Anda di halaman 1dari 30

Gangguan Afektif Bipolar Episode

Kini Manik degan Gejala Psikotik


Laporan Kasus
IDENTITAS
 Nama : Ny. EH
 Umur : 61 tahun
 Tanggal lahir : 23 Juni 1956
 Agama : Islam
 Status pernikahan : Menikah
 Pendidikan terakhir : S1
 Pekerjaan : Pensiun, ibu rumah tangga
 Alamat : Jl Muara Baru RT 01/02 Tajur,
Bogor, Jawa Barat
 Tanggal masuk IGD jiwa : 12 Mei 2018
RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis di ruang Saraswati RSJ
Marzoeki Mahdi pada pukul 12.00 WIB tanggal 18 Mei 2018.

 Keluhan utama
 Berdasarkan Alloanamnesis (Tn. N, suami pasien) yang dilakukan via
telepon, suami mengatakan bahwa pasien dibawa ke RSMM Bogor
karena terus-menerus mengomel di rumah membahas masalah yang
lalu, tidak berhenti bicara sudah 1 minggu SMRS.
 
 Keluhan tambahan
 Berdasarkan keterangan (Tn. N, suami pasien), 1 minggu SMRS pasien
belanja mukena dengan jumlah sangat banyak, selalu minta diantar
ke bank untuk mengambil uang, sulit tidur, dan tidak merasa lelah.
 Riwayat gangguan sekarang
 Berdasarkan alloanamnesis (Tn. N, suami) gejala dimulai sejak tahun
2010 pasien mengalami kecelakaan, kepala membentur kaca depan.
 Menurut suami, selang beberapa bulan sejak kejadian tersebut emosi
pasien menjadi lebih labil, sering menangis sendirian, pendiam, lebih
senang menyendiri, takut tidur di kamar, dan tidak mau keluar rumah
±1 minggu.
 Pasien juga menjadi lebih sering marah-marah, mengomel hal-hal
kecil.
 Suami akhirnya membawa pasien berobat ke RS Dharmawangsa dan
dikatakan pasien menderita bipolar.
 Pasien ingat memang pernah dibawa ke RS Dharmawangsa, dikatakan
menderita bipolar tapi pasien tidak mengerti dan merasa bahwa ia dibawa
ke RS karena banyak bicara saja.
 Tahun 2011 ketika sudah pensiun, pasien mulai
menunjukkan gejala yang sama, sering mengomel tentang
hal-hal kecil, tidak berhenti bicara, pasien hanya tidur
apabila sudah lelah bicara, tidur pun hanya 2-3 jam dalam
sehari.
 Pasien dibawa ke pesantren selama 3 bulan  untuk
menyembuhkan pasien dari segi spiritual.
 Saat itu pasien belum minum obat jiwa apa pun.
 Setelah pulang dari pesantren pasien menjadi lebih
pendiam, lebih sering menyendiri, dan menarik diri.
 Agustus – September 2016 pasien dirawat di RSMM Bogor
karena keluhan yang marah-marah, mengamuk, dan mengacak
barang-barang karena dimarahi oleh suami ketika membeli banyak
baju dan 20 sprei sampai menghabiskan 30jt rupiah.
 Pasien sendiri mengatakan pada saat itu membeli sprei untuk
mempercantik kamarnya dengan suami agar suami bahagia.
 Membeli banyak pakaian karena pasien merasa baju-bajunya yang lama
sudah tidak layak pakai.
 Pasien pernah memanjat pagar rumah karena ingin kabur
berbelanja lebih banyak lagi barang.
 Ketika ditanya tentang hal itu, pasien mengatakan kesal dengan Supinah
(asisten rumah tangga) karena telah mengurungnya di rumah, bukan
hanya dikurung di rumah pasien juga mengatakan dijambak oleh
Supinah – yang menurut pernyataan suami, tidak benar.
 Satu minggu lalu (12 Mei 2018) pasien datang ke UGD RSMM
Bogor diantar oleh keluarga (suami dan supir) karena pasien tidak
berhenti marah-marah dan mengomel.
 1 minggu terakhir ini pasien juga sering menghabiskan banyak uang
untuk berbelanja hal yang tidak diperlukan dan mengajak orang-
orang sekitar untuk makan-makan di rumah, sampai menghabiskan
uang 40jt rupiah.
 Hanya tidur 2 jam dalam sehari, tidak pernah merasa lelah, sampai
tidak makan, mandi, dan solat.
 Pasien kesal dengan suami karena selalu menyuruhnya untuk berhenti
bicara dan mengurung pasien tidak boleh keluar rumah.
 Menurutnya, ia dibawa ke RSMM karena suami tidak tahan ia tidak
berhenti bicara.
 Pasien tidak lelah dan hanya perlu tidur 1-2 jam.
 ±10 hari SMRS pasien pergi di Tasikmalaya selama 2 hari. Setelah 1 minggu
pasien tidak kunjung pulang.  Adik pasien menghubungi Tn. N (suami)
bahwa pasien banyak menghabiskan uang sampai 40jt rupiah
 Ketika diantar pulang dari Tasikmalaya, pasien membawa banyak sekali
belanjaan pakaian dan mukena yang kemudian dibagi-bagikan ke tetangga
sekitar rumah.
 Pasien juga mengatakan akan naik haji plus dengan seluruh anggota keluarga di
bulan puasa nanti dengan uang pesangon 500jt rupiah yang ia miliki.
 Pasien mengatakan mudah saja baginya mendapat uang 500jt karena ia merupakan
orang penting di Bank Indonesia dan akan menggunakan uangnya untuk mengajak
orang-orang untuk naik haji bersama.
 Memiliki empat mobil dan dua motor di rumah yang jarang dipakai – hanya sebagai
pajangan.
 Berdasarkan keterangan suami; hal tersebut tidak sepenuhnya benar.
 Apabila sedang tidak “kumat” pasien lebih menjadi pribadi yang pendiam,
menyendiri, dan lebih senang di rumah mengurus keperluan rumah tangga.
 Pasien mengatakan sering mendengar suara-suara bisikan yang
menyuruhnya untuk sabar, istighfar, jangan menangis dan bersedih.
 Suara laki-laki dan perempuan yang tidak dikenali.
 Muncul apabila pasien sedang sendiri dan merasa sedih.
 Tidak ingat sejak kapan suara itu muncul.
 Suara terkadang mengajaknya pergi ke suatu tempat, apabila
pasien menurutinya pasien mengatakan suara itu akan
menunjukkan wujudnya.
 Pasien tidak pernah mau diajak pergi oleh suara itu.
 Suara muncul sudah sejak lama, tidak ingat tepatnya kapan.

 Suami mengatakan tidak pernah tau tentang hal ini.


 Riwayat penyakit dahulu
 Agustus – September 2016: dirawat di RSMM Bogor dengan keluhan
marah-marah, mengomel, tidak pernah lelah, dan membelanjakan uang
dalam jumlah banyak.
 Dirawat selama 1 bulan
 Post rawat pasien lebih tenang, pendiam, sudah bisa berkomunikasi
dengan lebih baik.
 Terapi: Quetiapine dan Depacote ER.
 Dua bulan post rawat (Januari 2017) pasien masih rutin kontrol dan
minum obat  putus obat

 Riwayat penggunaan zat psikoaktif dan alkhohol


 Pasien tidak memiliki riwayat merokok, mengkonsumsi alkhohol, dan zat
psikotropika lainnya.
 Riwayat kehidupan pribadi
 Riwayat Prenatal dan Perinatal
 Tidak didapatkan data.
 Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
 Tidak didapatkan data.
 Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
 Tidak didapatkan data.
 Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja
 Hubungan Sosial
 Pribadi yang dikenal hangat oleh teman-teman kantornya, memiliki banyak teman kantor.
 Riwayat Pendidikan
 Tamatan SMA.
 Masalah Emosional dan Fisik
 Pribadi yang terbuka dan mudah akrab dengan orang sekitar.
 Masa Dewasa
 Riwayat pekerjaan
 Pasien sudah pensiun sejak 7 tahun yang lalu.
 Pekerjaan sebelumnya adalah seorang sekretasi bagian administrasi di
Bank Indonesia Tasikmalaya.
 Riwayat pernikahan dan hubungan
 Pernikahan dengan suami sudah berlangsung selama 35 tahun. Dikaruniai
dua orang anak, perempuan dan laki-laki. Hubungan dengan suami selama
ini dianggap cukup baik oleh suami, walaupun sempat tidak tinggal
serumah selama 10 tahun akibat pekerjaan masing-masing.
 Agama
 Pasien beragama islam.
 Aktifitas sosial
 Suami mengatakan sebelumnya pasien aktif mengikuti pengajian di masjid
sekitar rumah. Banyak kenal dengan ibu-ibu anggota pengajian.
Grafik Perjalanan Penyakit
Riwayat Keluarga
STATUS MENTAL
Status mental didapatkan secara autoanamnesis pada hari Jum’at, tanggal 18 Mei 2018 pukul
12.00 WIB, di bangsal Saraswati RSMM Bogor.
 Deskripsi umum
 Penampilan
 Cara berpakaian rapi, pasien sedang mengenakan mukena (mengaku sehabis solat dhuha), tampak lebih muda
dari usia sebenarnya dan kebersihan diri baik.
 Kesadaran
 Kesadaran neurologis : Compos mentis
 Kesadaran psikiatri : Terganggu
 Kesadaran sosial : Baik
 Perilaku dan aktivitas psikomotor
 Selama pemeriksaan pasien tampak semangat dan senang menceritakan apa yang dialami, bersikap terbuka
dengan pewawancara, serta kontak mata adekuat.
 Pembicaraan
 Kuantitas banyak, senang bercerita dan bicara, bicara cepat, emosional, dramatis, suara lantang, ide cerita banyak,
bicara pasien jelas, cepat merespon pertanyaan dari pemeriksa dan senang bercerita sampai ke topik di luar
pertanyaan pemeriksa.
 Sikap terhadap pemeriksa
 Pasien kooperatif di mana pasien bercerita semua yang ada di dalam pikirannya, bersikap terbuka, tidak menutup
diri.
 Alam perasaan
 Mood : hipertim
 Afek
 Stabilitas : labil
 Pengendalian : cukup baik
 Echt/unecht : echt
 Empati : dapat diraba rasakan
 Skala diferensiasi : luas
 Keserasian : serasi
 Gangguan persepsi
 Halusinasi : Terdapat halusinasi auditorik 2nd order, suara
laki-laki dan perempuan yang tidak dikenali, sering mengatakan
“sabar.. istighfar.. jangan sedih jangan menangis..” terutama
ketika pasien sedang sedih, suara terkadang mengajak pasien
pergi ke tempat yang tidak diketahui pasien namun pasien
selalu menolak ajakan tersebut.
 Ilusi : Tidak ditemukan ilusi pada pasien
 Depersonalisasi : Tidak ditemukan depersonalisasi pada
pasien
 Derealsisasi : Tidak ditemukan derealisasi pada pasien.
 Fungsi intelektual :  Konsentrasi dan perhatian
 Orientasi
 Baik
 Pikiran abstrak tidak
 Waktu : baik
terganggu
 Tempat : baik
 Kemampuan menolong diri
 Personal: baik
sendiri
 Daya ingat  Baik
 Jangka panjang : baik
 Jangka pendek: baik
 Sesaat : baik
 Proses pikir
 Arus pikir
 Produktifitas: Filght of ideas, logorrhea, pikiran cepat, berbicara
spontan saat ditanya, bahkan akan terus-menerus bercerita apabila tidak
dihentikan oleh pemeriksa.
 Kontinuitas: Jawaban pasien sesuai pertanyaan; koheren, langsung
menjawab namun kemudian akan bercerita panjang lebar tentang hal
lainnya.
 Hendaya berbahasa: Tidak terganggu
 Isi pikir
 Preokupasi : terdapat preokupasi untuk membalas rasa sakit akibat
dikatakan “raja setan” dan diperlakukan kasar oleh Ina (orang yang
merawatnya di rumah)
 Waham: waham grandiosa
 Pengendalian impuls:
 Pasien tidak agresif dan dapat mengendalikan diri saat diperiksa.

 Daya nilai
 Daya nilai sosial : baik, pasien dapat menyebutkan hal yang seharusnya
dilakukan saat menemukan dompet orang lain.
 Penilaian realita : terganggu (pasien masih mengalami halusinasi auditorik
dan memiliki waham grandiosa)

 Tilikan
 Tilikan derajat 1. Pasien tidak mengetahui bahwa dia sedang sakit; pasien
hanya merasa bahwa ia banyak berbicara.

 Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya


STATUS FISIK
Dilakukan pemeriksaan di bangsal saraswati tanggal 18 Mei 2018.
Status internus
 Keadaan umum : Baik
 Kesadaran : Compos Mentis
 Tekanan darah : 130/80 mmHg
 Frekuensi napas : 22x/menit
 Frekuensi nadi: 94x/menit
 Suhu : 36,40 C
 Status gizi : Kesan gizi normal
(TB = 155 cm, BB = 48 kg; BMI = 20 kg/m2)
 Kulit : Kuning langsat
 Ekstremitas : Akral hangat (+), edema (-), tampak bintik-bintik merah iritasi pada
kedua lengan dan kedua punggung kaki.
 Pemeriksaan lab tanggal 12 Mei 2018
PEMERIKSAA NILAI KETERANGA
HASIL SATUAN
N RUJUKAN N
Hb 12.1 g/dL 12 – 14 Normal
Leukosit 11.27 10^3/uL 5 – 10 Leukositosis
Trombosit 400 10^3/uL 150 – 400 Normal
Hematokrit 36 % 37 – 43 Normal
SGOT 22 U/L 10 – 35 Normal
SGPT 19 U/L 10 – 36 Normal
Ureum 36.3 mg/dL 10 – 50 Normal
Creatinin 0.72 mg/dL 0.5 – 1.5 Normal
GDS 140 mg/dL 70 – 200 Normal
PENEMUAN BERMAKNA
 Pasien wanita 62 tahun datang ke IGD RSMM Bogor dibawa oleh suami karena tidak
berhenti bicara, marah-marah, mengomel, dan menghabiskan banyak uang dengan belanja
sampai 40jt rupiah tanpa tujuan jelas.
 Pasien mengatakan memiliki uang pension 500jt rupiah dan akan dipakai untuk mengajak seluruh
anggota keluarga untuk naik haji plus, menurutnya ia adalah orang penting di tempat bekerjanya
dahulu – Bank Indonesia. Semua hal tersebut dikatakan salah oleh suami.
 Tidak pernah merasa lelah, tidur 1-2 jam sehari, tidak makan, mandi, solat selama gejala berlangsung.
 Mendengar suara bisikan laki-laki dan perempuan yang tidak dikenal, menyuruhnya untuk sabar dan
istighfar juga terkadang mengajak pasien pergi ke tempat yang tidak diketahui tapi pasien menolak
ikut. Bisikan biasanya muncul apabila pasien sedang merasa sedih.
 Awal kejadian dimulai tahun 2010, beberapa bulan sejak pasien mengalami kecelakaan dan
trauma pada kepala, emosi labil; menangis sendiri, pendiam, takut tidur di kamar, tidak mau
keluar rumah ±1 minggu disertai sering marah-marah, mengomel hal-hal kecil.
 Tahun 2011 gejala mengomel, tidak berhenti bicara, tidak pernah lelah semakin menonjol.
 Tahun 2016 Agustus – September pasien dirawat di RSMM karena tidak berhenti bicara,
marah-marah, dan mengacak barang, belanja sampai 30jt rupiah, beberapa kali berusaha
kabur dari rumah dengan memanjat pagar, hanya 1-2 jam tidur dalam sehari.
 Dari hasil wawancara dan observasi didapatkan kesadaran pasien
compos mentis, sikap pasien terhadap pemeriksa kooperatif dan
bisa bekerja sama. Mood hipertim, afek labil, pengendalian cukup
baik, echt, empati dapat dirabarasakan, dalam, skala diferensiasi
luas, serasi. Halusinasi auditorik 2 nd order, waham grandiosa.
 Arus pikir terdapat flight of ideas, logorrhea, pikiran cepat, bicara
spontan, pembicaraan banyak, koheren.
 Penilaian realita pasien terganggu karena adanya riwayat halusinasi
dan waham.
 Tilikan derajat 1 dan secara keseluruhan dapat dipercaya.

 Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik terdapat bintik-bintik merah


iritasi pada kedua lengan dan punggung kaki.
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
 Aksis I : F31.2 Gangguan afektif bipolar, episode kini
manik dengan gejala psikotik
 Aksis II : tidak ada diagnosis
 Aksis III : tidak ada ganguan
 Aksis IV : tidak ada diagnosis
 Aksis V : GAF current 58

 Diagnosis banding: Gangguan skizoafektik tipe manik


DAFTAR MASALAH
 Organobiologis : Dermatitis atopik
 Psikologi :
 Gangguan alam perasaan
 Gangguan persepsi
 Gangguan bentuk dan isi pikir
 Daya nilai terganggu
 Tilikan diri buruk
 Sosiobudaya : Hendaya dalam fungsi sosial
RENCANA TERAPI
 Psikofarmaka
 As. Divalproat 2 x 500 mg
 Lorazepam 2 x 1 mg
 Risperidone 2 x 2 mg
 Hydrocortisone 0.1% cream ue
 Psikoterapi
 Memberi kesempatan kepada pasien untuk menceritakan / mengungkapkan isi
hatinya sehingga pasien dapat merasa lebih tenang.
 Memberi psikoterapi suportif pada pasien sehingga pasien dapat memahami
kondisi dan penyakit pasien, sehingga pasien dapat menjalani pengobatan atas
keinginannya sediri sehingga pengobatan lebih optimal.
 Mengikutsertakan pasien dalam terapi seperti, penentuan jenis obat atau dosis
obat yang digunakan sehingga pasien merasa nyaman dan diikut sertakan dalam
pengobatannya
 Memotivasi dan menjelaskan dengan baik tentang pengobatan pasien sehingga
pasien meminum obat secara teratur.
 Sosioterapi:
 Memberi nasehat kepada keluarga pasien agar mengerti keadaan
pasien dan lebih mencoba mendekatkan diri kepada pasien sehingga
pasien merasa mendapatkan dukungan dan perhatian keluarga.
 Memberikan nasehat kepada keluarga agar keluarga lebih terlibat
dalam pengobatan pasien dan memberikan dukungan pada pasien
untuk terus menjalani pengobatan dan teratur minum obat.
 Menjelaskan kepada keluarga juga untuk mendukung dan menikut
sertakan pasien dalam aktivitas sehari-sehari seperti pekerjaan,
aktivitas keagamaan dan sosial di lingkungan rumah pasien.
 Mengingatkan keluarga pasien untuk rajin membawa pasien kontrol ke
RS dan mengawasi pasien untuk minum obat secara teratur.
PROGNOSIS
 PROGNOSIS
 Ad vitam : Bonam
 Ad fungtionam : Ad bonam
 Ad sanationam : Dubia ad bonam
 Faktor yang memperingan:
 Kondisi pasien yang secara umum masih baik dan kemampuan
merawat diri sendiri masih baik.
 Onset munculnya penyakit di usia pasien yang lebih dewasa/tua.
 Keluarga peduli, mendukung, dan bersedia membantu pasien untuk
terus menjalani pengobatan.
 Faktor yang memperberat:
 Pasien merasa bahwa minum obat untuk jangka waktu panjang justru
akan membuat ia ketergantungan dan overdosis.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai