Kes (Epid)
EPIDEMIOLOGI GIZI
Sejarah Epidemiologi
KETURUNAN
PEJAMU/HOST
I. Golongan biotis
Mikroorganisme: bakteri, jamur
Non mikroorganisme: arthopoda, helmintes
Penyakit Infeksi
AGENT ENVIRONMENT
3. MODEL JARING-JARING SEBAB AKIBAT
Suatu penyakit tdk disebabkan oleh satu sebab yg
berdiri sendiri, tetapi berdasarkan proses SEBAB
AKIBAT
Sehingga timbulnya penyakit dpt dicegah/diatasi
dgn memotong rantai pada berbagai titik.
Dlm usaha memerangi masalah gizi kita harus
melakukan intervensi berdasarkan penyebab utama
masalah gizi (root causes of malnutrition)
5. JARING-JARING SEBAB AKIBAT
Faktor 6
Faktor 3
Faktor 7 Faktor 1
Faktor 4 Penyakit x
Faktor 8 Faktor 2
Faktor 5
CONTOH:
PENDIDIKAN↓→PENGETAHUAN↓
PENYAKIT
PRODUKSI MAKANAN ↓ KURANG
Konsumsi→ GIZI
DAYA BELI↓
A. Latar Belakang
Hippocrates (460-377 SM) : On Airs, Waters
and Places→pengaruh cuaca, tempat &
kejadian penyakit
GALEN (129-199 M): miasma, kabut jahat
yg menyebabkan penyakit →kata MALARIA
( udara buruk) mrpkn peninggalan masa itu
B. Definisi
Penyakit menular →peny. yg diakibatkan oleh
agen infeksius ttt /toksinnya yg timbul stlh
agen/produknya dipindahkan dari sumbernya ke
inang (host) yg peka baik langsung maupun tdk
langsung.
Penyakit Infeksi → peny. Yg diakibatkan oleh
infeksi yaitu masuk & berkembang biaknya agen
di dlm tubuh inang
Penyakit kontagius →peny.yg ditularkan dg
cara kontak langsung
C.CIRI PENYAKIT MENULAR
1. Agen penyakit dpt dipindahkan
2. Agen peny. Yg dpt dipindahkan hanya agen biologis
sdgkan agen lainnya spt: unsur kimia, trauma,zat gizi tidak
3. Agen peny. Menular bersifat sangat spesifik, satu agen
hanya menyebabkan satu penyakit walau lokasi di tubuh bisa
di berbagi organ.
4. Agen peny. Menular mempunyai beberapa kemampuan:
masuk & berkembang di tubuh inang (infeksi),
menimbulkan penyakit (patogenesitas), menimbulkan
penyakit berat (virulensi), merangsang kekebalan pd tubuh
individu yg diserang →digunakan unk strategi
pemberantasan peny. Tersebut
5. Masa inkubasi. Tiap individu berbeda tergantung daya
tahan tubuhnya.
D. Tahapan-tahapan Proses Terjadinya Penyakit Menular
Ada 5 tahap:
1. Tahap pre-patogenesis: telah terjadi interaksi antara penjamu dan bibit
penyakit tetapi interaksinya di luar tubuh manusia (sblm sakit).
menimbulkan rangsangan penyakit (stimulus)
2. Tahap Inkubasi: masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh manusia, tetapi
gejalanya belum nampak.
3. Tahap penyakit dini: mulai muncul gejala-gejala penyakit tetapi masih
ringan.
4. Tahap penyakit Lanjut: penyakit penjamu bertambah parah
5. Tahap akhir penyakit:
sembuh sempurna
sembuh tetapi cacat
karier: perjalanan penyakit seolah berhenti karena gejala penyakit tidak
tampak lagi, tetapi dalam tubuh penjamu masih terdapat bibit penyakit
yang pada satu saat apabila daya tahan tubuh penjamu menurun akan
kambuh lagi.
kronis: perjalanan penyakit tampak berhenti tetapi gejala-gejalanya tidak
berubah
meninggal
Manfaat pembagian waktu proses penyakit:
1. Pengetahuan ttg masa inkubasi: membantu
menentukan waktu terjadinya penularan
→investigasi wabah, juga membantu
mendiagnosa penyakit
2. Pengetahuan ttg periode penularan
→membantu menentukan lama isolasi
3. Penderita dpt menularkan penyakit pd masa
inkubasi shg tindakan pencegahan dpt
dilakukan.
KONSEP PENULARAN PENYAKIT
Dpt melalui:
1. Airborne:TBC, influensa
2. Waterborne: bisa melalui mulut biasanya gejalanya
diare atau melalui kulit
3. Vector borne: vektor sbg sarana (alat transportasi
cth: lalat penyebab diare atau tempat
pertumbuhannya cth cacing filaria menggunakan
nyamuk)pemindah agen ke inang
4. Foodborne: biasanya penyakit yg ditularkan melalui
jalur oro-fekal biasanya gejala utamanya diare.
Beberapa agen mempunyai lebih dari satu cara
penularan, misalnya virus HIV
UKURAN PENULARAN PENYAKIT
Insiden→semakin tinggi angkanya semakin
menular penyakit tsb.
Berbeda dg prevalensi (dipengaruhi oleh lama
sakit) →peny. Yg kecil insidennya tetapi tdk bisa
sembuh & juga tdk mematikan semakin
meningkatkan angka prevalensi.
Bila peny. sangat menular & mematikan → besar
insidennya dan kecil prevalensinya
Kemampuan agen dpt diukur:
1. Infeksivitas: jmlh yg terinfeksi diantara yg terpapar
→memerlukan pemeriksaan lab/serologis
2. Patogenisitas: proporsi yg sakit ( menunjukan tanda &
gejala sakit) diantara yg terinfeksi. Bila infeksitivitasnya
sangat tinggi angka patogenitas dpt dihitung dari angka
serangan sekunder(secondary attack rate). Bila semua yang
terinfeksi menunjukan gejala maka infektivitasnya sama dg
patogenesitasnya
3. Virulensi: diukur dari case fatality rate (CFR) →proporsi yg
meninggal akibat penyakitnya. Pengukuran CFR di RS
sering memberikan hasil bias krn rata-rata yg datang ke rs
sudah berat penyakitnya
UPAYA PENENTUAN PENYAKIT MENULAR