PPH BADAN
PAJAK PENGHASILAN (PPh)
Pasal 1
Subjek Pajak
Orang Pribadi Badan
BUT Bentuk usaha tetap (BUT) adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh:
• orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di
Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka
waktu 12 (dua belas) bulan, SPLN Orang Pribadi
atau
• badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia
SPLN Badan,
untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia.
Penting:
5. Tidak semua SPLN dapat menjadi BUT, namun hanya yang memperoleh
penghasilan dari menjalankan business atau activities.
6. Tidak ada isu BUT bila SPLN hanya memperoleh penghasilan dari pekerjaan (spt:
gaji, upah) atau penghasilan dari modal (bunga, dividen, sewa dan royalti).
7. SPLN dapat menjadi BUT bila memenuhi empat elemen di atas.
8. BUT merupakan subjek pajak yang perlakuan perpajakannya dipersamakan dengan
subjek pajak badan (material dan formal).
BUT FISIK ATAU AKTIVA: Perwujudan BUT
a. tempat kedudukan manajemen;
b. cabang
7 perusahaan; BUT AGEN:
c. kantor perwakilan; n. orang atau badan yang
d. gedung kantor; bertindak selaku agen yang
kedudukannya tidak bebas,
e. pabrik;
f. bengkel;
g. Gudang; BUT ASURANSI:
h. Ruang untuk promosi dan penjualan o. Agen atau pegawai dari
i. pertambangan & penggalian sumber alam,
perusahaan asuransi yang
tidak didirikan dan tidak
j. wilayah kerja pengeboran Migas bertempat kedudukan di
k. perikanan, peternakan, pertanian, Indonesia yang menerima
perkebunan, atau kehutanan; BUT premi asuransi atau
menanggung risiko di
BUT PROYEK: Indonesia.
l. proyek konstruksi, instalasi, atau proyek
perakitan;
BUT E-COMMERCE:
BUT JASA: p. komputer, agen elektronik,
m. pemberian jasa dalam bentuk apapun atau peralatan otomatis yang
oleh pegawai atau orang lain, sepanjang dimiliki, disewa, atau digunakan
oleh penye-lenggara transaksi
dilakukan lebih dari 60 hari dalam jangka elektronik untuk menjalankan
waktu 12 bulan; kegiatan usaha melalui internet.
SUBJEK PAJAK
8
MULAI:
SAAT DIDIRIKAN ATAU BERTEMPAT
KEDUDUKAN DI INDONESIA
PASAL 2A
Ayat (2)
BERAKHIR:
• SAAT DIBUBARKAN
• TIDAK LAGI BERTEMPAT KEDUDUKAN DI
INDONESIA
MULAI DAN BERAKHIRNYA
KEWAJIBAN PAJAK SUBJEKTIF
ORANG PRIBADI/BADAN
SUBJEK PAJAK LUAR NEGERI Ps. 2 : (4) huruf B
MULAI:
SAAT MENERIMA/MEMPEROLEH PENGHASILAN DI INDONESIA
BERAKHIR:
SAAT TIDAK LAGI MENERIMA/MEMPEROLEH PENGHASILAN
DI INDONESIA
ORANG PRIBADI/BADAN
SUBJEK PAJAK LUAR NEGERI Ps. 2 : (4) huruf a
MULAI:
• SAAT MENJALANKAN USAHA
• MELAKUKAN KEGIATAN MELALUI BUT
BERAKHIR:
• SAAT TIDAK LAGI MENJALANKAN USAHA
• TIDAK MELAKUKAN KEGIATAN MELALUI
BUT
ORGANISASI INTERNASIONAL;
YANG DITETAPKAN OLEH MENKEU DGN SYARAT INDONESIA
MENJADI ANGGOTANYA DAN TDK MENJALANKAN USAHA /
KEGIATAN LAIN UNTUK MEMPEROLEH PENGHASILAN DARI
INDONESIA SELAIN PEMBERIAN PINJAMAN KPD
PEMERINTAH YG DANANYA BERASAL DARI IURAN PARA
ANGGOTA
Pengertian :
Setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima atas diperoleh Wajib Pajak, baik yang
berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia,
yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan Wajib Pajak, yang
bersangkutan, dengan nama dan bentuk apapun.
OBJEK PAJAK
Pasal 4 ayat (1)
Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau
jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah,
tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi,
uang pensiun, atau imbalan dlm bentuk lainnya,
kec. ditentukan lain dlm UU ini
Laba Usaha
Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan krn jaminan pengembalian utang
Dividen, dengan nama dan dlm bentuk apapun, termasuk dividen dari
perusahaan asuransi kpd pemegang polis, dan pembagian SHU koperasi
Keuntungan krn selisih kurs mata uang asing, selisih lebih karena penilaian kembali aktiva, premi asuransi,iuran
yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari WP yang menjalankan usaha /
pekerjaan bebas,tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak.
Imbalan Bunga