Anda di halaman 1dari 16

 

LAPORAN PENDAHULUAN
BRONKOPNEUMONIA PADA
ANAK
OLEH :
EVY FITRI KOSNADRI
J.0105.20.099
 
PENGERTIAN

Bronchopneumoni merupakan salah satu jenis pneumonia yang memiliki pola penyebaran
berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi & meluas ke
parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. (Smeltzer & Suzanne C, 2002 ).
Bronkopneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi
jamur dan seperti bakteri, virus, dan benda asing ( Ngastiyah,2005).
ETIOLOGI
Timbulnya bronchopneumonia biasanya disebabkan oleh virus,  jamur, protozoa, bakteri,
mikobakteri, mikoplasma, dan riketsia. (Sandra M. Nettiria, 2001 : 682) antara lain:
Virus : Legionella pneumoniae
Jamur : Aspergillus spesies, Candida albicans
Bakteri : Streptococcus, Staphylococcus, H. Influenzae, Klebsiella.
Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung ke dalam paru-paru
Terjadi karena kongesti paru yang lama.
PATHWAY
TANDA DAN GEJALA
Pnemonia bakteri
Gejala :
a. Anoreksi
b. Rinitis ringan
c. Gelisah
Berlanjut sampai :
a.Nafas cepat dan dangkal
b.Demam
c. Malaise  (tidak nyaman)
d. Ekspirasi berbunyi
e. Leukositosis
f. Foto thorak pneumonia lebar
g. Kurang dari 2 tahun vomitus dan diare ringan
h. Lebih dari 5 tahun, sakit kepala dan kedinginan
Pnemonia Virus
Gejala awal  :
a. Rhinitis
b. Batuk
Berkembang sampai :
a. Ronkhi basah
b. Emfisema obstruktif
c. Demam ringan, batuk ringan dan malaise sampai demam tinggi batuk hebat dan lesu
 
Pneumonia mikroplasma
Gejala :
a. Anoreksia
b. Menggigil
c. Sakit kepala
d. Demam
Berkembang sampai :
a. Rhinitis alergi
b. Sakit tenggorokan batuk kering berdarah
c. Area konsolidasi pada penatalaksanaan pemeriksa thorak
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi trakeobonkial. Pembentukan
edema, peningkatan produksi sputum (Doengoes,1999 :166).
2.Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan membrane alveolus kapiler, gangguan kapasitas
pembawa oksigen darah, gangguan penerimaan oksigen (Doengoes, 1999 : 166).
3.Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi dalam alveoli (Doengoes, 1999 :
177).
4.Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan,
penurunan masukan oral (Doengoes, 1999 : 172).
5.Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolic
sekunder terhadap demam dan proses infeksi, anorexia, distensi abdomen
6.Intoleransi aktifitas berhubungan dengan insufisiensi oksigen (Doengoes, 1999 :170).
INTERVENSI
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi
trakeobronkial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum

1.Kaji frekuensi / kedalaman pernafasan dan gerakan dada


2. Auskultasi area paru,
3. pasien latihan nafas sering
4. Lakukan penghisapan sesuai indikasi
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane
alveolus kapiler, gangguan kapasitas pembawa oksigen darah, gangguan
pengiriman oksigen.
1. Kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan bernafas.
2. Observasi warna kulit, membrane mukosa, dan kuku. Catat adanya sianosis perifer atau
sirkulasi sentral
3. Awasi frekuensi jantung / irama
4. Pertahankan istirahat tidur. Dorong menggunakan teknik relaksasi dan aktifitas senggang
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi
dalam alveoli

1. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. Catat upaya pernafasan, termasuk
penggunaan otot bantu/ pelebaran nasal
2. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas adventius
seperti krekels atau mengi
3. Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi. Bantu pasien turun dari tempat tidur dan
ambulasi dini.
4. Observasi pola batuk dan karakteristik sekret
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
kehilangan cairan berlebihan, penurunan masukan oral

1. Kaji perubahan tanda vital, peningkatan suhu tubuh


2. Kaji turgor kulit, kelembaban membrane mukosa
3. Tekankan cairan setidaknya 1000ml/ hari atau sesuai kondisi individual
4. Beri obat sesuai indikasi, misalnya antipiretik, antiemetik
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolic sekunder terhadap demam dan proses infeksi,
anorexia, distensi abdomen

1. Identifikasi faktor yang menimbulkan mual / muntah, misalnya: Sputum banyak, pengobatan,
atau nyeri
2. Berikan / bantu kebersihan mulut setelah muntah, drainase postural dan sebelum makan
3. Berikan makan porsi kecil dan sering, termasuk makanan kering dan makanan yang menarik
untuk pasien
4. Evaluasi status nutrisi umum, ukur berat badan
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan insufisiensi oksigen
Tujuan : Peningkatan toleransi terhadap aktivitas

1. Evaluasi respon pasien terhadap aktifitas. Catat laporan dispneu, peningkatan kelemahan,
dan perubahan tanda vital selama dan setelah aktifitas
2. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi. Dorong
penggunaaan manajemen stress dan pengalihan yang tepat
3. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan pentingnya keseimbangan
antara aktivitas dan istirahat
4. Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat / tidur
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai