Anda di halaman 1dari 28

Kelompok 1 MO HOM

“Nilai Rapor Nina yang Menurun”


Kasus
Seorang ibu membawa anaknya Nina yang berumur 9
tahun ke tempat praktek dokter Nana karena sering
terlihat lemas, lelah dan pucat. Gejala tersebut sudah
tampak sejak 3 bulan yang lalu. Guru sekolah Nina
juga melaporkan bahwa Nina sering terlihat lesu di
kelas, susah mengikuti pelajaran di kelas dan nilai
rapot Nina yang menurun.
Kata kunci: lemas, lelah, lesu
Terminologi
• Pucat: Kulit terlihat lebih putih akibat kurangnya
perfusi pada jaringan perifer. Bisa disebabkan
oleh udara dingin, penurunan jumlah eritrosit,
dll.
• Lemas: keadaan kurang bertenaga
Anak
perempuan, Sejak 3 bulan
9 tahun yang lalu

Konsentrasi Pucat Lelah Lemas


belajar 

Nilai rapor 
HIPOTESIS:

A N E M I A
Anemia
• Definisi:
– Keadaan dimana massa eritrosit / massa hemoglobin
yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk
menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh
– WHO:
• Anak prasekolah 11 gr%
• Anak sekolah 12 gr%
• Laki dewasa 13 gr%
• Wanita dewasa 12 gr%
• Ibu hamil 11 gr%
– WHO:
Derajat Kadar Hb
Derajat 0 (nilai normal) > 11.0 g/dL
Derajat 1 (ringan) 9.5 - 10.9 g/dL
Derajat 2 (sedang) 8.0 - 9.4 g/dL
Derajat 3 (berat) 6.5 - 7.9 g/dL
Derajat 4 (mengancam jiwa) < 6.5 g/d
ETIOLOGI ANEMIA
1.Gangguan produksi eritrosit yang dapat terjadi karena :
-Perubahan sintesa Hb yang dapat menimbulkan anemia
defisiensi Fe, Thalasemia, dan anemi infeksi kronik.
-Perubahan sintesa DNA akibat kekurangan nutrien yang
dapat menimbulkan anemi pernisiosa dan anemi asam folat.
-Fungsi sel induk ( stem sel ) terganggu, sehingga dapat
menimbulkan anemi aplastik dan leukemia.
-Infiltrasi sumsum tulang, misalnya karena karsinoma.

2. Kehilangan darah :
-Akut karena perdarahan atau trauma / kecelakaan yang
terjadi secara mendadak.
-Kronis karena perdarahan pada saluran cerna atau
menorhagia.
3. Meningkatnya pemecahan eritrosit ( hemolisis), yang dapat
terjadi karena :
-Faktor bawaan  mis: kekurangan enzim G6PD ( untuk
mencegah kerusakan eritrosit.
-Faktor yang didapat  adanya bahan yang dapat merusak
eritrosit, mis: ureum pada darah karena gangguan ginjal atau
penggunaan obat acetosal.

4. Bahan baku untuk pembentukan eritrosit tidak ada


- Bahan baku: protein , asam folat, vitamin B12, dan mineral Fe.
-Sebagian besar anemia anak disebabkan oleh kekurangan satu
atau lebih zat gizi esensial (zat besi, asam folat, B12) yang
digunakan dalam pembentukan sel-sel darah merah.

5. Karena kondisi lain seperti penyakit:


Malaria, infeksi cacing tambang
PEMBENTUKAN SEL DARAH
CD4 & CD8
T Cells
Multipotential
Restricted
Lymphoid Stem
Cell (CFU-L)
CFU

B Cells
Plasma Cell
Pluripotential
Stem Cell

Erythroid
CFU (CFU-E) Eritroblast Eristrosit

Netrofil CFU
Granulosit
& Monosit Netrofil &
(CFU-GM)
CFU Monosit

Multipotential
myeloid Stem Eosinofil
Cell (CFU- Eosinofil CFU
GEMM)

Basofil CFU Basofil

Megakariosit Megakarioblas Megakariosit Platelet


Kelainan Morfologi Eritrosit
Anemia Megaloblastik
Kekurangan
Malnutrisi Malabsorbsi faktor
instrinsik

Asam folat &


Vit. B12

Gangguan sintesis DNA


(penting untuk
maturasi dan
pembelahan)

Eritrosit berukuran
besar dan dinding yang
rapuh
Anemia Mikrositik
Malnutrisi Perdarahan
Malabsorbsi
kronis

Zat besi serum

Gangguan
pembentukan
protoporfirin menjadi
heme

Eritrosit berukuran kecil


(MCV ) dan kadar Hb
berkurang (MCH )
Anemia Defisiensi Besi
Defisiensi besi merupakan penyebab
tersering anemia, terutama pada anak usia
sekolah. Kondisi yang membutuhkan lebih
banyak zat besi, terutama :
1.Masa pertumbuhan
2.Kehamilan
3.Menyusui
Metabolisme Fe
1. Fase Intestinal
Fe3+ yang berikatan dengan zat organik pada makanan  dilepaskan ikatannya
akibat pengaruh asam lambung  Fe3+ (ferri) bebas  direduksi oleh vit C  Fe2+
(ferro) bebas  siap diserap di duodenum.

2. Fase Mukosal
Di mukosa usus, ferro dioksidasi menjadi ferri oleh enzim ferro oksidase  Ferri
berikatan dengan apoferritin  membentuk ferritin (cadangan besi) dalam sel
usus, hepar, limpa, dan hemosiderin di sumsum tulang. Terdapat fenomena
mukosal block: Fe tidak akan diserap lagi akibat ikatan ferri dan apoferritin yang
telah jenuh. Ferri juga dapat berikatan dengan apotransferin  ditranspor ke
sumsum tulang.

3. Fase Korporeal
Ferritin direduksi oleh ferritin reduktase menjadi ferro  meninggalkan sel menuju
ke plasma  Ferro akan dioksidasi kembali menjadi ferri yang berikatan dengan
apotransferrin untuk menjadi transferrin (bentuk transpor Fe)  di sumsum tulang,
ferri direduksi lg menjadi ferro  Protophorpyrine dengan bantuan ferro & enzim
ferro chelatase  berubah menjadi heme  terbentuk Hemoglobin dengan 4
heme + 2 rantai globin β + 2 rantai globin α
Gejala Anemia
• Gejala Umum timbul apabila:
– Lemah, lesum cepat lelah, tinnitus, mata berkunang, kaki
dingin, sesak napas
– Fisik pucat

• Gejala khas masing-masing anemia:


– Def. Fe : disfagi, atrofi papil lidah, cheilitis, koilonychia
– Megaloblastik : glositis, gangguan neurologik (def. vit. B12)
– Hemolitik : ikterus, hepatosplenomegali

• Gejala yang timbul akibat penyakit dasar (anemia


sekunder)
Pemeriksaan Fisik
• Cek tanda vital
• Periksa conjunctiva, sclera
• Palpasi abdomen  Periksa apakah ada splenomegali
atau hepatomegali
• Gangguan neurologik pada defisiensi vit B12
• Glositis
• Atrofi papil lidah, koilonychia
Pemeriksaan Penunjang
• Kadar Hemoglobin dan indeks eritrosit MCV dan MCH menurun
• Konsentrasi Besi Serum dan Total Iron Binding Capacity (TIBC).
TIBC meningkat >350 µg/dl , menunjukkan tingkat kejenuhan
apotransferin terhadap besi
• Ferritin Serum; indikator cadangan besi  bila di atas 100mg/dl
dapat memastikan tidak adanya defisiensi besi.
• Pemeriksaan SADT; pada anemia defisiensi besi, terlihat
gambaran hipokrom mikrositer, anisositosis, poikilositosis. Yang
khas berupa sel pensil dan sel cincin
Gambaran SADT Anemia Defisiensi Besi

Sel cincin

Sel pensil
Tatalaksana
• Preparat besi  garam sulfat 3x200mg:
– Oral / parenteral
– Setelah makan
• Vit. C  absorbsi Fe lebih tinggi
• Transfusi darah anemia berat
• Obati penyakit dasar
• Vit. B12  bila ada defisiensi
• Edukasi:
• Suplementasi
• Diet tinggi Fe (makanan, minuman
mengandung tinggi besi)
• Vit. C
PENCEGAHAN
• Pemberian ASI minimal 6 bulan

• Memberikan tambahan makanan atau bahan yang meningkatkan


absorpsi besi (buah-buahan dan daging)
• Pemberian Fe dalam makanan (Iron fortified infant cereal)

• Pemerintah memberikan suplementasi zat besi sebanyak 60 mg


besi/minggu selama 16 minggu dalam setahun kepada anak
sekolah, buruh pabrik dan ibu ibu hamil
• Penyuluhan perbaikan gizi terutama mengenai pentingnya makanan
mengandung zat besi untuk pertumbuhan dan peningkatan prestasi
belajar pada anak.
Komplikasi
• Menurunnya kemampuan dan konsentrasi
belajar
• Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi
badan tidak optimal
• Menurunkan kemampuan fisik
• Gangguan sistem imun
• Penyakit infeksi
Prognosis
• Ad vitam : bonam
• Ad sanationam : bonam
• Ad functionam : bonam

Anda mungkin juga menyukai