Nilai rapor
HIPOTESIS:
A N E M I A
Anemia
• Definisi:
– Keadaan dimana massa eritrosit / massa hemoglobin
yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk
menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh
– WHO:
• Anak prasekolah 11 gr%
• Anak sekolah 12 gr%
• Laki dewasa 13 gr%
• Wanita dewasa 12 gr%
• Ibu hamil 11 gr%
– WHO:
Derajat Kadar Hb
Derajat 0 (nilai normal) > 11.0 g/dL
Derajat 1 (ringan) 9.5 - 10.9 g/dL
Derajat 2 (sedang) 8.0 - 9.4 g/dL
Derajat 3 (berat) 6.5 - 7.9 g/dL
Derajat 4 (mengancam jiwa) < 6.5 g/d
ETIOLOGI ANEMIA
1.Gangguan produksi eritrosit yang dapat terjadi karena :
-Perubahan sintesa Hb yang dapat menimbulkan anemia
defisiensi Fe, Thalasemia, dan anemi infeksi kronik.
-Perubahan sintesa DNA akibat kekurangan nutrien yang
dapat menimbulkan anemi pernisiosa dan anemi asam folat.
-Fungsi sel induk ( stem sel ) terganggu, sehingga dapat
menimbulkan anemi aplastik dan leukemia.
-Infiltrasi sumsum tulang, misalnya karena karsinoma.
2. Kehilangan darah :
-Akut karena perdarahan atau trauma / kecelakaan yang
terjadi secara mendadak.
-Kronis karena perdarahan pada saluran cerna atau
menorhagia.
3. Meningkatnya pemecahan eritrosit ( hemolisis), yang dapat
terjadi karena :
-Faktor bawaan mis: kekurangan enzim G6PD ( untuk
mencegah kerusakan eritrosit.
-Faktor yang didapat adanya bahan yang dapat merusak
eritrosit, mis: ureum pada darah karena gangguan ginjal atau
penggunaan obat acetosal.
B Cells
Plasma Cell
Pluripotential
Stem Cell
Erythroid
CFU (CFU-E) Eritroblast Eristrosit
Netrofil CFU
Granulosit
& Monosit Netrofil &
(CFU-GM)
CFU Monosit
Multipotential
myeloid Stem Eosinofil
Cell (CFU- Eosinofil CFU
GEMM)
Eritrosit berukuran
besar dan dinding yang
rapuh
Anemia Mikrositik
Malnutrisi Perdarahan
Malabsorbsi
kronis
Gangguan
pembentukan
protoporfirin menjadi
heme
2. Fase Mukosal
Di mukosa usus, ferro dioksidasi menjadi ferri oleh enzim ferro oksidase Ferri
berikatan dengan apoferritin membentuk ferritin (cadangan besi) dalam sel
usus, hepar, limpa, dan hemosiderin di sumsum tulang. Terdapat fenomena
mukosal block: Fe tidak akan diserap lagi akibat ikatan ferri dan apoferritin yang
telah jenuh. Ferri juga dapat berikatan dengan apotransferin ditranspor ke
sumsum tulang.
3. Fase Korporeal
Ferritin direduksi oleh ferritin reduktase menjadi ferro meninggalkan sel menuju
ke plasma Ferro akan dioksidasi kembali menjadi ferri yang berikatan dengan
apotransferrin untuk menjadi transferrin (bentuk transpor Fe) di sumsum tulang,
ferri direduksi lg menjadi ferro Protophorpyrine dengan bantuan ferro & enzim
ferro chelatase berubah menjadi heme terbentuk Hemoglobin dengan 4
heme + 2 rantai globin β + 2 rantai globin α
Gejala Anemia
• Gejala Umum timbul apabila:
– Lemah, lesum cepat lelah, tinnitus, mata berkunang, kaki
dingin, sesak napas
– Fisik pucat
Sel cincin
Sel pensil
Tatalaksana
• Preparat besi garam sulfat 3x200mg:
– Oral / parenteral
– Setelah makan
• Vit. C absorbsi Fe lebih tinggi
• Transfusi darah anemia berat
• Obati penyakit dasar
• Vit. B12 bila ada defisiensi
• Edukasi:
• Suplementasi
• Diet tinggi Fe (makanan, minuman
mengandung tinggi besi)
• Vit. C
PENCEGAHAN
• Pemberian ASI minimal 6 bulan