Oleh:
Yusuf Bhaskara (1710029075)
Pembimbing:
dr. Marwan, M.Kes, Sp.P
KASUS
Data Pasien
• Nama : Tn. ES
• Umur : 67 tahun
• Alamat : Samarinda
• Agama : Islam
• MRS : 19 April 2019
KU : Sesak napas
RPS
• Pasien datang ke IGD RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda dengan
keluhan sesak napas sejak 3 jam SMRS. Sesak napas dirasakan terus
menerus dan saat ini semakin memberat. Pasien merasa lebih nyaman
dalam posisi duduk karena keluhan tersebut. Pasien memiliki riwayat
asma sejak SMA. Keluhan sesak napas biasanya timbul saat pasien
terpapar debu, asap, udara dingin atau lembab dan menghilang setelah
pasien dinebulizer. Pasien dapat mengalami keluhan sesak napas 2 x
dalam 1 bulan. Pasien tidak menggunakan obat rutin untuk mencegah
atau mengurangi keluhan tersebut. Pasien tidak pernah merokok. Tidak
ada keluhan batuk, demam, nyeri dada, mual, dan muntah.
• Ku : Sesak napas
• RPS : Pasien datang ke RS AWS dengan
keluhan sesak napas yang dirasakan sejak 2
tahun dan memberat 2 hari sebelum masuk
rumah sakit. Sesak tidak membaik saat
istirahat. Keluhan disertai dengan batuk
berdahak berwarna putih-kuning selama satu
minggu. Pasien mengaku merokok sejak
usianya 25 tahun.
RPD : Asma (-), hipertensi (-), DM (-), jantung
(-)
RPK : Asma (-), hipertensi (-), DM (-), jantung
(-)
RPO : Barotect dan Salbutamol
Pemeriksaan fisik
GCS E4V5M6 Keadaan umum tampak sakit sedang
Leher Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-) trakea tepat ditengah
Thora Jantung I = gerak nafas simetris, retraksi (+), iktus kordis tidak tampak
x Paru Pal = gerak dada simetris, fremitus D=S
Per = sonor diseluruh lapangan paru, batas jantung dalam batas normal
A = vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (+/+), S1 S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)
13
14
15
Epidemiologi
16
Patofisiologi
Kemokin dihasilkan oleh sel
epitel untuk menarik sel
inflamasi ke jalan nafas
Makrofag
Neutrofil
17
Patofisiologi
19
Diagnosis
Anamnesis
- Bersifat episodik, seringkali reversible dengan atau tanpa pengobatan
- Gejala berupa batuk, sesak napas, rasa berat di dada
- Gejala timbul atau memburuk terutama malam/dini hari
- Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu
- Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam riwayat penyakit :
Riwayat keluarga (atopi)
Riwayat alergi
Perkembangan penyakit dan pengobatan
Pemeriksaan Fisik
Sering normal atau wheezing
Silent chest
jika eksaserbasi tanda vital, penggunaan otot bantu napas, mengi
Periksa kondisi lain yang mungkin menyebabkan sesak
Pemeriksaan Penunjang
20
Faal Paru -> Spirometry dan APE
Klasifikasi
21
Klasifikasi
22
23
Tatalaksana
RELIEVERS CONTROLLERS
Act only on airway smooth muscle spasm underlyingINFLAMMATIONand/or cause prolongedbronchodil
CauseBRONCHODILATATION RELIEVE :
symptoms acutely – cough wheeze/tightness Mucosal swelling, secretion,irritabillityof smooth muscle
24
Asma dikatakan terkontrol bila:
- gejala minimal (sebaiknya tak ada), termasuk
gejala malam
- tak ada keterbatasan aktivitas termasuk latihan
- Kebutuhan bronkodilator minimal
- Variasi harian APE kurang dari 20%
- Nilai APE normal atau mendekati normal
- Efek samping obat minimal (tidak ada)
- Tak ada kunjungan ke unit gawat darurat
25
Kortikosteroid
controller
inhalasi
Pemberiannya
Kortikosteroid sistemik mempertimbangkan asma
persisten berat yang belum
pengobatan asma persisten terkontrol meski diberi
berat terapi maksimal
Metilsantin
Bronkodilator + efek
antiinflamasi Bronkodilator tambahan
pada serangan asma berat;
kombinasi dengan SABA
Efek samping : nausea, mual,
takikardia, aritmia sebagai pelega
28
Pengontrol
LABA
29
Pelega
SABA
Salbutamol, terbutalin,
fenoterol, prokaterol
Metilsantin
Teofilin
32
Pelega
Meningkatkan
Anti Kolinergik bronkodilatasi agonis beta 2
kerja singkat pada serangan
asma; terapi awal serangan
Ipratropium bromida dan asma berat atau kurang
tiotropium bromide respon SABA
Menimbulkan efek
Takikardia, tremor, aritmia, bronkodilatasi dengan
tremor menurunkan tonus
kolinergik
33
Tahapan Penanganan Asma
35
Karakteristik Terkontrol Terkontrol Sebagian Tidak Terkontrol
Gejala Tidak ada (<2 kali Lebih dari 2x dalam Tiga atau lebih gejala
dalam seminggu) seminggu dalam kategori asma
terkontrol sebagian,
muncul sewaktu-
Pembatasan aktivitas Tidak ada Sewaktu-waktu waktu dalam
dalam seminggu seminggu
36
TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3 TAHAP 4 TAHAP 5
37
Rujuk
38
PPOK
Definisi
PPOK adalah penyakit paru yang umum, dapat dicegah, dan
dapat diobati, yang memiliki karakteristik gejala pernapasan
yang menetap dan keterbatasan aliran udara, dikarenakan
abnormalitas saluran napas dan/atau alveolus yang biasanya
disebabkan oleh pajanan gas atau partikel berbahaya yang
signifikan.
41
Etiologi
Merokok dan polusi
Host factors
FAKTOR RISIKO
1. Asap rokok
2. Polusi udara : Patobiologi
3. Paparan Pekerjaan • Gangguan perkembangan paru
4. Genetik (Defisiensi • Accelerated decline
• Kerusakan paru
antitripsin alfa – 1) • Inflamasi paru & sistemik
5. Usia dan jenis kelamin
6. Tumbuh kembang paru
7. Sosial ekonomi
8. Asthma & Airway Patologi
Hyperreactivity • Gangguan atau abnormalitas saluran napas kecil
• Emfisema
9. Bronkitis kronik • Efek Sistemik
10. Infeksi
- Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of COPD., 2018
Indikator Utama untuk Mendiagnosis PPOK
- Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of COPD., 2018
Anamnesis
• Dyspnea
• Chronic cough
• Chronic sputum production:
• History of exposure to risk factors:
• Family history of COPD
(GOLD, 2017)
Pemeriksaan Fisik
●
Pursed - lips breathing
●
Barrel chest(diameter APdantransversalsebanding)
●
Penggunaanototbantunapas
Inspeksi ●
●
Hipertropiototbantunapas
Pelebaranselaiga
Bilatelahterjadigagaljantungkananterlihatdenyutvenajugularisdileherdanedematungkai
●
Penampilanpink pufferataublue bloater
Palpasi ●
Padaemfisemafremitusmelemah,selaigamelebar
●
Padaemfisemahipersonordanbatasjantungmengecil,leta
Perkusi kdiafragmarendah,heparterdorongkebawah
●
SuaravesikulerN,ataumelemah
●
Terdapatronkidanataumengipadawaktubernapasbiasaat
Auskultasi aupadaekspirasipaksa
●
Ekspirasimemanjang
diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
• Spirometri
• Radiologi • EKG
Derajat I: ringan Gejala batuk kronik dan produksi sputum ada tetapi VEP1 / KVP < 70%
tidak sering. Pada derajat ini pasien sering tidak VEP1 ≥ 80% prediksi
menyadari bahwa faal paru mulai menurun
Derajat II: Gejala sesak mulai dirasakan saat aktivitas dan kadang VEP1 / KVP < 70%
sedang ditemukan gejala batuk dan produksi sputum. Pada 50% < VEP1 < 80% prediksi
derajat ini biasanya pasien mulai memeriksakan
kesehatannya
Derajat III: berat Gejala sesak lebih berat, penurunan aktivitas, rasa VEP1 / KVP < 70%
lelah dan serangan eksaserbasi semakin sering dan 30% < VEP1 < 50% prediksi
berdampak pada kualitas hidup pasien
Derajat IV: Gejala d atas ditambah tanda-tanda gagal napas atau VEP1 / KVP < 70%
sangat berat gagal jantung kanan dan ketergantungan oksigen. Pada VEP1< 30% prediksi atau
derajat ini kualitas hidup pasien memburuk dan jika VEP1 < 50% prediksi
eksaserbasi dapat mengancam jiwa
disertai gagal napas kronik
(PDPI, 2010)
Penatalaksanaan
Menurut Derajat
PPOK
Edukasi
Penatalaks Berhentimerokok
anaan Obat-obatan
secara Rehabilitasi
umum Terapioksigen
PPOK Ventilasimekanik
meliputi: Nutrisi
Derajat dan
rekomendasi
pengobatan PPOK
Obat-obatan PPOK
berdasarkan gejala
Penatalaksanaan Pada Keadaan Stabil
Gejalaeksaserba ●
●
Sesakbertambah
Produksisputummeningkat
si: ●
Perubahan warna sputum (purulent)
Eksaserbasiberat/TipeI → 3gejala
Eksaserbasiak
●
●
Eksaserbasisedang/TipeII → 2gejala
●
Eksaserbasiringan/TipeIII →
utdibagimenj 1gejala+ISPA>5hari,demamtanpasebablain,peningkata
nbatuk,mengi,peningkatan RR > 20%baseline,
aditiga: ataufrekuensinadi> 20%baseline
IndikasiRawatJalan:
●
Eksaserbasi ringan – sedang
Gagalnapaskronik
IndikasiRawatInap:
●
TidakadaGagalnapasakutpadaGagalnafaskronik
●
Infeksi saluran napas berat
●
Evaluasi rutin:
●
Pemberian obat optimal
●
Evaluasi progresifitas
●
Edukasi
●
Eksaserbasisedang-berat
●
Terdapatkomplikasi
●
Infeksisalurannapasberat
●
Gagalnapasakutpadagagalnapaskronik
●
Gagaljantungkanan
PenatalaksanaandiRumaholehPenderitayangTelahDiedukasi(EksaserbasiAk
utRingan)denganCara:
●
Menambahkandosisbronkodilator/denganmengubahbentukbronkodilatoryangdigunakandaribentukinhaler, oralmenjadibentuknebuliser.
●
Menggunakanoksigenbilaaktivitidanselamatidur(dosisO2tidaklebihdari2liter)
●
Menambahkanmukolitik
●
Menambahkanekspektoran
●
Biladalam2haritidakadaperbaikanharussegerakedokter.
Prinsip penatalaksanaan adalah mengatasi gejala eksaserbasi yang terjadi dan mencegah
terjadinya gagal napas. Beberapa hal harus diperhatikan meliputi :