Anda di halaman 1dari 24

Ilmu dasar keperawatan

Gangguan sistem
saraf: stroke dan
meningitis
Dosen Pengampu: Ns. ANITA SUKARNO,S.Kep.,M.Sc
Kelompok 5

01 02 03 04
Berlianika Yufadya Bella Suci C Briantika Aura
Anggun Lely F
20220303098 20220303100 20220303019
20220303087

05 06 07 08
Festin Talenta Gulo Riska Dwi Damai Yanti Umairoh Vilfaladah
Dessy Septianingsih
20220303078 20220303097 20220303101
20220303094
STROKE

Stroke atau yang dikenal juga dengan istilah


gangguan peredaran darah otak, merupakan suatu
sindrom yang diakibatkan oleh adanya gangguan
alirah darah pada salah satu bagian otak yang
menimbulkan gangguan fungsional otak berupa
defisit neurologik atau kelumpuhan saraf.
STROKE ISKEMIK
Stroke iskemik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran
darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. Stroke iskemik secara umum
diakibatkan oleh aterotrombosis pembuluh darah serebral, baik yang besar
maupun yang kecil. Pada stroke iskemik penyumbatan bisa terjadi di sepanjang
jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua
arteri karotis interna dan dua arteri vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan
cabang dari lengkung aorta jantung.

Suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam pembuluh darah


arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan
ini sangat serius karena setiap pembuluh darah arteri karotis dalam
keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak. Endapan lemak
juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah kemudian
menyumbat arteri yang lebih kecil
STROKE HEMORAGIK

Stroke hemoragik disebabkan oleh perdarahan di dalam jaringan otak


(disebut hemoragia intraserebrum atau hematon intraserebrum) Stroke
hemoragik merupakan jenis stroke yang paling mematikan yang
merupakan sebagian kecil dari keseluruhan stroke yaitu sebesar 10-15%
untuk perdarahan intraserebrum dan sekitar 5% untuk perdarahan
subarachnoid. Stroke hemoragik dapat terjadi apabila lesi vaskular
intraserebrum mengalami rupture sehingga terjadi perdarahan ke dalam
ruang subarachnoid atau langsung ke dalam jaringan otak. Sebagian dari
lesi vaskular yang dapat menyebabkan perdarahan subarachnoid adalah
aneurisma sakular dan malformasi arteriovena.
ETIOLOGI

Etiologi Stroke Hemoragik


Menurut Junaidi (2018) Stroke hemoragik disebabkan oleh
arteri yang mensuplai darah ke otak pecah. Pembuluh darah
pecah umumnya karena arteri tersebut berdinding tipis
berbentuk balon yang disebut aneurisma atau arteri yang lecet
bekas plak aterosklerotik. Penyebabnya terjadi peningkatan
tekanan darah yang mendadak tinggi dan atau oleh stress psikis
berat. Peningkatan tekanan darah yang mendadak tinggi juga
disebabkan oleh trauma kepala atau peningkatan lainnya
seperti mengedan, batuk keras, mengangkat beban dan
sebagainya.
Etiologi Stroke Non Hemoragik
Penyebab stroke dapat dibagi dua, yaitu :

1. Thrombosis serebri
Aterosklerosis serebral dan perlambatan sirkulasi
serebral adalah penyebab utama thrombosis serebral
yang menjadi penyebab paling umum dari stroke

2. Emboli serebri
Embolisme serebri termasuk urutan kedua dari berbagai
penyebab utama Stroke
MENIFESTASI KLINIS
Menurut Oktavianus (2014) manifestasi klinis stroke sebagai berikut :
a. Stroke iskemik
Tanda dan gejala yang munculsangat tergantung dengan daerah otak yang terkena

1. Transient ischemic attack (TIA)


Fo
nts Timbul hanya sebentar selama beberapa menit sampai beberapa jam dan hilang sendiri dengan atau tanpa pengobatan.
Serangan bisa muncul lagi dalam wujud sama, memperberat atau malah menetap.

Use
d
lter
nat
2. Reversible Ischemic Neurogic Difisit (RIND) Gejala timbul lebih dari 24 jam
ive
res
our
ces

3 . Progressing stroke atau stroke inevolution

Gejala makin lama makin berat (progresif) disebabkan gangguan aliran darah makin lama makin berat

4. Sudah menetap atau permanen


MENIFESTASI KLINIS
Menurut Oktavianus (2014) manifestasi klinis stroke sebagai berikut:
b. Stroke hemoragik
Tanda dan gejala yang munculsangat tergantung dengan daerah otak yang
terkena:

Fo
1. Lobus parietal, fungsinya yaitu untuk sensasi somatik, kesadaran menempatkan posisi.
nts

Use
d
lter
nat
2. Lobus temporal, fungsinya yaitu untuk mempengaruhi indra dan memori
ive
res
our
ces

3. Lobus oksipital,fungsinya yaitu untuk penglihatan

4. Lobus frontal, fungsinya untuk mempengaruhi mental,emosi, fungsi fisik, intelektual.


Patofisiologi /
pathogenesis
Patofisiologi stroke berbeda
berdasarkan jenis
stroke, iskemik dan hemorhagik
yaitu (Permana, 2018)
STROKE ISKEMIK
Infark serebri diawali dengan penurunan Cerebral
Blood Flow (CBF) yang menyebabkan suplai oksigen ke
otak. CBF terjadi 23 ml/100 gr/mnt, dengan normal 50
ml/100 gr/mnt. Penurunan CBF di bawah normal dapat
menyebabkan infark. Stroke iskemik dibagi dua bagian
vaskular dan metabolisme. Iskemia terjadi vaskular
oklusi, yang terjadi emboli, thrombus, plak, dan
penyebab lainnya.

Iskemia yang terjadi otak yang muncul berdasarkan


lokasi terjadinya iskemia. Gangguan metabolisme
terjadi pada tingkat selular, berupa kerusakan pompa
natrium-kalium yang meningkatkan kadar natrium
dalam sel. Gangguan influks kalsium melepaskan
neurotransmiter dan pelepasan glutamat yang
memperparah iskemia serta degradatif.
STROKE HEMORHAGIK
Stroke hemorhagik dibagi menjadi pendarahan
intraserebral dan pendarahan subaraknoid
• Pendarahan intraserebral
Hubungan otak-otak melibatkan cabang otak yang
dangkal dan dalam, mempengaruhi berbagai organ
seperti jantung, paru-paru, dan talamus. Hubungan ini
mempengaruhi struktur otak dan hubungannya
dengan sumsum tulang belakang, menyebabkan
tekanan intrakranial, hepat, edema papil, dan gejala
profilaksis.

• Pendarahan subaraknoid
Lokasi pendarahan umumnya terletak pada daerah
ganglia basalis, pons, crebellum dan thalamus.
Perdarahan pada ganglia basalis sering meluas hingga
mengenai kapsula interna dan kadang - kadang ruptur
ke dalam ventrikel lateral lalu menyebar melalui sistem
ventrikuler ke dalam rongga subaraknoid. Adanya
perluasan intraventrikuler sering berakibat fatal.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. STROKE HEMORAGIK DAN NON HEMOROGIK (ISKEMIK)
Menurut (Wijaya & Putri, 2013) pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan
ialah sebagai berikut:

Angiografi serebral Lumbal pungsi CT scan


Angka 9-lumbal carespirator menunjukkan Obat ini mengobati edema,
Memahami tingkat adanya hernoragi pada subaraknoid atau heatoma, otak edema,
keparahan stroke dan intraakranial, sedangkan protein jumlah protein iskemia, dan pasti yang
potensi komplikasi menyebabkan peradangan, dengan xantokrom menyebabkan hipokalemia
sebagai xantokrom normal.

MRI USG Doppler EEG


MRI menggunakan magnet untuk Untuk mengidentifikasi adanya ini bertujuan untuk
mengukur posisi dan kedalaman, penyakit arteriovena meningkatkan kejernihan dan
menyebabkan lesi dan kerusakan (masalah sistem karotis). kelembaban jaringan inframerah.
inframerah.
Penatalaksanaan
PENATALAKSANAAN
STROKE HEMORAGIK

• Terapi Umum

Pasien stroke hemoragik harus dirawat di ICU jika volume hematoma >30
ml, perdarahan intraventrikuler dengan hydrocephalus, dan keadaan klinis
cenderung memburuk. Tekanan darah harus diturunkan sampai tekanan
darah premorbid atay 15%- 20% bila tekanan sistolik >180 mmHg, diastolik
>120 mmHg, MAP >130mmHg, dan volume hematoma bertambah

• Terapi Khusus
Neuroprotektor dapat diberikan kecuali yang bersifat vasodilator. Tindakan
bedah mempertimbangkan usia dan letak perdarahan, yaitu pada pasien
yang kondisinya kian memburuk dengan perdarahan cerebellum
berdiameter >3 cm3, hydrocephalus akut akibat perdarahan lobar >60 mL
dengan tanda peningkatan tekanan intracranial akut dan ancaman
herniasi.
PENATALAKSANAAN STROKE
ISKEMIK / NON HEMORAGIK

• Terapi Umum
Letakkan kepala pasien pada posisi 300, kepala dan dada pada satu
bidang ; ubah posisi tidur setiap 2 jam ; mobilisasi dimulai bertahap
bila homodynamic sudah stabil. Selanjutnya, bebaskan jalan napas,
beri oksigen 1-2 liter/menit sampai didapatkan hasil analisis gas
darah. Jika perlu, dilakukan intubasi

• Terapi Khusus
Ditunjukan untuk reperfusi dengan pemberian antiplatelet seperti
aspirin dan antikoagulan,atau yang dianjurkan dengan trombolitik
rr-PA (recombinant tissue Plasminogen Activator). Dapat jugadiberi
agen neuroproteksi, yaitu sitikolin atau pirasetam (jika didapatkan
afasia).
MENINGITIS
MENINGITIS
Meningitis adalah peradangan pada
meningen yaitu membrane yang
melapisi otak dan medulla spinalis.
Meningitis dapat disebabkan karena
bakteri, virus, jamur atau karena
toksin. Namun demikian sebagian
besar meningitis disebabkan
bakteri.
ETIOLOGI

Nurarif dan Kusuma (2016), mengatakan penyebab


Meningitis ada 2 yaitu:

A. Pada orang dewasa, bakteri penyebab tersering adalah


Dipiococus pneumonia dan Neiseria meningitidis,
stafilokokus, dan gram negative.

B. Pada anak-anak, bakteri tersering adalah Hemophylus


influenza, Neiseria meningitidis dan diplococcus
pneumonia
MANIFESTASI KLINIS
Menurut (Widago, dkk, 2013) manifestasi klinis klien meningitis meliputi:

• Kejang (fokal, umum) akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK
akibat eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan
karakteristik tanda-tanda vital (melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi)

• Tanda brundzinki’s bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut dan
pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi
maka gerakan yang sama terlihat peda sisi ektremita yang berlawanan

• Kerniq positif ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan fleksi kearah
abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna.

• Perubahan tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan koma.
PATOFISIOLOGI
Meningitis terjadi akibat masuknya bakteri ke ruang
subaraknoid, baik melalui penyebaran secara hematogen,
perluasan langsung dari fokus yang berdekatan, atau
sebagai akibat kerusakan sawar anatomic normal secara
traumatic, atau pembedahan. Bahan – bahan toksik bakteri
akan menimbulkan reaksi radang berupa kemerahan berlebih
(hiperemi) dari pembuluh darah selaput otak disertai
infiltrasisel – sel radang dan pembentukan eksudat. Efek
peradangan akan menyebabkan peningkatan cairan cerebro
spinalis yang dapat menyebabkan obstruksi. Efek patologi
dari peradangan tersebut adalah hiperemi pada meningen
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin, jumlah leukosit, Laju
Pemeriksaan Darah Endap Darah (LED), kadar glukosa, kadar ureum, elektrolit dan
kultur

Lumbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa jumlah sel


Pemeriksaan Fungsi dan protein cairan cerebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan
Lumbal adanya peningkatan tekanan intrakranial.

Pemeriksaan Pemeriksaan foto X ray thoraks, foto kepala, dapat diusulkan


Radiologi untuk mengidentifikasi fokus primer infeksi.

Pada pemeriksaan EEG dijumpai gelombang lambat yang difus di


Pemeriksaan EEG kedua hemisfer, penurunan voltase karena efusi subduralatau
aktivitas delta fokal bila bersamaan dengan abses otak.

Dapat mengetahui adanya edema otak, hidrosefalus atau massa


CT SCAN dan MRI
otak yang menyertai meningitis.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Medis Menurut (Riyadi & Sukarmin, 2019) penatalaksanaan
medis yang secara umum yang dilakukan di rumah sakit antara lain :

1. Pemberian cairan intravena

2. Pemberian diazepam apabila anak mengalami kejang.

3. Pemberian antibiotik yang sesuai dengan mikroorganisme penyebab

4. Penempatan pada ruang yang minimal rangsangan seperti rangsangan


suara, cahaya dan rangsangan polusi.

5. Pembebasan jalan napas dengan menghisap lendir melalui suction dan


memposisikan anak pada posisi kepala miring hiperekstensi

Anda mungkin juga menyukai