Anda di halaman 1dari 18

ASPEK ETIKA & HUKUM

TRANSPLANTASI ORGAN
OLEH :
DEDI ALAMSYAH, S.K.M, M.Kes (Epid)
A. Definisi Transplantasi Organ
Transplantasi berasal dari bahasa (trans-+ L.
Plantare (menanam) berarti : penanaman
jaringan yang diambil dari tubuh yang sama atau
dari individu lain.
Transplant berarti :
1) Mentransfer jaringan dari satu bagian ke bagian
lain.
2) Organ yang diambil dari badan untuk ditanam
ke daerah lain pada badan yang sama atau ke
individu lain.
Pemindahan suatu jaringan atau organ manusia
tertentu dari suatu tempat ke tempat lain pada
tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain dengan
persyaratan dan kondisi tertentu.
Menurut PP No 18 Tahun 1981
Bedah mayat klinis, bedah mayat anatomis dan
transplantasi alat serta jaringan tubuh manusia pasal 1
point C disebutkan bahwa transplantasi adalah
rangkaian tindakan kedoktoran untuk memindahkan
dan atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari
tubuh orang lain dalam rangka pengobatan untuk
menggantikan alat dan atau jaringan tubuh yang tidak
berfungsi dengan baik.
Organ yang dapat di transplantasi adalah :
1) Jantung
2) Ginjal
3) Paru-paru
4) Hati
5) Pancreas
6) Kulit
7) usus
Jaringan yang dapat di transplantasi adalah :
1) Kornea mata
2) Tulang
3) Tendon Transplantasi
merupakan cara atau
4) Katup jantung, dan upaya medis untuk
menggantikan organ
5) Vena atau jaringan yang
rusak atau tidak
berfungsi dengan
baik.
B. SEJARAH
Transplant pertama kali digunakan oleh John Hunter
yang merupakan bapak dari ilmu bedah experimental
surgery tahun 1778.
Alexis Carrel (1902) melakukan penggabungan
pembuluh darah.
Transplantasi kornea mata (1905)
Tranfusi darah (1918)
Transplantasi ginjal (1954) Dr. Joseph Murray
Transplantasi paru-paru (1963) Dr. James Hardy
Transplantasi Hati (1967) Dr. Thomas Starzi.
 Transplantasi Jantung Dr. Chirstian Barnard
Transplantasi usus kecil (1988)
Transplantasi hati donor hidup (1989)
Transplantasi paru donor hidup sedarah (1990)
C. Jenis Transplantasi
Autograft (pemindahan dalam satu tubuh)
contoh : luka bakar
Isograft (dua orang genetik sintetik)
contoh : ginjal
Allograft (pemindahan organ)
contoh : pemindahan jantung orang Sdh meninggal
Xenotranspantation (bukan manusia ke manusia)
Domino transplantation (multiple)
contoh : Donor paru dan Jantung
Transplantation split (donor hati, yang hatinya dapat dibagi
kedua penerima.)
D. Legal Etik Tranplantasi Organ
Respect for autonomy (otonom penderita)
bahwa mendonorkan organ merupakan perbuatan mulia.
Non Malefincence
memberikan penjelasan risiko
Beneficence
tujuan kebaikan tersebut dapat dihilangkan apabila lebih
tinggi risikonya.
Justice
prinsif keadilan
UU no 36 tahun 2009 tentang kesehatan dan PP no 18
tahun 1981 tentang bedah mayat anatomis dan
transplantasi alat serta jaringan tubuh manusia, pada
hakikatnya telah mencakup aspek etik, terutama
mengenai dilarangnya memperjual belikan alat atau
jaringan tubuh untuk tujuan transplantasi ataupun
meminta kompensasi material lainnya.
Aspek Legal Transplantasi
UU No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 65 ayat
1 dijelaskan bahwa : penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan dapat dilakukan melalui
transplantasi organ dan atau jaringan tubuh, implan
obat dan atau alat kesehatan, bedah plastik dan
rekontruksi, serta penggunaan sel punca.
Pada ayat 2 dan ayat 3 ditegaskan bahwa :
transplantasi organ dilakukan untuk tujuan
kemanusiaan dan dilarang untuk diperjual belikan
untuk tujuan apapun.
Bunyi pasal 64 ayat 2 dan 3 adalah :
2). Transplansi organ dan jaringan tubuh sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 dilakukan hanya untuk tujuan
kemanusiaan dan dilarang untuk dikomersialkan.
3). Organ dan atau jaringan tubuh dilarang
diperjualbelikan dengan dalil apapun.
Pasal-pasal lain dalam undang-undang non 36 tahun
2009 tentang kesehatan yang berkaitan dengan
transplantasi organ adalah pasal 65 ayat 1 dan 2, pasal
66, pasal 67 ayat 1.
PP No 18 Tahun 1981 tentang bedah mayat klinis,
bedah mayat anatomis dan transplansi alat serta
jaringan tubuh manusia diatur dalam pasal 1 point a s.d
e, pasal 10, pasal 11, pasal 12, pasal 13,pasal 14, pasal
15 ayat 1 dan 2, pasal 16, pasal 17, pasal 18.
ASPEK ETIK TRANSPLANTASI
Transplantasi merupakan upaya terakhir untuk menolong seorang
pasien dengan kegagalan fungsi salah satu organ tubuhnya.dari segi
etik kedokteran tindakan ini wajib dilakukan jika ada
indikasi,berlandaskan dalam KODEKI,yaitu:
Pasal 2.
Seorang dokter harus senantiasa melakukan profesinya menurut
ukuran tertinggi.
Pasal 10.
Setiap dokter harus senantiasa mengingat dan kewajibannya
melindungi hidup insani.
Pasal 11.
Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala
ilmu dan keterampilannya untuk kepentingan penderita.
Pasal-pasal tentang transplantasi dalam PP No. 18 tahun 1981,pada
hakekatnya telah mencakup aspek etik,mengenai larangan
memperjual belikan alat atu jaringan tubuh untuk tujuan
transplantasi atau meminta kompensasi material.Yang perl u
diperhatikan dalam tindakan transplantasi adalah penentuan saat
mati seseorang akan diambil organnya,yang dilakukan oleh (2)
orang dokter yang tidak ada sangkut paut medik dengan dokter yang
melakukan transplantasi,ini erat kaitannya dengan keberhasilan
transplantasi,karena bertambah segar organ tersebut bertambah baik
hasilnya.tetapi jangan sampai terjadi penyimpangan karena pasien
yang akan diambil organnya harus benar-benar meninggal dan
penentuan saat meninggal dilakukan dengan pemeriksaan
elektroensefalografi dan dinyatakan meninggal jika terdapat
kematian batang otak dan sudah pasti tidak terjadi pernafasan dan
denyut jantung secara spontan.pemeriksaan dilakukan oleh para
dokter lain bukan dokter transplantasi agar hasilnya lebih objektif
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai