah ukuran terbesar antara linea innominata diambil
tegak lurus pada conjungtiva vera (Indonesia 12,5 cm,
Eropa 13,5 cm)
 Ukuran serong
Dari articulatio sacro iliaca ke tuberculum pubicum dari
belahan panggul yang bertentangan (13 cm)
Bidang luas panggul

Adalah bidang dengan ukuran-ukuran yang


terbesar. Bidang ini terbentang antara
pertengahan symphysis, pertengahan
acetabulum dan pertemuan antara ruas
sacral 2 dan 3
Ukuran muka belakang 12,75 cm dan
ukuran melintang 12,5 cm.
Bidang sempit panggul
Bidang dengan ukuran-ukuran yang terkecil.
Bidang ini terdapat setinggi pinggir bawah
symphysis, kedua spinae ischiadicae dan
memotong sacrum + 1 - 2 cm, diatas ujung
sacrum.
Ukuran muka belakang 11,5 cm, ukuran
melintang 10 cm dan diameter sagittalis
posterior ialah dari sacrum ke pertengahan
antara spinae ischiadicae 5 cm.
Pintu bawah panggul

Terdiri dari 2 segitiga dengan dasar yang sama, ialah


garis yang menghubungkan kedua tuber ischiadicum
kiri dan kanan.
PBP ditentukan 3 ukuran:
 Ukuran muka belakang
Dari pinggir bawah symphysis ke ujung sacrum
(11,5cm)
 Ukuran melintang ialah :
Ukuran antara tuber ischiadicum kiri dan kanan sebelah
dalam(10,5 cm)
 Diameter sagittalis posterior:
Dari ujung sacrum ke pertengahan ukuran melintang
(7,5 cm).
Bidang hodge
H I: Ialah sama dengan
pintu atas panggul
H II: Sejajar dengan H
I melalui pinggir
bawah symphysis
H III: Sejajar dengan H
I melalui spinae
ischiadicae
H IV: Sejajar dengan H
I melalui ujung os
coccygis
Bagian lunak dari panggul
(diafragma pelvis)
Diafragma pelvis
Muscular levator ani
Musc. Pubo cocygeus dari
os pubis ke septum
anococcygeum
Musc. ilio coccygeus dari
arcus tendineus m. levator
ani ke os coccyges dan
septum anococcygeum
Musc. (ischio) coccygeus
dari spina ischiadica
kepinggir sacrum dan os
coccyges.
Antara m. pubo coccygeus kiri
Kanan terdapat celah berbentuk
segitiga yang disebut : hiatus
urogenitalia yang tertutup oleh
sekat yang disebut diafragma
urogenitale.
Daerah perineum :
Merupakan bagian permukan dari pintu bawah panggul.
Terdiri dari 2 bagian :
Regio analis disebelah belakang
Disini terdapat m.sphincter ani externus yang
mengelilingi anus
Regio urogenitalis
Disini terdapat :
- M. bulbo cavernosus, yang mengelilingi vulva
- M. ischio cavernosus
- M. transversus perinei superficialis
ukuran-ukuran luar panggul
lanjutan
Bentuk Panggul

 Panggul gynecoid
Bentuk ini adalah yang khas bagi wanita
Diameter sagittalis posterior hanya sedikit lebih pendek
dari diameter sagittalis anterior
Batas samping segmen posterior membulat dan segmen
anterior juga membulat dan luas.
Diameter transversa kira-kira sama panjangnya dengan
diameter antero posterior hingga bentuk p.a.p. mendekati
bentuk lingkaran (bulat).
Dinding samping panggul lurus, spina ischiadica tidak
menonjol, diameter inter spinalis 10 cm atau lebih
Incisura ischiadica major bulat
Sacrum sejajar dengan symphysis dengan konkavitas yang
normal
Arcus pubis luas
Panggul android

Diameter sagittalis posterior jauh lebih pendek dari


diameter sagittalis anterior.
Batas samping segmen posterior tidak membulat dan
membentuk sudut yang runcing dengan pinggir
samping segmen anterior
Segmen anterior sempit dan berbentuk segitiga
Dinding samping panggul convergent, spina
ischiadica menonjol, arcus pubis sempit
Incisura ischiadica sempit dan dalam
Sacrum letaknya kedepan, hingga diameter antero
posterior sempit pada PAP. maupun PBP
Bentuk sacrum lurus, kurang melengkung,
sedangkan ujungnya menonjol kedepan
 
P Panggul anthropoid

Diameter antero posterior dari p.a.p. lebih besar dari


diameter transversa hingga bentuk p.a.p. lonjong
kedepan
Bentuk segmen anterior sempit dan runcing
Incisura ischiadica major luas
Dinding samping convergent, sacrum letaknya agak
kebelakang, hingga ukuran antero posterior besar
pada semua bidang panggul
Saprum biasanya mempunyai 6 ruas, hingga panggul
anthropoid lebih dalam dari panggul-panggul lain.
 
Panggul platypelloid

Bentuk ini sebetulnya panggul


ginecoid yang picak, diameter antero
posterior kecil, diameter transversa
biasa
Segmen anterior lebar
Sacrum melengkung
Incisura ischiadica lebar
Bentuk panggul
POWER (KEKUATAN YANG MENDORONG
JANIN KELUAR)
SIFAT HIS
Pada waktu kontraksi, otot-otot rahim menguncup
sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri
menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantong
amnion kea rah segmen bawah rahim dan servik.
Sifat-sifat lainnya dari his:
Involuntir
Intermitten.
Terasa sakit.
Terkoordinasi dan simetris.
Kadang-kadang dapat dipengaruhi oleh dari luar secara
fisik, kimia dan psikis.
Pengawasan his pada persalinan
 Frekuensi : Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya
permenit atau per 10 menit.
 Amplitudo atau intensitas: kekuatan his diukur dalam mmHg.
Dalam praktek kekuatan his hanya dapat diraba secara palpasi
apakah sudah kuat atau masih lemah.
 Aktifitas his: Frekuensi x amplitude diukur dengan
Montevideo. Contoh: Frekuensi suatu his 3 x per 10 menit dan
amplitudonya 50 mmHg, Maka aktifitas rahim = 3 x 50 = 150
unit Montevideo.
 Durasi his: lamanya setiap his berlangsung diukur dalam
detik, misalnya selama 40 detik.
 Datangnya his: Apakah datangnya sering, teratur atau tidak.
 Interval: adalah masa relaksasi.
lanjutan
Pada setiap his terjadi perubahan pada serviks:
Tertarik dan mendatar (effacement)
Membuka (Dilatasi)
Perubahan-perubahan akibat his:

Pada uterus dan serviks: Uterus teraba keras/padat


karena kontraksi. Tekanan hidrostatis air ketuban dan
tekanan intrauterine naik serta menyebabkan serviks
menjadi mendatar (efaacement) dan terbuka (dilatasi).
Pada ibu: Rasa nyeri karena iskemia rahim dan
kontraksi rahim juga ada kenaikan nadi dan tekanan
darah.
Pada janin: Pertukaran oksigen pada sirkulasi
uteroplasenter berkurang, maka timbul hipoksia janin.
Denyut jantung janin terdengar melambat dan kurang
jelas didengar karena adanya iskemia fisiologis.
Pembagian his dan sifat-sifatnya:

1. His pendahuluan
 His tidak kuat, tidak teratur.
 Menyebabkan ‘show’.
2. His pembukaan
 His pembukaanserviks sampai terjadi pembukaan lengkap 10 cm.
 Mulai kuat, teratur dan sakit.
3. His pengeluaran (His mengedan)
 Sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi dan lama.
 His untuk mengeluarkan janin.
 Koordinasi bersama antara his: his kontraksi otot perut, kontraksi diafragma
dan ligament.
4. His pelepasan uri
 Kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirkan plasenta.
5. His pengiring.
 Kontraksi lemah, masih sedikit nyeri, pengecilan rahim dalam beberapa jam
atau hari.
Sebab – Sebab Mulainya Persalinan

 Teori Penurunan Hormon


 1 – 2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormone
estrogen dan progesteron. Progesterone bekerja sebagai penenang otot
– otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah
sehingga timbul his bila kadar progesterone turun.
 Teori Plasenta Menjadi Tua
 Akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesterone yang
menyebabkan kekejangan pembuluh darah hal ini akan menimbulkan
kontraksi rahim.
 Teori Distensi Rahim
 Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemia otot
– otot rahim, sehingga menganggu sirkulasi utero – plasenter.
 Teori Iritasi Mekanik
 Di belakang serviks terletak ganglion servikalis (fleksus
Frankenhauser). Bila ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh
kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.
lanjutan
Induksi Partus (Induction Of Labour).
Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan :
Gagang Laminaria: Beberapa laminaria dimasukkan
dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang
flekus Frankenhauser.
Amniotomi: Pemecahan ketuban
Oksitosin Drip: Pemberian oksitosin menurut tetesan
per infus.
Tanda Tanda Permulaan Persalinan

Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun


memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida.
Pada multipara tidak begitu kentara.
Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
Perasaan sering-sering atau susah kencing (polakisuria)
karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah
janin.
Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya
kontraksi-kontraksi lemah dari uterus.
Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya
bertambah bisa bercampur darah (bloody show)
Tanda-tanda in partu

Rasa sakit oleh adanya his yang datAng lebih kuat,


sering dan teratur.
Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih
banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.
Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan
pembukaan telah ada.
Mekanisme persalinan

Faktor penting yang memegang peranan pada


persalinan adalah:
Kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu sendiri seperti
kekuatan his dan kekuatan mengedan.(power)
Keadaan jalan lahir (passage)
Janin (passenger)
Enggagement dan desensus (Penempatan dan
penurunan kepala)

 Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul pada primigravida terjadi


pada bulan terakhir kehamilan tetapi pada multi gravid biasanya baru
terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya kepala ke dalam pintu atas
panggul biasanya dengan sutura sagitalis melintang den dengan fleksi
yang ringan. Kalau sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir
antara simphisis dan promontorium, disebut Sinclitismus. Pada
synclitismus, os parietal depan dan belakang sama tingginya. Jika sutura
sagitalis agak ke depan mendekati symfisis atau agak ke belakang
mendekati promontorium disebut asynclitismus. Asinclitismus posterior
ialah kalau sutura sagitalis mendekati simfisis dan os parietal belakang
lebih rendah dari os parietal depan. Asinclitismus anterior jika jika sutura
sagitalis mendekatio promontorium sehingga os parietal depan lebih
rendah dari osparietal belakang.

 Pada primigravida majunya kepala terjadi setelah kepala masuk ke


rongga panggul dan biasanya baru mulai pada kala II. Pada multi para
sebaliknya majunya kepala dan masuknya kepala dalam rongga panggul
terjadi bersamaan.
Fleksi

Dengan majunya kepala biasanya fleksi bertambah


hingga ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun
besar. Keuntungan dari bertambahnya fleksi adalah
bahwa ukuran kepala yangh lebih kecil melalui jalan
lahir yaitu ukuran diameter suboccipito bregmatika
(9,5 cm) menggantikan diameter suboccipito frontalis
(11 cm). fleksi ini disebabkan karena anak didorong
maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir
pintu atas panggul, serviks, dinding panggul atau dasar
panggul.
Putaran paksi dalam

Pemutaran bagian depan sedemikian rupa sehingga


bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan
ke bawah simfisis. Pada presentasi belakang kepala
yang terendah ialah daerah ubun-ubun kecil yang akan
memutar ke bawah symfisis. Putaran paksi dalam
mutlak perlu ntuk kelahiran kepala untuk
menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir
khususnya untuk bentuk bidang tengah dan pintu
bawah panggul.
Ekstensi

Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di


dasar panggul terjadilah ekstensi atau defleksi dari
kepala. Setelah subocciput tertahan pada pinggir
bawah symfisis maka subocciput menjadi
hipomochlion. Maka lahirlah berturut-turut pada
pinggir atas perineum ubun-ubun besar, dahi, hidung,
mulut dan akhirnya dagu.
Putaran paksi luar

Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar


kembali kea rah punggung anak untuk menghilangkan
torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi
dalam.
Ekspulsi

Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai dibawah


simfisis dan menjadi hypomochlion untuk kelahiran
bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan
selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan
paksi jalan lahir.

Anda mungkin juga menyukai