Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT JIWA
JalanKolonelMasturi KM. 7 – CisaruaTelepon : (022) 2700260
Faksimil: (022) 2700304 Website : www.rsj.jabarprov.go.id
email :rsj@jabarprov.go.id
KABUPATEN BANDUNG BARAT – 40551

LAPORAN HASIL KEGIATAN PERJALANAN DINAS

1. Nama Program / Kegiatan : Penyakit Menular dan Tidak Menular /


Peningkatan Kualitas Pelayanan Keperawatan
2. Tanggal kegiatan : 19-21 Agustus 2018
3. Kegiatan : Kunjungan Kerja Komite Keperawatan
4. Lamanya kegiatan : 3 (tiga) hari
5. Kegiatan yang dilaksanakan
5.1. Tempat/lokasi yang dikunjungi : RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang
Jl. A. Yani No 169 Magelang, Jawa Tengah
5.2. Pejabat yang dikunjungi : S. Nur Eddy Purnomo, S.Pd.,S.Kep.,MMR

Hasil Kegiatan
A. Susunan Acara
(08.00-15.00)
1. Pembukaan, oleh Kepala Seksi Rawat Inap
2. Sambutan dan Penerimaan oleh Kepala Bidang Keperawatan
3. Sambutan ketua komite keperawatan RSJS Magelang
4. Sambutan oleh kepala bidang keperawatan RSJ provinsi jawa barat
5. Sesi Materi dan Diskusi masing-masing sub komite keperawatan
6. Kunjungan ruangan
7. Penutupan

B. Nara sumber
Komite Keperawatan RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang
Bidang Keperawatan RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang

C. Metode
1. Ceramah dan tanya jawab
2. Diskusi kelompok

D. Resume materi
Komite Keperawatan RS Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT JIWA
JalanKolonelMasturi KM. 7 – CisaruaTelepon : (022) 2700260
Faksimil: (022) 2700304 Website : www.rsj.jabarprov.go.id
email :rsj@jabarprov.go.id
KABUPATEN BANDUNG BARAT – 40551

(Disampaikan oleh Ketua Komite Keperawatan, Sumawan, S.Kep.,Ns)


Materi ini disampaikan sebagai materi inti mengenai komite keperawatan. Adapun sub
materinya antara lain :
1. Sejarah Komite Keperawatan RS Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang :
 Komite keperawatan RS Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang sebelumnya berbentuk
Kelompok Fungsional Keperawatan (KFK)
 Dibentuk menjadi komite keperawatan pada tahun 2014 melalui SK direktur
dengan mengacu pada PMK No.49 tahun 2014.
 Struktur Komite Keperawatan RS Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang saat ini
berjumlah 5 orang :
Ketua
Sekretaris
Sub komite mutu profesi
Sub komite kredensial
Sub komite etik dan disiplin profesi.

2. Tugas Pokok dan Fungsi Komite Keperawatan RS Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang
 NSBL
Telah dibuat sejak tahun 2015 saat ini sedang dalam proses revisi
 Pedoman pengorganisasian komite keperawatan
Berbentuk buku, saat ini sedang dalam proses revisi
 Jenjang karier
Mengacu pada PMK 40 thn 2017 dengan disesuaikan dengan keadaan RS
o PK 1 : generalis di semua keseminatan
o PK 2 : dasar untuk keseminatan
o PK 3 : sudah menetap sesuai peminatannya
 Pelimpahan wewenang standing order
Dengan dasar UU no 38 th 2014 pasal 32 mengenai tindakan delegatif & mandat
 Assesment entry level
Merupakan program intern yang dibuat oleh Komite Keperawatan RS Jiwa Prof.
Dr. Soerojo Magelang untuk menyaring tenaga pindahan dari luar, dengan
melakukan assesmen, memisahkan kompetensi SDM yang baru saat masuk ke
RSJS dengan harapan setiap SDM yang masuk sudah memenuhi level PK I
dengan menguasai 12 core competency yang dibuat dalam 5 cluster
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT JIWA
JalanKolonelMasturi KM. 7 – CisaruaTelepon : (022) 2700260
Faksimil: (022) 2700304 Website : www.rsj.jabarprov.go.id
email :rsj@jabarprov.go.id
KABUPATEN BANDUNG BARAT – 40551

 Audit Klinik
Baru diajukan tim Ad-Hoc nya, PIC dari komite medik bergabung dengan komite
keperawatan
 Asesor
RS Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang saat ini memiliki 19 orang asesor yang telah
re-sertifikasi dengan jumlah perawat seluruhnya sebanyak 434 orang
 Mitra Bestari
Komite keperawatan RS Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang pun masih awam
untuk mengusulkan mitra bestari dari luar sehingga sebagian besar diambil dari
asesor internal rumah sakit, saat ini sudah mengajukan 20 orang mitra bestari,
dengan tugas menelaah portofolio perawat.

3. Sub Komite Keperawatan


a. Tugas Pokok Sub Komite Mutu Profesi
 Menyusun profil SDM keperawatan, hasil maping perawat dapat digunakan
untuk proses rotasi
 Merekomendasikan CPD (Continuing Professional Depelopment)
 Audit Keperawatan
 Proctoring, yaitu melakukan mentrorship yang berkaitan dengan knowledge dan
precetorship yang berkaitan dengan attitude dan skill
b. Tugas Pokok Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi
 Sosialisasi mengenai kode etik
 Pembinaan etik
 Rekomendasi penyelesaian pelanggaran masalah etik
 Tidak ada kriteria ringan, sedang , berat tetapi mengacu pada 28 prinsip etik
 Proses pembinaan bisa seminar, pelatihan, dll
 Masih dilematis untuk penerapannya di lapangan
c. Tugas Pokok Sub Komite Kredensial
 Melaksanakan kredensial dan re-kredensial SDM keperawatan
RS Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang telah melaksanakan kredensial yang
pertama pada tahun 2015 dan saat ini sedang dalam proses menuju re-kredensial
 Menyusun RKK Perawat meliputi 3 unsur : aspek legal etik, peka budaya, dan
pengembangan profesional
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT JIWA
JalanKolonelMasturi KM. 7 – CisaruaTelepon : (022) 2700260
Faksimil: (022) 2700304 Website : www.rsj.jabarprov.go.id
email :rsj@jabarprov.go.id
KABUPATEN BANDUNG BARAT – 40551

 berdasarkan etis legal budaya, etis kompetensi dan asuhan keperawatan


 Buku putih
 Melakukan verifikasi syarat kredensial

4. Hasil kegiatan Komite Keperawatan RS Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang


 Aseseor, saat ini berjumlah 19 orang
 Kredensial
 Kebijakan standing order : dalam proses revisi ada sekitar 40 lebih tindakan
termasuk yang terkait tindakan delegatif atau mandat
 CPD
 Keseminatan, RS Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang saat ini memiliki 5 keseminatan
tertuang dalam NSBL, yaitu :
a) Jiwa dewasa
b) Jiwa anak dan remaja
c) Psikogeriatrik
d) NAPZA dan Forensik (CLP)
e) Kegawatdaruratan dan umum
 KSKp (Kelompok Staff Keperawatan) sesuai keseminatan, berkaitan dengan
evidance based dalam asuhan keperawatan maupun kepatuhan SPO, sudah dibuat
panduannya, ada 19 pengurus, masih aktif di lapangan. Dibuat penelitian sederhana
untuk dasar membuat PPK
 Jenjang karier keperawatan, saat ini maksimal baru sampai PK IV dengan jumlah 23
orang, dengan jumlah terbanyak berada di PK II, penetapan jenjang karier mengikuti
persis template Peraturan Mentri Kesehatan dengan perhitungan Ners saja.

5. Program Komite Keperawatan yang sedang dalam proses


 Kredensial dan Re-Kredensial
 Audit Keperawatan
 Panduan, pedoman dan SPO semua sedang dalam proses revisi
 Kedepannya Harus ada kerja sama dengan diklat agar CPD internal atau eksternal
tercatat
6. Bidang Keperawatan
 Di RSJS bidang perawatan mebawahi seluruh perawat melalui kasie-kasie nya.
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT JIWA
JalanKolonelMasturi KM. 7 – CisaruaTelepon : (022) 2700260
Faksimil: (022) 2700304 Website : www.rsj.jabarprov.go.id
email :rsj@jabarprov.go.id
KABUPATEN BANDUNG BARAT – 40551

Bagi perawat yang berada di instalasi bukan dibawah bidang perawatan atau
perawat yang diperbantukan diinstalasi lain dengan pertimbangan penyelenggaraan
pelayanan secara administrasi dan fungsional, SDM nya tetap berada dibawah
bidang perawatan. Instalasi tempat perawat ditempatkan hanya bersifat pengusul
terhadap penilaian kinerja perawat seperti penilaian SKP sedangkan pengambilan
keputusan tetap berada di bidang perawatan.
 Rotasi mutasi dan promosi perawat itu murni kegiatan keprofesian, unsur yang
terkait adalah bidang perawatan dan komite. Bidang perawatan secara birokrasi
sebagai pengambil keputusan sedangkan komite keperawatan sebagai pemberi
advokasi dari segi keprofesian.
 Jika terjadi gap kompetensi saat rotasi mutasi dan promosi maka komite RSJS
melakukan refresh atau pembekalan terkait kompetensi baru bagi perawat yang
akan dimutasi tersebut.

7. Hasil Kunjungan Lapangan:


 Pelayanan Napza :
- Gedung perawatan bernama Wisma Indraprasta, kapasitas 20 TT, dibuka
februari 2018, mulai ada perawatan bulan maret 2018
- Belum ada konselor, tenaga perawat: 12 orang, pelayanan keperawatan pasien
masih dual diagnosa.
- Melayani IPWL mulai tahun 2013, pelayanan di poli tiap hari rabu gabung sama
poli psikiatri.
- Program: TC (Therapy Community), untuk program ikrar diganti dengan
bacaaan-bacaan Al'Quran. Lama perawatan 3 bulan, Jenis perawatan : detox 1
minggu, re entry 2 minggu, premary 1 bulan
 Unit Pelayanan Intensif Wanita (UPIW) kapasitas tempat tidur 20 tt, ruang akut 6 tt
intermediate 14 tt, terdapat ruang ECT, jumlah perawat 16 orang
 Unit Pelayanan Intensif Pria (UPIP) kapasitas tempat tidur 26 tt, ruang akut 6 tt
(forensik 1), intermediate 20 tt, jumlah perawat 19 orang, terdapat ruang ECT.
 Metoda pelayanan menggunakan SP2KP, Struktur ruangan : Kepala Ruangan , PN ,
Anggota, namun supervisi berjenjang belum berjalan secara maksimal.
 Jumlah perawat keseluruhan 434 orang , dengan kapasitas 500 TT.
 RSJ mengembangkan pelayanan dengan membuka pelayanan umum dan kebidanan,
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT JIWA
JalanKolonelMasturi KM. 7 – CisaruaTelepon : (022) 2700260
Faksimil: (022) 2700304 Website : www.rsj.jabarprov.go.id
email :rsj@jabarprov.go.id
KABUPATEN BANDUNG BARAT – 40551

dengan program unggulan geriatri.


 Untuk Pasen BPJS, rujukan di berlakukan berjenjang, PPK 1  PPK 2  PPK3.
Dengan di berlakukannya tersebut diatas Jumlah kunjungan pasien ke rawat jalan
berkurang. Walaupun di RSUD tidak ada pelayanan Sub. Spesialis jiwa, tidak bisa
langsung ke PPK 3 tetap harus melalui PPK 2 dahulu, sesuai dengan ketentuan BPJS
online terintegrasi

8. Sesi diskusi dan tanya jawab


1) Bagaimanakan perbedaan audit keperawatan yang dilakukan oleh komite
keperawatan dan bidang keperawatan?
Audit yang dilakukan oleh komite keperawatan tidak sama dengan yang dilakukan
oleh bidang keperawatan, audit yang dilakukan bidang keperawatan lebih merujuk
kepada manajemen pelayanan contohnya 4 pilar MPKP.
Audit komite keperawatan misalnya dipilih area prioritas dulu dan diagnosa
terbanyak, kemudian dibuat kriteria inklusi dan ekslusi. Setelah itu dilakukan
penilaian tentang kemampuan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian,
penegakan diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
Kesimpulan penilaian terdiri dari 3 : (1) lengkap, (2) tidak lengkap namun
memenuhi, (3) tidak lengkap dan tidak memenuhi, outputnya akan tertuang dalam
PDCA
2) Bagaimana proses CPD yang dilakukan?
Direkomendasikan dari upgrade level/competency, sehingga dari setiap orang akan
terlihat yang bersangkutan harus melakukan CPD apa, diambil secara langsung jika
ada gap kompetensi.
3) Apakah pengurus komite keperawatan RS Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang saat ini
bekerja dengan purna waktu?
Saat ini yang bekerja purna waktu hanya ketua komite saja karena keterkaitan dengan
nilai SKP, namun jika melihat dari banyaknya tugas yang harus dilakukan oleh
komite keperawatan seharusnya pengurus bekerja purna waktu.
4) Dari 5 keseminatan apakah RKK nya berbeda?
- PK 1 masih general tapi mulai PK 2 per keseminatan, dan untuk tindakan
standing order dibedakan menjadi delegatif dan mandat
- RKK tiap individu berbeda sesuai dengan sertifikat kompetensinya
- PK3 mengumpulkan data evidence based, PK4 yang mengolah, PK 5 yang
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT JIWA
JalanKolonelMasturi KM. 7 – CisaruaTelepon : (022) 2700260
Faksimil: (022) 2700304 Website : www.rsj.jabarprov.go.id
email :rsj@jabarprov.go.id
KABUPATEN BANDUNG BARAT – 40551

menganalisa
5) Bagaimana untuk menyusun kompetensi sesuai area keseminatan? Bagaimana
dengan penentuan standing order?
- Pertama menyusun scoope practice area, kemuddian setiap tindakan disesuaikan
dengan riil kondisi di area praktik
- Standing order harus dibuat kebijaksanaan teknisnya, dimana sebagian besar
dibuat dalam mandat dibandingkan delegatif karena berkaitan dengan resiko dari
tindakan tersebut
- Standing order dibuat untuk tindakan-tindakan pelimpahan yang sudah
berlangsung lama dan sering dilakukan oleh perawat
6) Sejauh mana peran mutu komite keperawatan terhadap mutu RS?
Sebenarnya tidak secara langsung berkorelasi dengan mutu klinis RS tetapi jika mutu
profesi baik maka akan menurunkan kejadian-kejadian seperti KTD, KNC, dll
sehingga mutu RS baik.
7) Mohon dijelaskan gambaran pelaksanaan sosialisasi kode etik dan berapa kali
frekuensinya ?
Pertama perlu dibuat program kerja tahunan subkomite etik yang di dalamnya
mencakup kegiatan sosialisasi kode etik yang dilakukan secara berkala dan terus-
menerus. Sosialisasi ini bisa dilakukan secara berjenjang mulai dari sosialisasi
kepada Kepala ruangan (ikut dalam kegiatan manajerial), kemudian kepala ruangan
akan sosialisasi kepada staf di bawahnya. Selain itu juga sosialisasi kode etik dapat
berupa kegiatan ronde pengurus komite keperawatan ke semua bangsal perawatan
8) Jika terjadi dugaan pelanggaran etik, bagaimana sebaiknya langkah yang dilakukan
untuk membuat telaah sampai rekomendasi? Apakah perlu dibuat tim adhoc yang
melibatkan mitra bestari ? Dan apa sebaiknya kriteria mitra bestari tersebut?
- Penyelesaian etik sebisa mungkin dilakukan secara internal dan tidak melibatkan
pihak luar karena masalah dikhawatirkan akan menjadi lebih besar jika diketahui
khalayak ramai
- Mekanisme yang ditempuh jika terjadi dugaan pelanggaran etik : Kejadian
dilaporkan ke Atasan langsung : Kasie, jika tidak bisa diselesaikan oleh Kasie
akan diteruskan ke Kabid, Kabid ke Direktur utama melalui Direktur medik dan
keperawatan. Kemudian Direktur akan bersurat ke Komite keperawatan. Komite
selanjutnya akan membuat tim untuk membuat telaah dan menyusun
rekomendasi untuk dilaporkan kembali kepada Direktur. Rekomendasi untuk
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT JIWA
JalanKolonelMasturi KM. 7 – CisaruaTelepon : (022) 2700260
Faksimil: (022) 2700304 Website : www.rsj.jabarprov.go.id
email :rsj@jabarprov.go.id
KABUPATEN BANDUNG BARAT – 40551

pembinaan yang terberat adalah berupa pencabutan kewenangan klinis.


- Jika kasus yang terjadi adalah pelanggaran disiplin dan hukum maka menjadi
ranah SDM, bukan komite keperawatan
9) Apakah audit etik juga dilakukan secara berkala seperti halnya audit mutu? Dan apa
tools yang digunakan?
Idealnya monitoring etik dilakukan dan dilaporkan per bulan dari Karu ke Bidang
Perawatan serta komite Keperawatan tetapi sampai saat ini masih dalam proses
“penggodokan” karena banyak faktor sehingga masih sulit untuk memberikan
penilaian terhadap sesama teman sejawat. Jadi sementara yang dilakukan oleh
subkomite etik masih berupa kegiatan preventif berupa sosialisasi kode etik dan telaah
etik yang dilakukan insidental jika terjadi dugaan pelanggaran.
10) Bagaimana proses kredensial yang dilakukan di RSJ Soerojo Magelang?
Sebelum proses kredensial dibuatkan maping tenaga oleh bidang keperawatan, re-
maping dari revisi RKK, proses awal : assesor melakukan assesmen : pengajuan ke
dirut agar ada jadwal pelaksanaan assesmen (lisan, tulis, praktik) uji tulis dilakukan
sesuai PK masing-masing dulu, uji praktik diijinkan melalui phantom atau langsung ke
pasien dengan tanpa melewatkan prinsip etik, form kredensial dicetak oleh bidang
keperawatan kemudian bidang membuat jadwal assesor dan assesi, kumpul untuk
konsultasi pra assesmen, membuat jadwal kapan akan bertemu dengan assesor, uji tulis
dilakukan di awal secara klasikal dan pararel, assesor harus sesuai keseminatan,
setelah proses assesmen (1-2 jam) langsung diumumkan kompeten/tidak, ada banding,
kemudian dipertimbangkan oleh tim banding (jika tidak kompeten/belum kompeten
kemudian di follow up oleh komite untuk dibuatkan CPD, jika kompeten lanjut untuk
kredensial) RKK akan keluar jika ternyata belum kompeten akan keluar dalam
berbentuk RKK supervisi/pendampingan. Sertifikasi yang mengeluarkan direktur.
Diajukan untuk kredensial.
Komite membentuk tim mitra bestari, dengan tugas melakukan telaah apakah yang
bersangkutan memenuhi legal aspek legal etik kompetensi nya, setelah mitra bestari
mengeluarkan RKK dimasukan ke sub kredensial kemudian diajukan ke dirut oleh
komite. Untuk kompetensi tambahan pengembangan dimasukan ke kompetensi inti
dalam catatan seperti kompetensi umum. Setiap orang harus mau mengembangkan
kompetensi tersebut.
CPD diolah dan direkap, kenaikan level PK ke jenjang berikutnya maka yang
bersangkutan harus melalui CPD, terpapar tindakan lewat pendelegasian oleh level PK
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT JIWA
JalanKolonelMasturi KM. 7 – CisaruaTelepon : (022) 2700260
Faksimil: (022) 2700304 Website : www.rsj.jabarprov.go.id
email :rsj@jabarprov.go.id
KABUPATEN BANDUNG BARAT – 40551

di atasnya, dan memiliki sertifikat kompetensi

Bandung Barat, 22 Agustus 2018

Petugas yang melaksanakan perjalanan dinas

1. Hj. Nining Mariam, S.Pd, MM. 1.


NIP. 196204121981102002

2. Hj. Metty Widiastuti, S.Kep.Ners, M.Kep. 2.


NIP. 196403081986032008

Anda mungkin juga menyukai