Oleh :
KARNA REDIYAN SYAHPUTRA
NIM. 165010100111022
Nama/Alamat
N Lokasi Jenis
No. Register Penanggung Perda Sanksi (Rp.)
o Pelanggaran Pelanggaran
Jawab
SURYADI
182/024/35.73.501/201 Jl. Permadi JUAL CILOK 2 Th Ketertiban Umum
1. (PKL) Rp. 100.000,00
9 RT008/RW004 Jl. Tugu Malang 2012 dan Lingkungan
Malang
GUEST HOUSE
REZA “GRIYA
182/039/35.73.501/201 WAHYUDI GRIBIG” 11 Th Penyelenggaraan
2. Jl. Ki Ageng Rp. 500.000,00
9 Jl. Kawista 6 2013 Kepariwisataan
Gribig 100
Sukun Malang
Malang
TOKO MEBEL Penyelenggaraan
SRI AYEM “JEPARA”
182/040/35.73.501/201 Jl. KH. Ahmad 8 Th Usaha
3. Jl. Sumber Kembar Rp. 500.000,00
9 Dalan No. 38 2010 Perindustrian Dan
Dampit
Malang Perdagangan
4. 182/041/35.73.501/201 NUR REZA TOKO ROTI 4 Th Penyelenggaraan Rp. 500.000,00
“MADINAH”
9 INANDRA 2006 Reklame
1
Data Sidang Tipiring Bulan Februari 2019 yang diambil ketika pra-survey di Kantor Satuan
Polisi Pamong Praja Kota Malang pada tanggal 16 April 2019.
Jl. Emas No. 3 Jl. L.A Sucipto
Malang No. 137 Malang
Penyelenggaraan
TOKO DAGING
182/042/35.73.501/201 BUANG BABI 8 Th Usaha
5. Jl. Kopral Usman Rp. 500.000,00
9 Jl. Bayam Malang 2010 Perindustrian Dan
No. 79 Malang
Perdagangan
YUSAK PANTI PIJAT
182/044/35.73.501/201 GUNAWAN “SHANTY” 11 Th Penyelenggaraan
7. Rp. 500.000,00
9 Jl. L.A Sucipto No. Jl. L.A Sucipto 2013 Kepariwisataan
72 Malang No. 72 Malang
RUDYNI FEBRI RUMAH
182/045/35.73.501/201 INGRAINI MAKAN “233” 4 Th Penyelenggaraan
8. Jl. S. Supriyadi Jl. S. Supriyadi Rp. 500.000,00
9 2006 Reklame
233-A-B Malang 233 Malang
JUAL SATE
HASIM TELOR (PKL)
182/046/35.73.501/201 Jl. Bandung 2 Th Ketertiban Umum
9. Jl. Buring Dalam Rp. 100.000,00
9 Malang (Depan 2012 dan Lingkungan
No. 167 Malang
MAN)
BAKSO
LUKMAN
HAKIM TENGKLENG
182/048/35.73.501/201 KURNIAWAN MAS 11 Th Penyelenggaraan
10. Jl. Borobudur Rp. 500.000,00
9 BAMBANG 2013 Kepariwisataan
Agung Barat V1/2
Jl. L.A Sucipto
Malang
No. 72 Malang
LENY TOKO Penyelenggaraan
SOETRAN MEUBEL “LO
182/050/35.73.501/201 8 Th Usaha
11. GUNAWAN A SOEI” Rp. 500.000,00
9 Jl. KH. Achmad Jl. KH. Achmad 2010 Perindustrian Dan
Dalan No. 41 Dalan No. 41 Perdagangan
b. Tinjauan Pustaka
1. Kajian Umum Tentang Penegakan Hukum
Pengertian dari penegak hukum sendiri banyak dikemukakan oleh
pendapat para ahli, yang tentunya masing-masing memiliki penafsiran
secara logis dan dapat diterima mengenai perihal penegakan hukum itu
sendiri.
Menurut Soerjono Soekanto, penegakan hukum merupakan suatu
kegiatan untuk menyerasikan hubungan nilai yang terdapat dalam suatu
peraturan perundangan-undangan dengan tindakan yang ditujukan sebagai
upaya tahap akhir untuk menciptakan, memelihara, dan mempertahankan
kedamaian di dalam kehidupan.2
Sedangkan menurut pandangan Waye La-Favre mengatakan bahwa
penegakan hukum merupakan suatu proses penerapan diskresi yang
mengenai pembuatan keputusan diatur oleh kaidah hukum secara tidak
ketat, namun memiliki unsur penilaian pribadi.3
Penegakan hukum sendiri memiliki beberapa faktor-faktor yang dapat
memengaruhinya, diantaranya adalah sebagai berikut:4
2
Soerjono Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, Raja Grafindo Perkasa, Jakarta, 2012, hlm.
5.
3
Ibid. hlm. 7.
4
Ibid. hlm. 8.
a. Faktor hukumnya sendiri yang dibatasi pada undang-undangnya saja;
b. Faktor penegak hukum yaitu pihak-pihak yang membentuk maupun
menerapkan hukum itu sendiri;
c. Faktor sarana dan prasarana yang mendukung dalam proses penegakan
hukum;
d. Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut
diterapkan;
e. Faktor kebudayaan yakni sebagai suatu cipta, karya, maupun rasa
manusia di dalam kehidupan sehari-hari.
Selain terdapat faktor-faktor penegakan hukum yang dijelaskan diatas,
terdapat pula unsur-unsur penegakan hukum, yang mana menurut Satjipto
Rahardjo, yang dibedakan menjadi 3 (tiga) unsur dalam proses penegakan
hukum:5
a. Unsur Pembuatan Undang-Undang
Undang-Undang menurut Purbacaraka dan Soerjono Soekanto yaitu,
undang-undang dalam arti materiil merupakan peraturan yang dibuat
oleh pejabat maupun pusat maupun daerah yang berlaku umum.6
Undang-undang dalam arti materiil mencakup:7
1) Peraturan pusat yang berlaku pada seluruh masyarakat pada suatu
negara maupun pada suatu golongan dengan berlaku umum di
sebagian wilayah negara.
2) Peraturan setempat yang hanya berlaku di suatu tempat atau daerah
saja.
Agar undang-undang dapat berdampak positif, dapat mencapai
tujuan, dan efektif, maka terdapat beberapa asas, yaitu:8
1) Undang-Undang tidak berlaku surut, dimana Undang-Undang hanya
boleh diterapkan setelah peraturan perundang-undangan dinyatakan
berlaku, serta suatu kejadian yang telah disebutkan pada peraturan
perundang-undangan.
5
Satjipto Rahardjo, Penegakan Hukum Suatu Tinjauan Sosiologis, Genta Publishing,
Yogyakarta, 2014, hlm. 24.
6
Soerjono Soekanto, op.cit, hlm. 11.
7
Ibid. hlm. 11
8
Ibid. hlm. 7-8.
2) Undang-Undang memiliki kedudukan yang lebih tinggi apabila
Undang-Undang tersebut dibuat oleh pejabat yang lebih tinggi
kedudukannya.
3) Undang-Undang yang dibuat oleh penguasa yang sama, apabila
Undang-Undang bersifat khusus mengesampingkan Undang-Undang
yang bersifat umum.
4) Undang-Undang yang berlaku sekarang menggantikan Undang-
Undang yang terdahulu, hal tersebut disebabkan Undang-Undang
terdahulu sudah tidak sesuai lagi.
5) Undang-Undang tidak dapat diganggu gugat.
6) Undang-Undang merupakan suatu alat dalam mencapai keamanan,
kenyamanan, dan kesejahteraan masyarakat.
Peraturan hukum ini menentukan berhasil atau tidaknya para
penegak hukum dalam melaksanakan tugasnya setelah peraturan hukum
tersebut telah dilaksanakan setelah dibuat.
b. Unsur Penegak Hukum
Istilah penegak hukum secara luas adalah para penegak hukum yang
langsung dan tidak langsung berkecimpung dibidang penegakan
hukum.9 Penegak hukum merupakan komponen untuk mendisiplinkan
peraturan-peraturan yang ada di dalam masyarakat guna pembatas
setiap tingkah laku manusia dalam masyarakat, dimana unsur penegak
hukum ini peraturan hukum berperan cukup besar dalam hubungannya
dengan pelaksanaan peraturan yang dilakukan oleh para penegak
hukum.10
Penegakan hukum secara sosiologis, dimana setiap penegak hukum
mempunyai suatu kedudukan (status) dan suatu peranan (role), yang
dimana suatu kedudukan (sosial) tersebut merupakan posisi tertentu
dari dalam struktur kemasyarakatan, yang tinggi sampai dengan rendah
yang pada dasarnya kedudukan tersebut merupakan suatu wadah, yang
isinya adalah suatu hak-hak dan kewajiban-kewajiban tertentu yang
9
Soerjono Soekanto, op.cit, hlm. 19.
10
Satjipto Rahardjo, loc.cit. hlm. 21.
keduanya merupakan peranan.11 Peranan tertentu tersebut dapat
disebutkan ke dalam unsur-unsur sebagai berikut:12
1) Peranan yang ideal (ideal role)
2) Peranan yang seharusnya (expected role)
3) Peranan yang dianggap diri sendiri (perceived role)
4) Peranan yang sebenarnya dilaksanakan (actual role)
Penegak hukum merupakan suatu golongan panutan atau menjadi
titik sentral dalam masyarakat, yang hendaknya memiliki kemampuan
tertentu yang sesuai dengan aspirasi masyarakat, yang harus bisa
berkomunikasi dan mendapatkan pengertian dari sasaran, disamping
mampu membawakan atau menjalankan peran yang dapat diterima oleh
mereka.13
c. Unsur Lingkungan
Unsur lingkungan merupakan salah satu komponen penegakan hukum
yang berasal tentunya dari masyarakat yang bertujuan untuk mencapai
kedamaian masyarakat, oleh karena itu masyarakat dapat memengaruhi
penegakan hukum dengan pendapat-pendapat masyarakat mengenai
hukum sangat mempengaruhi kepatuhan hukumnya.14 Unsur
masyarakat tersebut bersatu padu dengan unsur kebudayaan.
Kebudayaan atau sistem hukum pada dasarnya mencakup nilai yang
menjadi dasar berlakunya hukum, nilai merupakan beberapa konsepsi
yang bersifat abstrak terhadap dianggap baik dan yang dianggap
buruk.15 Nilai tersebut meliputi pasangan nilai-nilai sebagai berikut:16
1) Nilai ketertiban dan nilai ketentraman;
2) Nilai jasmaniah dan nilai rohaniah;
3) Nilai kelanggengan atau konservatisme dan nilai kebaruan atau
inovatisme.
11
Soerjono Soekanto, op.cit, hlm. 20.
12
Ibid. hlm. 29.
13
Ibid. hlm. 34.
14
Ibid. hlm. 45.
15
Ibid. hlm. 59-60.
16
Ibid. hlm. 60.
2. Tinjauan Umum Tentang Penyelenggaraan Kepariwisataanan
Berdasarkan Perda Kota Malang Nomor 11 Tahun 2010
a. Pengertian, Asas, Fungsi dan Tujuan Kepariwisataan
Kepariwisataan menurut Pasal 1 angka 9 Perda Kota
Malang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan
Kepariwisataan adalah :
“Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan
yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi
serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan
setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan
dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah,
Pemerintah Daerah dan pengusaha.”
Dalam penyelenggaraan kepariwisataan sendiri harus
diselenggarakan berdasarkan asas (Pasal 2 Perda Kota Malang
Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan
Kepariwisataan) :
1) Manfaat;
2) kekeluargaan;
3) adil dan merata;
4) keseimbangan;
5) kemandirian;
6) kelestarian;
7) partisipatif;
8) berkelanjutan;
9) demokratis;
10) kesetaraan; dan
11) kesatuan.
Sesuai Pasal 3 Perda Kota Malang Nomor 11 Tahun 2010
Tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan, Penyelenggaraan
Kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani
dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan
serta meningkatkan pendapatan daerah untuk mewujudkan
kesejahteraan rakyat. Penyelenggaraan Kepariwisataan tidak
dilakukan secara sembarangan, akan tetapi menurut Pasal 4 Perda
Kota Malang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan
Kepariwisataan, hal ini bertujuan untuk:
1) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi;
2) Meningkatkan kesejahteraan rakyat;
3) Menghapus kemiskinan;
4) Mengatasi pengangguran;
5) Melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya;
6) Memajukan kebudayaan;
7) Mengangkat citra bangsa;
8) Memupuk rasa cinta tanah air;
9) Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan
10) Mempererat persahabatan antar bangsa.
b. Prinsip dan Usaha Pariwisata
Kepariwisataan diselenggarakan dengan berdasar pada prinsip
(Pasal 5 Perda Kota Malang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang
Penyelenggaraan Kepariwisataan), yaitu:
1) Menjunjung tinggi norma agama dan nilai budaya sebagai
pengejawantahan dari konsep hidup dalam keseimbangan
hubungan antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa,
hubungan manusia dan sesama manusia dan hubungan antara
manusia dan lingkungan;
2) Menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragaman budaya dan
kearifan lokal;
3) Memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan,
kesetaraan dan proporsionalisme;
4) Memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup;
5) Memperdayakan masyarakat setempat.
Sesuai Pasal 6 Perda Kota Malang Nomor 11 Tahun 2013
Tentang Perubahan Atas Perda Kota Malang Nomor 11 Tahun
2010 Tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan, Usaha Pariwisata
meliputi, antara lain:
Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 11 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang
Penyelenggaraan Kepariwisataan.
Buku
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad. 2010. Dualisme Penelitian Hukum Empiris &
Normatif. Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Rahardjo, Sajipto. 2000. Ilmu Hukum. Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Rahardjo, Sajipto. 2014. Penegakan Hukum Suatu Tinjauan Sosiologis. Penerbit
Genta Publishing, Yogyakarta.
Soemitro, Ronny Hanintijo. 1989. Studi Hukum dan Kemiskinan. Penerbit Tugu
Muda, Semarang.