Anda di halaman 1dari 11

Stroke

Haemoragik
Kelompok 3
1. Ayu Arianti Pasaribu 22437000112
2. Ahmad Mabruri 2243700137
3. Diesvinelia Pardede 2243700036
4. Horas M.M Tambunan 2243700058
5. Irene Okta Maria Hutajulu 2243700203
6. Nanda Berlyana 2243700096
7. Okky widjaya 2243700009
8. Putri Leiya Handayani 2243700073
9. Asep Danul Fitri 2243700200
DEFINISI STROKE
Definisi Stroke adalah manifestasi klinis akut akibat disfungsi neurologis pada otak,
medulla spinalis, dan retina baik sebagian atau menyeluruh yang menetap selama ≥24
jam atau menimbulkan kematian akibat gangguan pembuluh darah.

1.Stroke yang disebabkan oleh infark (dibuktikan melalui pemeriksaan radiologi,


patologi, atau bukti lain yang menunjukkan iskemi otak, medulla spinalis, atau retina)
disebut stroke iskemik.

2.Stroke perdarahan dapat disebabkan oleh perdarahan intrakranial atau


subaraknoid. Perdarahan intrakranial terjadi pada parenkim otak maupun
ventrikel tanpa didahului trauma, sementara perdarahan subaraknoid terjadi di
rongga subaraknoid (antara membran araknoid dan piamater)
PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA STROKENOMOR HK.01.07/MENKES/394/2019
KLASIFIKASI
Menurut WHO, dalam International Statiscal Classification of Diseasesand Related
Health Problem 10th Revision, Stroke Hemoragik dibagi atas:
a. Perdarahan Intraserebral adalah pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak.
Primer berasal dari pembuluh darah dan bukan karena trauma.
Luyendyk & Schoen membagi PIS menurut cepatnya gejala klinis
memburuk
1. Akut, dan cepat memburuk dalam 24 jam
2. Subakut, dengan krisis terjadi antara 3-7 hari
3. Subkronis, bila krisisnya 7 hari Gejala prodromal:nyeri kepala yang hebat sekali
karena hipertensi, mual muntah, Hemiplegia/hemiparese biasanya terjadi sejak
permulaan serangan. Kesadaran biasanya cepat menurun dan cepat masuk koma.
b. Perdarahan Subaraknoid: adalah keadaan terdapatnya/masuknya darah ke dalam
ruangan subarachnoid.
PATHOPHYSIOLOGY
• Hemorrhagic strokes (13% of strokes) include
subarachnoid hemorrhage (SAH), intracerebral
hemorrhage, and subdural hematomas. SAH may result
from trauma or rupture of an intracranial aneurysm or
arteriovenous malformation (AVM).Intracerebral
hemorrhage occurs when a ruptured blood vessel within the
brain causes a hematoma. Subdural hematomas are usually
caused by trauma.

• Blood in the brain parenchyma damages surrounding


tissue through a mass
effect and the neurotoxicity of blood components and their
degradation products.
Hemorrhagic stroke can result in abrupt increased
intracranial pressure leading to
herniation and death.
• Stroke hemoragik (13% stroke) termasuk perdarahan subarachnoid (SAH),
perdarahan intraserebral, dan hematoma subdural. SAH dapat terjadi akibat
trauma atau pecahnya aneurisma intrakranial atau malformasi arteriovenosa
(AVM). Perdarahan intraserebral terjadi ketika pembuluh darah pecah di dalam
otak menyebabkan hematom. Hematoma subdural biasanya disebabkan oleh
trauma.

• Darah di parenkim otak merusak jaringan di sekitarnya melalui massa efek dan
neurotoksisitas komponen darah dan produk degradasinya. Stroke hemoragik
dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial secara tiba-tiba yang
menyebabkan herniasi dan kematian.
ALOGARITMA STROKE
Manajemen Stroke Hemoragik
1. Singkirkan kemungkinan koagulopati: Pastikan hasil masa protrombin dan massa tromboplastin
parsial adalah normal Jika massa protrombin memanjang → plasma beku segar (FFP)dan vitamin K.
Koreksi antikoagulasi heparin dengan protamin.
2. Kendalikan hipertensi berbeda dengan infark serebri akut, pengendalian TD lebih agresif pada pasien
dengan perdarahan intraserebral akut. TD tinggi memperburuk edema perihematoma dan kemungkinan
perdarahan ulang. Jika TD sistolik >180 mmHg diturunkan sampai 150-180 mmHg dengan labetolol,
penghambat ACE (kaptopril) atau antagonis kalsium (nifedipin).
3. Pertimbangkan konsultasi bedah saraf bila perdarahan serebelum diameter > 3 cm atau volum >50 ml.
Dilakukan dekompresi atau pemasangan pintasan ventrikulo-peritoneal bila ada hidrosefalus obstruktif
akut atau kliping aneurisma.
4. Pertimbangkan angiografil untuk menyingkirkan aneurisma atau malformasi arteriovenosa. Dilakukan
pada pasien usia muda (< 50 tahun) yang non-hipertensif.
5. Berikan manitol 20% untuk pasien dengan koma, tanda-tanda tekanan intrakranial yang meninggi dan
ancaman herniasi.

PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA STROKENOMOR HK.01.07/MENKES/394/2019


Manajemen Stroke Hemoragik
6. Pertimbangkan fenitoin pada pasien dengan perdarahan luas dan derajat kesadaran menurun.
7. Perdarahan subaraknoid (Nimodipin) dapat diberikan untuk mencegah vasospasme pada
perdarahan subaraknoid primer akut. Tindakan operasi dapat dilakukan pada perdarahan
subaraknoid stadium I dan II akibat pecahnya aneurisma sakular Berry (clipping) dan adanya
komplikasi hidrosefalus obstruktif (VP Shunting).
8. Perdarahan intraserebral Obati penyebabnya, Turunkan tekanan intrakranial yang meninggi,
Berikan neuroprotektor, Tindakan bedah, dengan pertimbangan usia dan skala Glasgow
(>4),hanya dilakukan pada pasien dengan: Perdarahan serebelum dengan diameter> 3 cm
(kraniotomidekompresi)B. Hidrosefalus akut akibat perdarahan intraventrikel atau serebelum (VP
shunting)"Perdarahan lobar di atas 60 cc dengan tanda-tanda peninggian tekanan intrakranial akut
dan ancaman herniasi.
9. Tekanan intrakranial yang meninggi pada pasien strok dapat diturunkan dengan salah satu
cara/gabungan berikut ini:a. Manitol bolus b. Gliserol 50% oral c. Furosemid intravenad.
Intubasi dan hiperventilasi terkontrol ,Tindakan kraniotomi dekompresif.

PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA STROKENOMOR HK.01.07/MENKES/394/2019


Target Terapi
1. Monitor patients with acute stroke intensely for development of neurologic worsening
(recurrence or extension), complications (thromboembolism, infection), and adverse treatment
effects.

2.The most common reasons for clinical deterioration in stroke patients include:
a. Extension of the original lesion in the brain
b. Development of cerebral edema and raised intracranial pressure
c. Hypertensive emergency
d. Infection (eg, urinary and respiratory tract),
e. Venous thromboembolism
f. Electrolyte abnormalities and rhythm disturbances, and
g. Recurrent stroke.
The approach to monitoring stroke patients is summarized

DIPIRO
THANKS
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai