1. Hubungan antara hipertensi dengan kejadian stroke hemoragik
Stroke hemoragik paling sering disebabkan oleh karena perdarahan intraserebral hipertesif. Kebanyakan kasus yang terjadi pada pasien dengan hipertensi kronik. Keadaan ini menyebabkan terjadinya proses degeneratif pada otot dan unsur elastik dari dinding arteri. Perubahan degeneratif ini disertai dengan beban tekanan darah yang tinggi, sehingga pembuluh-pembuluh darah ini menjadi lemah. Kelemahan pada pembuluh darah ini menyebabkan robekan dan reduplikasi pada lamina interna, hialinisasi lapisan media dan akhirnya terbentuk aneurisma kecil yang dikenal dengan aneurisma Charcot-Bouchard. Aneurisma ini berbentuk penggembungan-penggembungan kecil setempat. Pada lonjakan tekanan darah sistemik dapat menimbulkan pecahnya aneurisma ini, sehingga dapat menimnulkan penyakit cerebrovascular (stroke).
2. Indikasi operasi pada Stroke Hemoragik
- Volume perdarahan > 30 cc atau diameter >3 cm pada fossa posterior - Letak lobar dan kortikal dengan tanda-tanda peningkatan tekanan intracranial akut dan ancaman herniasi otak - Perdarahan serebellum - Hidrosefalus akibat perdarahan intraventrikel atau serebellum
3. Dosis pemberian Manitol
Manitol merupakan obat golongan diuretik osmotik terutama bekerja pada tubulus proksimal dan pars descenden lengkung Henle untuk mencegah reabsorpsi Na+ dan air. Diuretik ialah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urine dengan adanya natriuresis (peningkatan pengeluaran natrium) dan diuresis (peningkatan pengeluaran H2O). Diuretik Osmotik (manitol) adalah diuretik yang mempunyai efek meningkatkan produksi urin, dengan cara mencegah tubulus mereabsorbsi air dan meningkatkan tekanan osmotic di filtrasi glomerulus dan tubulus. Sehinggal volume urin meingkat. Dosis pemberian manitol adalah larutan manitol 20% dalam bolus, dengan dosis 0,25 – 0,5 g/kgBB (diberikan dalam 10-20 menit) dapat diulang tergantung pada respon.
4. Perbedaan Aneurisma dan Arteriovenous Malformation
Aneurisma Aneurisma merupakan kelainan pembuluh darah otak yang muncul akibat penipisan dan degenerasi dinding pembuluh darah arteri. Penyebabnya adalah kelainan bawaan, hipertensi, dan adanya infeksi atau trauma. Kondisi ini menimbulkan kelemahan pada dinding pembuluh darah sehingga membentuk tonjolan seperti balon. Pada lonjakan tekanan darah sistemik dapat menimbulkan pecahnya aneurisma ini, sehingga dapat menimnulkan penyakit cerebrovascular (stroke). Arteriovenous Malformation Malformasi arteriovenosa (AVM) adalah lesi bawaan yang terdiri dari koleksi pembuluh darah tidak normal, dimana darah arteri mengalir langsung ke dalam vena tanpa intervensi kapiler secara normal. AVM muncul sebagai pembuluh darah "kusut" dan paling sering terjadi pada otak atau sumsum tulang belakang. Kelainan ini mengakibatkan derasnya aliran (high flow) dan resistensi yang rendah, sehingga AVM rawan pecah dan dapat menyebabkan pendarahan otak. Perdarahan AVM yang fatal terjadi pada 10% dari pasien dan deficit neurologis terjadi sebesar 25%